Anda di halaman 1dari 36

LAPORAN PENELITIAN

PEMBUATAN CAT EMULSI DARI GETAH POHON KARET


(HEVEA BRASILIENSIS MUELL) DENGAN ZAR WARNA
EKSTRAK DAUN JATI (TECTONA GRANDIS)

Disusun oleh :

1. Refsky Fitriono (121150051)


2. Lutfi Maulana (121150083)

PROGRAM STUDI KIMIA (S-1)


JURUSAN TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNIK INDUSTRI
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”
YOGYAKARTA
2019
1
HALAMAN PENGESAHAN

Laporan Penelitian
Pembuatan Cat Emulsi dari Getah Pohon Karet (Hevea Brasiliensis Muell) dengan
Zat Warna Ekstrak Daun Jati (Tectona Grandis)

Disusun oleh :
1. Refsky Fitriono (121150051)
2. Lutfi Maulana (121150083)

Disetujui oleh
Pembimbing

Ir. R.R. Endang Sulistyowati , M.T.


NIP. 19610420 198903 2 001

ii
ii
KATA PENGANTAR

Puji Syukur penyusun panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena
pertolongan dan rahmat-Nya lah sehingga laporan penelitian yang berjudul
“Pembuatan Cat Emulsi dari Getah Karet (Hevea Brasiliensis Muell) dengan Zat
Warna Ekstrak Daun Jati (Tectona Grandis)” dapat diselesaikan sesuai dengan
waktu yang diharapkan.
Laporan penelitian ini merupakan salah satu syarat yang harus ditempuh
oleh mahasiswa Program Studi Teknik Kimia (S-1), Jurusan Teknik Kimia,
Fakultas Teknik Industri, Universitas Pembangunan Nasional “Veteran”
Yogyakarta.
Pada kesempatan ini pula, penyusun mengucapkan terima kasih atas
bimbingannya selama ini kepada Ir. R. R. Endang Sulistyowati,M.T. selaku dosen
pembimbing.
Kritik dan saran dari para pembaca sangat diharapkan agar dapat lebih baik
lagi. Akhir kata, penyusun ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada para
pembaca dan segenap pihak yang ikut membantu dalam proses penyelesaian
laporan penelitian ini.

Yogyakarta April 2019

Penyusun

iii
DAFTAR ISI

Halaman Judul i
Halaman Pengesahan ii
Kata Pengantar iii
Daftar Isi iv
Daftar Gambar v
Daftar Tabel vi
Intisari vii
Hasil Seminar viii
BAB I. Pendahuluan 1
I.1. Latar Belakang 2
I.2. Rumusan Masalah 3
I.3. Tujuan Penelitian 4
I.4. Tinjauan Pustaka 5
I.5. Batasan Masalah 6
I.6. Hipotesa
BAB II. Metodologi Penelitian
II.1. Bahan dan Alat
II.2. Diagram Alir Kerja
BAB III. Hasil Penelitian dan Pembahasan
III.1. Hubungan Viskositas dengan Berat Tepung Sagu Percobaan 1
III.2. Hubungan Densitas dengan Berat Tepung Sagu Percobaan 1
III.3. Hubungan Waktu Pengeringan dengan Berat Tepung Sagu
Percobaan 1
III.4. Hubungan Viskositas dengan Berat Tepung Sagu Percobaan 2
III.5. Hubungan Densitas dengan Berat Tepung Sagu Percobaan 2
III.6. Hubungan Waktu Pengeringan dengan Berat Tepung Sagu
Percobaan 2
BAB IV. Penutup
IV.1. Kesimpulan
IV.2. Saran
Daftar Pustaka
Lampiran

iv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.
Gambar 2.
Gambar 3.
Gambar 4.
Gambar 5.
Gambar 6.
Gambar 7.

v
DAFTAR TABEL
Tabel 1.
Tabel 2.
Tabel 3.
Tabel 4.
Tabel 5.
Tabel 6.

vi
INTISARI

vii
PEMBUATAN CAT EMULSI DARI GETAH POHON KARET (HEVEA
……………BRASILIENSIS MUELL ) DENGAN ZAT WARNA EKSTRAK DAUN
………… JATI (TECTONA GRANDIS)
BAB I
PENDAHULUAN
I.1. Latar belakang

Industri cat adalah salah satu industri tertua di dunia. Sekitar 20.000
tahun lalu, manusia yang hidup di gua-gua menggunakan cat untuk kegiatan
komunikasi, dekorasi dan proteksi. Mereka menggunakan material-material
yang tersedia di alam seperti arang (karbon), darah, susu, dan sadapan dari
tanaman-tanaman yang memiliki warna yang menarik. Yang mengejutkan,
cat-cat ini mempunyai keawetan yang baik, seperti yang ditunjukkan pada
lukisan gua di Altamira Spanyol, Lascaux Spanyol, cat batu orang Aborigin
di Arnhem Land Australia, dan lukisan-lukisan prasejarah lainnya yang
ditemukan. Pasar cat dan coating asia Pasifik diperkirakan akan mencapai
sekitar US$ 48 Miliar dengan ukuran pasar sebesar 15 juta MT (metrik ton)
dengan tingkat pertumbuhan 8 sampai 11 persen. (Dayar Suryana,2009).
Rumah tingal merupakan suatu kebutuhan primer yang digunakan
sebagai tempat berlindung dari panas, hujan, dan juga tempat melepas lelah
setelah beraktivitas seharian sehingga rumah tinggal haruslah indah, aman
dan nyaman bagi penghuninya. Ketika keindahan tersebut dipertanyakan,
tentu saja memberikan efek secara tidak langsung kepada penghuni itu
sendiri. Ini merupakan hal yang sering terjadi pada finishing bangunan,
salah satunya adalah permasalahan pada pengecatan bangunan. Pengecatan
dapat diibaratkan sebagai keindahan suatu bangunan itu sendiri. Akan tetapi
dalam penggunaan cat, masayarakat pada umumnya kurang memperhatikan
bahaya kandungan zat kimia dalam cat tersebut.
Cat merupakan suatu produk yang dipakai untuk melapisi
permukaan suatu bahan dengan tujuan memperindah, memperkuat, atau
melindungi dari suatu permukaan benda, karena cat akan membentuk
lapisan tipis yang melekat kuat pada permukaan dan akan mengering pada

