Penyusun:
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala limpahan rahmat
dan karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah ini
dengan judul “Potensi Nanopartikel Perak dari Ekstrak Kulit Mangifera indica
sebagai Antibakteri dan Perawatan Tambahan pada Karies serta Pelanggaran
Kodekgi” dengan baik.
Tidak lupa kami sampaikan terima kasih kepada orang tua, dosen
pembimbing kemahasiswaan, panitia MABIM KTI 2021, dan teman-teman
mahasiswa yang telah ikut serta membantu dan membimbing kami dalam
penyelesaian karya tulis ilmiah ini. Penulisan karya tulis ilmiah ini merupakan
upaya mahasiswa kedokteran gigi sebagai solusi terhadap permasalahan di rongga
mulut dengan memanfaatkan sumber daya alam yang ada di Indonesia. Penulis
menyadari bahwa tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak, karya tulis
ini tidak akan terselesaikan.
Kami pun menyadari bahwa karya tulis ilmiah ini masih sangat jauh dari
kata sempurna. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
positif dan membangun dari para pembaca. Semoga karya ilmiah ini dapat
bermanfaat bagi penulis, para pembaca, dan pengembangan ilmu di bidang
kedokteran gigi.
Penyusun
2
DAFTAR ISI
Halaman Judul i
Kata Pengantar ii
BAB I PENDAHULUAN
2.1. Karies
4
2.1.1.Definisi Karies 4
2.1.2.Etiologi/Patogenesis Karies 4
2.1.3.Klasifikasi Karies 5
2.2. Mangifera indica (Kulit Mangga)
6
2.2.1.Definisi Mangifera indica (Kulit Mangga) 6
2.2.2. Kandungan Mangifera indica (Kulit Mangga) 6
2.3. Nanopartikel Perak Dari Ekstrak Kulit Mangifera indica
7
2.3.1.Properti Antibakteri Mangifera indica 8
2.4. Kode Etika Kedokteran Gigi dan Pelanggarannya
9
3
BAB IV PEMBAHASAN 11
5.1. Kesimpulan
15
5.2. Saran
15
Daftar Pustaka 16
4
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Kesehatan gigi dan mulut merupakan bagian integral dari kesehatan secara
keseluruhan yang dapat memengaruhi kualitas hidup seseorang dan menjadi
perhatian penting dalam pembangunan kesehatan penduduk Indonesia maupun
negara-negara berkembang lainnya (Rattu A.J.M., Wicaksono, Dinar &
Wowor, Virginia E., 2013). Masalah kesehatan gigi dan mulut dipengaruhi
oleh beberapa faktor seperti genetika, gaya hidup, lingkungan, dan status
sosial ekonomi. Kurangnya kesadaran dan pengetahuan masyarakat tentang
kesehatan gigi dan mulut, serta mahalnya biaya perawatan gigi juga
merupakan penyebab banyaknya masalah gigi dan mulut yang ditemukan pada
masyarakat. Masalah kesehatan gigi dan mulut yang paling sering ditemui
yaitu karies (Hakim, R., B.lampus & Wowor, V.N.S., 2012). Pada tahun
2018, sebanyak 45,3% penduduk Indonesia mengalami masalah kesehatan
gigi, yang mana 88,8% mengalami karies dan karies akar sebanyak 56%.
Prevalensi karies tertinggi terdapat pada kelompok usia 55-64 tahun, yaitu
sekitar 96,8%, sedangkan prevalensi karies akar tinggi pada kelompok usia
35-44 tahun (Riskesdas, 2018).
Karies gigi merupakan suatu penyakit jaringan keras gigi yaitu email,
dentin, dan sementum yang disebabkan oleh aktivitas suatu jasad renik dalam
suatu karbohidrat yang diragikan. Setelah invasi bakteri, pulpa akan mati dan
infeksi menyebar ke jaringan periapeks sehingga menyebabkan nyeri (Kidd
dan Bechal, 2015). Penyakit karies gigi merupakan suatu proses kronis
regresif diawali dengan larutnya mineral email akibat terganggunya
keseimbangan antara email dan sekelilingnya yang disebabkan oleh
pembentukan asam microbial dalam mulut sehingga membentuk suatu kavitas
(Margareta, 2012).
