Innovation Challenge 2
Manajemen Rekayasa
Universitas Internasional Semen Indonesia
Diusulkan oleh :
i
LEMBAR PENGESAHAN
31
ii
PEMERINTAH KABUPATEN PONOROGO
DINAS PENDIDIKAN
SMA NEGERI 3 PONOROGO
Jalan Laksamana Yos Sudarso III/1 Telp. (0352) 481525
PONOROGO
iii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat dan
hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan karya tulis ini dengan judul
“GEL BERBAHAN DASAR KEROSIN DARI LIMBAH KANTONG PLASTIK
DAN BIOETANOL DARI KULIT BUAH TREMBESI SEBAGAI
ALTERNATIF ENERGI UNTUK MENGANTISIPASI KRISIS ENERGI DI
MASA DEPAN”.
Dalam hal ini penulis menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Bapak Drs. H. Hariyadi, M.Pd selaku kepala SMA N 3 PONOROGO.
2. Ibu Sri Hayati,S.Pd selaku pembimbing dalam penyusunan karya wirausaha.
3. Kedua orang tua tercinta yang senantiasa mendoakan untuk kemudahan
belajar kami dalam menuntut ilmu selama ini.
4. Segenap akademisi Universitas Internasional Semen Gresik Indonesia yang
selalu memotivasi untuk berkarya.
5. Semua pihak yang telah membantu penyelesaian karya tulis ini.
Semoga segala bantuan yang diberikan menjadi amal baik dan mendapat balasan
yang setimpal dari Tuhan Yang Maha Esa. Jika dalam penulisan karya ini masih
banyak terdapat kekurangan dan ketidaksempurnaan, saran dan kritik yang
bersifat membangun sangat kami harapkan untuk perbaikan selanjutnya. Semoga
karya tulis ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Penulis
iv
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL i
HALAMAN PENGESAHAN ii
LEMBAR PERNYATAAN iii
KATA PENGANTAR iv
ABSTRAKSI v
DAFTAR ISI vi
DAFTAR TABEL viii
DAFTAR GAMBAR ix
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah 1
1.2 Rumusan Masalah 2
1.3 Tujuan Penelitian 3
1.4 Manfaat Penelitian 3
BAB II KAJIAN PUSTAKA
2.1 Kantong Plastik 4
2.2 Trembesi 4
2.3 Fermentasi 5
2.4 Destilisasi 5
2.5 Kerosin 6
2.6 Bioetanol 6
2.7 Gel 6
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian 7
3.2 Lokasi dan Penelitian 7
3.3 Populasi dan Sampel 7
3.4 Metode Pengumpulan Data 8
3.5 Teknik Analisis Data 8
3.6 Desain Penelitian 8
3.7 Rincian Biaya 17
BAB IV HASIL PEMBAHASAN
4.1 Hasil 18
4.2 Analisa dan Pembahasan 19
v
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan 23
5.2 Saran 23
DAFTAR PUSTAKA 24
DAFTAR RIWAYAT HIDUP 26
LAMPIRAN 29
vi
DAFTAR TABEL
vii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Trembesi 4
viii
RINGKASAN
GEL BERBAHAN DASAR KEROSIN DARI LIMBAH KANTONG
PLASTIK DAN BIOETANOL DARI KULIT BUAH TREMBESI SEBAGAI
ALTERNATIF ENERGI UNTUK MENGANTISIPASI KRISIS ENERGI DI
MASA DEPAN
Disusun oleh
Dimas Jaya Zakiri, Intan Puji Hudak Lestari, Lufi Diah Pratiwi
Saat ini Indonesia mulai mengalami krisis bahan bakar, hal ini dikarenakan
seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk kebutuhan akan bahan bakar
semakin meningkat. Sementara itu, penggunaan kantong plastik yang mencapai
100 miliar dan membutuhkan 12 juta barel minyak bumi untuk memproduksinya
menimbulkan banyak masalah dan mengakibatkan pencemaran tanah karena
kantong plastik baru bisa terurai dalam jangka waktu 500 tahun. Padahal limbah
kantong plastik sangat berpotensi sebagai bahan bakar alternatif yaitu dengan
mengolahnya menjadi kerosin. Selain itu Indonesia kaya akan tumbuhan trembesi
yang memiliki potensi menjadi bioetanol karena mengandung banyak glukosa.