Refsky Fitriono (121150051)


Lutfi Maulana (121150083) 1
PEMBUATAN CAT EMULSI DARI GETAH POHON KARET (HEVEA
……………BRASILIENSIS MUELL ) DENGAN ZAT WARNA EKSTRAK DAUN
………… JATI (TECTONA GRANDIS)
permukaan tersebut. Pelekatan cat ke permukaan dapat dilakukan dengan
banyak cara : diusapkan, dilumurkan, dikuas, diseprotkan, dsb. Cat biasa
digunakan untuk melindungi dan memberikan warna pada suatu objek
ataupermukaan dengan melapisinya dengan lapisan berpigmen. Cat dapat
digunakan pada hampir semua jenis objek, antara lain untuk menghasilkan
karya seni (oleh pelukisuntuk membuat lukisan), salutan industri (industrial
coating), bantuan pengemudi(marka jalan), atau pengawet (Sutrisno, 2009).
Pada umumnya, cat apapun yang kita gunakan (cat tembok, cat kayu,
dan cat sejenisnya) terbuat dari berbagai jenis komponen, seperti pelarut,
pelekat, pewarna, dan juga berbagai jenis bahan tambahan lainnya. Cat
tembok yang sering digunakan untuk dekorasi rumah atau untuk merenovasi
rumah mengandung PVAC, CaCO3, TiO2, dan pelarut orgnaik. Pelarut
tersebut mengandung minyak volatile organic compound (VOC) yang
sifatnya sangat mudah menguap. Jika senyawa dalam cat tersebut terhirup,
maka akan menyebabkan masalah kesehatan yang cukup serius, diantaranya
gangguan pernapasan, kerusakan fungsi hati, kerusakan saraf,penyakit
ginjal.
Oleh karena itu perlu adanya pengembangan bahan cat yang ramah
lingkungan dan berbasis ekonomis dengan bahan alami. Hal ini di lakukan
untuk mengurangi resiko masalah kesehatan. Bahan yang di gunakan adalah
getah karet, tepung sagu, kulit cangkang telur, dan daun jati muda. Getah
karet dipilih karena mengandung senyawa polimer yang dapat
menggantikan PVAC dan tepung sagu diharapkan mampu menggantikan
senyawa TiO2 . Pewarna alami yang digunakan ialah daun jati muda.
Cangkang telur dapat menggantikan CaCO3 bebasis alami dengan
kandungannya yang tinggi. Karena cangkang kulit telur padatan dan
komponen tersebut mudah larut dalam air maka pelarut yang digunakan
adalah air. Sedangkan daun jati muda akan menghasilkan warna merah,
pemanfaatan daun jati muda yang masih relatif rendah memberikan potensi
Refsky Fitriono (121150051)
Lutfi Maulana (121150083) 2
PEMBUATAN CAT EMULSI DARI GETAH POHON KARET (HEVEA
……………BRASILIENSIS MUELL ) DENGAN ZAT WARNA EKSTRAK DAUN
………… JATI (TECTONA GRANDIS)
berkembangnya produk ini. Dengan bahan alami tersebut diharapkan cat
tembok mampu bersaing sebagai cat berbasis alami dengan cat
konvensional.

I.2. Rumusan Masalah


1. Bagaimana proses pembuatan cat menggunakan bahan dasar alami?
2. Dampak dari cat konvesional yang belum diketahui oleh masyarakat?
3. Mengapa perlu pengembangan pembuatan cat dari bahan dasar alami?

I.3. Tujuan Penelitian


1. Membuat cat tembok berbahan dasar alami sesuai dengan standar cat
SNI No.3569-2009.
2. Mencari pengaruh perbandingan getah karet dengan tepung sagu dalam
proses pembuatan cat.
3. Mencari pengaruh perbandingan kulit cangkang telur dengan waktu
pengeringan.

I.4. Manfaat Penelitian


1. Mendapatkan cat tembok berbahan dasar alami yang memiliki resiko
terhadap kesehatan yang rendah.
2. Mendapatkan perbandingan komposisi bahan cat alami yang optimum
agar didapat cat sesuai standar SNI No.3569-2009.
3. Membantu masyarakat dalam mengurangi dampak dari cat konvensional.

I.5. Tinjauan Pustaka


I.5.1. Cat
Cat adalah suatu cairan yang dipakai untuk melapisi
permukaan suatu bahan dengan tujuan memperindah (decorative),
memperkuat (reinforcing) atau melindungi (protective) bahan
tersebut. Cat dapat digunakan pada hampir semua jenis objek, antara
lain untuk menghasilkan karya seni (oleh pelukis untuk membuat

Refsky Fitriono (121150051)


Lutfi Maulana (121150083) 3
PEMBUATAN CAT EMULSI DARI GETAH POHON KARET (HEVEA
……………BRASILIENSIS MUELL ) DENGAN ZAT WARNA EKSTRAK DAUN
………… JATI (TECTONA GRANDIS)
lukisan), salutan industri (industrial coating), bantuan pengemudi
(marka jalan), atau pengawet (untuk mencegah korosi atau
kerusakan oleh air). Pelekatan cat ke permukaan dapat dilakukan
dengan banyak cara : diusapkan, dilumurkan, dikuas, diseprotkan,
dsb. (Fajar Anugrah, 2009)

Tabel 1. Persyaratan Umum pada Cat

Parameter Nilai
Daya tutup (Pfund):
Warna Cerah min 8 m2/L
Warna Gelap min 11 m2/L
Density (suhu 28-30oC) min 1,2 g/cm3
Kehalusan maks 50 mikron
Waktu pengeringan:
Kering Sentuh maks 30 menit
Kering Keras maks 60 menit
Padatan total min 40 %berat
Kekentalan (suhu 28-30oC) min 90 KU (Krebs Unit)
pH 7-9,5
Logam berat (Pb, Cu, Hg, Cd, Cr6+) Tidak Terdeteksi

Sumber: SNI 3564: 2009

Emulsi merupakan suatu jenis koloid dengan fase terdispersi


berupa zat cair dalam medium pendispersi padat, cair, dan gas. Cat
tembok water based disebut juga cat emulsi, dimana terdapat emulsi
antara air dan minyak dalam formulasinya. Dalam emulsi pada
masing-masing komponen pembetuknya sudah terdapat emulsifer

Refsky Fitriono (121150051)


Lutfi Maulana (121150083) 4
PEMBUATAN CAT EMULSI DARI GETAH POHON KARET (HEVEA
……………BRASILIENSIS MUELL ) DENGAN ZAT WARNA EKSTRAK DAUN
………… JATI (TECTONA GRANDIS)
berupa surfactan. Komponen atau bahan penyusun dari cat terdiri dari
binder (resin), pigmen,solvent dan additive. (Fajar Anugerah, 2009).

