Anda di halaman 1dari 40

Sub tema : Inovasi Bahan Terbarukan

Innovation Challenge 2
Manajemen Rekayasa
Universitas Internasional Semen Indonesia

GEL BERBAHAN DASAR KEROSIN DARI LIMBAH KANTONG


PLASTIK DAN BIOETANOL DARI KULIT BUAH TREMBESI SEBAGAI
ALTERNATIF ENERGI UNTUK MENGANTISIPASI KRISIS ENERGI DI
MASA DEPAN

Diusulkan oleh :

Dimas Jaya Zakiri, 6465 (Ketua)


Intan Puji Hudak L, 6475 (Anggota)
Lufi diah Pratiwi, 6480 (Anggota)

SMA NEGERI 3 PONOROGO


PONOROGO
2016

i
LEMBAR PENGESAHAN

1. Judul :GEL BERBAHAN DASAR


KEROSIN DARI LIMBAH KANTONG PLASTIK DAN BIOETANOL
DARI KULIT BUAH TREMBESI SEBAGAI ALTERNATIF ENERGI
UNTUK MENGANTISIPASI KRISIS ENERGI DI MASA DEPAN
2. Sub-Tema : Inovasi Bahan Bakar Terbarukan
3. Ketua Kelompok
a. Nama Lengkap : Dimas Jaya Zakiri
b. NIS : 6465
c. SMA/SMK : SMA
d. Alamat Rumah : Jalan Ahmad Yani 60 C Ponorogo
e. No. Telp/HP :087758005733
f. Alamat E-mail :dimasjz98@gmail.com
4. Guru Pembimbing
a. Nama Lengkap dan Gelar : Sri Hayati, S.Pd
b. NIP :19620122 198412 2 003
c. Alamat Rumah : Perum Kertosari Indah B-20
d. No. Telp/HP :085736860229

31

ii
PEMERINTAH KABUPATEN PONOROGO
DINAS PENDIDIKAN
SMA NEGERI 3 PONOROGO
Jalan Laksamana Yos Sudarso III/1 Telp. (0352) 481525
PONOROGO

SURAT PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Yang bertandatangan dibawah ini :


Nama : Dimas Jaya Zakiri
TTL : Ponorogo, 8 Maret 1999
NIS/Jurusan : 6465/IPA
Semester : IV
SMA/SMK : SMA
Dengan ini menyatakan bahwa Karya Tulis Ilmiah yang dibuat dalam
rangka Lomba Innovation Challenge 2nd merupakan Karya Tulis Asli (Bukan
Salinan) dan belum pernah memenangkan lomba/program sejenis yang
diselenggarakan oleh lembaga lain.
Demikian Surat Pernyataan Keaslian Karya ini saya buat dengan sebenar-
benarnya tanpa ada paksaan dari pihak lain.

iii
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat dan
hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan karya tulis ini dengan judul
“GEL BERBAHAN DASAR KEROSIN DARI LIMBAH KANTONG PLASTIK
DAN BIOETANOL DARI KULIT BUAH TREMBESI SEBAGAI
ALTERNATIF ENERGI UNTUK MENGANTISIPASI KRISIS ENERGI DI
MASA DEPAN”.
Dalam hal ini penulis menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Bapak Drs. H. Hariyadi, M.Pd selaku kepala SMA N 3 PONOROGO.
2. Ibu Sri Hayati,S.Pd selaku pembimbing dalam penyusunan karya wirausaha.
3. Kedua orang tua tercinta yang senantiasa mendoakan untuk kemudahan
belajar kami dalam menuntut ilmu selama ini.
4. Segenap akademisi Universitas Internasional Semen Gresik Indonesia yang
selalu memotivasi untuk berkarya.
5. Semua pihak yang telah membantu penyelesaian karya tulis ini.
Semoga segala bantuan yang diberikan menjadi amal baik dan mendapat balasan
yang setimpal dari Tuhan Yang Maha Esa. Jika dalam penulisan karya ini masih
banyak terdapat kekurangan dan ketidaksempurnaan, saran dan kritik yang
bersifat membangun sangat kami harapkan untuk perbaikan selanjutnya. Semoga
karya tulis ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Ponorogo, 31 Maret 2016