Tujuan dari penulisan ini adalah untuk mengetahui proses pembuatan
kerosin dari limbah kantong plastik dan bioetanol dari kulit buah trembesi,
mengetahui potensi kerosin limbah kantong plastik dan bioetanol kulit buah
trembesi sebagai bahan dasar gel, dan mengetahui potensi gel sebagai alternatif
bahan bakar yang diterapkan dalam bahan bakar rumah tangga.
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental untuk mengolah limbah
kantong plastik menjadi kerosin dan kulit buah trembesi menjadi bioetanol yang
digunakan sebagai bahan baku gel untuk bahan bakar alternatif rumah tangga.
Proses pembuatan bahan bakar gel meliputi tahap fermentasi kulit buah trembesi,
destilasi limbah kantong plastik dan hasil fermentasi kulit buah trembesi, serta
proses pengentalan kerosin limbah kantong plastik dan bioetanol kulit buah
trembesi. Biaya yang dibutuhkan setiap produksi sebesar Rp 28.000,00.
Berdasarkan hasil penelitian setiap 1 kg limbah kantong plastik
menghasilkan kerosin sebanyak 250 ml dan setiap 150 gram kulit buah trembesi
menghasilkan 85 ml bioetanol. Sedangkan karakteristik gel diuji dalam 3
perlakuan yaitu lama waktu yang digunakan untuk mendidihkan 1 liter air, bau,
dan warna api. Gel dengan perbandingan 30% kerosin dan 70% bioetanol
menghasilkan warna api biru agak merah, sedikit bau bioetanol, dan
membutuhkan waktu 30 menit untuk mendidihkan 1 liter air. Sedangkan gel
dengan 40% kerosin dan 60% bioetanol membutuhkan waktu selama 40 menit,
bau agak menyengat, dan warna api biru kemerahan. Gel 50% kerosin dan 50%
bioetanol menghasilkan warna api merah kebiruan, bau menyengat, dan waktu
selama 60 menit. Dan gel 60% kerosin dan 40% bioetanol membutuhkan waktu
selama 90 menit, bau sangat menyengat, dan warna api merah. Dari hasil uji
karakteristik tersebut akan dijadikan acuan dalam pembuatan bahan bakar gel.
Gel berbahan dasar kerosin limbah kantong plastik dan bioetanol dari kulit
buah trembesi mempunyai potensi sebagai bahan bakar alternatif. Sehingga
mampu membantu mengurangi krisis energi. Oleh karena itu diharapkan kerja
sama dari Dinas Lingkungan Hidup, Dinas Perhutani, Dinas Energi dan Sumber
Daya Mineral, LSM, serta masyarakat untuk menindaklanjuti hasil penelitian ini.
Kata Kunci : Gel, Kerosin, Bioetanol, Energi Alternatif
ix
1
BAB I
PENDAHULUAN
sedangkan kebutuhan minyak dan gas mencapai 1,5 juta barel. Menurut
Andang Bachtiar ketua Komite Eksplorasi Nasional, cadangan minyak dan
gas bumi nasional akan bertambah sebesar 580 juta barel, namun
kebanyakan cadangan minyak berada di daerah lepas pantai sehingga
mempersulit proses eksplorasi. Selain itu minimnya peralatan dan
banyaknya tambang yang telah berusia tua membuat proses penghasilan
bahan bakar menjadi kurang maksimal. Oleh karena itu pada tahun 2025
diharapkan kebutuhan minyak bumi dan gas kurang dari 20% dengan cara
menggantinya dengan bahan bakar alternatif.
