Anda di halaman 1dari 22

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................................................................... i


HALAMAN PENGESAHAN ..................................................................... ii
KATA PENGANTAR ................................................................................. iii
DAFTAR ISI ................................................................................................ iv
BAB I. PENDAHULUAN ........................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ............................................................................... 1
1.2 Tujuan Kerja Praktek ..................................................................... 2
1.3 Manfaat Kerja Praktek ................................................................... 2
1.4 Tugas Khusus..................................................................................3
1.5 Rencana Kerja Praktek....................................................................3
1.6 Laporan Kerja Praktek.....................................................................5
BAB II. PROFIL PERUSAHAAN ............................................................ .6
2.1 PT. SARIHUSADA GENERASI MAHARDIKA ........................ .6
2.1.1 Sejarah. .................................................................................. .6
2.1.2 Deskripsi Proses .................................................................... .7
2.1.3 Jenis Produk .......................................................................... .8
BAB III. TINJAUAN PUSTAKA .............................................................. 10
3.1. Evaporasi.......................................................................................10

3.2. Pasteurisasi....................................................................................14

3.3. Spray Drying.. ..............................................................................15

BAB IV. PENUTUP .................................................................................... 20


DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................21
Proposal Kerja Praktek Industri
PT. SARIHUSADA GENERASI MAHARDIKA

BAB I
PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang


Kebijakan sistem pendidikan nasional hendaknya diprioritaskan pada
aspek pemberdayaan potensi sumber daya manusia, mengingat perlunya
pemenuhan tenaga kerja terampil dan ahli untuk menghadapi era global dimasa
mendatang. Arus globalisasi menuntut setiap individu untuk siap berkompetisi
dengan bangsa asing di dunia industri. Salah satu langkah untuk menghadapi
globalisasi tersebut adalah dengan konsep pendidikan link and match, dimana
pendidikan didesain selalu berhubungan dengan pihak industri sebagai
pengguna output pendidikan. Melalui cara ini diharapkan kesenjangan antara
dunia pendidikan dengan dunia industri dapat diminimalisir dan dihasilkan
calon-calon tenaga kerja terampil.
Perguruan tinggi sebagai suatu lembaga pendidikan bertanggungjawab
mempersiapkan calon-calon tenaga kerja yang siap kerja. Bila perguruan tinggi
hanya memberikan pendidikan sebatas teori saja kepada mahasiswa, akan
tetapi kurang memadai dalam praktiknya, maka perguruan tinggi tersebut
hanya akan meluluskan sarjana yang kurang mampu menerapkan ilmu yang
diperolehnya selama dibangku kuliah karena belum mengenal secara langsung
dunia kerja yang akan dimasukinya.
Menyadari akan hal ini, Universitas Pembangunan Nasional “Veteran”
Yogyakarta khususnya Program Studi Teknik Kimia Fakultas Teknik Industri
melengkapi kurikulumnya dengan Kerja Praktik berbobot 2 SKS, yang wajib
dilaksanakan oleh seluruh mahasiswa yang telah memenuhi persyaratan.
Kerja praktik merupakan salah satu perwujudan dari konsep link and
match di atas, dimana mahasiswa selama satu bulan menjalani kerja praktik di
industri. Selama kegiatan Kerja Praktik berlangsung, mahasiswa akan belajar
menyesuaikan diri dengan situasi dan kondisi industri yang sebenarnya guna
melengkapi pengetahuan dan pengalaman yang berharga, sekaligus

1
Proposal Kerja Praktek Industri
PT. SARIHUSADA GENERASI MAHARDIKA

menerapkan teori yang didapatkan di perguruan tinggi melalui aplikasi nyata


dan aktual di industri.

PT. SARIHUSADA GENERASI MAHARDIKA , merupakan salah


satu perusahaan yang memproduksi berbagai produk nutrisi untuk ibu hamil
dan menyusui dan anak denagn setandar internasional. Proses produksi yang
dijalankan sangat erat kaitannya dengan berbagai mata kuliah yang dipelajari
di Program Studi Teknik Kimia UPN “Veteran” Yogyakarta. Selain dari itu
melalui kerja praktik di PT. SARIHUSADA GENERASI MAHARDIKA akan
menambah wawasan bagi mahasiswa dalam mengerjakan tugas prarancangan
pabrik, sehingga besar harapan kami untuk dapat melaksanakan Kerja Praktik
di PT. SARIHUSADA GENERASI MAHARDIKA.