I.5.2. Cat Sintetis


a. Binder
Zat pengikat atau binder merupakan bahan yang mengikat
antara partikel pigmen cat, sehingga cat dapat membentuk lapisan
tipis yang rapat ketika digunakan.Binder bertugas merekatkan
partikel-partikel pigmen kedalam lapisan film cat dan membuat cat
merekat pada permukaan. Tipe binder dalam suatu formula
catmenentukan banyak hal dari performa cat. Binder dibuat dari
material bernama resin yang biasa dari bahan alam juga sintetis.
Cat dapat berbinder natural oil,alkyd, nitro sellulosik, poliester,
melamin, akrilik, epoksi, poliurethane, silikon,fluorokarbon, vinil,
sellulosik, dan lain-lain.
b. Pigmen
Pigmen berperan sebagai zat pemberi warna utama pada cat.
Pigmen dapat dibagimenjadi 2 yaitu organik dan non organik.
Pigmen non organik dibuat dari beberapa logam (oksida logam)
sedangkan pigmen organik dibuat dari bahan minyak bumi(carbon
based). Contoh pigmen anorganik dari garam anorganik yaitu
melalui proses presipitasi dari ion aqueous dalam larutan.
Reaksi Pb(NO3 )2 + Na2 CrO4 −> PbCrO4 + 2 NaNO3 yang
menghasilkan warna kuning, atau reaksi antara zink hidroksida dan
NaOH yang menghasilkan warna putih. Pigmen lebih jauh lagi
dapat dibagi menjadi pigmen utama dan pigmen extender. Pigmen
utama memberikan cat dengan daya tutup dan warna.Sedangkan
pigmen extender membantu memperkuat pigmen utama.

Refsky Fitriono (121150051)


Lutfi Maulana (121150083) 5
PEMBUATAN CAT EMULSI DARI GETAH POHON KARET (HEVEA
……………BRASILIENSIS MUELL ) DENGAN ZAT WARNA EKSTRAK DAUN
………… JATI (TECTONA GRANDIS)
c. Solvent
Solvent atau pelarut berfungsi untuk menjaga kekentalan cat
agar tetap cair saat digunakan, selain itu juga sebagai media
pendispersi. Sebuah cat membutuhkan bahan cair agar patikel
pigmen, binder dan material padat lainnya dapat mengalir.Cairan
pada suatu cat disusun oleh solvent minyak dan atau diluent.
Keduanya adalah suatu cairan yang dapat melarutkan (dissolve)
suatu material. Keduanya juga disebut thinner karena keduanya
mempunyai kemampuan untuk mengencerkan cat ke kekentalan
yang diinginkan.
d. Additive
Additive merupakan bahan yang ditambahkan dalam cat untuk
menambahkan property atau sifat-sifat cat sehingga dapat
meningkatkan kualitas cat. Sebagai tambahan selain liquid, pigmen
dan binder, suatu cat dapat mengandung satu atau lebih aditif (zat
tambahan) yang berfungsi untuk meningkatkan performansi, dan
biasanya digunakan dalam jumlah yang sangat kecil. Hal ini
mempengaruhi fiturvital dari penggunaan akhir cat terutama
kemampuan flow dan leveling dari cat.

Refsky Fitriono (121150051)


Lutfi Maulana (121150083) 6
PEMBUATAN CAT EMULSI DARI GETAH POHON KARET (HEVEA
……………BRASILIENSIS MUELL ) DENGAN ZAT WARNA EKSTRAK DAUN
………… JATI (TECTONA GRANDIS)
Tabel 2. Komponen Bahan Cat Tembok

Komponen Zat
Binder natural oil,alkyd, nitro
sellulosik, poliester, melamin,
akrilik, epoksi, poliurethane,
silikon,fluorokarbon, vinil,
sellulosik,
Pigmen Fast Red 2R - Pigment Red 21,
Lithol Rubine BK (Carmine 6B)
Pigment Red 57:1 (15850:1),
Phthalocyanine Blue
Solven Thinner, air
Additive Wetting Agent, Dispersing
Agent, Anti Skinning Agent
Sumber : (Fajar Anugrah,2009)
I.5.2. Cat Organik
Penggunaan cat sintetis masih banyak digunakan dikalangan
umum tanpa sadar akan bahaya dari zat yang terkandung di dalam
cat tersebut. Adanya pembuatan organic diharapkan mampu
mengurangi bahaya dari zat yang terkandung dalam cat sintetis. Cat
pada umumnya terdiri dari binder,pigmen,solvent dan aditif.
Komponen anorganik yang digunakan dalam cat sintetis mampu
digantikan dengan bahan organic yang mempunyai kemiripan sifat
seperti binder dari polliakrilic yang mengandung senyawa polimer
mampu digantikan dengan getah pohon karet yang mengandung
poliisoprena , pigmen PbCrO4 dengan pigmen dari tumbuh-
tumbuhan misalnya daun jati muda, solven oksigenated di gantikan
dengan air dan additive yang digunakan seperti wetting

Refsky Fitriono (121150051)


Lutfi Maulana (121150083) 7
PEMBUATAN CAT EMULSI DARI GETAH POHON KARET (HEVEA
……………BRASILIENSIS MUELL ) DENGAN ZAT WARNA EKSTRAK DAUN
………… JATI (TECTONA GRANDIS)
agent,dispersing agent dapat digantikan dengan tepung sagu dan
tepung cangkang telur.
Tepung Sagu
Dalam proses pembuatan cat dibutuhkan zat yang mampu
memperbaiki sifat zat salah satunya daya rekat. Tepung sagu
diharapkan mampu menambah daya rekat pada cat organic karena
mengandung amilum.
Tabel 3. Kandungan Pati Sagu
Komponen Jumlah (%)
Protein 0,62
Abu 0,32
Serat 0,15
Pati 75,88
Amilosa 23,94
Amilopektin 0.76
Sumber : Richana,dkk.(2000)