Sementara itu, di Indonesia setiap tahun jumlah pemakaian kantong
plastik mancapai 100 miliar. Dan untuk memproduksinya dibutuhkan minyak
bumi sebanyak 12 juta barel serta menghasilkan emisi gas rumah kaca yang
cukup besar. Apabila kantong plastik tidak diolah, dibutuhkan waktu 500
sampai 1000 tahun untuk dapat terurai. Sehingga perlu adanya inovasi
2
pengolahan untuk mengatasinya. Salah satu cara yang dapat dilakukan adalah
mengolah limbah kantong plastik menjadi kerosin dengan cara destilasi.
Namun, jika hanya menggunakan kerosin dari limbah kantong plastik
bahan bakar yang dihasilkan kurang sempurna, sehingga diperlukan
campuran. Campuran yang paling ideal dan ketersediaannya melimpah
adalah bahan bakar nabati.
Trembesi (Samanea saman) merupakan tanaman asli Amerika tropik,
namun dapat tumbuh subur di Indonesia termasuk di Ponorogo dan SMA
Negeri 3 Ponorogo. Pada tahun 2010 pemerintah pernah mencanangkan
gerakan “Trembesisasi”. Presiden memberikan 1 juta biji pohon trembesi
kepada gubernur seluruh Indonesia untuk ditanam di daerah masing-masing.
Namun dari banyaknya pohon trembesi yang tumbuh subur, pemanfaatan
buahnya masih kurang maksimal. Hal ini terbukti dengan banyaknya buah
trembesi yang jatuh serta tidak ada yang mengambil untuk
memanfaatkannya. Padahal kulit buah trembesi mengandung banyak glukosa,
sehingga berpotensi untuk diolah menjadi bioetanol dengan cara fermentasi
dan destilasi.
Banyak keutungan yang diperoleh dari bioetanol, seperti lebih ramah
lingkungan, lebih praktis, dan lebih ekonomis. Akhir-akhir ini pemerintah
dan masyarakat mulai melirik bioetanol sebagai alternatif bahan bakar.
Dari banyaknya permasalahan yang ada, penulis ingin
menyumbangkan ide tentang pengolahan limbah kantong plastik menjadi
kerosin dan kulit buah trembesi menjadi bioetanol yang diterapkan pada
bahan bakar rumah tangga dalam bentuk gel.
1.2.3 Bagaimana potensi gel dari limbah kantong plastik dan kulit buah
trembesi sebagai alternatif bahan bakar rumah tangga?
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.2 Trembesi
Gambar 1. Trembesi
Trembesi mempunyai tajuk yang lebar dan daun yang lebat serta
jaringan akar yang luas, sehingga mampu menyerap air dengan maksimal.
Selain itu pohon trembesi mampu memberikan kontribusi dalam
menanggulangi pencemaran udara dan ancaman pemanasan global.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Dr. Ir. Endes N. Dahlan, Dosen
Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor, satu batang Pohon Trembesi
mampu menyerap 28.442 kg gas karbondioksida (CO2) dan menghasilkan
O2 sebanyak 28,48 ton setiap tahunnya.
Selain itu, biji trembesi dapat dijadikan makanan ringan dan obat
pencuci perut. Ekstrak daun trembesi juga bermanfaat untuk menghambat
pertumbuhan mikrobakterium Tuberculosis dan mengobati penyakit kulit.
2.3 Fermentasi
Fermentasi merupakan proses penguraian senyawa organik untuk
memperoleh energi tanpa menggunakan oksigen sebagai aseptor elektron
terakhirnya. Sebagai pengganti oksigen, digunakan sebagai senyawa antara,
misalnya asam piruvat dan asetal dehid untuk mengikat elektron terakhirnya.
Karena tidak menggunakan oksigen, fermentasi disebut respirasi anaerob.
Ada bermacam-macam jenis fermentasi yang telah diketahui. Biasanya
macam fermentasi didasarkan pada hasil akhir dan substratnya, misalnya
fermentasi alkohol. Substrat fermentasi yang paling umum adalah
karbohidrat. Pada fermentasi karbohidrat, misalnya glukosa akan terbentuk
asam pirufat yang merupakan senyawa antara yang utama.