I.2 Tujuan Kerja Praktek


Kegiatan kerja praktek ini bertujuan untuk mempelajari dan
menganalisis masalah yang terkait dengan penerapan konsep dasar teknik kimia
di PT. SARIHUSADA GENERASI MAHARDIKA serta melaksanakan tugas
khusus yang diberikan oleh pembimbing kerja prektek untuk memenuhi
kurikulum yang telah ditetapkan pada Program Studi Teknik Kimia S1, Jurusan
Teknik Kimia, Fakultas Teknik Industri, Universitas Pembangunan Nasional
“Veteran” Yogyakarta.

I.3 Manfaat Kerja Praktek


Bagi Mahasiswa
a. Mengenal cara kerja suatu perusahan atau industri secara umum dengan
lebih mendalam, khususnya peralatan dan proses produksi yang
dilakukan.
b. Dapat menambah wawasan dan pengalaman tentang praktek di
lapangan.
c. Menambah pengetahuan dan pemahaman keteknikan secara praktis
yang diterapkan pada industri.

2
Proposal Kerja Praktek Industri
PT. SARIHUSADA GENERASI MAHARDIKA

d. Memberikan bekal tentang perindustrian, sebelum terjun ke dunia kerja


secara nyata.

Bagi Jurusan
a. Terjalin hubungan kerja sama dengan perusahaan atau industri yang
ditempati untuk kerja praktek.
b. Dapat mengetahui korelasi antara ilmu yang diberikan di bangku kuliah
dengan kondisi nyata di industri.
c. Sebagai bahan evaluasi di bidang akademik untuk perbaikan kurikulum.

Bagi Perusahaan dan Industri


a. Terjalin kerja sama dengan dunia pendidikan
b. Dapat membantu menyiapkan sumber daya manusia yang potensial
untuk perusahaan atau industri.
c. Tidak tertutup kemungkinan adanya saran dari mahasiswa pelaksana
kerja praktek yang bersifat membangun dan menyempurnakan system
yang telah ada.

I.4 Tugas Khusus


Mengenai tugas khusus akan menyusul karena ditentukan oleh dosen
pembimbing. Tugas khusus tersebut baru dapat diketahui setelah mendapatkan
surat balasan persetujuan dari PT. SARIHUSADA GENERASI
MAHARDIKA yang menyatakan bahwa mahasiswa tersebut di atas diterima
kerja praktik.

I.5 Rencana Kerja Praktek

Peserta kerja praktek adalah mahasiswa Program Studi Teknik Kimia S1,
Jurusan Teknik Kimia, Fakultas Teknik Industri, Universitas Pembangunan
Nasional “Veteran” Yogyakarta, dengan rincian sebagai berikut :
Nama : Lutfi Maulana
Semester : VII (tujuh)

3
Proposal Kerja Praktek Industri
PT. SARIHUSADA GENERASI MAHARDIKA

No. Handphone : 085712123878


E-mail : lutfimaulana326@gmail.com
Waktu Pelaksanaan
Waktu pelaksanaan kerja praktek di PT. SARIHUSADA GENERASI
MAHARDIKA yang saya ajukan adalah bulan Januari-Februari 2019 dengan
periode waktu yang diperlukan untuk pelaksanaan kerja praktek ini adalah
selama kurang lebih satu bulan.
Kegiatan Kerja Praktek
Adapun rencana kegiatan kerja praktek di PT. SARIHUSADA
GENERASI MAHARDIKA yang saya ajukan adalah sebagai berikut :
Tabel 1.1 Jadwal kegiatan kerja praktik di PT. Sarihusada Generasi Mahardika

Keterangan :
Kegiatan kerja praktik
Libur kerja praktik
Kegiatan kerja praktik selesai

4
Proposal Kerja Praktek Industri
PT. SARIHUSADA GENERASI MAHARDIKA

Kegiatan diatas dapat berubah sesuai dengan waktu dan kepentingan


PT.SARIHUSADA GENERASI MAHARDIKA. Metode pengumpulan data
dilakukan dengan cara :
1. Data Primer
- Survey
Yaitu menanyakan secara langsung kepada pembimbing dari
PT.SARIHUSADA GENERASI MAHARDIKA di lapangan pada
saat pelaksanaan kerja praktek.
- Observasi
Yaitu pengamatan langsung mengenai obyek yang diperlukan.

2. Data Sekunder
Dengan metode pustaka yaitu melalui literatur-literatur dan data-
data atau informasi yang dibuat serta hanya tercatat dan terdapat di
perpustakaan PT.SARIHUSADA GENERASI MAHARDIKA maupun
literatur dari perpustakaan lain yang relevan.

