Anda di halaman 1dari 49

LAPORAN PRAKTIK INDUSTRI

RIAN TIARNO
06121281722033

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK MESIN


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2019/2020
LAPORAN PRAKTIK INDUSTRI

DOCKING PADA KAPAL GOLDEN TULIP


DI
PT. Mariana Bahagia

DISUSUN OLEH:

RIAN TIARNO
NIM. 06121281722033

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK MESIN


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2019/2020
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MESIN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA

LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN PRAKTIK INDUSTRI

DOCKING PADA KAPAL GOLDEN TULIP


PT. Mariana Bahagia, Banyuasin

Oleh:
RIAN TIARNO
06121281722033

Palembang, 23 Januari 2020


Dosen Pembimbing, Pembimbing Lapangan

Drs. Harlin, M.Pd. Vendy Primadiyanto, S.T


NIP196408011991021001 NRP.01.13.0476
Mengetahui,
Ketua Program Studi Pendidikan Teknik Mesin

Drs. Harlin, M.Pd.


NIP196408011991021001

iii
Laporan Praktek Industri PT Mariana Bahagia.

PERNYATAAN KEASLIAN

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa Laporan Praktik Industri


ini adalah asli hasil karyasaya sendiri, dan sepanjang pengetahuan saya tidak
terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau dipublikasikan oleh orang
lain, kecuali yang secara tertulis disebutkan sumbernya dalam naskah dan dalam
daftar pustaka.

Banyuasin, Januari 2020


Yang menyatakan,

Rian Tiarno
NIM. 06121281722033

vi
Laporan Praktek Industri PT Mariana Bahagia.

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan hanya kehadirat Allah SWT, karena berkat
rahmat-Nya kami dapat melaksanakan kerja praktek yang bertempat di PT.
Mariana Bahagia pada tanggal 16 Desember 2019 sampai 20 Januari 2020.
Sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan kerja praktek ini dengan baik dan
tepat pada waktunya.
Dalam penyusunan dan penyelesaian laporan ini kami buat sebagai salah
satu syarat menyelesaikan mata kuliah kerja praktek yang dilakukan oleh penulis.
Dalam kerja praktek ini penulis banyak mendapatkan bantuan dari berbagai pihak.
Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih
yang sebesar-besarnya kepada :

1. Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat dan rahmat-Nya penyusun mampu
melaksanakan kerja praktek dan menyelesaikan laporan kerja praktik
dengan baik.
2. Bapak Yonhlee W Sutjipto, selaku Direktur Utama di PT. Mariana
Bahagia, Banyuasin, Sumatera Selatan.
3. Bapak Vendy Primadiyanto selaku pembimbing utama.
4. Bapak Drs. Harlin, M.Pd. dan Drs. H. Darlius, M.Pd. MM selaku
Koordinator sekaligus dosen pembimbing praktik industri.
5. Kedua orang tua, serta saudara-saudaraku yang selalu memberikan
motivasi, doa, serta cinta yang tulus bagi penulis.
6. Rekan-Rekan Mahasiswa dan adik-adik SMK, Serta Staff dan karyawan
dari PT. Mariana Bahagia.
7. Semua pihak yang turut mengambil peran besar ataupun kecil, baik dalam
pelaksanaan kerja praktek dan penyelesaian laporan oleh penulis di PT.
Mariana Bahagia.

vi
Laporan Praktek Industri PT Mariana Bahagia.

Dalam melakukan penulisan laporan kerja praktek ini penulis menyadari


masih banyak terdapat kekurangan dan kesalahan baik dalam tata cara penulisan
maupun data-data yang telah ditulis oleh penulis, untuk itu penulis harapkan kritik
dan saran kepada pembaca agar tercapainya kesempurnaan laporan kerja praktek
ini nantinya.
Akhir kata penulis mengharapkan laporan kerja praktek ini dapat
bermanfaat dan digunakan sebagai mana mestinya.

Palembang, Januari 2020


Penulis,

Rian Tiarno
NIM. 06121281722033

vi
Laporan Praktek Industri PT Mariana Bahagia.

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Mengadapai era perdagangan bebas perkembangan teknologi dan ilmu
pengetahuan pada saat ini semakin menuntut adanya pemenuhan kebutuhan
tenaga profesional, untuk mendapatkan dan memanfaatkan energi dari alam yang
jumlahnya sangat banyak perlu diadakan sarana atau instansi yang menanganinya
dan kebutuhan di era globalisasi sekarang ini menuntut tersedianya sumber daya
manusia yang handal, berkualitas dan siap pakai yang mampu bersaing
menghadapi tantangan di masa yang mendatang. Semua unsur tersebut terjalin
dalam satu kesatuan individu menjadi sebuah kompetensi. Meningkatkan
kompetensi seseorang dimulai bukan ssat telah memasuki dunia kerja, akan tetapi
sudah di bentuk sedini mungkin.
Universitas Sriwijaya sebagai salah satu lembaga pendidikan yang bertujuan
untuk meningkatkan dan menghasilkan tenaga profesional dan meningkatkan
kualitas sumber daya manusia yang baik. Dunia pendidikan menawarkan sebuah
program yang tidak hanya bersifat teoritis tetapi juga praktis, yaitu program
praktek industri atau kerja praktek. Kerja praktik merupakan salah satu mata
Kuliah wajib di Program Studi Pendidikan Teknik Mesin Universitas Sriwijaya
yang harus ditempuh mahasiswa Program Studi Pendidikan Teknik Mesin salah
satu syarat penyelesaian kurikulum. Dalam pelaksanaan kerja praktek ini
mahasiswa diharapkan dapat langsung mengaplikasikan ilmu yang didapat di
bangku kuliah untuk diterapkan dalam perusahaan maupun industri. Melalui
pengalaman ini dapat menambah wawasan mahasiswa sehingga memiki daya
nalar dan pemahaman mengenai pengetahuan Teknik Mesin yang lebih terarah.
Untuk melaksanakan program Kerja Praktik ini diperlukan suatu kerja sama
yang baik antara pihak perguruan tinggi dengan kalangan praktisi industri terkait.
PT. Mariana Bahagia, merupakan salah satu perusahaan yang mampu memberikan

1
Laporan Praktek Industri PT Mariana Bahagia.

kesempatan kepada mahasiswa untuk melaksanakan kerja praktek, karena secara


umum kegiatan building dan repairing menggunakan berbagai jenis mesin dan
alat dalam kegiatan operasional.

PT. Mariana Bahagia, merupakan perusahaan yang bergerak di bidang


perkapalan, khususnya memproduksi (build) dan memperbaiki (repair) kapal laut.
Sistem diperusahaan ini akan berjalan dengan baik dan efektif bila semua alat dan
mesin yang digunakan di tunjang dengan perawatan yang optimal dan efektif pula.
Bila terjadi kerusakan atau terhentinya salah satu rangkaian sistem maka
rangkaian sistem yang terhubung akan ikut terhenti. Melalui pengamatan secara
dekat maka penyusun memperoleh beberapa masukan untuk menulis laporan kerja
praktek khususnya Docking pada Kapal Golden Tulip.

1.2 Tujuan Kerja Praktik


Adapun tujuan melaksanakan Kerja Praktek di PT. Mariana Bahagia, adalah :
a. Untuk memenuhi mata kuliah Kerja Praktek Pendidikan Teknik Mesin
bidang studi Teknik Mesin.
b. Memahami dan menganalisa kegiatan-kegiatan yang ada di perusahaan,
yang terkhusus di bidang permesinan.
c. Mengikat pengalaman, wawasan dan daya nalar mahasiswa tentang
pengoperasian dan fungsi mesin-mesin dan aspek keteknikkan dalam
aplikasinya dalam suatu industri.
d. Sebagai perwujudan kerjasama dan tanggung jawab antara dunia industri
dengan dunia pendidikan agar selaras dan sejalan dengan kebutuhan
sumber daya manusia yang ada.
e. Untuk mengetahui apa saja proses yang dapat dilakukan pada Docking
kapal.

2
Laporan Praktek Industri PT Mariana Bahagia.

1.3 Manfaat Kerja Praktik


1.3.1 Bagi Mahasiswa
1. Memberikan gambaran ruang lingkup dunia kerja kerja dan
permasalahannya bagi mahasiswa untuk menghadapi persaingan
tenaga kerja dimasa yang akan datang.
2. Membantu memberikan perbekalan dan pengetahuan serta
keterampilan kepada setiap mahasiswa tentang kondisi yang
terdapat di lapangan secara nyata.
3. Perwujudan program keterkaitan dan kesepadaan antara dunia
pendidikan dan dunia industri/kerja.
4. Menjadi fasilator bagi pengembangan minat dan bakat mahasiswa
yang bersangkutan.

1.3.2 Bagi PT. Mariana Bahagia


Adapun beberapa manfaat yang diperoleh bagi perusahaan adalah :
- Dapat saling menukar informasi perkembangan teknologi antara institusi
pengguna teknologi dengan lembaga perguruan tinggi.
- Memperoleh masukan dari tentang kajian teoritis dari mahasiswa dan
kajian mahasiswa untuk memperbaiki kekurangan yang ada selama
melaksanakan Kerja Praktek.
- Secara khusus membantu mempersiapkan Mahasiswa Prodi Pendidikan
Teknik Mesin Universitas Sriwijaya sebagai tenaga kerja profesional yang
siap pakai untuk PT. Mariana Bahagia.