Komponen terbesar yang terdapat dalam tepung sagu


(Metroxylon sp.), adalah pati. Pati merupakan senyawa yang larut
dalam air dan mudah dihilangkan apabila berkontak langsung dengan
tangan. Matz menyatakan bahwa pati adalah homopolimer yang
terdiri dari molekul-molekul glukosa melalui ikatan α-glukosida
dengan melepas molekul air. Amilosa mempunyai struktur lurus
dengan ikatan α-1,4-glukosida, sedangkan amilopektin mempunyai
struktur lurus dan bercabang. Struktur yang lurus dengan ikatan α-1,4-
glukosida dan pada cabangnya mempunyai ikatan α-1,6-glukosida.
Jumlah unit glukosa dalam amilosa sekitar 25 – 1.300 α-D-glukosa,
sedangkan amilopektin mengandung 5.000 – 40.000 α-D-glukosa.
Pati sagu mempunyai 27 persen amilosa dan 76,6 persen amilopektin.

Refsky Fitriono (121150051)


Lutfi Maulana (121150083) 8
PEMBUATAN CAT EMULSI DARI GETAH POHON KARET (HEVEA
……………BRASILIENSIS MUELL ) DENGAN ZAT WARNA EKSTRAK DAUN
………… JATI (TECTONA GRANDIS)
Kandungan kandungan amilosa pati sagu adalah 23,94 persen dan
76,06 persen amilopektin. Pati dalam tepung sagu Mampu digunakan
sebagai bahan pembuatan alami untuk memaksimalkan sifat rekat dari
getah pohon karet.

Getah Pohon Karet (Hevea Brasiliensis Muell)


Getah karet memiliki kemiripan sifat dengan zat yang ada
dalam binder yaitu senyawa polimer yang terdispersi dalam air.
Kandungan polimer yang ada pada getah karet mampu menggantikan
peran dari binder pada cat sintetis.
Karet alam senyawa hidrokarbon yang merupakan polimer
alam hasil penggumpalan lateks alam dan merupakam makromolekul
poliisoprena (C5H8)n yang bergabung secara ikatan kepala ke ekor
(head to tail). Menurut Honggokusumo (1978), bahan penyusun karet
alam adalah isoprena C5H8 yang saling berikatan secara kepala ke
ekor 1,4 membentuk poliisoprena (C5H8)n , dimana n adalah derajat
polimerisasi yang menyatakan banyaknya monomer yang
berpolimerisasi membentuk polimer. Polimer poliisoprena biasanya
digunakan sebagai bahan pembuatan ban mobil maupun motor dalam
skala industry. Namun selain itu, Polimer jenis lainnya juga banyak
dimanfaatkan dalam berbagai industri misalnya plastik, cat , fiber
optik dan lainnya.
Karet alam mempunyai struktur molekul cis-1,4-polyisoprena.
Umumnya berat molekulnya berkisar 104-107 dan indeks distribusi
berat molekul diantara 2.5 sampai 10. Dengan kelenturan rantai
molekul yang tinggi, karet alam memiliki elastisitas luar biasa,
ketahanan leleh yang tinggi, dan kehilangan histerisis yang rendah. Di
saat yang sama streoregulitas tinggi dari struktur molekul karet alam
menyebabkan ketegangan pada daerah kristal yang berakibat pada

Refsky Fitriono (121150051)


Lutfi Maulana (121150083) 9
PEMBUATAN CAT EMULSI DARI GETAH POHON KARET (HEVEA
……………BRASILIENSIS MUELL ) DENGAN ZAT WARNA EKSTRAK DAUN
………… JATI (TECTONA GRANDIS)
kemampuan memperkuat diri sendiri yang ditandai dengan menjadi
naiknya kemampuan tarik, ketahanan koyak (tear strength) dan
ketahanan gores. Selain itu, sifat di atas membuat karet alam mudah
untuk diproses. Rumus bangun molekul isoprena (2-metil-1,3-
butadiena) (Gambar 1.) dan cis-1,4 poliisoprena (Gambar 2.) adalah
sebagaimana ditunjukkan pada gambar.

Gambar 1. 2-metil-1,3-butadiena Gambar 2. cis-1,4 poliisoprena


Komposisi karet alam secara umum adalah senyawa hidro
karbon, protein, karbonhidrat, lipida, persenyawan organik lain,
mineral, dan air. Persentase dari masing-masing bagian tersebut tidak
sama, tergantung pada cara pengerjaan dan peralatan yang digunakan.
Menurut Surya (2006), komposisi karet alam sebagai berikut :
Tabel 4. Komposisi Karet Alam (Surya , 2006)
Komponen Komponen
Komponen dalam latex dalam latex
segar (%) kering (%)
Karet Hidrokarbon 36 92-94
Protein 1,4 2,5-3,5
Karbohidrat 1,6 -
Lipida 1,6 2,5-3,2
Persenyawaan Organik Lain 0,4 -
Persenyawaan Anorganik 0,5 0,1-0,5
Air 58,5 0,3-1,0

Refsky Fitriono (121150051)