I.6 Laporan Kerja Praktek


Hasil kerja praktek diwujudkan dalam bentuk laporan kerja praktek oleh
masing-masing mahasiswa yang melakukan kerja praktek di
PT.SARIHUSADA GENERASI MAHARDIKA. Laporan kerja praktek akan
disahkan oleh Dosen Pembimbing Kerja Praktek dan diketahui oleh
Pembimbing Kerja Praktek di PT.SARIHUSADA GENERASI
MAHARDIKA Selanjutnya laporan resmi kerja praktek ini tidak untuk
dipublikasikan hanya diperuntukkan Program Studi Teknik Kimia S1, Jurusan
Teknik Kimia. Fakultas Teknik Industri, Universitas Pembangunan Nasional
“Veteran” Yogyakarta namun pihak PT.SARIHUSADA GENERASI
MAHARDIKA tetap berhak menerima laporan resmi dari mahasiswa peserta
kerja praktek.

5
Proposal Kerja Praktek Industri
PT. SARIHUSADA GENERASI MAHARDIKA

BAB II
PROFIL PERUSAHAAN

2.1 PT.SARIHUSADA GENERASI MAHARDHIKA


2.1.1 Sejarah
Menjelang pertengahan dekade 50’an, Pemerintah Indonesia dan
Perserikatan Bangsa Bangsa berinisiatif mengembangkan program khusus
guna menunjang kecukupan protein nasional. Hal tersebut direalisasikan
tahun 1954 dengan pendirian NV Saridele, yang dalam perjalanannya
kelak menjadi Sarihusada. Sesuai fungsinya, NV Saridele lantas
memelopori pengembangan produk-produk nutrisi dan kaya protein bagi
rakyat Indonesia. Pada tahun 1965 menjadi milestone dengan
dikeluarkannya merek legendaris SGM. Saat ini merek itu berkembang
menjadi SGM Bunda, SGM Eksplor, SGM Aktif dan SGM Progres yang
hingga saat ini masih populer dan diterima oleh masyarakat luas.
Pada 1968 NV Saridele dimiliki perusahaan milik negara, PT
Kimia Farma. Lantas pada 1972, NV Saridele bersalin nama menjadi
Sarihusada sebagai hasil joint venture PT Kimia Farma dan PT Tiga Raksa.
Pada tahun 1983, Sarihusada melakukan IPO di lantai Bursa Efek Jakarta.
Sebagai sebuah perusahaan listing posisi kepemilikan saham mengalami
sejumlah perubahan signifikan. Tahun 1992, PT Tiga Raksa menjadi
pemegang saham mayoritas.
Dengan pertumbuhan bisnis yang kian meningkat, Sarihusada
memperkuat posisinya di level internasional dengan beraliansi dengan
Nutricia Internasional BV (Royal Numico NV) pada tahun 1998. Pada
2007, Sarihusada secara resmi keluar dari Bursa Efek Jakarta (BEJ)
maupun Surabaya (BES) dan menjadi perusahaan tertutup. Danone Group
kemudian mengakuisisi Royal Numico pada tahun 2008, sehingga
menjadikannya sebagai pemegang saham mayoritas di Sarihusada.

6
Proposal Kerja Praktek Industri
PT. SARIHUSADA GENERASI MAHARDIKA

Seiring waktu, Sarihusada terus mengembangkan lini produknya


yang menghasilkan keragaman produk dengan kualitas yang tetap terjaga.
Kehadiran berbagai produk Sarihusada di masyarakat semakin melengkapi
ketersediaan gizi bagi masyarakat, terutama ibu dan anak. Dari pabriknya
di kawasan Yogyakarta dan Klaten, Jawa Tengah serta didukung oleh lebih
dari 400 peneliti dari Danone Research Center yang tersebar di Belanda,
Singapura dan Indonesia, Sarihusada hingga detik ini masih setia seperti
enam puluh tahun silam; menghasilkan beragam produk nutrisi berstandar
internasional dengan harga terjangkau.

2.1.2 Deskripsi Proses


Proses produksi yanag diterapkan di PT SARIHUSADA
GENERASI MAHARDHIKA mengacu pada standar keamanan dan
kesehatan nasional maupaun internasional. Proses quality control sudah
dilakukan sejak dari penerimaan bahan baku, pengolahan bahan mentah,
pengemasan barang jadi hingga distribusi kepada konsumen.
Pada tahap pemilhan bahan baku, PT. SARIHUSADA
GENERASI MAHARDHIKA memfokuskan pada bahan baku yang
berkualitas tinggi dan menggunakan pemasok terbaik. Hal tersebut dapat
dilihat dari kriteria pemilihan supplier, persetujuan spesifikasi material,
tingkat layanan pemasok dan audit pemasok secara berkala, serta proses
kendali mutu yang ketat terhadap setiap bahan baku yang diterima sebelum
digunakan untuk produksi. Penanganan bahan baku dimulai dari supplier
sampai dengan ke penyimpanan. Kendaraan pengangkut harus memenuhi
persyaratan dan juga menjadi perhatian khusus dengan menerapkan multi
layer packaging dengan tujuan menjaga kualitas dan mencegah
kontaminasi pada bahan baku.
PT SARIHUSADA GENERASI MAHARDHIKA melakukan
penerapan Hazardous Analysis Critical Control Point (HACCP) dan
verifikasi yang disiplin terhadap standar dalam setiap tahapan proses untuk
memastikan produk yang dihasilkan bermutu tinggi. Proses kendali mutu