1.3.3 Bagi Fakultas


Manfaat bagi fakultas tempat mahasiswa berasal yaitu menyesuikan ilmu
yang didapat pada saat kulia dikampus yang telah dipelajari dengan lapangan
kerja praktek di PT. Mariana Bahagia, agar kurikulum yang telah diajarkan saat
kuliah dapat dikembangkan lagi sesuai dengan kebutuhan industri tempat
mahasiswa praktek.

3
Laporan Praktek Industri PT Mariana Bahagia.

1.4 Tempat dan Waktu Pelaksanaan Kerja Praktik


Praktik Kerja Industri dan pengambilan data dilaksanakan d lokasi PT.
Mariana Bahagia. Waktu pelaksanaan kerja praktek industri dilaksanakan pada
tanggal 16 Desember 2019-20 Januari 2020.

4
Laporan Praktek Industri PT Mariana Bahagia.

BAB II

PROFIL PERUSAHAAN INDUSTRI

6
Laporan Praktek Industri PT Mariana Bahagia.

2.1 Sejarah Singkat PT. Mariana Bahagia

PT. Mariana Bahagia merupakan perusahaan galangan kapal yang


bergerak di bidang perkapalan khususnya memproduksi kapal-kapal laut, repair
kapal dan tongkang yang berpusat di Banyuasin. PT. Mariana Bahagia didirikan
pada Agustus tahun 1980 oleh kelompok pengusaha pelayaran nasional, antara
lain PT. Pelayaran “Salam Bahagia”, PT. Pelayaran “Salam Sejahtera”, dan PT.
Pelayaran “Laut Kumala”. Perusahaan ini didirikan bertujuan untuk mendukung
perawatan dan perbaikan armada ketiga perusahaan pelayaran tersebut. Ketiga
perusahaan pelayaran ini bergerak di bidang angkutan general cargo rute dalam
negeri dan internasional.

Galangan kapal ini terletak di Sungai Musi, Sumatera Selatan dan dapat
diakses melalui darat yaitu terletak di Jalan Sabar Jaya, kecamatan Banyuasin
Kabupaten Musi Banyuasin atau kira-kira 30 km dari Bandar Sultan Mahmud
Badarudin Kota Palembang Provinsi Sumatera Selatan. PT. Mariana Bahagia
memiliki lahan seluas 5 ha. Sejak awal pembangunannya sudah dilengkapi dengan
3 unit slipways berkapasitas 1,000 DWT (dead weight ton) untuk melaksanakan
perawatan dan perbaikan kapal.

Awal program pembangunan kapal di PT. Mariana Bahagia dimulai


dengan membangun kapal-kapal jenis khusus untuk angkutan offshore seperti well
service vessels, tugs & oil barge, utility vessels, AHT (anchor handling tugs) dan
offshore structure yang dipesan oleh perusahaan pelayaran di bidang offshore
seperti PT. Bhaita, PT. Cumawis, PT. Osco Utama, PT. Wintermar, PT. Arial
Niaga Nusantara, PT. Sentosasegara Mulia Shipping, Petro China (Jabung) Ltd
dan Seacove Overseas Ltd. Alhamdulillah hingga kini semua target penyerahan /
delivery kapal tidak pernah mengalami keterlambatan.

7
Laporan Praktek Industri PT Mariana Bahagia.

Pada tahun 2002, PT. Mariana Bahagia mulai membangun kapal-kapal


jenis RORO pesanan Direktur Jenderal Perhubungan Darat, kemudian pada tahun
2004 PT. Mariana Bahagia mulai membangun kapal-kapal jenis MULTI-
PURPOSE dan kapal-kapal jenis penumpang & barang pesanan Pemerintah
Provinsi Papua dan beberapa Pemerintah Kabupaten di Papua. Pada tahun 2010,
PT. Mariana Bahagia mulai membangun kapal jenis PERINTIS pesanan Direktur
Jenderal Perhubungan Laut, Kemenhub.

Pada tahun 2004, PT. Mariana Bahagia mulai membangun kapal-kapal


jenis Anchor Handling Tugs (AHT) yang pada saat itu belum pernah dibangun
oleh galangan kapal di Indonesia selain galangan kapal di Pulau Batam. Kapal
yang diberi nama AHT Bintang Natuna pesanan PT Sentosasegara Mulia
Shipping dibangun dengan klasifikasi nasional, Biro Klasifikasi Indonesia (BKI).
Pada tahun 2011, PT. Mariana Bahagia telah berhasil melakukan export
perdananya yaitu 1 unit AHT berukuran 5,200 HP yang diberi nama AHT
Seacove Knight dengan klasifikasi American Berau of Shipping (ABS) kepada
perusahaan SEACOVE OVERSEAS LTD senilai USD 6 juta. Pada tahun 2012, PT.
Mariana Bahagia menyerahkan 1 unit pembangunan kapal baru yaitu: 1. KMP.
Tatihu, Kapal RORO type 750 GT, pesanan Ditjen Perhubungan Darat senilai Rp.
33,482 miliar, Pada tahun 2013, PT. Mariana Bahagia menyerahkan 2 unit
pembangunan kapal baru.

KMP Sebuku adalah Kapal RORO berbobot 5,000 GT dan merupakan


kapal RORO yang terbesar yang pernah dipesan oleh Pemerintah Indonesia serta
dibangun di galangan kapal nasional. Kapal ini memiliki LOA: 109,4 M, LBP:
19,6 M, D: 5,6 M yang berkemampuan mengangkut penumpang sebanyak 812
orang, kendaraan trailer sebanyak 28 unit, kendaraan truk medium sebanyak 35
unit dan kendaraan sedan sebanyak 63 unit.

8
Laporan Praktek Industri PT Mariana Bahagia.

2.2 Denah Lokasi Beserta Alamat PT. Mariana Bahagia

Lokasi PT. Mariana Bahagia berkantor pusat di Jalan Sabar Jaya, Mariana
Ilir, Kabupaten Banyuasin atau kira-kira 30 km dari Bandar Sultan Mahmud
Badarudin Palembang Propinsi Sumatera Selatan. PT. Mariana Bahagia memiliki
lahan seluas 5 ha. Sejak awal pembangunannya sudah dilengkapi dengan 3 unit
slipways berkapasitas 1,000 DWT (dead weight ton) untuk melaksanakan
perawatan dan perbaikan kapal.

2.3 Struktur Organisasi PT. Mariana Bahagia

Dewan Direksi

Direktur
Utama

Direktur Teknik Direktur Direktur Operasi


& Keuangan & &
Pengembangan Personalia Marketing

Satuan Satuan Satuan Satuan


Penelitian& Perbaikan & Pengawas
Jaminan Mutu
Perencanaan Pemeliharaan Intern

Divisi Divisi Divisi Divisi


Survey Mesin & Lambung Personalia Divisi
Listrik & & Umum Keuangan
Material

9
Laporan Praktek Industri PT Mariana Bahagia.

2.4 Makna dan Nilai PT. Mariana Bahagia

a. Visioner

Bekerja Cerdas.

b. Integritas

Mengedepankan perilaku percaya, terbuka, positif, jujur, berkomitmen dan


bertanggung jawab.

c. Inovatif

Selalu bekerja dengan kesungguhan untuk memperoleh terobosan baru untuk


menghasilkan produk dan layanan terbaik dari sebelumnya.

d. Professional

Melaksanakan semua tugas sesuai dengan kompetensi, dengan kreativitas,


penuh keberanian, komitmen penuh, dalam kerjasama untuk keahlian yang terus
menerus meningkat.

e. Sadar Biaya dan Lingkungan

Memiliki kesadaran tinggi dalam setiap pengelolaan aktivitas dengan


menjalankan usaha atau asas manfaat yang maksimal dan kepedulian lingkungan.

2.5 Visi dan Misi PT. Mariana Bahagia

2.5.1 Visi Perusahaan

10
Laporan Praktek Industri PT Mariana Bahagia.

Perusahaan energi kelas dunia yang peduli lingkungan merupakan sebuah


visi perusahaan PT. Mariana Bahagia. Dengan visi tersebut, diharapkan PT.
Mariana Bahagia tidak hanya menjadi perusahaan produksi kapal saja, melainkan
dicita-citakan dapat berkembang menjadi suatu perusahaan energi kelas dunia
yang dapat memberikan nilai optimal bagi stoke holder yaitu pemegang saham,
karyawan dan masyarakat sekitar perusahaan.

2.5.2 Misi Perusahaan

Untuk mencapai sebuah misi, perusahaan berusaha untuk “Mengelola


sumber energi dengan mengembangkan kompetensi korporasi dan keunggulan
instansi untuk memberikan nilai tambah maksimal bagi stoke holder dan
lingkungan disekitar perusahaan”.

