3.2. Pasteurisasi....................................................................................14
BAB I
PENDAHULUAN
1
Proposal Kerja Praktek Industri
PT. SARIHUSADA GENERASI MAHARDIKA
2
Proposal Kerja Praktek Industri
PT. SARIHUSADA GENERASI MAHARDIKA
Bagi Jurusan
a. Terjalin hubungan kerja sama dengan perusahaan atau industri yang
ditempati untuk kerja praktek.
b. Dapat mengetahui korelasi antara ilmu yang diberikan di bangku kuliah
dengan kondisi nyata di industri.
c. Sebagai bahan evaluasi di bidang akademik untuk perbaikan kurikulum.
Peserta kerja praktek adalah mahasiswa Program Studi Teknik Kimia S1,
Jurusan Teknik Kimia, Fakultas Teknik Industri, Universitas Pembangunan
Nasional “Veteran” Yogyakarta, dengan rincian sebagai berikut :
Nama : Lutfi Maulana
Semester : VII (tujuh)
3
Proposal Kerja Praktek Industri
PT. SARIHUSADA GENERASI MAHARDIKA
Keterangan :
Kegiatan kerja praktik
Libur kerja praktik
Kegiatan kerja praktik selesai
4
Proposal Kerja Praktek Industri
PT. SARIHUSADA GENERASI MAHARDIKA
2. Data Sekunder
Dengan metode pustaka yaitu melalui literatur-literatur dan data-
data atau informasi yang dibuat serta hanya tercatat dan terdapat di
perpustakaan PT.SARIHUSADA GENERASI MAHARDIKA maupun
literatur dari perpustakaan lain yang relevan.
5
Proposal Kerja Praktek Industri
PT. SARIHUSADA GENERASI MAHARDIKA
BAB II
PROFIL PERUSAHAAN
6
Proposal Kerja Praktek Industri
PT. SARIHUSADA GENERASI MAHARDIKA
7
Proposal Kerja Praktek Industri
PT. SARIHUSADA GENERASI MAHARDIKA
(https://www.sarihusada.co.id/Tentang-Kami/Kualitas-Produk)
8
Proposal Kerja Praktek Industri
PT. SARIHUSADA GENERASI MAHARDIKA
2) Lactamil Kehamilan
3) Lactamil Menyusui
4) Gizikita
9
Proposal Kerja Praktek Industri
PT. SARIHUSADA GENERASI MAHARDIKA
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
3.1 Evaporasi
Evaporasi adalah suatu proses dimana molekul yang berada dalam fasa cair
berubah menjadi fasa gas secara spontan. Tujuan utama dari proses evaporasi
adalah meningkatkan konsentrasi suatu zat dalam larutan tertentu. Dalam proses
pembuatan susu bubuk, proses evaporasi digunakan untuk mengurangi kadar air
sehingga mengubah total solid susu menjadi 10-40%. Proses evaporasi
dipengaruhi oleh beberapa faktor (Christie J,1993), yaitu :
10
Proposal Kerja Praktek Industri
PT. SARIHUSADA GENERASI MAHARDIKA
11
Proposal Kerja Praktek Industri
PT. SARIHUSADA GENERASI MAHARDIKA
larutan kental sehingga sering digunakan untuk industri kimia, makanan, dan
fermentasi.
4) Plate Evaporator
Mempunyai luas permukaan yang besar, Plate biasanya tidak rata dan
ditopangoleh bingkai (frame). Uap mengalir melalui ruang-ruang di antara
plate. Uap mengalir secara co-current dan counter current terhadap larutan.
12
Proposal Kerja Praktek Industri
PT. SARIHUSADA GENERASI MAHARDIKA
Larutan dan uap masuk ke separasi yang nantinya uap akan disalurkan ke
condenser. Eveporator jenis ini sering dipakai pada industri susu dan fermntasi
karena fleksibilitas ruangan. Tidak efektif untuk larutan kental dan padatan.
13
Proposal Kerja Praktek Industri
PT. SARIHUSADA GENERASI MAHARDIKA
3.2 Pasteurisasi
a) Pasteurisasi dengan suhu tinggi dan waktu singkat (High Temperature Short
Time/HTST), yaitu proses pemanasan susu selama 15–16 detik pada suhu
71,7–75 oC dengan alat Plate Heat Exchanger.
b) Pasteurisasi dengan suhu rendah dan waktu lama (Low Temperature Long
Time/LTLT) yaitu proses pemanasan susu pada suhu 61 oC selama 30 menit.
14
Proposal Kerja Praktek Industri
PT. SARIHUSADA GENERASI MAHARDIKA
15
Proposal Kerja Praktek Industri
PT. SARIHUSADA GENERASI MAHARDIKA
b. Atomization : Bahan yang akan dimasukkan dalam alat spray dryer harus
dihomogenisasikan terlebih dahulu agar ukuran droplet yang dihasilkan
seragam dan tidak terjadi penyumbatan atomizer. Homogenisasi dilakukan
dengan cara pengadukan. selanjutnya bahan dialirkan kedalam atomizer berupa
ring/wheel dengan lubang-lubang kecil yang berputar. Atomization merupakan
proses pembentukan droplet, dimana bahan cair yang akan dikeringkan dirubah
ukurannya menjadi partikel (droplet) yang lebih halus. Tujuan dari atomizer ini
adalah untuk memperluas permukaan sehingga pengeringan dapat terjadi lebih
16
Proposal Kerja Praktek Industri
PT. SARIHUSADA GENERASI MAHARDIKA
cepat. Pada Industri makanan, luas permukaan droplet setelah melalui atomizer
adalah mencapai 1-400 mikrometer.
c. Kontak droplet dengan udara pengering : Pada sebagian besar spray dryer,
nozzle (atomizer) tersusun melingkar. Dan pada tengahnya disemprotkan udara
panas bertekanan tinggi dengan suhu mencapai 300 oC. Udara panas dan
droplet hasil atomisasi disemprotkan ke bawah. Kondisi ini menyebabkan
terjadinya kontak antara droplet dengan udara panas sehingga terjadi
pengeringan secara simultan.
d. Pengeringan droplet : adanya kontak broplet dengan udara panas menyebabkan
evaporasi kadungan air pada droplet hingga 95% sehingga dihasilkan bubuk.