7
Proposal Kerja Praktek Industri
PT. SARIHUSADA GENERASI MAHARDIKA

yang ketat serta dilengkapi dengan peralatan produksi yang canggih


menjamin bahwa setiap produk yang kami produksi ke konsumen
merupakan produk yang aman. Selain mengacu pada standar nasional yang
ditetapkan oleh pemerintah, kami juga menerapkan standar korporasi yang
ketat dari Danone.

Gambar 2.1 Diagram Blok Alur Produksi

(https://www.sarihusada.co.id/Tentang-Kami/Kualitas-Produk)

2.1.3 Jenis Produk

PT. Sarihusada Generasi Mahardika memproduksi susu yang


berkualitas tinggi untuk ibu dan anak. Menurut PT. Sarihusada Generasi
Mahardika kesehatan ibu juga bagian penting dari kesehatan anak. Berikut
adalah produk-produk yang diproduksi di PT. Sarihusada Generasi Mahardika
dan dibagi menurut peruntukannya.
A. Susu Untuk Anak

1) SGM Eksplor 3 Presinutri

8
Proposal Kerja Praktek Industri
PT. SARIHUSADA GENERASI MAHARDIKA

2) SGM Aktif 4 Presinutri

B. Susu Ibu Hamil Dan Menyusui

1) Lactamil Awal Kehamilan

2) Lactamil Kehamilan

3) Lactamil Menyusui

4) SGM Bunda Presinutri (kehamilan)

5) SGM Bunda Presinutri (menyusui)

C. Susu Untuk Anak Berkebutuhan Khusus

1) SGM Soya 3 Presinutri

2) SGM Soya 4 Presinutri

3) Suplemen tabur untuk anak

4) Gizikita

Gambar 2.2 Contoh Produk PT. Sarihusada generasi Mahardhika


(https://www.sarihusada.co.id/Produk)

9
Proposal Kerja Praktek Industri
PT. SARIHUSADA GENERASI MAHARDIKA

BAB III
TINJAUAN PUSTAKA

3.1 Evaporasi
Evaporasi adalah suatu proses dimana molekul yang berada dalam fasa cair
berubah menjadi fasa gas secara spontan. Tujuan utama dari proses evaporasi
adalah meningkatkan konsentrasi suatu zat dalam larutan tertentu. Dalam proses
pembuatan susu bubuk, proses evaporasi digunakan untuk mengurangi kadar air
sehingga mengubah total solid susu menjadi 10-40%. Proses evaporasi
dipengaruhi oleh beberapa faktor (Christie J,1993), yaitu :

a. Konsentrasi zat terlarut dalam larutan


Pada umumnya, larutan yang masuk ke dalam evaporator
berkonsentrasi rendah, memiliki viskositas yang rendah (hampir sama dengan
air) dan memiliki nilai koefisien pindah panas yang cukup tinggi. Setelah
mengalami proses evaporasi, konsentrasi dan viskositas larutan akan
meningkat. Hal ini menyebabkan nilai koefisien pindah panas turun drastis. b.
Kelarutan Ketika larutan dipanaskan dan konsentrasi zat terlarut meningkat,
batas nilai kelarutan suatu zat akan tercapai sebelum terbentuk kristal/padatan.
Kondisi ini adalah batas maksimum konsentrasi zat terlarut dalam larutan yang
bisa dicapai melalui proses evaporasi. Pada batas kelarutan ini, jika larutan
panas didinginkan kembali ke suhu ruang maka akan terbentuk kristal.
b. Temperatur sensitif dari suatu zat
Banyak produk, terutama produk pangan dan produk biologi lainnya
sangat sensitif terhadap temperatur dan mudah terdegradasi pada suhu tinggi.
c. Foaming
Beberapa zat yang membentuk larutan kaustik, larutan pangan seperti
susu skim, dan beberapa lautan asam lemak akan membentuk busa (foam)
selama proses pemanasan. Busa akan mengikuti uap keluar dari evaporator
sehingga menyebabkan ada massa yang hilang.