11
Laporan Praktek Industri PT Mariana Bahagia.

BAB 3
Kegiatan Praktik

3.1 Kajian Pustaka

Pengedokan (docking) merupakan suatu proses memindahkan kapal dari


air/laut ke atas dock dengan bantuan fasilitas pengedokan. Untuk melakukan
pengedokan kapal ini, harus dilakukan persiapan yang matang dan berhati-hati
mengingat spesifikasi bentuk kapal yang khusus dan berbeda-beda setiap kapal.
Biro Klasifikasi Indonesia (BKI) dan Syah Bandar menentukan periode-periode
pengedokan kapal (perbaikan kapal diatas dok), yang semuanya tergantung dari
umur kapal, jenis bahan yang dipakai sebagai badan kapal, keadaan/kebutuhan
kapal.
Untuk keperluan membersihkan badan kapal dibawah garis air, memeriksa
kerusakan-kerusakan, memperbaiki kerusakan-kerusakan  serta mencat badan
kapal dibawah garis air maka dapat digunakan beberapa jenis dok yaitu  Dok
Kolam (Graving Dock/Dry Dock);    Dok Apung (Floating Dock);  Dok Tarik
(Slipway Dock);  Dok Angkat (syncrholift).
Manga (1993) menyatakan bahwa untuk mesin penggerak sistem dua
langkah, dengan enam silinder, dapat dikopel langsung dengan baling-baling.
Sedangkan mesin penggerak empat langkah dengan enam slinder harus dikopel
dengan terlebih dahulu menggunakan ‘reduction gear’ sebelum dihubungkan
dengan baling-baling. Hal ini mengesampingkan fungsi lain dari ‘gear box’, juga
dapat mengubah arah keluaran putaran menjadi maju ataupun mundur. Sebab
mesin dua langkah lebih memiliki tenaga atau lebih tanggap (responsive) ketika
diberi beban dibandingkan mesin empat langkah. Hal ini pada akhirnya
berdampak kepada penghematan pemakaian bahan bakar. Karena mesin akan
memerlukan lebih banyak bahan bakar untuk menghasilkan tenaga yang besar.
Untuk merencanakan kamar mesin seluruh kebutuhan sistem harus
ditentukan secara detail. Di dalam pertimbangan perancangan kamar mesin bukan

12
Laporan Praktek Industri PT Mariana Bahagia.

hanya meminimumkan volume ruang mesin atau panjang kamar mesin namun
harus di pertimbangkan pencapaian layout yang rational untuk mesin utama dan
mesin bantu. Juga harus dipertimbangkan kemungkinan untuk pemasangan,
pengoperasian, perawatan praktis, reparasi maupun penggantian.

3.1.1 Jenis Pengedokan


Untuk keperluan membersihkan badan kapal dibawah garis air, memeriksa
kerusakan-kerusakan, memperbaiki kerusakan-kerusakan  serta mencat badan
kapal dibawah garis air maka dapat digunakan beberapa jenis dok yaitu :

3.1.1.1 Dok Kolam (GRAVING DOCK/DRY DOCK).

Gambar 3.1 Graving Dock

Graving Dock yaitu suatu fasilitas pengedokan kapal yang berbentuk


meyerupai Kolam yang terletak di tepi pantai. Pada graving dock mempunyai
beberpa elemen atau bagian yang penting diantaranya adalah: pintu penutup (yang
berhubungan dengan perairan pantai), pompa-pompa pengering, mesin gulung
(cupstand), tangga-tangga (untuk naik turun keadasar dan atas kolam, crane
(untuk transportasi) dll.
Dimana umumnya dinding-dinding sisi dan belakang terdiri dari bangunan
beton bertulang, Dasar dari kolam ini terdiri dari beton bertulang yang telah

13
Laporan Praktek Industri PT Mariana Bahagia.

dipancang paku-paku bumi (concrete pile) sedangkan pintu penutupnya terbuat


dari pelat baja yang konstruksinya dibuat sedemikian rupa, sehingga pintu
tersebut dapat mengapung, dimana pintu penutup ini dilengkapi tangki-tangki
ballast yang digunakan untuk menenggelamkan dan mengapungkan pada waktu
pengoperasiannya serta dilengkapi dengan katup-katup (valves) dan pompa-
pompa. Pada bagian bibir pintu yang bersinggungan dengan bibir kolam (graving
dock) diberi packing dari karet untuk memperoleh kekedapan pada waktu air
dalam kolam kosong.
Sebelum kapal dimasukan kedalam graving dock, maka graving dock diisi 
diisi dengan air dengan cara membuka katup, setelah permukaan air didalam
graving dock sama dengan permukaan air perairan, maka pintu (gate) dibuka atau
digeser dan kapal dimasukkan kedalam graving dock. Kapal diatur setelah dalam
kedudukan yang direncanakan, pintu ditutup lagi dan air didalam graving dock
dipompa keluar yang sebelumnya katup pemasukannya ditutup . waktu
pemompaan  (jumping time) tergantung dari jumlah dan kapasitas pompa serta
jumlah air yang masuk kedalam graving dock. Setelah graving dock dipompa
kering, kekedapan air dari pintu dock tidak sepenuhnya kedap. Kemungkinan
masih masuknya air kedalam dock dialirkan pada got dan selang beberapa waktu
dapat dipompa keluar dengan pompa khusus.
Keuntungan secara umum dari Graving Dock  adalah sebagai berikut :
- Aman
Lebih aman untuk pengedokan kapal dibanding peralatan
pengedokan lainnya misalnya floating dock. Sebab graving dock suatu
bangunan yang tetap sedangkan floating dock adalah bangunan yang
terapung.
- Umur pakainya lama
Umur daya pemakaiannya tinggi dan lama dibandingkan peralatan
pengedokan lainnya.
- Perawatan cukup rendah
- Dapat digunakan untuk pembangunan kapal baru

14
Laporan Praktek Industri PT Mariana Bahagia.

Dengan merubah atau memperluas dinding samping dan belakang


maka graving dock dapat dirubah menjadi launching dock, yang dapat
digunakan tidak saja untuk reparasi tetapi bangunan baru dengan
menggunakan metode arus posisi (positional flow method far new building
ship). 
Kerugian secara umum dari Graving Dock  adalah sebagai berikut :
 Biaya pembangunannya cukup besar atau mahal.
 Waktu pebuatannya lama
 Permanen/tidak bisa dipindah
 Lokasi/tempat amat berpengaruh

3.1.1.2 Dok Apung ( FLOATING DOCK )

Gambar. 3.2. Floating Dock


Floating Dock adalah suatu bangunan konstruksi dilaut  yang digunakan
untuk Pengedockan kapal dengan cara menggelamkan dan mengapungkan dalam
arah vertikal. Konstruksi floating dock ini umumnya terbuat dari baja dan plat,
dimana sumber Listrik penyuplinya dapat digolongkan menjadi dua yaitu : suplai
listrik dari darat  atau dari floatingnya sendiri. Salah satu hal yang paling tampak
dari floating dock ini adalah kemampuannya untuk mereparasi pontonya sendiri
(self dockijng).

15
Laporan Praktek Industri PT Mariana Bahagia.

Gambar. 3.3. Floating Dock


Bagian-bagian utama dari Dock Apung adalah sebagai berikut :
 Pompa pengeluaran
 Katup-katup pemasukan
 Jangkar dan rantai jangkar
 Crane pengangkat
Pompa-pompa dan katup-katup serta pipa-pipa induk, dimana untuk
pemompaan ini dapat dikendalikan dari suatu tempat yang disebut control house.
Disamping itu karena dok apung merupakan suatu bangunan yang terapung maka
haruslah perlu ada peralatan untuk bertambat agar jangan sampai bergeser
kedudukannya disebabkan oleh arus, ombak, atau angin. Peralatan untuk
bertambat ini jelas dengan jangkar atau rantainya dimana kadang-kadang
digunakan juga bangunan beton atau pipa pancang yang ditempatkan pada dasar
perairan sebagai bantuan.
Selain itu dok juga diperlengkapi peralatan untuk menarik atau menggeser
kapal yang akan dinaikkan serta kran – kran yang diperlukan untuk transportasi
pada waktu reparasi. Sebelum Dok apung yang dibuat dari plat dan beton
bertulang untuk pengedokan kapal yang tak begitu besar dipakai material dok
apung dari kayu. Dimana dok apung dari kayu dibuat pada waktu itu karena
pemakaian kayu jauh lebih murah dari pada material lainnya .
Pemakaian kayu akan lebih elastic dan baik memakan beban pukulan,
tetapi mempunyai beberapa kekurangan diantarannya terpaksa dibangun banyak
seksi dok akan sukar mendapatkan kekuatan memanjang dok yang diperlukan.
Oleh karena itu agar dapat dibuat dok apung yang mempunyai sifat- sifat yang
baik maka dibuat dari beton bertulang. Dok apung yang dibuat dari beton
bertulang mempunyai beberapa kebaikan diantarannya :

16
Laporan Praktek Industri PT Mariana Bahagia.

1. Pemakaian material lebih sedikit sekitar 1/3 dari pemakaian material dok apung
dari plat.
2. Harganya kurang lebih 25 % lebih kecil disbanding harga dok apung dari plat.
3. Tidak akan berkarat dan tak akan diperlukan pengecatan.
4. Biaya eksploitasi lebih rendah disbanding dengan dok apung dari plat (dengan
memperhitungkan, lebih rendahnya pemeliharaan, biaya perbaiakan dan
penggantian). Berdasarkan penelitian dok apung dari beton bertulang tak
membutuhkan perbaikan besar, tidak seperti dok apung dari plat setiap 20 tahun
karat diadakan reparasi besar.
5. Kekuatan serta daya tahannya menunjukkan beberapa ketebalan.