Karies gigi masih merupakan masalah di antara penyakit gigi dan mulut
lainnya, salah satu cara mengatasinya yaitu dengan melakukan penumpatan.
Di bidang kedokteran gigi yang banyak membutuhkan berbagai material
tumpatan adalah pada tindakan klinik restoratif. Kepuasan pasien terhadap
hasil tindakan restorasi terutama ditentukan penilaian estetik oleh pasien serta
harga yang terjangkau. Hal ini tentunya sangat tergantung pada kualitas bahan
yang akan digunakan oleh dokter gigi yang bersangkutan (Ticoalu et al.,
2014). Partikel nano efektif dalam pencegahan karies karena partikel nano
mampu untuk menghambat biofilm dan meningkatkan remineralisasi yang
dibutuhkan dalam pencegahan dan penyembuhan karies. Ukuran partikel nano
yang kecil serta area permukaan yang luas sehingga tidak diperlukan aplikasi
yang besar, biokompatibilitas yang baik, dan toksisitas rendah menjadi
kelebihan dari partikel nano. (Machmud Al Husyaerry & Arllete Suzy
Setiawan, 2018). Kulit mangga (Mangifera indica) adalah salah satu bagian
buah mangga yang mengandung banyak flavonoid. Flavonoid dapat berperan
langsung sebagai antibakteri dengan mengganggu integritas membran dan
kromosom bakteri (Zhang et al., 2014). Flavonoid juga mampu menghambat
akumulasi leukosit, degranulasi neutrofil, dan pelepasan mediator-mediator
inflamasi seperti histamine dan prostaglandin, serta dapat menstabilkan
Reactive Oxygen Species (Kartikasari et al, 2018). Inovasi perawatan
tambahan dengan nanopartikel perak dari ekstrak kulit Mangifera Indica
diharapkan dapat memudahkan proses terapi untuk karies gigi karena bisa
menjadi alternatif untuk mengurangi nyeri akibat peradangan atau infeksi.
Selain itu, nanopartikel perak ini menggunakan bahan alami yang tentunya
memiliki efek samping yang lebih sedikit dibandingkan bahan kimia lainnya.
Beberapa pasien yang ingin melakukan perawatan gigi tidak jarang akan
menemukan brosur yang mempromosikan suatu klinik agar datang berobat ke
klinik tersebut. Berbagai macam promosi yang dilakukan lewat brosur
tersebut, seperti memberikan potongan harga, menampilkan foto before dan
after perawatan gigi, dan sebagainya. Tentu saja promosi semacam ini
termasuk pelanggaran kode etik kedokteran gigi Pasal 3 Ayat 1 karena pada
pasal tersebut telah disebutkan bahwa dokter gigi di Indonesia dilarang
melakukan promosi dalam bentuk apapun seperti memuji diri, dilarang
mengiklankan alat dan bahan apapun, dilarang memberi janji baik langsung
maupun tidak langsung dan lain-lain, dengan tujuan agar pasien datang
berobat kepadanya.
2
1.2. Rumusan Penelitian
Bagaimana potensi nanopartikel perak dari ekstrak kulit Mangifera Indica
sebagai antibakteri dan perawatan tambahan pada karies serta pelanggaran
Kodegi?
1.3. Tujuan Penelitian
Mengetahui potensi potensi nanopartikel perak dari ekstrak kulit
Mangifera Indica sebagai antibakteri dan perawatan tambahan pada karies
serta pelanggaran Kodegi.
1.4. Manfaat
Penulisan karya tulis ilmiah ini diharapkan dapat memberikan
perkembangan ilmu pengetahuan khususnya dalam hal perawatan karies.
Memunculkan pandangan baru mengenai tambahan perawatan karies dengan
menggunakan nanopartikel perak dari ekstrak kulit Mangifera indica. Selain
itu, juga memberikan informasi mengenai pentingnya menaati peraturan
Kodekgi seperti sebagaimana mestinya.
3
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Karies
2.1.1. Definisi Karies
Plak yang melekat erat pada permukaan gigi dan gingiva dan
berpotensi cukup besar untuk menimbulkan penyakit pada jaringan
keras gigi. Keadaan ini disebabkan karena plak mengandung berbagai
macam bakteri dengan berbagai macam hasil metabolisme nya.