10
Proposal Kerja Praktek Industri
PT. SARIHUSADA GENERASI MAHARDIKA

d. Tekanan dan Temperatur


Titik didih suatu larutan bergantung pada tekanan dari sistem. Semakin
tinggi tekanan dalam sistem, maka titik didih suatu larutan akan semakin tinggi.
Dalam proses evaporasi, semakin tinggi konsentrasi larutan maka temperatur
akan semakin tinggi pula. Oleh karena itu, jika ingin menjaga agar suhu tidak
terlalu tinggi digunakan tekanan di bawah 1 atm (keadaan vakum).
Proses evaporasi dapat dipercepat dengan cara :

1) Mempercepat pemasokan panas di atas titik didihnya (contoh: ΔT, ΔH, A)


2) Memperluas permukaan cairannya (film evaporator)
3) Meningkatkan koefisien perpindahan panasnya (Uo)
4) Menurunkan tekanan/ menurunkan titik didihnya
5) Mempercepat aliran pemindahan uapnya

Jenis-jenis evaporator dapat dibedakan seperti berikut

1) Evaporator Sirkulasi Alami/paksa


Evaporator sirkulasi alami bekerja dengan memanfaatkan sirkulasi
yang terjadi akibat perbedaan densitas yang terjadi akibat pemanasan. Pada
evaporator tabung, saat air mulai mendidih, maka buih air akan naik ke
permukaan dan memulai sirkulasi yang mengakibatkan pemisahan liquid dan
uap air di bagian atas dari tabung pemanas.Jumlah evaporasi bergantung dari
perbedaan temperatur uap dengan larutan. Sering kali pendidihan
mengakibatkan sistem kering, Untuk menghidari hal ini dapat digunakan
sirkulasi paksa, yaitu dengan manambahkan pompa untuk meningkatkan
tekanan dan sirkulasi sehingga pendidihan tidak terjadi.
2) Falling Film Evaporator
Evaporator ini berbentuk tabung panjang (4-8 meter) yang dilapisi
dengan jaket uap (steam jacket). Distribusi larutan yang seragam sangat
penting. Larutan masuk dan memperoleh gaya gerak karena arah larutan yang
menurun. Kecepatan gerakan larutan akan mempengaruhi karakteristik
medium pemanas yag juga mengalir menurun. Tipe ini cocok untuk menangani

11
Proposal Kerja Praktek Industri
PT. SARIHUSADA GENERASI MAHARDIKA

larutan kental sehingga sering digunakan untuk industri kimia, makanan, dan
fermentasi.

Gambar 3.1. Falling Film Evaporato

3) Rising Film (Long Tube Vertical) Evaporator


Pada evaporator tipe ini, pendidihan berlangsung di dalam tabung
dengan sumber panas berasal dari luar tabung (biasanya uap). Buih air akan
timbul dan menimbulkan sirkulasi.

Gambar 3.2. Rising Film Evaporator

4) Plate Evaporator
Mempunyai luas permukaan yang besar, Plate biasanya tidak rata dan
ditopangoleh bingkai (frame). Uap mengalir melalui ruang-ruang di antara
plate. Uap mengalir secara co-current dan counter current terhadap larutan.

12
Proposal Kerja Praktek Industri
PT. SARIHUSADA GENERASI MAHARDIKA

Larutan dan uap masuk ke separasi yang nantinya uap akan disalurkan ke
condenser. Eveporator jenis ini sering dipakai pada industri susu dan fermntasi
karena fleksibilitas ruangan. Tidak efektif untuk larutan kental dan padatan.

Gambar 3.3. Plate Evaporator

5) Multi- Effect Evaporator


Menggunakan uap pada tahap untuk dipakai pada tahap berikutnya.
Semakin banyak tahap maka semakin rendah konsumsi energinya. Biasanya
maksimal terdiri dari tujuh tahap, bila lebih seringkali ditemui biaya pembuatan
melebihi penghematan energi. Ada dua tipe aliran, aliran maju dimana larutan
masuk dari tahap paling panas ke yang lebih rendah, dan aliran mundur yang
merupakan kebalikan dari aliran maju. Cocok untuk menangani produk yang
sensitive terhadap panas seperti enzim dan protein.

Gambar 3.4. Multi-effect Evaporator

6) Single Effect Evaporator


Yang dimaksud dengan single effect adalah bahwa produk hanya
melalui satu buah ruang penguapan dan panas diberikan oleh satu luas
permukaan pindah panas.