Kelebihan dari dok apung dibanding dengan dok kolam ialah :


1. Dok apung dapat dipindahkan kesebarang tempat perairan betapapun jauhnya.
2. Biaya pembuatannya (diukur penjangkaran) 3 – 4 kali lebih murah disbanding dok
kolam.
3. Kemampuan dok apung dapat menaikkan kapal dengan kemiringan memanjang
dan melintang yang cukup besar.
4. Dok apung dapat menaikkan kapal dengan panjang 15 – 20 % daripada panjang
dok apungnya sendiri, sedangkan dok kolam tidak bias.

Kekurangannya ialah :
1. Umur pemakain lebih rendah dibanding dok kolam.
2. Memerlukan dalam perairan yang cukup dalam agar jngan sampai dok apung
duduk dilumpur ( dasar peranan ) pada waktu akan dapat menaikkan kapal.
3. Memakai tenaga yang lebih besar dibanding dengan dok kolam.

3.1.1.3 Dok Tarik (SLIPWAY DOCK)

Dok tarik (Slip Way) adalah fasilitas pengedokan kapal dengan cara
medudukan kapal diatas kereta yang disebut trolley dan menarik kapal tersebut
dari permukaan air dengan mesin derek dan tali baja melalui suatu rel yang

17
Laporan Praktek Industri PT Mariana Bahagia.

menjorok masuk kedalam perairan dengan kecondongan tertentu sampai ketepi


perairan yang tidak terganggu oleh pasang surut dari air laut.

Gambar. 3.4. Slipway Dock


Slipway adalah peralatan di tepi peraiaran yang diguanakan untuk
menaikkan kapal yang akan diperbaiki melalui rel dan pertolongan keret serta
dengan beberapa penggeserannnya. Seperti pada heling, sleepway pun tergantung
kedudukan kapal terhadap rel terbagi atas Slipway melintang dan Slipway
mamanjang.
Proses pengedokan pada slipway adalah sebagai berikut:
1. Pengaturan keel block dan side block pada kereta yang mengacu pada docking
lines plan.
2. Membuka pintu slip way dengan cara memompa keluar air yang ada di tangki
pintu slipway.
3. Kapal didorong dengan tugboat menuju pintu silway, pada kapal tersebut pada
bagian kanan dan kiri diberi tali untuk mengarahkan kapal supaya pas pada keel
block dan side block yang sudah dibuat.
4. Setelah itu kapal yang sudah duduk diatas kereta ditarik keata.
5. Slipway ditutup kembali dan airnya dipompa keluar.

3.1.1.4 Dock Angkat (SYNCRHOLIFT)

18
Laporan Praktek Industri PT Mariana Bahagia.

Gambar. 3.5. Syncrolift Drydock


Syncrolift adalah cara pengedokan kapal dengan menggunakan lift.
Platform dari syncrolift diturunkan dengan pertolongan penghantar dan lift dari
beberapa mesin Derek listrik kanan dan kiri. Setelah platform mencapai
kedudukan yang tertentu, yang sudah barang tentu telah dipersiapkan balok lunas
dan balok samping yang diperlukan maka kapal dimasukkan . Kemudian platform
diangkut sampai pada permukaan. Penghantar tetap dari platform itu dapat berupa
pipa baja atau beton. Jumlah mesin Derek listrik ini minimum adalah empat, lebih
banyak lebih baik.
Untuk mempertinggi efisiensi dari syincrolift ini biasanya digunakan lagi
rel penggeser (transfer system) baik arah memanjang atau melintang sehingga
dapat memperbaiki beberapa kapal atau membuat kapal baru.

3.2 Materi yang diamati


Dalam proses perbaikan kapal, terdapat istilah docking. Docking
(pengedokan) adalah segala jenis perbaikan yang dilakukan diatas dok. Mengingat
kapal adalah suatu produk yang sangat padat teknologi, maka dibutuhkan
persiapan yang sangat matang sebelum dilakukannya docking. Hal ini bertujuan
untuk menekan biaya (cost) dan mempercepat waktu docking agar kapal dapat
segera digunakan kembali sesuai fungsinya.

3.2.1 Persiapan docking list


Sebelum kegiatan docking dilakukan, Fleet Superintendent (surveyor dari
pihak perusahaan pelayaran) harus menyiapkan beberapa dokumen yang

19
Laporan Praktek Industri PT Mariana Bahagia.

diperlukan untuk menyusun Docking List. Ia juga bertanggung jawab untuk


merencanakan dan mengeksekusi kapal selama berada di galangan, koordinasi
teknis, mutu pekerjaan, dan keberterimaan terhadap pekerjaan docking yang
dilaksanakan. Beberapa kandungan dari Docking List dan hal-hal yang
diperhatikan antara lain :
a. Catatan Perbaikan
Berisi tentang record perbaikan yang pernah dialami oleh kapal, baik docking
sebelumnya maupun perbaikan yang dilakukan oleh Anak Buah Kapal(ABK)
sendiri ketika kapal beroperasi.
b. Persiapan Keselamatan dan Keamanan Kapal Selama Dry Docking
Tujuan dari persiapan ini yakni mengosongkan dan membersihkan (cleaning)
tangka-tangki, terutama tangka yang memuat bahan kimia. Hal ini bertujuan
agar survey dan perbaikan dapt dilakukan dengan baik.
c. Persayaratan Kelas Periodik
Pihak pelayaran sebaiknya memperhatikan jadwal survey periodik sebuah
kapal. Sehingga kapal melakukan docking hanya pada periode yang
mewajibkan docking, seperti ketika Survey Antara dan Survey Pembaruan
Kelas. Kecuali untuk kapal yang berpenumpang lebih dari 12 orang,
diwajibkan naik dok di setiap survey tahunan.
d. Laporan-Laporan dari Engine dan Perawatan
Merupakan Laporan khusus yang berisi perawatan, kerusakan, perbaikan
yang terjadi pada mesin mulai dari engine dalam kondisi baru. Laporaan
tersebut harus ada dalam Docking List, dan berguna sebagai acuan survey
pada mesin.
e. Laporan-Laporan dari Fleet Supevisor

3.2.2 Persiapam Pembuatan SOW (SCOPE OF WORK)


SOW adalah daftar pekerjaan dan perbaikan yang dibuat oleh perusahaan
pelayaran dan diserahkan kepada pihak galangan.
a. Waktu Pembuatan

20
Laporan Praktek Industri PT Mariana Bahagia.

Persiapan dalam membuat SOW dilakukan tepat setelah kapal meninggalkan


galangan ketika perbaikan sebelumnya. Nahkoda kapal, Mualim 1, dan KKM
(Kepala Kamar Mesin) harus memasukkan daftar perbaikan baru secara sistematis
dan teratur untuk update List yang dimiliki Fleet Supervisor (Surveyor dari pihak
perusahaan pelayaran).
b. Teknis Pembuatan
SOW dibuat buat berdasarkan daftar perbaikan yang tercatat. Lalu daftar
tersebut dievaluasi secara periodik dan bisa dihapus dari daftar bila sudah
dilaksanakan. Kemudian spesifikasi baru dari sebuah equipment yang telah
diperbaiki harus lengkap dan diterima oleh Maintenance Department setidaknya 6
bulan sebelum docking dilaksanakan. Jadi, daftar itulah yang akan dibuat dasar
pembuatan SOW.
c. Tambahan
Sebelum pelaksanaan docking, Fleet Supervisor memeriksa kapal (dalam
aspek keselamatan dan keamanan) dan mempersiapkan laporan inspeksi yang
merupakan perbandingan kondisi kapal dibandingkan dengan SOW. Hasil
perbandingan tersebut akan didiskusikan dengan pihak galangan.
Prosedur ini diperlukan untuk menghindari adanya pekerjaan tambahan
yang baru teridentifikasi saat kapal sudah di galangan. Pekerjaan tambahan
tersebut dapat menyebabkan meningkatnya biaya dan keterlambatan selesainya
docking. Hal tersebut sebisa mungkin harus dihindari.