Lutfi Maulana (121150083) 10
PEMBUATAN CAT EMULSI DARI GETAH POHON KARET (HEVEA
……………BRASILIENSIS MUELL ) DENGAN ZAT WARNA EKSTRAK DAUN
………… JATI (TECTONA GRANDIS)
I.5.4. Cangkang Kulit Telur
Cangkang telur merupakan lapisan luar dari telur yang
berfungsi melindungi semua bagian telur dari luka atau kerusakan.
Cangkang telur ayam yang membungkus telur umumnya beratnya 9-
12% dari berat telur total. Warna kulit telur ayam bervariasi, mulai
dari putih kekuningan sampai cokelat. Warna cangkang luar telur
ayam ras (ayam boiler) ada yang putih, ada yang cokelat. Bedanya
pada ketebalan cangkang, yang berwarna cokelat lebih tebal
daripada yang berwarna putih (Wirakusumah, 2011).
Komposisi utama dalam cangkang ini adalah kalsium
karbonat (CaCO3) sebesar 94% dari total bobot keseluruhan
cangkang, kalsium fosfat (1%), bahan-bahan organik (4%) dan
magnesium karbonat (1%) (Rivera, 1999). Berdasarkan hasil
penelitian, serbuk cangkang telur ayam mengandung kalsium
sebesar 401 ± 7,2 gram atau sekitar 39% kalsium, dalam bentuk
kalsium karbonat. (Schaafsma, 2000). Komponen kalsium karbonat
inilah yang mampu dimanfaatkan sebagai zat untuk mempercepat
pengeringan pada cat.
Penggunaan utama dari kalsium karbonat adalah di bidang
industri konstruksi, baik sebagai bahan bangunan atau agregat batu
kapur untuk roadbuilding atau sebagai bahan semen atau sebagai
bahan awal untuk penyusunan pembangun kapur, pemurnian besi
dari bijih besi, industri minyak dalam cairan pengeboran sebagai
formasi bridging dan penyegelan agenfiltercake. Kalsium
karbonat banyak digunakan sebagai extender dalam cat yang
memiliki emulsi matte tertentu di mana biasanya 30% dari berat cat
baik kapur atau marmer. (Dody Putranto,2009)

Refsky Fitriono (121150051)


Lutfi Maulana (121150083) 11
PEMBUATAN CAT EMULSI DARI GETAH POHON KARET (HEVEA
……………BRASILIENSIS MUELL ) DENGAN ZAT WARNA EKSTRAK DAUN
………… JATI (TECTONA GRANDIS)
I.5.6. Daun Jati

Daun jati muda memiliki kandungan pigmen alami yang


terdiri dari pheophiptin, β-karoten, pelargonidin 3-glukosida,
pelargonidin 3,7-diglukosida, klorofil dan dua pigmen lain yang
belum diidentifikasi (Ati, 2006). Pelargonidin merupakan golongan
pigmen antosianidin, yaitu aglikon antosianin yang terbentuk bila
antosianin dihidrolisis dengan asam. Kandungan ini 5 berfungsi
sebagai pembentuk warna (pemberi pigmen) yang menyebabkan
ekstrak daun jati berwarna merah darah.
Antosianin adalah pigmen larut dalam air yang secara alami
terdapat pada berbagai jenis tumbuhan. Sesuai namanya, pigmen
inilah yang memberikan warna pada bunga, buah dan daun
tumbuhan hijau. Pigmen ini telah banyak digunakan sebagai
pewarna alami pada berbagai produk pangan dan berbagai aplikasi
lainnya (Suardi, 2005). Zat warna dari ekstark daun jati mampu di
jadikan bahan dalam pembuatan cat organic sebagai pigmen.

Ada beberapa faktor yang memperngaruhi sifat dan kualitas cat.


1. Proses Pengadukan
Proses pengadukan akan mempengaruhi sifat dan kualitas cat
dikarenakan cat memerlukan proses pengadukan yang cepat untuk
proses pelarutan.pengadukan akan menyebabkan tebal lapisan difusi
semakin tipis sehingga mempercpat kelarutan zat.(Martin,1990)
2. Densitas
Perbandingan padatan dan cairan pada cat harus sesuai dengan SNI yaitu
minimal 1,2 g/cm3 di karenakan jika padatan yang terkandung dalam cat
terlampau banyak maka cat akan mudah mengendap dan pendispersian
cat akan sulit terjadi.

Refsky Fitriono (121150051)


Lutfi Maulana (121150083) 12
PEMBUATAN CAT EMULSI DARI GETAH POHON KARET (HEVEA
……………BRASILIENSIS MUELL ) DENGAN ZAT WARNA EKSTRAK DAUN
………… JATI (TECTONA GRANDIS)
3. Ukuran Padatan
Semakin banyak jumlah pengadukan maka zat terlarut umumnya
menjadi lebih mudah larut. Luas permukaan sentuhan zat kecepatan
kelarutan dapat dipengaruhi juga oleh luas permukaan (besar kecilnya
zat terlarut).(Martin,1990) Padatan dalam cat harus berukuran koloid
untuk tercapainya dispersi padatan ke cairan sehingga cat tidak mudah
menggumpal dan mengendap.
4. Suhu
Semakin tinggi suhu yang digunakan, maka reaksi berlangsung lebih
cepat karena semakin besar energi kinetic molekul dan gerak partikel-
partikel sehingga frekuensi tumbukan.

I.6 Batasan Masalah

1. Penelitian dilakukan pada skala laboratorium


2. Daun jati muda
3. Temperatur pada suhu 28-60oC
4. Analisa yang dilakukan
- Uji Densitas
- Uji Waktu Pengeringan
- Uji Kekentalan

I.7 Hipotesa
1. Semakin banyak cangkang telur semakin cepat waktu yang diperlukan
cat untuk kering.
2. Semakin banyak tepung cangkang telur dan tepung sagu semakin tinggi
densitas cat.
3. Semakin banyak tepung sagu semakin tinggi viskositas cat.

Refsky Fitriono (121150051)


Lutfi Maulana (121150083) 13
PEMBUATAN CAT EMULSI DARI GETAH POHON KARET (HEVEA
……………BRASILIENSIS MUELL ) DENGAN ZAT WARNA EKSTRAK DAUN
………… JATI (TECTONA GRANDIS)
BAB II
METODOLOGI PENELITIAN

II.1. Bahan
1. Getah Pohon Karet (Hevea Brasiliensis Muell) dari PTPN Karet
Banyumas
2. Cangkang Telur dari pedagang nasi goreng
3. Tepung Sagu diperoleh dari Berkah Jaya Minimarket
4. Daun Jati Muda dari perkebunan pohon jati Kab. Batang
5. Aquades dari Alfakimia Kaliurang

II.2. Rangkaian alat


Keterangan alat :
1. Statif
2. Gelas beker
3. Motor pengaduk
4. Pengaduk
5. Kompor Listrik

Gambar 3. Rangkaian alat

Refsky Fitriono (121150051)


Lutfi Maulana (121150083) 14
PEMBUATAN CAT EMULSI DARI GETAH POHON KARET (HEVEA
……………BRASILIENSIS MUELL ) DENGAN ZAT WARNA EKSTRAK DAUN
………… JATI (TECTONA GRANDIS)
II.3. Prosedur Penelitian
II.3.1. Mempersiapkan Bahan Baku
Getah pohon karet terlebih dahulu dibersihkan dari
pengotor berupa sisa daun dan ranting dengan cara dipanaskan
setelah mencair disaring. Cangkang telur dibersihkan
menggunakan air dan digosok bagian dalamnya untuk
menghilangkan kulit arinya kemudian dijemur dibawah sinar
matahari hingga kering selanjutnta di tumbuk hingga halus dan di
ayak. Tepung sagu diayak terlebih daulu untuk mendapatkan
butiran yg diinginkan. Daun jati dibersihkan dengan cara dibilas
dengan air.