13
Proposal Kerja Praktek Industri
PT. SARIHUSADA GENERASI MAHARDIKA

Gambar 3.5. Single-effect Evaporator


(Christie J,1993)

3.2 Pasteurisasi

Proses pasteurisasi dilakukan dengan memanaskan susu pada suhu 62 oC


selama 30 menit atau suhu 72 oC selama 15 detik. Pasteurisasi tidak dapat
mematikan bakteri non patogen, terutama bakteri pembusuk. Susu pasteurisasi
bukan merupakan susu awet. Penyimpanan susu pasteurisasi dilanjutkan dengan
o
metode pendinginan. Metode pendinginan pada suhu maksimal 10 C
memperpanjang daya simpan susu pasteurisasi. Mikroba pembusuk tidak dapat
tumbuh dan berkembang pada suhu 3-10 oC (Setya, 2012).

Pasteurisasi adalah salah satu proses terpenting dalam penanganan susu.


Proses pasteurisasi perlu dilakukan dengan benar sehingga membuat susu memiliki
umur simpan yang lebih lama. Suhu dan waktu pasteurisasi adalah faktor penting
yang harus diukur dalam menentukan kualitas dan kondisi umur simpan susu segar.
Metode Pasteurisasi yang umum digunakan adalah sebagai berikut (Setya, 2012):

a) Pasteurisasi dengan suhu tinggi dan waktu singkat (High Temperature Short
Time/HTST), yaitu proses pemanasan susu selama 15–16 detik pada suhu
71,7–75 oC dengan alat Plate Heat Exchanger.
b) Pasteurisasi dengan suhu rendah dan waktu lama (Low Temperature Long
Time/LTLT) yaitu proses pemanasan susu pada suhu 61 oC selama 30 menit.

14
Proposal Kerja Praktek Industri
PT. SARIHUSADA GENERASI MAHARDIKA

c) Pasteurisasi dengan suhu sangat tinggi (Ultra High Temperature/UHT) yaitu


memanaskan susu pada suhu 131 oC selama 0,5 detik. Pemanasan dilakukan
dengan tekanan tinggi untuk menghasilkan perputaran dan mencegah
terjadinya pembakaran susu pada alat pemanas.
Proses pasteurisasi dapat menghancurkan 90–99% bakteri yang ada di
dalam susu. Pasteurisasi dapat merusak vitamin C dan kemungkinan menjadikan
laktosa kasein dan unsur lemak pada susu menjadi kecil. Efek yang ditimbulkan
dari proses pasteurisasi adalah dapat mempertahankan nilai nutrisi dan
karakteristik sensori bahan pangan hasil pasteurisasi (Setya, 2012).

Pasteurisasi hanya dapat mempertahankan umur simpan bahan pangan


untuk beberapa hari saja, dapat menyebabkan terjadinya perubahan warna, aroma
dan flavor yang mengakibatkan degradasi vitamin bahan. Pasteurisasi susu dengan
suhu tinggi dapat menambah daya simpan susu segar selama 1 sampai 2 minggu
(Setya, 2012).

3.3 Spray Drying

Spray drying merupakan suatu proses pengeringan untuk mengurangi kadar


air suatu bahan sehingga dihasilkan produk berupa bubuk melalui penguapan
cairan. Spray drying menggunakan atomisasi cairan untuk membentuk droplet,
selanjutnya droplet yang terbentuk dikeringkan menggunakan udara kering
dengan suhu dan tekanan yang tinggi. Bahan yang digunakan dalam pengeringan
spry drying dapat berupa suspensi, dispersi maupun emulsi. Sementara produk
akhir yang dihasilkan dapat berupa bubuk, granula maupun aglomerat tergantung
sifat fisik-kimia bahan yang akan dikeringkan, desain alat pengering dan hasil
akhir produk yang diinginkan. (Kieviet, F.G : 1997)
Prinsip dasar Spray drying adalah memperluas permukaan cairan yang akan
dikeringkan dengan cara pembentukan droplet yang selanjutnya dikontakkan
dengan udara pengering yang panas. Udara panas akan memberikan energi untuk
proses penguapan dan menyerap uap air yang keluar dari bahan.

15
Proposal Kerja Praktek Industri
PT. SARIHUSADA GENERASI MAHARDIKA

Bahan (cairan) yang akan dikeringkan dilewatkan pada suatu nozzle


(saringan bertekanan) sehingga keluar dalam bentuk butiran (droplet) yang sangat
halus. Butiran ini selanjutnya masuk kedalam ruang pengering yang dilewati oleh
aliran udara panas. Hasil pengeringan berupa bubuk akan berkumpul dibagian
bawah ruang pengering yang selanjutnya dialirkan ke bak penampung.
(Kieviet,F.G : 1997)