Bakteri streptococcus dan lactobacillus yang terdapat dalam plak yang
melekat pada gigi akan metabolisme sisa makanan yang bersifat
kariogenik terutama yang berasal dari jenis karbohidrat yang dapat
difermentasi, seperti sukrosa, glukosa, fruktosa dan maltosa. Gula ini
mempunyai molekul yang kecil dan berat sehingga mudah meresap
dan dimetabolisme oleh bakteri. Asam yang terbentuk dari
metabolisme ini dapat merusak gigi, juga digunakan oleh bakteri
untuk mendapat energi. Asam ini akan dipertahankan oleh plak di
permukaan email dan mengakibatkan turunnya pH di dalam plak. Plak
akan tetap bersifat asam selama beberapa waktu dan untuk kembali ke
pH normal dibutuhkan waktu 30 sampai 60 menit. Oleh karena itu,
jika seseorang sering dan terus menerus mengkonsumsi gula, pHnya
akan tetap di bawah pH normal dan mengakibatkan terjadinya
demineralisasi dari permukaan email yang rentan yaitu terjadinya
pelarutan dari kalsium yang menyebabkan terjadinya kerusakan email
sehingga terjadi karies (Putri dkk., 2013).
6
kehitam – hitaman dan keras Karena adanya endapan kapur
.
3. Senile caries. Terdapat pada orang tua, sering pada bagian
servikal gigi karena atrofi ( fisiologis) gusi sehingga akar
terlihat mudah terjadi karies gigi.
4. Rampant caries. Proses karies ini tidak dapat dikontrol
karena jalannya sangat cepat. (Deynilisa, Saluna., 2016).
7
mangga juga mengandung saponin, tanin galat, tanin katekat, kuinon
dan steroid atau terpenoid, juga beberapa Vitamin, A, C, dan E.
8
partikel perak yang lebih besar (Sirajudin, Ahmad dan Rahmanisa,
Soraya., 2016).
9
mangga dapat menghambat pertumbuhan bakteri Staphylococcus
aureus. Semakin tinggi konsentrasi ekstrak kulit buah mangga maka
diameter daya hambat antibakteri akan semakin besar. Hal ini
disebabkan karena semakin tinggi konsentrasi bahan uji, berarti
semakin besar jumlah zat aktif yang terkandung dalam ekstrak kulit
buah mangga, maka semakin besar pula kemampuan bahan uji
menghambat suatu bakteri. (Adrianto, 2012).
10
11
BAB III
KERANGKA KONSEP
BAB IV
PEMBAHASAN
14
perak yang lebih besar sedangkan untuk kulit dari buah Mangifera indica,
kandungan flavonoid yang ada di dalamnya dapat berfungsi sebagai antibakteri
yang mengganggu integritas membran dan kromosom bakteri memiliki zat yang
berfungsi sebagai antibakteri dan antiinflamasi sehingga dapat memberikan nilai
positif dalam penanganan karies media. Aplikasi nanopartikel perak dapat
dilakukan pada modifikasi GIC. Fotoreduksi nanopartikel perak dalam larutan
poliakrilat GIC konvensional memberikan aktivitas antibakteri dan meningkatkan
compression strength sebesar 32% (Khan, A.S. et al., 2019). Selain itu, hasil
penelitian dari Cuganesan et al. (2017) juga menunjukan bahwa ekstrak etil asetat
dari kulit buah mangga (Mangifera indica L.) mempunyai aktivitas antioksidan
dan antiinflamasi serta memiliki kandungan flavonoid dan fenolik yang diketahui
dapat digunakan sebagai antiinflamasi. Oleh karena itu, penggunaan nanopartikel
perak dari ekstrak kulit buah mangga (Mangifera indica L.) ini memiliki
keunggulan untuk digunakan sebagai perawatan pada karies gigi.
15
Menurut pasal 35 pada Kode Etik Kedokteran Gigi Indonesia, Dokter Gigi
di Indonesia yang terbukti secara sah melakukan pelanggaran etik dalam
melaksanakan profesi kedokteran gigi akan menerima sanksi yang berupa
penasehatan, teguran lisan dalam bentuk dokumen tertulis, peringatan tertulis,
pembinaan perilaku, pendidikan atau pelatihan terhadap kasus yang dilanggar,
pemecatan sementara sebagai anggota PDGI, dan pencabutan Rekomendasi Surat
Izin Praktek (SIP) sesuai dengan berat ringannya pelanggaran yang dilakukan.