II.3.2. Ekstraksi Zat Warna Dari Daun Jati Muda


Daun jati muda sebanyak 1000 gr di potong kasar kemudian
dimasukkan kedalam blender dan ditambahkan air 500 ml. hasil
dipisahkan menggunakan kertas saring.

II.3.3. Pembuatan cat


100 gr getah karet dicampur dengan 20ml ekstrak daun jati.
kemudian dilanjutkan dengan pengadukan menggunakan motor
pengaduk dengan kecepatan +350 rpm selama 5 menit dan
dilakukan pemanasan pada suhu 50°C. Setelah itu ditambahkan
tepung sagu 2;4;6;8;10 gram dan tepung cangkang telur 10 gram
dan ekstrak daun jati 20ml dan larutan anti jamur 20 ml. Dari
percobaan tersebut, dihasilkan viskositas optimal. Setelah itu
digunakan tepung sagu dengan viskositas yang optimal dan variasi
tepung cangkang telur 5;10;15;20;25 gram.

Refsky Fitriono (121150051)


Lutfi Maulana (121150083) 15
PEMBUATAN CAT EMULSI DARI GETAH POHON KARET (HEVEA
……………BRASILIENSIS MUELL ) DENGAN ZAT WARNA EKSTRAK DAUN
………… JATI (TECTONA GRANDIS)

II.4. Diagram Alir

Aquades 500 ml Ekstraksi Daun


Jati 0,5 kg ,50oC

Pencampuran Getah
Karet 100 ml

Tepung Sagu
2g,4g,6g,8g,10g
Pencampuran Tepung Analisa I
Anti Jamur 20ml Cangkang Telur Analisa II
5g,10g,15g,20g,25g,
320rpm,50 oC , 5 menit

Analisa I : Uji densitas,uji viskositas


Analisa II : Uji waktu pengeringan

Gambar 4. Diagram Alir Pembuatan Cat

Refsky Fitriono (121150051)


Lutfi Maulana (121150083) 16
PEMBUATAN CAT EMULSI DARI GETAH POHON KARET (HEVEA
……………BRASILIENSIS MUELL ) DENGAN ZAT WARNA EKSTRAK DAUN
………… JATI (TECTONA GRANDIS)
II.5. Analisis Hasil
II.4.1. Penentuan Densitas Cat
Pertama ialah menera volume piknometer terlebih dahulu
dengan cara menimbang piknometer konsong kemudian diisi dengan
aquades dengan suhu aquades yg diketahui kemudian ditimbang dan
dihitung volumenya berdasarkan berat aquades hasil penimbangan
dan 𝜌 aquades yg telah diketahui berdasarkan suhunya.
𝑚
𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑝𝑖𝑘𝑛𝑜𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟 = 𝑉 =
𝜌
Setelah volume piknometer diketahui kemudian aquades
dikeluarkan dari piknometer dan piknometer dibersihkan hingga
kering kemudian diisi dengan larutan cat kemudian ditimbang
setelah itu diperoleh densitas cat berdasarkan hasil penimbangan dan
volume piknometer.
𝑚
𝑑𝑒𝑛𝑠𝑖𝑡𝑎𝑠 = 𝜌 =
𝑉

II.4.2. Penentuan Kekentalan Cat


Aduk cat hingga homogen kemudian dimasukan kedalam
Viskometer dan menjaga suhu cat agar konstan pada + 28 oC.
Kemudian membuka bola penutup pada dasar tabung viskometer dan
mengukur waktu tetesan hingga mencapai 60 ml.

II.4.3. Penentuan Waktu Pengeringan


Oleskan Cat pada mika kering dengan luas + 10 cm2 setelah itu
sentuh menggunakan ujung jari dengan rasio waktu 10 menit
dihitung setelah selesai mengoleskan dengan parameter yang
pertama yaitu waktu kering sentuh dengan cara menyentuh
permukaan cat dengan ringan hingga tidak ada cat yang menempel

Refsky Fitriono (121150051)


Lutfi Maulana (121150083) 17
PEMBUATAN CAT EMULSI DARI GETAH POHON KARET (HEVEA
……………BRASILIENSIS MUELL ) DENGAN ZAT WARNA EKSTRAK DAUN
………… JATI (TECTONA GRANDIS)
pada jari. Kedua adalah kering keras dengan cara sentuh permukaan
cat dengan ringan dan memanjang hingga tidak terasa lengket di jari.

Refsky Fitriono (121150051)


Lutfi Maulana (121150083) 18
PEMBUATAN CAT EMULSI DARI GETAH POHON KARET (HEVEA
……………BRASILIENSIS MUELL ) DENGAN ZAT WARNA EKSTRAK DAUN
………… JATI (TECTONA GRANDIS)
Jadwal Pelaksanaan Penelitian

Kegiatan Minggu Ke -
Pembuatan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
proposal :
- Studi
Pustaka
- Pembuatan
Proposal
- Revisi
Pelaksanaan
Penelitian
Olah Data
Pembuatan
Laporan
Seminar
Revisi Laporan

Refsky Fitriono (121150051)


Lutfi Maulana (121150083) 19
PEMBUATAN CAT EMULSI DARI GETAH POHON KARET (HEVEA
……………BRASILIENSIS MUELL ) DENGAN ZAT WARNA EKSTRAK DAUN
………… JATI (TECTONA GRANDIS)
BAB III
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