3.2.3 PERSIAPAN
Bila SOW telah selesai, SOW tersebut dapat ditawarkan pada galangan-
galangan yang bersedia mengerjakan atau dengan kata lain ditenderkan. Namun
bila ada kerusakan atau permasalahan operasional yang bersifat darurat maka
prosedur ini bisa ditiadakan dengan cara langsung menunjuk galangan yang
langsung bisa menangani kerusakan dan permasalahan tersebut.
Dari proses sebelumnya telah ditentukan SOW dari kapal yang akan
melakukan docking. Dari SOW tersebut, owner akan membuka proses tender
kepada pihak pihak dock yang dipilih. Setiap dock akan mengajukan penawaran,

21
Laporan Praktek Industri PT Mariana Bahagia.

dan owner akan memilih dock yang sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan,
serta berdasarkan rekomendasi dari owner surveyor. Proses ini memerlukan waktu
yang cukup panjang. Jika kapal mengalami masalah operasional yang cukup berat
atau darurat, proses di atas dapat diringkas.

3.2.3.1 Proses Persiapan Kapal


 Kapal ditambatkan di Dermaga dan mematikan semua mesin utama kapal.

 Menurunkan barang-barang yang tidak dipelukan dalam proses perbaikan


kapal, misalnya drum dan barang lainnya yang mudah bergeser.
 Memasukan alat-alat yang menonjol keluar kapal misalnya stabilisato kapal.

 Kapal diusahakan tegak tidak dalam posisi miring ataupun nungging.

 Kapal yang naik dock diusahakan dalam keadaan free gas demi keselamatan


karyawan dalam proses perbaikan.
 Menyediakan tali temali, fender dan peralatan yang lain yang dapat
digunakan sewaktu-waktu.
 Menyediakan kapal tunda sebagai pemandu kapal.

 Pengosongan tangki, baik tangki bahan bakar, pelumas, ballast dll.

 Menyediakan gambar yang dibutuhkan dalam proses pengedokan, seperti


a. General arrangement
b. Midshipman section
c. Lines plan
d. Shell expantion
 Memperhatikan posisi waktu gelombang air (pasang/ surut) untuk proses
pemasukan kapal maupun pengeluaran kapal dari dock dengan dibantu kapal
bantu dan tug boat.

3.2.3.2 Persiapan Docking oleh Pihak Galangan


Sebelum memasukkan kapal perlu kita perhatikan hal-hal sebagai berikut:
 Mesin harus mati kecuali mesin winch

22
Laporan Praktek Industri PT Mariana Bahagia.

 Kapal diatur supaya trim yang terjadi adalah trim minimum.

 Kapal harus bebas dari muatan berbahaya dan gas

 Kesiapan fasilitas sandar (bolder, tali, crew dock dll)

 Selain memperhatikan hal-hal tersebut diatas perlu juga dipersiapkan hal-hal


sebagai berikut:
a. Pengaturan keel block dan side block, yang mengacu pada docking line
plan.
b. Pada keel block 1 m terdiri dari beton cor setinggi 70cm dan bantalan kayu
keras setinggi 30 cm.
c. Peninggian side block diatur sesuai bentuk gading-gading kapal.
d. Kapal-kapal dengan lebar sama atau lebih dari 16m dibuat side
block antara, dimana jarak antar block maksimal 2 m atau diatur tumpuan
maksimal pada landasangraving tidak lebih.
e. Posisi bottom plug, peralatan elektronik dibawah kulit lambung, sea chest,
dan sepatu kemudi tidak boleh bertumpu pada stop block.
f. Jarak pengaturan lock sebagai berikut:
 4 buah keel block terdepan dan 5 buah paling belakang jarak antar stop
blockmasing-masing adalah 50 cm dan diikat masing-masing menjadi 1
unit agar saat kapal duduk susunan keel block tidak bergeser pada
pondasi.
 Jarak antara keel block masing-masing 2 m
 Jarak antara side block masing-masing 3 m, 3,5 m, 4 m tergantung
masing-masing jarak frame dan besar kapal.
 Penempatan side block diletakkan dalam daerah setengah lebar –R bilga
 Penempatan side block antara, tergantung posisi side keel pada konstruksi
kapal tersebut.
g. Penempatan keel block, side block dan side block antara diusahakan
bertumpu pada wrang-wrang double bottom, sekat melintang dan

23
Laporan Praktek Industri PT Mariana Bahagia.

memanjang sekat melintang dan memanjang untuk menghindari deformasi


pada plat bottom.
h. Penandaan garis, titik, untuk posisi acuan pembentukan kapal.
i. Persiapan tug boat, dock master dan crew dock, batang stut ukuran, tali-
temali, tangga dan lain-lain.
j. Setelah pekerjaan persiapan selesai, kapal dapat dimasukkan, urutan sesuai
dengan proses docking.

3.2.4 Rekomendasi dari badan klasifikasi

Gambar. 3.6. BKI salah satu badan klasifikasi di Indonesia

Sebelum dilakukan docking, surveyor dari kelas (BKI, NK, GL dsb) akan
menginspeksi kapal. Dari hasil inspeksi, surveyor kelas akan membuat
rekomendasi perbaikan yang kemudian diserahkan kepada pihak kapal.
Rekomendasi tersebut juga harus dimasukkan ke dalam SOW dan nantinya juga
turut diserahkan kepada pihak dock.
Di Indonesia badan yang melakukan inspeksi kapal dilakukan oleh PT.
Biro Klasifikasi Indonesia (PERSERO) atau disingkat BKI. BKI merupakan satu-
satunya badan klasifikasi nasional yang diberikan kewenangan oleh pemerintah
Indonesia untuk mengklasifikasi kapal niaga berbendera Indonesia. Kegiatan
klasifikasi tersebut merupakan kegiatan penggolongan kapal berdasarkan
konstruksi lambung, mesin, dan listrik kapal dengan tujuan memberikan salah satu
penilaian atas laik laut kapal tersebut untuk berlayar.

24
Laporan Praktek Industri PT Mariana Bahagia.

3.2.5 Pemberitahuan Kepada Badan Klasifikasi dan Syahbandar


Persiapan untuk kapal naik dok oleh pihak pemilik kapal, surveyor dan
pihak dock :
I. PIHAK KAPAL.
a. PERENCANAAN:
1) Merencanakan kapal naik dock.
2) Merencanakan docking list dan repair list.
3) Merencanakan muatan untuk naik dock.
4) Merencanakan surat menyurat untuk ke kantor pusat.
5) Merencanakan spare part untuk naik dock.

b. PERSIAPAN:
1) Menyiapkan drawing kapal.
2) Menyiapkan docking list dan repair list.
3) Menyiapkan trim yg dikehendaki.
4) Menyiapkan peralatan dan spare part yg ada di kapal.

II. PIHAK PEMILIK KAPAL:


a. PERENCANAAN:
1) Merencanakan kapal untuk naik dock.
2) Merencanakan tender harga dan tender dock.
3) Merencanakan peralatan dan spare part untuk dock.
4) Merencanakan dana untuk dock.
5) Merencanakan schedule kapal operasi.

b. PERSIAPAN:
1) Menyiapkan tender harga dana atender dock.
2) Menyiapkan surat kepada dock yang ikut tender.
3) Menyiapkan surat kepada instansi yg terkait.
4) Menyiapkan instruksi ke kapal.
5) Menyiapkan schedule kapal operasi.

25
Laporan Praktek Industri PT Mariana Bahagia.

6) Menyiapkan dana untuk dock.

III. PIHAK DOCK.


a. PERENCANAAN:
1) Merencanakan ikut tender.
2) Merencanakan dock space
3) Merencanakan SDM.
4) Merencanakan peralatan dan spare part.
5) Merencanakan fasilitas dock.

b. PERSIAPAN:
1) Menyiapkan ikut tender harga dan dock.
2) Menyiapkan peralatan2 dan spare part.
3) Menyiapkan SDM yang dibutuhkan.
4) Menyiapkan fasilitas dock.
5) Menyiapkan surat ke instansi terkait.

3.2.6 Persiapan untuk perbaikan dan docking di galangan


Sebelum docking, Nakhoda, KKM dan Mualim I harus memastikan
bahwa semua persiapan sudah diselesaikan, persiapan tersebut meliputi:

3.2.6.1 Ballasting dan trimming ke kondisi yang diinginkan.


Tangki-tangki ballast harus dikosongkan minimal hanya ada sedikit air
dalam ballast hanya untuk mengatur supaya stabilitas posisi kapal dapat
ditentukan. Perbedaan sarat haluan dan sarat buritan tidak boleh terlalu besar,
kemiringan melintang kapal pun harus diusahan nol. Semua ini dilakukan untuk
memudahkan proses docking kapal pada dudukan dock yang sudah ada.

26
Laporan Praktek Industri PT Mariana Bahagia.

Gambar. 3.7. Posisi air di tangka ballast

3.2.6.2 Menguras dan melakukan gas-freeing pada tangki minyak yang


akan dilaksanakan perbaikan.
Adalah proses menghilangkan gas-gas yang berbahaya yang terkandung pada
tangki-tangki seperti H2S sebelum dilakukan proses perbaikan kapal. Proses ini
bertujuan supaya pada saat pengecekan pertama (first man entry) tidak terjadi
kecelakaan kerja, meski demikian personel yang ditugaskan wajib memakai
perlengkapan keselamatan lengkap seperti
 Chemical resistant coverall,
 Breathing apparatus,
 Safety shoes dan Helm safety.