16
17
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
5.2. Saran
Hakim, R., B.lampus & Wowor, V.N.S., 2012. Gambaran tumpatan glass ionomer
cement pada mahasiswa akademi keperawatan rumah sakit tingkat III Robert
wolter monginsidi.
Husyaerry, M.A. & Setiawan, A.S., 2018. Efektivitas Partikel Nano dalam
Pencegahan Karies. Journal of Indonesian Dental Association, 1, pp.111–113.
Kartikasari, Vica., Fidelia, Sindy., Sudiono, Janti. 2018. Efek Ekstrak Etanol
Tumbuhan Sarang Semut(Myrmecodia Pendans) Terhadap Sel Odontoblas Pada
Pulpitis (Kajian Pada Sediaan Histopatologi Pulpa Gigi Tikus Sprague Dawley).
Jakarta : Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Trisakti.
Lebaka, V.R., Wee, Y.-J., Ye, W. and Korivi, M. (2021). Nutritional Composition
and Bioactive Compounds in Three Different Parts of Mango Fruit. International
Journal of Environmental Research and Public Health, 18(2), p.741.
Listrianah, L., Zainur, R.A. and Hisata, L.S. (2019). GAMBARAN KARIES
GIGI MOLAR PERTAMA PERMANEN PADA SISWA – SISWI SEKOLAH
DASAR NEGERI 13 PALEMBANG TAHUN 2018. JPP (Jurnal Kesehatan
Poltekkes Palembang), 13(2), pp.136–149.
Margareta, S. 2012. 101 Tips dan Terapi Alami Agar Gigi Putih dan Sehat.
Sleman. Yogyakarta.
Putri, dkk. 2013. Ilmu Pencegahan Penyakit Jaringan Keras Dan Jaringan
Pendukung Gigi. Jakarta: EGC.
Ratih, Ida Ayu Dewi Kumala dan Dewi, Ni Luh Putu Sita Indra. 2019.
HUBUNGAN PERILAKU MAKAN PERMEN DENGAN KARIES PADA
SISWA SDN 1 DAWAN KALER KABUPATEN KLUNGKUNG TAHUN
2017. JURNAL KESEHATAN GIGI (Dental Health Journal); Vol. 6, No. 2.
Rattu A.J.M., Wicaksono, Dinar & Wowor, Virginia E. 2013. Hubungan antara
Status Kebersihan Mulut dengan Karies Siswa Sekolah Menengah Atas Negeri 1
Manado. Jurnal e-Gigi. Vol. 1 No. 2.
20
Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas). 2018. Jakarta: Badan Penelitian dan
Pengembangan Kesehatan, Departemen Kesehatan Republik Indonesia.
Rumagit, B.I., Nahor, E. and Lalura, C.C. (2020). Identifikasi Senyawa Metabolit
Sekunder Pada Ekstrak Etanol Kulit Buah Mangga Kweni (Mangifera odorata
Griff.). PROSIDING Seminar Nasional Tahun 2020 ISBN : 978-623-93457-1-6,
[online] pp.14–19. Available at: https://ejurnal.poltekkes-
manado.ac.id/index.php/prosiding2020/article/view/1349/897 [Accessed 4 Oct.
2021].
Sadel, Peter. (2019). Green synthesis of silver nanoparticles using mango peel
extract.
21
Willem, Maikel D. 2017. SANKSI HUKUM ATAS PELANGGARAN DISIPLIN
DOKTER ATAU DOKTER GIGI MENURUT UNDANG-UNDANG NOMOR
29 TAHUN 2004 TENTANG PRAKTIK KEDOKTERAN. Lex Et Societatis:
Vol. V, No. 10.
Yadav, D., Singh, K. and Singh, S. (2018). Mango: Taxonomy and botany. ~
3253 ~ Journal of Pharmacognosy and Phytochemistry, [online] 7(2), pp.3253–
3258. Available at:
https://www.phytojournal.com/archives/2018/vol7issue2/PartAT/7-2-211-896.pdf
[Accessed 4 Oct. 2021].
22