Penulis

iv
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL i
HALAMAN PENGESAHAN ii
LEMBAR PERNYATAAN iii
KATA PENGANTAR iv
ABSTRAKSI v
DAFTAR ISI vi
DAFTAR TABEL viii
DAFTAR GAMBAR ix
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah 1
1.2 Rumusan Masalah 2
1.3 Tujuan Penelitian 3
1.4 Manfaat Penelitian 3
BAB II KAJIAN PUSTAKA
2.1 Kantong Plastik 4
2.2 Trembesi 4
2.3 Fermentasi 5
2.4 Destilisasi 5
2.5 Kerosin 6
2.6 Bioetanol 6
2.7 Gel 6
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian 7
3.2 Lokasi dan Penelitian 7
3.3 Populasi dan Sampel 7
3.4 Metode Pengumpulan Data 8
3.5 Teknik Analisis Data 8
3.6 Desain Penelitian 8
3.7 Rincian Biaya 17
BAB IV HASIL PEMBAHASAN
4.1 Hasil 18
4.2 Analisa dan Pembahasan 19

v
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan 23
5.2 Saran 23
DAFTAR PUSTAKA 24
DAFTAR RIWAYAT HIDUP 26
LAMPIRAN 29

vi
DAFTAR TABEL

Tabel 1. Rancangan penelitian 17


Tabel 2. Biaya yang dibutuhkan setiap kali produksi 17
Tabel 3. Kandungan kulit buah trembesi 18
Tabel 4. Hasil destilasi limbah kantong plastik 18
Tabel 5. Hasil destilasi kulit buah trembesi 19
Tabel 6. Hasil pengujian karakteristik 19

vii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Trembesi 4

Gambar 2. Skema pembuatan bioetanol kulit buah trembesi 12

Gambar 3. Skema pembuatan kerosin dari limbah kantong plastik 13


Gambar 4. Skema pembuatan gel 16

viii
RINGKASAN
GEL BERBAHAN DASAR KEROSIN DARI LIMBAH KANTONG
PLASTIK DAN BIOETANOL DARI KULIT BUAH TREMBESI SEBAGAI
ALTERNATIF ENERGI UNTUK MENGANTISIPASI KRISIS ENERGI DI
MASA DEPAN
Disusun oleh
Dimas Jaya Zakiri, Intan Puji Hudak Lestari, Lufi Diah Pratiwi

Saat ini Indonesia mulai mengalami krisis bahan bakar, hal ini dikarenakan
seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk kebutuhan akan bahan bakar
semakin meningkat. Sementara itu, penggunaan kantong plastik yang mencapai
100 miliar dan membutuhkan 12 juta barel minyak bumi untuk memproduksinya
menimbulkan banyak masalah dan mengakibatkan pencemaran tanah karena
kantong plastik baru bisa terurai dalam jangka waktu 500 tahun. Padahal limbah
kantong plastik sangat berpotensi sebagai bahan bakar alternatif yaitu dengan
mengolahnya menjadi kerosin. Selain itu Indonesia kaya akan tumbuhan trembesi
yang memiliki potensi menjadi bioetanol karena mengandung banyak glukosa.
Tujuan dari penulisan ini adalah untuk mengetahui proses pembuatan
kerosin dari limbah kantong plastik dan bioetanol dari kulit buah trembesi,
mengetahui potensi kerosin limbah kantong plastik dan bioetanol kulit buah
trembesi sebagai bahan dasar gel, dan mengetahui potensi gel sebagai alternatif
bahan bakar yang diterapkan dalam bahan bakar rumah tangga.
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental untuk mengolah limbah
kantong plastik menjadi kerosin dan kulit buah trembesi menjadi bioetanol yang
digunakan sebagai bahan baku gel untuk bahan bakar alternatif rumah tangga.
Proses pembuatan bahan bakar gel meliputi tahap fermentasi kulit buah trembesi,
destilasi limbah kantong plastik dan hasil fermentasi kulit buah trembesi, serta
proses pengentalan kerosin limbah kantong plastik dan bioetanol kulit buah
trembesi. Biaya yang dibutuhkan setiap produksi sebesar Rp 28.000,00.
Berdasarkan hasil penelitian setiap 1 kg limbah kantong plastik
menghasilkan kerosin sebanyak 250 ml dan setiap 150 gram kulit buah trembesi
menghasilkan 85 ml bioetanol. Sedangkan karakteristik gel diuji dalam 3
perlakuan yaitu lama waktu yang digunakan untuk mendidihkan 1 liter air, bau,
dan warna api. Gel dengan perbandingan 30% kerosin dan 70% bioetanol
menghasilkan warna api biru agak merah, sedikit bau bioetanol, dan
membutuhkan waktu 30 menit untuk mendidihkan 1 liter air. Sedangkan gel
dengan 40% kerosin dan 60% bioetanol membutuhkan waktu selama 40 menit,
bau agak menyengat, dan warna api biru kemerahan. Gel 50% kerosin dan 50%
bioetanol menghasilkan warna api merah kebiruan, bau menyengat, dan waktu
selama 60 menit. Dan gel 60% kerosin dan 40% bioetanol membutuhkan waktu
selama 90 menit, bau sangat menyengat, dan warna api merah. Dari hasil uji
karakteristik tersebut akan dijadikan acuan dalam pembuatan bahan bakar gel.
Gel berbahan dasar kerosin limbah kantong plastik dan bioetanol dari kulit
buah trembesi mempunyai potensi sebagai bahan bakar alternatif. Sehingga
mampu membantu mengurangi krisis energi. Oleh karena itu diharapkan kerja
sama dari Dinas Lingkungan Hidup, Dinas Perhutani, Dinas Energi dan Sumber
Daya Mineral, LSM, serta masyarakat untuk menindaklanjuti hasil penelitian ini.
Kata Kunci : Gel, Kerosin, Bioetanol, Energi Alternatif