Bubuk yang telah kering jatuh ke bawah drying chamber (ruang pengering)
yang berukuran tinggi sekitar 25 m dan diameter 5 m. dari atas chamber hingga
mencapai dasar hanya memerlukan waktu selama beberapa detik.
e. Separasi : udara hasil pengeringan dipisahkan dengan pengambilan udara yang
mengandung serpihan serbuk dalam chamber, selanjutnya udara akan
memasuki separator. Udara hasil pengeringan dan serpihan serbuk dipisahkan
dengan menggunakan gaya sentrifulgal. Selanjutnya udara dibuang, dan
serpihan bahan dikembalikan dengan cara di blow sehingga bergabung lagi
dengan produk dalam line proses.
(Michael, 1993)
17
Proposal Kerja Praktek Industri
PT. SARIHUSADA GENERASI MAHARDIKA
a. Atomizer
Atomizer merupakan bagian terpenting pada spray drier dimana
memiliki fungsi untuk menghasilkan droplet dari cairan yang akan
dikeringkan. Droplet yang terbentuk akan didistribusikan (disemprotkan)
secara merata pada alat pengering agar terjadi kontak dengan udara panas.
Ukuran droplet yang dihasilkan tidak boleh terlalu besar karena proses
pengeringan tidak akan berjalan dengan baik. Disamping itu ukuran droplet
juga tidak boleh terlalu kecil karena menyebabkan terjadinya over heating.
b. Chamber
Chamber merupakan ruang dimana terjadi kontak antara droplet cairan
yang dihasilkan oleh atomizer dengan udara panas untuk pengeringan. Kontak
udara panas dengan droplet akan menghasilkan bahan kering dalam bentuk
bubuk. Bubuk yang terbentuk akan turun ke bagian bawah chamber dan akan
dialirkan dalam bak penampung.
c. Heater
Heater berfungsi sebagai pemanas udara yang akan digunakan sebagai
pengering. Panas yang diberikan harus diatur sesuai dengan karakteristik
bahan, ukuran droplet yang dihasilkan dan jumlah droplet. Suhu udara
pengering yang digunakan diatur agar tidak terjadi over heating.
d. Cyclone
Cyclone berfungsi sebagai bak penampung hasil proses pengeringan.
Bubuk yang dihasilkan akan dipompa menuju Cyclone.
e. Bag Filter
Bag Filter berfungsi untuk menyaring atau memisahkan udara setelah
digunakan pengeringan dengan bubuk yang terbawa setelah proses.
18
Proposal Kerja Praktek Industri
PT. SARIHUSADA GENERASI MAHARDIKA
Parameter- parameter yang perlu diperhatikan padab alat spray dryer sebagai
berikut :
a. Suhu pengering yang masuk : Semakin tinggi suhu udara yang digunakan untuk
pengeringan maka proses penguapan air pada bahan akan semakin cepat,
namun suhu yang tinggi memungkinkan terjadinya kerusakan secara fisik
maupun kimia pada bahan yang tidak tahan panas.
b. Suhu pengering yang keluar : Suhu pengering yang keluar mengontrol kadar
air bahan hasil pengeringan (bubuk) yang terbentuk.
c. Viskositas bahan (larutan) yang masuk : Viskositas bahan yang akan
dikeringkan mempengaruhi partikel yang keluar melalui nozel. Viskositas yang
rendah menyebabkan kurangnya energi dan tekanan dalam menghasilkan
partikel pada atomization.
d. Jumlah padatan terlarut : Jumlah padatan terlarut pada bahan yang masuk diatas
30% agar ukuran partikel yang terbentuk tepat.
e. Tegangan permukaan : Tegangan permukaan yang tinggi dapat menghambat
proses pengeringan, umumnya untuk menurunkan tegangan permukaan
dilakukan penambahan emulsifier. Emulsifier juga dapat menyebabkan ukuran
partikel yang keluar dari nozzle lebih kecil sehingga mempercepat proses
pengeringan.
f. Suhu bahan yang masuk : Peningkatan suhu bahan yang akan dikeringkan
sebelum memasuki alat akan membawa energi sehingga proses pengeringan
akan lebih cepat.
g. Tingkat volatilitas bahan pelarut : bahan pelarut dengan tingkat volatilitas yang
tinggi dapat mempercepat proses pengeringan. Namun dalam prakteknya air
menjadi pelarrut utama dalam bahan pangan yang dikeringkan.
(Michael, 1993)
19
Proposal Kerja Praktek Industri
PT. SARIHUSADA GENERASI MAHARDIKA
BAB IV
PENUTUP
20
Proposal Kerja Praktek Industri
PT. SARIHUSADA GENERASI MAHARDIKA
DAFTAR PUSTAKA
21