Secara umum proses pengeringan dengan metode spray drying melalui 5


tahap :

a. Penentuan konsentrasi : konsentrasi bahan yang akan dikeringkan harus tepat,


kandungan bahan terlarut 30% hingga 50%. Jika bahan yang digunakan sangat
encer dengan total padatan terlarut yang sangat rendah maka harus dilakukan
pemekatan terlebih dahulu melalui proses evaporasi. Jika kadar air bahan yang
akan dikeringkan terlalu tinggi maka proses spray drying kurang maksimal
dimana bubuk yang dihasilkan masih mengandung kadar air yang tinggi. Selin
itu juga menyebabkan kebutuhn energi yang tinggi dalam proses pengeringan.
Perbandingan konsumsi energy yang akan dibutuhkan sesuai dengan
Total Solid (konsentrasi) feed (bahan) yang masuk ke dalam spray drying:

- 10 % = 23.650 kJ/kg powder - 40% = 3.970 kJ/kg Powder

- 20% = 10.460 kJ/kg powder - 50% = 2.680 kJ/kg powder

- 30% = 6.170 kJ/kg powder

b. Atomization : Bahan yang akan dimasukkan dalam alat spray dryer harus
dihomogenisasikan terlebih dahulu agar ukuran droplet yang dihasilkan
seragam dan tidak terjadi penyumbatan atomizer. Homogenisasi dilakukan
dengan cara pengadukan. selanjutnya bahan dialirkan kedalam atomizer berupa
ring/wheel dengan lubang-lubang kecil yang berputar. Atomization merupakan
proses pembentukan droplet, dimana bahan cair yang akan dikeringkan dirubah
ukurannya menjadi partikel (droplet) yang lebih halus. Tujuan dari atomizer ini
adalah untuk memperluas permukaan sehingga pengeringan dapat terjadi lebih

16
Proposal Kerja Praktek Industri
PT. SARIHUSADA GENERASI MAHARDIKA

cepat. Pada Industri makanan, luas permukaan droplet setelah melalui atomizer
adalah mencapai 1-400 mikrometer.
c. Kontak droplet dengan udara pengering : Pada sebagian besar spray dryer,
nozzle (atomizer) tersusun melingkar. Dan pada tengahnya disemprotkan udara
panas bertekanan tinggi dengan suhu mencapai 300 oC. Udara panas dan
droplet hasil atomisasi disemprotkan ke bawah. Kondisi ini menyebabkan
terjadinya kontak antara droplet dengan udara panas sehingga terjadi
pengeringan secara simultan.
d. Pengeringan droplet : adanya kontak broplet dengan udara panas menyebabkan
evaporasi kadungan air pada droplet hingga 95% sehingga dihasilkan bubuk.
Bubuk yang telah kering jatuh ke bawah drying chamber (ruang pengering)
yang berukuran tinggi sekitar 25 m dan diameter 5 m. dari atas chamber hingga
mencapai dasar hanya memerlukan waktu selama beberapa detik.
e. Separasi : udara hasil pengeringan dipisahkan dengan pengambilan udara yang
mengandung serpihan serbuk dalam chamber, selanjutnya udara akan
memasuki separator. Udara hasil pengeringan dan serpihan serbuk dipisahkan
dengan menggunakan gaya sentrifulgal. Selanjutnya udara dibuang, dan
serpihan bahan dikembalikan dengan cara di blow sehingga bergabung lagi
dengan produk dalam line proses.
(Michael, 1993)

Gambar 3.6. Proses Spray Drying

17
Proposal Kerja Praktek Industri
PT. SARIHUSADA GENERASI MAHARDIKA

Spray Dryer memiliki komponen sebagai berikut :

a. Atomizer
Atomizer merupakan bagian terpenting pada spray drier dimana
memiliki fungsi untuk menghasilkan droplet dari cairan yang akan
dikeringkan. Droplet yang terbentuk akan didistribusikan (disemprotkan)
secara merata pada alat pengering agar terjadi kontak dengan udara panas.
Ukuran droplet yang dihasilkan tidak boleh terlalu besar karena proses
pengeringan tidak akan berjalan dengan baik. Disamping itu ukuran droplet
juga tidak boleh terlalu kecil karena menyebabkan terjadinya over heating.

b. Chamber
Chamber merupakan ruang dimana terjadi kontak antara droplet cairan
yang dihasilkan oleh atomizer dengan udara panas untuk pengeringan. Kontak
udara panas dengan droplet akan menghasilkan bahan kering dalam bentuk
bubuk. Bubuk yang terbentuk akan turun ke bagian bawah chamber dan akan
dialirkan dalam bak penampung.

c. Heater
Heater berfungsi sebagai pemanas udara yang akan digunakan sebagai
pengering. Panas yang diberikan harus diatur sesuai dengan karakteristik
bahan, ukuran droplet yang dihasilkan dan jumlah droplet. Suhu udara
pengering yang digunakan diatur agar tidak terjadi over heating.
d. Cyclone
Cyclone berfungsi sebagai bak penampung hasil proses pengeringan.
Bubuk yang dihasilkan akan dipompa menuju Cyclone.
e. Bag Filter
Bag Filter berfungsi untuk menyaring atau memisahkan udara setelah
digunakan pengeringan dengan bubuk yang terbawa setelah proses.