2.4 Destilasi
Destilasi atau penyulingan adalah cara pemisahan zat cair dari
campurannya berdasarkan perbedaan titik didih atau berdasarkan
kemampuan zat untuk menguap. Saat suhu dipanaskan, cairan yang titik
didihnya lebih rendah akan menguap terlebih dahulu. Uap ini akan dialirkan
dan kemudian didinginkan sehingga kembali menjadi cairan yang
ditampung pada wadah terpisah. Zat yang titik didihnya lebih tinggi masih
tertinggal pada wadah semula. Metode ini termasuk sebagai unit operasi
kimia jenis perpindahan massa.
6
2.5 Kerosin
Kerosin adalah bahan bakar hidrokarbon yang diperoleh sebagai
hasil penyulingan minyak bumi dengan titik didih yang lebih tinggi daripada
bensin. Kerosin tidak berwarna dan mudah terbakar. Kerosin diperoleh
dengan cara destilasi fraksional dari petroleum pada suhu 150°C dan 275°C
(rantai karbon dari C12 sampai C15). Saat ini kerosin banyak digunakan
dalam kompor minyak. Rumus kerosin biasanya ditulis dengan C12-C20.
2.6 Bioetanol
Alkohol yang diproduksi secara biologi, yang umum adalah etanol,
dan yang kurang umum adalah propanol dan butanol, diproduksi dengan
aksi mikroorganisme dan enzim melalui fermentasi gula atau selulosa.
Bahan bakar etanol merupakan biofuel paling umum di dunia,
terutama bahan bakar etanol di Brazil. Bahan bakar alkohol diproduksi
dengan cara fermentasi gula yang dihasilkan dari gandum, jagung, sugar
beet, sugar cane, molasses dan gula atau starch yang dapat dibuat minuman
beralkohol (seperti kentang dan sisa buah, dll). Produksi etanol
menggunakan digesti enzim untuk menghasilkan gula dari
starch, fermentasi gula, destilasi dan pengeringan. Proses ini membutuhkan
banyak energi untuk pemanasan (seringkali menggunakan gas alam).
Produksi etanol selulosik menggunakan tanaman non-pangan atau
produk sisa yang tak bisa dikonsumsi sehingga tidak mengakibatkan dampak
pada siklus makanan.
2.7 Gel
BAB III
METODE PENELITIAN
Penghalusan
Kulit Buah
Trembesi
Pemisahan Kulit
buah trembesi
Hasil
Penyulingan
Penyulingan
dengan alat lab
yang sedikit
dimodifikasi
Memasukkan kantong
Memadatkan sampah plastik ke dalam tabung
destilator
Mendinginkan tabung
Memanaskan tabung destilator destilator menggunakan air
dengankompor gas
Menambahkan pengental
kemudian mengaduknya
menggunakan stirrer
Menambahkan NaOH
kemudian mengaduknya
2. Spirtus Rp 12.000
3. Pengental Rp 5.000
Jumlah Rp 28.000
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
1.1 Hasil
1.1.1 Kandungan Kulit BuahTrembesi
eksperimen, diperoleh data seperti dalam uraian singkat dan data sebagai
berikut:
4.2.5 Analisa dan Pembahasan Bau Gel Berbahan Dasar Kerosin dari
Limbah Kantong Plastik dan Bioetanol Dari Kulit Buah Trembesi
Berdasarkan data pada tabel 6 gel yang mempunyai bau
yang sangat menyengat adalah gel dengan bahan dasar 60% kerosin
dan 40% bioetanol. Hal ini dikarenkan menggunakan bahan dasar
kerosin dari limbah kantong plastik yang mengandung senyawa-
senyawa seperti parafin, naften, aromatik, dan senyawa belerang
sehingga menghasilkan bau yang menyengat. Sedangkan gel yang
berbahan dasar 30% kerosin dan 70% bioetanol menghasilkan bau
khas bioetanol. Hal ini disebabkan bioetanol dari kulit buah
trembesi mempunyai aroma yang khas. Sehingga bisa mengurangi
bau menyengat dari kerosin dari limbah kantong plastik.