Sedangkan untuk meninimalisir kecelakaan kerja pada manusia maka


perlu diterapkan peraturan yang sesuai, yaitu:
a) Prosedur alat keselamatan (ISM CODE 16)
 Selalu diperlihara dalam keadaan minimal sesuai standar untuk lulus dalam
“safety equipment survey”.
 Dipelihara dan pemeliharaannya perlu dilakukan dengan jarak waktu yang
ditentukan perusahaan
 Dicoba satu kali seminggu terhadap perlengkapan-perlenkapan khusus bahwa
alat-alat tersebut siap untuk dipakai.
 Pemeliharaan juga harus mengikuti “manufacturer’s instruction manuals”.
harus ada satu file di anjungan mengenai cara kerja semua alat “LSA & FFA”
di kapal.
Chief officer adalah orang yang bertanggung jawab saat proses
pelaksanaan gas freeing ini dan wajib diikuti oleh seluruh awak kapal/anak
buah kapal (ABK) di dek untuk menjalankan tindakan keselamatan. Selama
operasi gas freeing hanya personel yang terlibat langsung dalam operasi ini
saja yang diperbolehkan berada di dek utama.

27
Laporan Praktek Industri PT Mariana Bahagia.

3.2.7 Pengawasan, tes fungsional dan pengujian – Owner Surveyor


Selama kapal menjalani proses repair, maka owner serveyor menjadi pihak
yang berfungsi mengawasi repairing. Dari pemilik kapal sendiri pastinya ingin
semua pekerjaan yang dikerjakan sesuai dengan yang ada di docking list.
Sehingga perlu diadakan pengawasan. Maka apabila pada waktu repair ada yang
tidak sesuai dengan yang diinginkan, maka owner surveyor segera memberitahu
bahwa hal ini belum sesuai. Sebab apabila proses repair yang seharusnya misal
satu hari selesai , karena salah, maka bisa menjadi dua hari atau lebih. Dan hal ini
berdampak pada biaya sewa lahan dari galangan yang cenderung mahal. Owner
surveyor dalam melakukan tugasnya harus menyesuaikan dengan regulasi dari
yang disyaratkan oleh BKI.

3.2.8 Pengontrolan
Owner Surveyor dibantu oleh tim harus selalu melakukan pengawasan
pada semua pekerjaan pekerjaan pemeliharaan dan perbaikan selama
berlangsungnya docking. Pengawasan harus meliputi kualitas sesuai dengan
spesifikasi dan jadwal penyelesaiannya.
Segera setelah pekerjaan selesai, hasil pekerjaan harus diinspeksi untuk
disetujui atau ditolak. Owner Surveyor, dibantu oleh tim, harus
mengkonfirmasikan semua pekerjaan termasuk pekerjaan tambahan yang telah
dikerjakan dan diselesaikan sesuai dengan:
 Spesifikasi perbaikan
 Persetujuan pekerjaan tambahan
 Spesifikasi atas kebutuhan kualitas yang telah disetujui.
 Jadwal dan rencana kemajuan kerja yang telah disetujui

3.2.9 Pengetesan Akhir


Ketika semua pekerjaan dan perbaikan dan juga pengawasan telah
dijalankan, maka sebagai finalisasi atau tahap akhir yaitu pengujian akhir. Semua
sistem ataupun komponen yang telah direpair atau dibangun baru akan ditest
ulang apakah sudah berjalan dengan baik atau belum. Owner surveyor akan

28
Laporan Praktek Industri PT Mariana Bahagia.

bekerja sama dengan nahkoda dan juga galangan untuk pengujian akhir ini.
Nahkoda akan mengoperasikan semua sistem dan juga komponen yang direpair,
atau lebih mudahnya mengoperasikan kapal. Kemudian nahkoda akan mengetes
dan apabila dalam kapal masih terdapat kesalahan atau pun missing repair , maka
nahkoda akan melaporkan ke owner surveyor bahwa pada bagian ini masih
terdapat kesalahan. Maka owner surveyor akan langsung menkoordinir ke pihak
galangan bahwa pada bagian ini masih terdapat kegagalan sistem. Maka pihak
galangan akan memperbaiki ulang sistem yang gagal ataupun komponen tersebut,
karena masih menjadi tanggungan atau garansi dari galangan.
3.3 Proses Pengedokan (docking)
Setelah kapal dinaikkan ke atas dock, hal selanjutnya yaitu melakukan
proses-proses yang dibutuhkan untuk memperbaiki bagian-bagian kapal yang
perlu dilakukan perbaikan sesuai dengan data perbaikan yang sudah dibuat oleh
pemilik kapal dan galangan kapal.
Perbaikan pada bangunan kapal dilakukan terbatas hanya pada daerah
yang telah diberi penandaan atau marking saja bedasarkan permintaan dari
owner surveyor atau kesepakatan bersama antara pihak owner surveyor, class
surveyor dan pihak galangan kapal.

3.3.1 Pembersihan
Beberapa cara telah kita kenal pembersihan badan kapal diantaranya :
• Pembersihan dengan cara mekanis yaitu dengan peralatan penyekrapan dan
pemukulan

• Pembersihan dengan water jet cleaning dan pembersihan dengan sand


blasting (penyemprotan menggunakan pasir khusus)
• Pembersihan badan kapal yang dilakukan terbagi menjadi 2 (dua)
pembersihan, yaitu: Pembersihan terhadap binatang-binatang laut dan
tumbuh-tumbuhan laut, yaitu :
1. Pembersihan dengan cara mekanis yaitu dengan cara penyekrapan.

29
Laporan Praktek Industri PT Mariana Bahagia.

Cara ini memakai sekrap baja yaitu semacam pisau pipih yang tajam
ujungnya dan dengan memakai tangkai dari kayu. Pembersihan dengan cara ini
secara manual menggunakan tenaga manusia.

2. Pembersihan dari sisa-sisa cat dan pengkaratan, yaitu:

-Pembersihan dengan dengan memakai palu ketok,


-Pembersihan dengan memakai alat sikat baja (Wire Brush)
-Pembersihan dengan memakai alat gerinda listrik

3.3.2 Cutting atau pemotongan.

Pada tahap ini akan dilakukan pekerjaan pemotongan plat dan bagian
konstruksi lainnya yang terkait dengan perbaikan kapal, bagian kapal yang
dipotong adalah bagian yang sesuai dengan marking yang telah disetujui bersama.
Untuk menghemat waktu, pemotongan profil konstruksi dapat dilakukan
bersamaan dengan pemotongan plat kulit kapal, kecuali jika profil dipertahankan
atau tidak diganti. Alat yang digunakan umumnya memakai cutting torch
(lampu potong) dengan memakai campuran gas L.P.G dan Oksigen bertekanan
atau memakai alat plasma cutting. Alat bantu yangdigunakan antara lain; palu
(hammer) dan chains block. Bila lokasi perbaikan berada pada tempat yang tinggi
maka dibutuhkan alat peranca atau staging. Peranca dapat dibuat dengan memakai
potongan-potongan plat yang dibentuk menjadi flat bar (berbentuk persegi
panjang) dan dikombinasikan dengan papan kayu atau bambu yang disatukan
sebagai tempat berpijaknya pekerja atau dapat juga menggunakan staging jenis
portable atau scaffolding yang banyak dijual atau disewakan dipasaran, lengkap
dengan catwalknya untuk tempat berpijaknya pekerja. Tenaga kerja yang
digunakan disebut fitter atau tukang setel. Seorang fitter harus memiliki
keterampilan memotong yang baik dan mampu melakukan penyetelan
(fitting) pergantian konstruksi sesuai dengan bentuk orisinilnya, selain itu
fitter juga harus mampu melakukan pekerjaan pengelasan yang berhubungan
dengan penyetelan.

30
Laporan Praktek Industri PT Mariana Bahagia.

3.3.3 Fitting atau penyetelan.

Fitting dilakukan terlebih dahulu terhadap bagian konstruksi yang berada


dibagian dalam (dari dalam kearah luar) atau dimulai dengan membuat konstruksi
kerangkanya terlebih dahulu seperti web frame, ordinary frame, wrang atau
floors, girder, center keel, side keel, dll. setelah itu disusul dengan pembuatan
bagian kulit kapal. Profil dapat difabrikasi terlebih dahulu sebelum dipasang
ditempatnya (sebelum fitting) ini akan menghemat waktu dan mempermudah
pemasangan. Material yang digunakan sebagai penggantian bagian yang rusak
seperti plat haruslah memakai material yang memiliki sertifikat yang disetujui
oleh pihak class dimana kapal tersebut diklaskan. Foto atau salinan dari heat
number dan sertifikat plat (mill test sertificate) harus dilampirkan sebagai bukti
pemakaian material, dan lampiran tersebut diserahkan kepada pihak
classsurveyor. Sertifikat plat tersebut diberikan oleh sipenjual plat kepada pembeli
pada saat plat dibeli atau dapat dimintakan kepada sipenjual pada saat sertifikat
tersebut dibutuhkan. Untuk lebih detail mengenai heat number sebuah plat dapat
dilihat pada artikel tentang Identifikasi Material dan Komponen Kapal. Alat yang
digunakan sama dengan alat yang dipakai waktu melakukan cutting hanya saja
ada tambahan alat bantu kerja berupa baji (bidang miring) dan plat L (plat tebal
yang dibentuk sepertihuruf L), kedua alat tersebut digunakan bersama-sama untuk
merapatkan profil pada plat atau meratakan permukaan antara plat yang baru
dengan plat yang lama. Selain itu eye pad atau plat mata (ada juga yang
menyebutnya "kupingan") kerap kali digunakan bersama-sama dengan level block
atau chains block. Tenaga kerja yang dibutuhkan, sama dengan waktu melakukan
cutting. Dalam banyak kasus fitting atau penyetelan, seorang fitter tidak dapat
bekerja seorang diri, seorang fitter membutuhkan pembantu atau helper untuk
dapat melakukan pekerjaannya.