ix
1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Krisis bahan bakar merupakan salah satu masalah yang hampir
terjadi di seluruh dunia. Penurunan cadangan minyak dan gas
mengakibatkan penurunan produksi migas nasional. Padahal seiring
bertambahnya jumlah penduduk, meningkat pula kebutuhan akan bahan
bakar. Namun bahan bakar yang tersedia tidak sebanding dengan kebutuhan
energi bagi kelangsungan hidup manusia. Apalagi bahan bakar dari fosil
tidak dapat diperbarui dan bisa habis sewaktu-waktu.

“Walaupun Indonesia merupakan negara yang kaya akan


minyak bumi dan gas serta masih memiliki cadangan yang besar,
namun Indonesia belum mampu mencukupi kebutuhan bahan bakar
dalam negeri. Hal ini dikarenakan Indonesia hanya mampu
memproduksi migas sebanyak 783.390 barel per hari” (SKK
MIGAS, 2015),

sedangkan kebutuhan minyak dan gas mencapai 1,5 juta barel. Menurut
Andang Bachtiar ketua Komite Eksplorasi Nasional, cadangan minyak dan
gas bumi nasional akan bertambah sebesar 580 juta barel, namun
kebanyakan cadangan minyak berada di daerah lepas pantai sehingga
mempersulit proses eksplorasi. Selain itu minimnya peralatan dan
banyaknya tambang yang telah berusia tua membuat proses penghasilan
bahan bakar menjadi kurang maksimal. Oleh karena itu pada tahun 2025
diharapkan kebutuhan minyak bumi dan gas kurang dari 20% dengan cara
menggantinya dengan bahan bakar alternatif.
Sementara itu, di Indonesia setiap tahun jumlah pemakaian kantong
plastik mancapai 100 miliar. Dan untuk memproduksinya dibutuhkan minyak
bumi sebanyak 12 juta barel serta menghasilkan emisi gas rumah kaca yang
cukup besar. Apabila kantong plastik tidak diolah, dibutuhkan waktu 500
sampai 1000 tahun untuk dapat terurai. Sehingga perlu adanya inovasi
2