III.1. Hasil Analisa


Cat Emulsi dari Getah Pohon Karet dengan Zat Warna Ekstrak Daun Jati
ingin diketahui densitas , viskositas , waktu kering basah dan waktu kering keras,
karena hal ini akan mempengaruhi kualitas produk untuk disesuaikan dengan SNI
No.3569-2009.
Tabel 3.1 Hasil Uji Analisis Densitas dengan Tepung Cangkang Telur 10 gram.
Densitas (g/cm3)
No Tepung Sagu (gram)
Hasil Penelitian SNI No.3569-2009
1 2 1.1901 1,2
2 4 1.1936 1,2
3 6 1.2135 1,2
4 8 1.2124 1,2
5 10 1.23107 1,2

1.24

1.23 y = 0.0248ln(x) + 1.1679


Densitas (gr/ml)

1.22

1.21

1.2

1.19

1.18
0 2 4 6 8 10 12
Tepung sagu (gr)

Grafik 3.2. Hubungan antara Tepung Sagu dan Densitas

Refsky Fitriono (121150051)


Lutfi Maulana (121150083) 20
PEMBUATAN CAT EMULSI DARI GETAH POHON KARET (HEVEA
……………BRASILIENSIS MUELL ) DENGAN ZAT WARNA EKSTRAK DAUN
………… JATI (TECTONA GRANDIS)
Tabel 3.2 Hasil Uji Analisis Viskositas dengan Tepung Cangkang Telur 10 gram.
Viskositas (KU)
No Tepung Sagu (gram)
Hasil Penelitian SNI No.3569-2009
1 2 62 90
2 4 66 90
3 6 82 90
4 8 93 90
5 10 98 90

120

100 y = 23.849ln(x) + 40.834


Viskositas (Krebs)

80

60

40

20

0
0 2 4 6 8 10 12
Tepung Sagu( gr)

Grafik 3.1. Hubungan antara Tepung Sagu dan Viskositas

Tabel 4.3 Hasil Uji Analisis Waktu Pengeringan dengan Tepung Cangkang Telur
10 gram
Waktu (menit)
Tepung Sagu Hasil Penelitian SNI No.3569-2009
No
(gram) Kering Kering Kering Kering
Sentuh Keras Sentuh Keras
1 2 17 23 30 60
2 4 17 24 30 60

Refsky Fitriono (121150051)


Lutfi Maulana (121150083) 21
PEMBUATAN CAT EMULSI DARI GETAH POHON KARET (HEVEA
……………BRASILIENSIS MUELL ) DENGAN ZAT WARNA EKSTRAK DAUN
………… JATI (TECTONA GRANDIS)
3 6 18 35 30 60
4 8 23 39 30 60
5 10 26 46 30 60

50
45
Waktu Pengeringan ( menit )

40
35
30
25
20
15
10
5
0
0 2 4 6 8 10 12
Tepung Sagu ( gram )

Kering Sentuh Kering Keras

Grafik 3.3. Hubungan antara Tepung Sagu dan Waktu Pengeringan

III.2. Variabel Jumlah Tepung Cangkang Telur


Tabel 3.5 Hasil Uji Analisis Densitas dengan Tepung Sagu 8 gram.
Tepung Cangkang Densitas (g/cm3)
No
Telur (gram) Hasil Penelitian SNI No.3569-2009
1 5 1.19776 1,2
2 10 1.21664 1,2
3 15 1.22309 1,2
4 20 1.229987 1,2
5 25 1.23014 1,2

Refsky Fitriono (121150051)


Lutfi Maulana (121150083) 22
PEMBUATAN CAT EMULSI DARI GETAH POHON KARET (HEVEA
……………BRASILIENSIS MUELL ) DENGAN ZAT WARNA EKSTRAK DAUN
………… JATI (TECTONA GRANDIS)

1.235

1.23 y = 0.0207ln(x) + 1.1663


R² = 0.9697
1.225
Densitas ( kg / m3 )

1.22

1.215

1.21

1.205

1.2

1.195
0 5 10 15 20 25 30
Tepung Cangkang Telur ( gram )

Grafik 3.5. Hubungan antara Tepung Cangkang Telur dan Densitas

Tabel 3.6 Hasil Uji Analisis Viskositas dengan Tepung Sagu 8 gram.
Tepung Cangkang Viskositas (KU)
No
Telur (gram) Hasil Penelitian SNI No.3569-2009
1 5 86 90
2 10 91 90
3 15 92 90
4 20 94.2 90
5 25 94.5 90

Refsky Fitriono (121150051)


Lutfi Maulana (121150083) 23
PEMBUATAN CAT EMULSI DARI GETAH POHON KARET (HEVEA
……………BRASILIENSIS MUELL ) DENGAN ZAT WARNA EKSTRAK DAUN
………… JATI (TECTONA GRANDIS)

96
95 y = 5.3127ln(x) + 77.903
R² = 0.9695
94
93
Viskositas (Krebs)

92
91
90
89
88
87
86
85
0 5 10 15 20 25 30
Tepung Cangkang Telur (gr)

Grafik 3.4. Hubungan antara Tepung Cangkang Telur dan Viskositas

Tabel 3.7 Hasil Uji Analisis Waktu Pengeringan dengan Tepung Sagu 8 gram
Waktu (menit)
Tepung
Hasil Penelitian SNI No.3569-2009
No Cankang
Kering Kering Kering Kering
Telur (gram)
Sentuh Keras Sentuh Keras
1 5 15 18 30 60
2 10 17 19 30 60
3 15 19 22 30 60
4 20 23 28 30 60
5 25 26 34 30 60

Refsky Fitriono (121150051)


Lutfi Maulana (121150083) 24
PEMBUATAN CAT EMULSI DARI GETAH POHON KARET (HEVEA
……………BRASILIENSIS MUELL ) DENGAN ZAT WARNA EKSTRAK DAUN
………… JATI (TECTONA GRANDIS)