3.3.4 Welding atau pengelasan.

31
Laporan Praktek Industri PT Mariana Bahagia.

Welding dilakukan setelah proses fitting selesai, welding dimulai dari bagian
dalam kapal, bagian yang terlebih dahulu dilakukan pengelasan adalah profil
konstruksi atau kerangka kapal, kemudian menyusul bagian kulit kapal.
Pengelasan pada bagian plat kulit kapal dilakukan terhadap bagian plat dibagian
dalam terlebih dahulu, sedangkan bagian luar plat kulit kapal menyusul
kemudian setelah melalui proses gouging (baca: gojing) pada bagian gap antara
plat dengan menggunakan kawat las khusus untuk gouging atau memakai kawat
gouging khusus (berbahan karbon) dengan dibantu tekanan angin dari compressor.
Prinsip dasar dari gouging adalah membuka atau membuat alur pengelasan
sehingga akar pengelasan dari hasil pengelasan dibagian dalam atau sisi
sebaliknya menjadi terlihat jelas dan bersih dari terak (slag) yang tersisa, sehingga
diharapkan pengelasan yang dilakukan pada sisi luar plat kulit kapal, hasilnya
dapat menyatu dengan baik dengan hasil pengelasan dari sisi dalam plat kulit
kapal. Alat yang digunakan untuk pengelasan adalah welding machine atau mesin
las (listrik). Ada 2 jenis mesin las yaitu; mesin las AC (memakai arus listrik AC)
dan mesin las DC (memakai aruslistrik DC). Pada saat mesin las digunakan, arus
listrik (current range) harus disesuaikan dengan ukuran kawat las (electrode)
yang dipakai dan juga disesuaikan dengan posisi pengelasan atau welding position
(flat, horizontal, vertical atau overhead). Ukuran arus dapat memakai acuan
yangterdapat pada kemasan atau pembungkus kawat las yang digunakan.

3.3.5 Inspection atau Pemeriksaan.

Pemeriksaan setelah perbaikan dilakukan dalam 2 tahap yaitu ; tahap pertama


dilakukan oleh personal dari bagian quality control (QC) dari pihak galangan
kapal dan tahap kedua dilakukan bersama-sama oleh pihak galangan kapal,
owner surveyor (OS) dan pihak class surveyor (badan klasifikasi atau BKI di
Indonesia). Pemeriksaan tahap pertamayang dilakukan oleh bagian quality control
bukan hanya mengenai selesai atau tidaknya perbaikan, tetapi juga mencakup
pemeriksaan kualitas dari pekerjaan perbaikan tersebut apakah sesuai dengan
standar yang ditetapkan atau tidak, jika tidak maka harus dilakukan
perbaikan kembali. Kesalahan yang umum ditemui adalah mengenai pengelasan

32
Laporan Praktek Industri PT Mariana Bahagia.

dan hal-hal yang berkaitan dengan sambungan antara bagian profil konstruksi
yang lama dengan bagian profil konstruksi yang baru, serta slag atau terak hasil
pengelasan yang belum dibuang atau dilepas dari kampuh las.

3.3.6 Finishing dan Grinding

Setelah selesai perbaikan harus dilakukan finishing yaitu membuka


semua jenis peranca (staging) yang dipasang di lokasi perbaikan. Jika yang
digunakan adalah peranca buatan sendiri,maka peranca harus dilepas dari
lambung kapal / dipotong dan tempat bekas peranca menempel tersebut, harus
dipoles dengan alat gerinda dan jika tempat bekas peranca menempel masih
menyisahkan lubang atau cekungan pada plat, maka lubang tersebut harus
diisi dengan pengelasan dan kemudian dipoles lagi dengan menggunakan alat
gerinda sampai didapat permukaan plat yang benar-benar rata kembali.

3.3.7 Pengujian kekedapan.

Setelah selesai semua pekerjaan perbaikan, maka tahap selanjutnya


adalah melakukan pengujian terhadap kekedapan dari pengelasan. Pengujian
dilakukan terhadap sambungan sambungan pengelasan dari antara lain; plat
dari kulit kapal, plat sekat, plat geladak, plat transom, manhole dan instalasi
pipa dengan menggunakan metode Air Pressure Test dan Vacuum Test atau
Hydrostatic Pressure Test. Jika yang diperbaiki adalah pintu kedap air, plat
disekitar jendela dan tutup palka maka pengujian dilakukan untuk menguji
kekedapan dari pintu, jendela dan tutup palka dengan menggunakan metode Hose
Test. Jika pada saat pengujian didapati kebocoran, maka bagian yang bocor
tersebut harus diperbaiki, setelah itu dilakukan kembali pengujian kekedapan
sampai didapati hasil yang baik atau tidak adanya kebocoran.

3.3.8 Pengecatan

33
Laporan Praktek Industri PT Mariana Bahagia.

Pengecatan bagian kapal yang berada pada bagian yang terendam air laut
secara terus menerus, sehingga perlu penanganan dan perhatian secara khusus dan
serius. Pada bagian ini perlu dengan 3 lapisan diantaranya :
1. Cat primer

2. Cat Intermediate

3. Cat Anti Fouling

Penggunaan cat berbeda-beda dikarenakan cat itu sendiri memiliki fungsi


yang berbeda pula. Ada beberapa penggunaan cat yang biasa digunakan pada
kapal.

1. Cat Primer (P), yaitu cat dasar, merupakan lapisan pertama berlangsung pada
permukaan pelat. Cara ini berfungsi untuk menutup pori-pori pelat dan
sekaligus sebagai daya scrap atau lekat dengan lapisan berikutnya.
2. Cat Anti Corrosion (AC), cat ini mempunyai sifat menahan oksidasi sehingga
menahan korosi pada pelat. Biasanya digunakan pada lapisan kedua setelah
cat primer.
3. Cat Anti Fouling (AF), cat ini mempunyai sifat mengurangi daya tempel dan
mematikan binatang laut, sehingga mengurangi banyaknya binatang laut yang
menempel pada waktu berlabuh. Cat ini dipergunakan pada bagian kapal pada
antara lunas sampai dengan garis air. Dimana pada bagian ini selalu tercelup
air dan sangat mungkin ditempel binatang laut.
4. Cat Bottop (B/T), cat Bottop yaitu cat yang mempunyai daya korosif yang
tinggi dan merupakan lapisan setelah anti korosi. Cat ini dipergunakan pada
daerah antara garis muat kosong dan garis muat penuh. Dimana pada daerah
ini merupakan daerah yang sangat mungkin terjadi korosi karena selalu
terjadi perubahan antara tercelup air dan terkena udara.
5. Cat Top Side (T/S), cat ini dipergunakan untuk cat akhir (finished paint) yang
dipergunakan dibagian kapal diatas garis air penuh dan warnanya harus
disesuaikan dengan warna kapal.

34
Laporan Praktek Industri PT Mariana Bahagia.

6. Cat Deck, yaitu cat yang dipergunakan untuk mengecat deck, selain yang ada
pada daerah tertentu misalnya: Halt paint digunakan untuk palkah, funnel
digunakan untuk cerobong.
7. Cat Bitominious, yaitu cat khusus untuk bagian jangkar, rantai jangkar dan
chain locker (kotak jangkar)

3.4 Implementasi
Laporan ini dibuat untuk membahas masalah docking khususnya pada kapal
Golden Tulip, hal-hal yang menjadi perhatian selama pembuatan laporan yaitu
mulai dari pengertian docking sendiri, jenis dock, proses dock, perencanaan dock,
dan lain-lain. Semua itu dilakukan agar sewaktu-waktu laporan ini dapat
digunakan sebagai bahan kajian yang dapat bermanfaat bagi perusahaan dan
laporan ini bisa jadi arsip yang dapat menambah citra yang baik untuk perusahaan
dan lembaga pendidikan khususnya Universitas Sriwijaya.