18
Proposal Kerja Praktek Industri
PT. SARIHUSADA GENERASI MAHARDIKA

Parameter- parameter yang perlu diperhatikan padab alat spray dryer sebagai
berikut :

a. Suhu pengering yang masuk : Semakin tinggi suhu udara yang digunakan untuk
pengeringan maka proses penguapan air pada bahan akan semakin cepat,
namun suhu yang tinggi memungkinkan terjadinya kerusakan secara fisik
maupun kimia pada bahan yang tidak tahan panas.
b. Suhu pengering yang keluar : Suhu pengering yang keluar mengontrol kadar
air bahan hasil pengeringan (bubuk) yang terbentuk.
c. Viskositas bahan (larutan) yang masuk : Viskositas bahan yang akan
dikeringkan mempengaruhi partikel yang keluar melalui nozel. Viskositas yang
rendah menyebabkan kurangnya energi dan tekanan dalam menghasilkan
partikel pada atomization.
d. Jumlah padatan terlarut : Jumlah padatan terlarut pada bahan yang masuk diatas
30% agar ukuran partikel yang terbentuk tepat.
e. Tegangan permukaan : Tegangan permukaan yang tinggi dapat menghambat
proses pengeringan, umumnya untuk menurunkan tegangan permukaan
dilakukan penambahan emulsifier. Emulsifier juga dapat menyebabkan ukuran
partikel yang keluar dari nozzle lebih kecil sehingga mempercepat proses
pengeringan.
f. Suhu bahan yang masuk : Peningkatan suhu bahan yang akan dikeringkan
sebelum memasuki alat akan membawa energi sehingga proses pengeringan
akan lebih cepat.
g. Tingkat volatilitas bahan pelarut : bahan pelarut dengan tingkat volatilitas yang
tinggi dapat mempercepat proses pengeringan. Namun dalam prakteknya air
menjadi pelarrut utama dalam bahan pangan yang dikeringkan.
(Michael, 1993)

19
Proposal Kerja Praktek Industri
PT. SARIHUSADA GENERASI MAHARDIKA

BAB IV
PENUTUP

Demikianlah proposal kegiatan kerja praktek di PT. SARIHUSADA


GENERASI MAHARDIKA ini saya susun untuk memenuhi persyaratan yang telah
ditetapkan oleh pihak perusahaan. Semoga proposal kegiatan kerja praktek ini dapat
menjadi salah satu pertimbangan bagi pimpinan perusahaan dan segenap karyawan
PT. SARIHUSADA GENERASI MAHARDIKA dalam menerima saya selaku
mahasiswa Program Studi Teknik Kimia S1, Jurusan Teknik Kimia, Fakultas
Teknik Industri yang akan melaksanakan kerja praktek di PT. SARIHUSADA
GENERASI MAHARDIKA. Atas perhatian dan kesediaan pimpinan perusahaan
dan segenap karyawan PT. SARIHUSADA GENERASI MAHARDIKA yang telah
memberikan kesempatan bagi saya untuk melaksanakan kerja praktek di
perusahaannya maka saya mengucapkan terima kasih.

20
Proposal Kerja Praktek Industri
PT. SARIHUSADA GENERASI MAHARDIKA

DAFTAR PUSTAKA

Geankoplis, C. J.1993. Transport Processes and Unit Operations, 3rd


edition. Prentice Hall PTR. Hal 489

Kieviet, G. Frank, 1997,Modelling Quality in Spray Drying, Eindhoven


University of Technologi, The Nedherlands Hal 1

Michael, J.K. 1993. Spray drying and spray congealing of


pharmaceuticals. In: Encyclopedia of pharmaceutical technology. Marcel
Dekker INC, NY. Hal 207

Mujumdar, Arun S. 2006. Handbook of Industrial Drying. National


University of Singapore . CRC Press Online. Hal 971

Setya, A. W. 2012. Teknologi Pengolahan Susu. Fakultas Teknologi


Pertanian Universitas Slamet Riyadi. Surakarta. Hal 22

https://www.sarihusada.co.id/ diakses pada tanggal 1 Desember 2018.

21

Anda mungkin juga menyukai