40
Waktu Pengeringan ( menit )
35
30
25
20
15
10
5
0
0 5 10 15 20 25 30
Tepung Cangkang Telur ( gram )

Kering Sentuh Kering Keras

Grafik 3.6. Hubungan antara Tepung Cangkang Telur dan Waktu Pengeringan

III.2. Pembahasan
Berdasarkan grafik 3.1 penambahan tepung sagu dengan variasi bearat 2gr
4gr 6gr 8gr 10gr kedalam 100 ml getah karet dan 10gr tepung cangkang telur yang
dipanaskan pada suhu 50 oC yang diaduk dengan kecepatan 320 rpm dapat dilihat
semakin banyak tepung sagu maka densitas akan semakin besar hal ini disebabkan
karena jumlah massa pati yang semakin besar dan tidak terjadinya perubahan
volume yang signifikan pada bahan cat setelah diproses. Densitas minimal
berdasarkan SNI No.3569-2009 adalah 1.2 gr/cm3 dimana pada variasi berat tepung
sagu 2gr dan 4gr memiliki densitas dibawah batas minimal dan variasi 6gr 8gr dan
10gr telah memenuhi batas minimal densitas sesuai SNI No.3569-2009.
Berdasarkan grafik 3.2 semakin banyak tepung sagu maka viskositas akan
semakin besar hal tersebut diakibatkan karena proses gelatinase pati pada tepung
sagu. Proses gelatinasi terjadi apabila granula pati dipanaskan di dalam air, maka

Refsky Fitriono (121150051)


Lutfi Maulana (121150083) 25
PEMBUATAN CAT EMULSI DARI GETAH POHON KARET (HEVEA
……………BRASILIENSIS MUELL ) DENGAN ZAT WARNA EKSTRAK DAUN
………… JATI (TECTONA GRANDIS)
energi panas akan menyebabkan ikatan hidrogen terputus, dan air masuk ke dalam
granula pati. air yang masuk selanjutnya membentuk ikatan hidrogen dengan
amilosa dan amilopektin. Meresapnya air ke dalam granula menyebabkan
terjadinya pembengkakan granula pati. Ukuran granula akan meningkat sampai
batas tertentu sebelum akhirnya granula pati tersebut pecah. terjadi peningkatan
viskositas disebabkan air yang dulunya berada di luar granula dan bebas bergerak
sebelum suspense dipanaskan, kini sudah berada dalam butir-butir pati dan tidak
dapat bergerak bebas lagi. Viskositas minimal cat berdasarkan SNI No.3569-2009
adalah 90 Krebs diaman pada variasi tepung sagu 2gr memiliki viskositas dibawah
90 krebs dan pada variasi berat 4gr 6gr 8gr dan 10gr memiliki viskositas diatas 90
krebs. Tian at al.(2009),menyatakan bahwa bila pati dipanaskan dalam suhu
kritikal dengan adanya air yang berlebih granula akan mengimbibisi air,
membengkak dan beberapa pati akan terlarut dalam larutan yang ditandai dengan
perubahan suspensi pati yang semula keruh menjadi bening dan tentunya akan
berpengaruh terhadap kenaikan viskositas.

Refsky Fitriono (121150051)


Lutfi Maulana (121150083) 26
PEMBUATAN CAT EMULSI DARI GETAH POHON KARET (HEVEA
……………BRASILIENSIS MUELL ) DENGAN ZAT WARNA EKSTRAK DAUN
………… JATI (TECTONA GRANDIS)
DAFTAR PUSTAKA

Ati, N.H., Rahayu, P., Notosoedarmo, S dan limantara, L. 2006. Komposisi dan
Kandungan Pigmen Tumbuhan Pewarna Alami Tenun Ikat di Kabupaten
Timor Tengah Selatan, Propinsi Nusa Tenggara Timur. Indo. J. Chem.,
2006, 6 (3), 325-331.

Duangmall K, Saicheua B, Sueeprasan S.2008. Colour Evaluation of freeze-dried


roselle extract as a natural food colorant in a model system of a drink.
LWT-Food Sci Technol 41: 1437-1445.DOI: 10.1016/j.lwt.2007.08.014.

Fajar Anugrah. 2009. Pengertian Cat, Komponen Penyusun Cat, Jenis-Jenis Cat,
Kualitas Cat. (Artikel). http://hunter-science.com/2011/06/pengertian-
cat.html.diakses pada 26 Januari 2018

Flach, M. 1997. Sago Palm Metroxylon Sagu Rottb. International Plant Genetic
Resources Institute. Jerman

Honggokusumo, S. 1978. Pengetahuan Lateks; Kursus Pengolahan dan Permesinan


SIR I. Balai Penelitian Perkebunan Bogor.

Mahfud,. 2000. Sekilas Jati. Pusat Penelitian dan Pengembangan Biotek dan
Pemuliaan Tanaman Hutan. Yogyakarta

Martin, A dkk.1990.Farmasi Fisik.UI-Press:Jakarta

Richana, N., Lestari, P., Chilmijati, N., dan Widowati. 2000. Karateristik Bahan
Berpati (Tapioka, Garut dan Sagu) dan pemanfaatannya menjadi Glukosa
Cair. Prosiding Seminar Nasional Industri Pangan. Surabaya

Rivera, Eric M., et al. 1999. Synthesis of Hydroxyapatite from Eggshells. Elsevier
Science. Materials Letters 4: 128–134

Refsky Fitriono (121150051)


Lutfi Maulana (121150083) 27
PEMBUATAN CAT EMULSI DARI GETAH POHON KARET (HEVEA
……………BRASILIENSIS MUELL ) DENGAN ZAT WARNA EKSTRAK DAUN
………… JATI (TECTONA GRANDIS)
Schaafsma, A., et al. 2000. Mineral, Amino Acid, and Hormonal Composition of
Chicken Eggshell Powder and the Evaluation of its Use in Human Nutrition.
Poultry Science 79:1833–1838

Surya, Indra.2006.Buku Ajar Teknologi Karet. Universitas Sumatera Utara. Medan.

Sutrisno, 2009. Pengertian Cat. (Jurnal). Jurusan Kimia. Fakultas Matematika dan
Ilmu Pengetahuan Alam. Universitas Negeri Semarang.

Slamet J, 2004. Kesehatan Lingkungan. Gajah Mada University Press, Yogyakarta.

Triwijoso, dan Sri Utami. 1995. Pengetahuan Umum Tentang Karet Hevea
brasiliensis. Bogor :Balai Penelitian Teknologi Karet Bogor

Tsai, T.H., Tsai, P.J and Ho, S.C., 2005, Antioxidant and Anti-inflammatory
Activities of Several Commonly Used Spices, Journal of Food Science, 70
(1), C93-C97.

Refsky Fitriono (121150051)


Lutfi Maulana (121150083) 28

Anda mungkin juga menyukai