35
Laporan Praktek Industri PT Mariana Bahagia.

BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Setelah melaksanakan Praktik Industri di PT. Mariana Bahagia dalam hal ini
terfokus pada DOCKING PADA KAPAL GOLDEN TULIP. Berdasarkan
uraian laporan yang terbagi atas beberapa bab diatas, didapatkan beberapa
kesimpulan, yaitu :
1. PT. Mariana Bahagia merupakan perusahaan yang bergerak dibidang
pembuatan dan perbaikan kapal, perusahaan ini berlokasi di Jalan Sabar Jaya,
Mariana Ilir, Kabupaten Banyuasin.
2. Pengedokan (docking) merupakan bagian terpenting dari beberapa kegiatan
perbaikan atau repairing kapal.
3. Kapal dinaikkan ke atas dock tergantung dari kondisi kapal yang akan
diperbaiki, serta lama pengerjaannya dapat dilihat seberapa banyaknya dan
parahnya kerusakan atau hampir rusaknya kapal.
4. Biro Klasifikasi Indonesia (BKI) merupakan badan klasififkasi resmi di
Indonesia yang diberikan kewenangan oleh pemerintah untuk mengklasifikasi
kapal niaga berbendera Indonesia.

4.2 Saran
Saran disini dapat diberikan kepada mahasiswa dan siswa yang praktik
industri di PT. Mariana Bahagia serta staff dan karyawan perusahaan agar dapat
mengikuti dan metaati peraturan yang ada di perusahaan baik itu aktif dalam
bekerja serta menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) sehingga dapat
meningkatkan semangat kerja agar dapat memberikan hasil yang maksimal yang
dapat memberikan keuntungan bagi perusahaan maupun bagi diri pribadi.

36
Laporan Praktek Industri PT Mariana Bahagia.

LAMPIRAN

1. PelaksanaanPraktik
a. Unit Kerja Praktek
Dalam pelaksanaan kerja praktek ini, mahasiswa yang berjumlah
14 orang dibagi menjadi 2 kelompok yang terdiri dari 5 orang dan 9 orang.
Ada beberapa hari yang kelompoknya digabung karena adanya materi yang
harus dikerjakan bersama. Selanjutnya mahasiswa berkelompok atau bersama
ditempatkan di lapangan sesuai dengan job atau tugas yang telah diberikan
oleh pembimbing. Dihari-hari terakhir mahasiswa memfokuskan di satu
tempat yang ia pilih, disini penulis memilih DOCKING Pada KAPAL
GOLDEN TULIP.

b. Prosedur Pada Unit Kerja Praktek


Prosedur unit pada praktek industri ini yaitu mengajukan surat
permohonan izin untuk melakukan kerja praktek atau praktek industri. Surat
tersebut ditandatangani langsung oleh Dekan FKIP Universitas Sriwijaya
serta Kepala Program Studi Pendidikan Teknik Mesin. Surat tersebut
diberikan kepada perusahaan terkait yaitu PT. Mariana Bahagia. Disana
penulis serta mahasiswa lainnya dibimbing serta diberikan arahan oleh
pembimbing lapangan.
PT. Mariana Bahagia melakukan aktifitas dari pukul 08.00 s/d 16.00
WIB.. Dengan mendapatkan berbagai informasi dilapangan, penulis dapat
melakukan penyusunan laporan dengan berbagai metode yaitu wawancara,
observasi, serta kajian pustaka.

c. Kegiatan Kerja Yang Dilakukan


Adapun kegiatan industri yang dilakukan mahasiswa selama
melaksanakan praktek industri adalah sebagai berikut :

37
Laporan Praktek Industri PT Mariana Bahagia.

Tanggal Kegiatan
16 Desember 2019 Pembukaan kegiatan praktek industry di PT.
Mariana Bahagia serta pengarahan langsung dari
pembimbing lapangan
17 Desember 2019 Setelah hari pertama pengenalan dilapangan,
Pembimbing membawa kami ke kapal KMP.
BAHTERA NUSANTARA 01 PALEMBANG,
untuk pengenalan didalam kapal bagian geladak
antara dan geladak kendaraan.
18 Desember 2019 Setelah dibagian , selanjutnya bapak pembimbing
membawa kami kebagian ruang mesin yang ada
dibagian bawah.
19 Desember 2019 Mahasiswa dibagi menjadi ke dalam 2 kelompok
yang terdiri dari 5 orang dan 9 orang untuk
mencatat nama pipa udara. Kami kelompok 2
mendapat bagian pada geladak penumpang.
20 Desember 2019 Lalu dihari selanjutnya, kelompok dibagi ulang
menjadi 2 kelompok yang terdiri dari 6 orang dan
8 orang untuk mencatat kode pipa udara dan kode
pipa dalam ruang tangki serta kode-kode pada
lantai gladak antara dan gladak kendaraan.
23 Desember 2019 Mahasiswa dibagi kelompok menjadi 5 kelompok
yang berisikan 3 orang mahasiswa dan satu
kelompok berisikan 2 orang.
26 Desember 2019 Melakukan pengamatan pada kapal yang sedang
dilakukan proses sandblasting pada kapal Golden
Tulip.
27 Desember 2019 Pada 2 kelompok yang belum mendapatkan giliran
tugas pemberian warna dan arah pada pipa
dilakukan pada tanggal ini.
30 Desember 2019 Bapak pembimbing menyuruh Mahasiswa keliling

38
Laporan Praktek Industri PT Mariana Bahagia.

lapangan untuk mencari materi laporan praktek


industry.
2 Januari 2020 Mahasiswa melalukan konsultasi judul materi
laporan praktek industy dengan Bapak
pembimbing.
3 Januari 2020 Mahasiswa melakukan pengamatan para proses
bending.
6 Januari 2020 Mahasiswa mengamati mengelas pada pipa untuk
keran air pada kapal.
7 Januari 2020 Bapak pembimbing mengajak kelompok kami
kekapal titan untuk melakukan pengamatan pada
mesin yang ada diruang mesinnya.
8 Januari 2020 Mahasiswa melakukan pengamatan pada proses
pembuatan kerangka atap tambahan pada kapal
Osco VII.
9 Januari 2020 Mahasiswa mengamati proses pemotongan plat
yang sudah tipis pada bagian bawah kapal Osco
VII.
10 Januari 2020 Mahasiswa mengamati proses sandblasting pada
lantai kapal Osco VII.
13-14 Januari 2020 Mahasiswa mengamati pembuatan mur yang
dilakukan pada mesin bubut.
15 – 17 Januari 2020 Mahasiswa mengamati dan diberi arahan pada
proses pemotongan dinding tongkang yang sudah
berlobang dan mengganti dengan plat yang baru
sesuai ketebalan tongkang pada tongkang ILIR
JAYA VI
20 Januari 2020 Penutupan Praktek Industri

39
Laporan Praktek Industri PT Mariana Bahagia.

2. Foto Kegiatan Praktek

40
Laporan Praktek Industri PT Mariana Bahagia.

3. Daftar Hadir

DAFTAR HADIR PRAKTIK INDUSTRI


PT.MARIANA BAHAGIA
Jl. Sabar Jaya Mariana
Kecamatan Banyuasin I, Kabupaten Musi Banyuasin, Provinsi Sumatera
Selatan

NAMA : Rian Tiarno


NIM : 06121281722033

NO HARI TANGGAL PARAF KET


1 SENIN 16-Desember-2019
2 SELASA 17-Desember-2019
3 RABU 18-Desember-2019
4 KAMIS 19-Desember-2019
5 JUM’AT 20-Desember-2019
6 SABTU 21-Desember-2019 Libur
7 MINGGU 22-Desember-2019 Libur
8 SENIN 23-Desember-2019
9 SELASA 24-Desember-2019 Libur

41
Laporan Praktek Industri PT Mariana Bahagia.

10 RABU 25-Desember-2019 Libur


11 KAMIS 26-Desember-2019
12 JUM’AT 27-Desember-2019
13 SABTU 28-Desember-2019 Libur
14 MINGGU 29-Desember-2019 Libur
15 SENIN 30-Desember-2019
16 SELASA 31-Desember-2019 Libur
17 RABU 01- Januari-2020 Libur
18 KAMIS 02- Januari-2020
19 JUM’AT 03- Januari-2020
20 SABTU 04-Januari-2020 Libur
21 MINGGU 05-Januari-2020 Libur
22 SENIN 06-Januari-2020
23 SELASA 07-Januari-2020
24 RABU 08-Januari-2020
25 KAMIS 09-Januari-2020
26 JUM’AT 10-Januari-2020
27 SABTU 11-Januari-2020 Libur
28 MINGGU 12-Januari-2020 Libur
29 SENIN 13-Januari-2020
30 SELASA 14-Januari-2020
31 RABU 15- Januari-2020
32 KAMIS 16 Januari-2020
33 JUM’AT 17 Januari-2020
34 SABTU 18 Januari-2020 Libur
35 MINGGU 19 Januari-2020 Libur
36 SENIN 20 Januari-2020

Pembimbing Lapangan

Vendy Primadiyanto, S.T


NRP.01.13.0476

42
Laporan Praktek Industri PT Mariana Bahagia.

4. Surat Izin Pratik Industri di PT Mariana Bahagia

43
Laporan Praktek Industri PT Mariana Bahagia.

44

Anda mungkin juga menyukai