4.2.6 Pembahasan Warna Api yang Dihasilkan dari Gel Berbahan Dasar
Kerosin dari Limbah Kantong Plastik dan Bioetanol dari Kulit
Buah Trembesi
Dari uraian data pada tabel 6 dapat diketahui bahwa warna
api yang dihasilkan gel dengan perbandingan 30% kerosin dan
70% bioetanol adalah biru kemerahan. Hal ini dikarenakan
bioetanol memiliki nilai oktan yang cukup tinggi, sehingga
membuat pembakaran semakin panas. Dan berdasarkan teori
semakin biru warna api semakin besar energi yang dihasilkan
sehingga api semakin panas. Sedangkan sedikit warna kemerahan
22
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dapat diambil beberapa
kesimpulan, diantaranya yaitu :
1. Pembuatan kerosin dari limbah kantong plastik melalui proses
destilasi, sedangkan pembuatan bioetanol dari kulit buah trembesi
melalui proses fermentasi dan destilasi.
2. Kerosin dari limbah kantong plastik dan bioetanol dari kulit buah
trembesi berpotensi sebagai bahan dasar gel karena setiap 1 kg limbah
kantong plastik menghasilkan 250 ml kerosin dan setiap 150 gram
kulit buah trembesi menghasilkan 85 ml bioetanol.
3. Gel berbahan dasar kerosin dari limbah kantong plastik dan bioetanol
dari kulit buah trembesi berpotensi sebagai bahan bakar rumah tangga
berdasarkan uji karakteristik terhadap lama nyala api, bau, dan warna
api.
5.2 Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan maka peneliti
dapat memberikan saran sebagai berikut :
1. Untuk mengatasi krisis energi tak terbarukan, diharapkan beralih
kepada sumber energi terbarukan.
2. Peneliti sangat berharap agar pemerintah khususnya Dinas Perhutani,
Dinas Lingkungan Hidup, serta Dinas Energi dan Sumber Daya
Mineral dapat menindak lanjuti dan mengembangkan hasil penelitian
kami.
3. Perlu diperhatikan dalam pencampuran kerosin dan bioetanol agar gel
dapat tercampur secara sempurna.
4. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut.
24
DAFTAR PUSTAKA
Balai Pustaka
http://alamendah.org/2009/12/26/pohon-trembesi-ki-hujan-serap-28-ton-co2/,
http://bem.feb.ugm.ac.id/kebijakan-energi-indonesia-solusi-kebutuhan-energi-
http://dosen.narotama.ac.id/wp-content/uploads/2012/03/Pengembangan-Gel-
Bioetanol-Berbahan-Baku-Limbah-Agar-dengan-Pengental-Karagenan-
Februari 2016)
http://himalogin.lk.ipb.ac.id/2013/02/15/bakteri-pengurai-plastik/, (diakses
http://palingseru.com/66816/ternyata-kantong-plastik-kresek-bisa-untuk-bahan-
http://www.tribunnews.com/bisnis/2014/09/14/cadangan-minyak-di-indonesia-
https://m.tempo.co/read/news/2016/02/21/083746810/menteri-ferry-kantong-
Kusnadi dan Priyandoko, Didik. 2007. Biologi Untuk SMA dan MA KelasXII.
Jakarta: Piranti
Pujianto, Sri. 2008. Buku Menjelajah Dunia Biologi. Solo: Tiga Serangkai
2. BIODATA ANGGOTA 1
3. BIODATA ANGGOTA 2
LAMPIRAN
DOKUMENTASI PEMBUATAN BIOETANOL KULIT BUAH TREMBESI
Proses Penyulingan Yang Beberapa Kali Dilakukan
30
Percobaan Ketiga
31