pengolahan untuk mengatasinya. Salah satu cara yang dapat dilakukan adalah
mengolah limbah kantong plastik menjadi kerosin dengan cara destilasi.
Namun, jika hanya menggunakan kerosin dari limbah kantong plastik
bahan bakar yang dihasilkan kurang sempurna, sehingga diperlukan
campuran. Campuran yang paling ideal dan ketersediaannya melimpah
adalah bahan bakar nabati.
Trembesi (Samanea saman) merupakan tanaman asli Amerika tropik,
namun dapat tumbuh subur di Indonesia termasuk di Ponorogo dan SMA
Negeri 3 Ponorogo. Pada tahun 2010 pemerintah pernah mencanangkan
gerakan “Trembesisasi”. Presiden memberikan 1 juta biji pohon trembesi
kepada gubernur seluruh Indonesia untuk ditanam di daerah masing-masing.
Namun dari banyaknya pohon trembesi yang tumbuh subur, pemanfaatan
buahnya masih kurang maksimal. Hal ini terbukti dengan banyaknya buah
trembesi yang jatuh serta tidak ada yang mengambil untuk
memanfaatkannya. Padahal kulit buah trembesi mengandung banyak glukosa,
sehingga berpotensi untuk diolah menjadi bioetanol dengan cara fermentasi
dan destilasi.
Banyak keutungan yang diperoleh dari bioetanol, seperti lebih ramah
lingkungan, lebih praktis, dan lebih ekonomis. Akhir-akhir ini pemerintah
dan masyarakat mulai melirik bioetanol sebagai alternatif bahan bakar.
Dari banyaknya permasalahan yang ada, penulis ingin
menyumbangkan ide tentang pengolahan limbah kantong plastik menjadi
kerosin dan kulit buah trembesi menjadi bioetanol yang diterapkan pada
bahan bakar rumah tangga dalam bentuk gel.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang tersebut, maka rumusan masalah pada
penelitian ini adalah :
1.2.1 Bagaimana cara pembuatan kerosin dari limbah kantong plastik dan
bioetanol dari kulit buah trembesi?
1.2.2 Bagaimana potensi kerosin dari limbah kantong plastik dan
bioetanol dari kulit buah trembesi sebagai bahan baku gel?
3

1.2.3 Bagaimana potensi gel dari limbah kantong plastik dan kulit buah
trembesi sebagai alternatif bahan bakar rumah tangga?

1.3 Tujuan Penelitian


Penelitian ini dilakukan dengan tujuan sebagai berikut :
1.3.1 Mengetahui cara pembuatan kerosin dari limbah kantong plastik dan
bioetanol dari kulit buah trembesi.
1.3.2 Mengetahui potensi kerosin limbah kantong plastik dan biotanol
dari kulit buah trembesi sebagai bahan baku gel.
1.3.3 Mengetahui potensi gel dari limbah kantong plastik dan kulit buah
trembesi sebagai alternatif bahan bakar rumah tangga.

1.4 Manfaat Penelitian


Manfaat yang diharapkan dari penelitian yang dilakukan ini adalah :
1.4.1 Memberikan pengetahuan bahwa limbah kantong plastik dapat
dimanfaatkan kembali menjadi bahan bakar rumah tangga dengan
cara destilasi.
1.4.2 Memberikan pengetahuan bahwa kulit buah trembesi dapat
dimanfaatkan menjadi bioetanol sebagai bahan bakar alternatif
minyak bumi.
1.4.3 Mengintensifkan pemanfaatan kulit buah trembesi yang selama ini
kurang dimanfaatkan oleh masyarakat.
1.4.4 Mengurangi penumpukan sampah yang menimbulkan masalah
lingkungan.
1.4.5 Menyumbangkan sebuah ide baru mengenai bahan bakar alternatif.
1.4.6 Meningkatkan kemampuan dan keterampilan peneliti dalam bidang
riset.
1.4.7 Memberi motivasi bagi peneliti untuk melakukan penelitian lain
agar dapat menghasilkan produk yang bermanfaat bagi
perkembangan IPTEK dan masyarakat.
4

BAB II
KAJIAN PUSTAKA

2.1 Kantong Plastik


Plastik adalah polimer rantai-panjang dari atom yang mengikat satu
sama lain. Rantai ini membentuk banyak unit molekul berulang, atau
"monomer". Plastik mempunyai polimer sebanyak 1000-3000 rantai
karbon. Plastik dapat dibentuk menjadi film atau fiber sintetik. Plastik
didesain dengan variasi yang sangat banyak dalam properti dan digunakan
hampir di seluruh bidang industri.

2.2 Trembesi

Gambar 1. Trembesi

“Trembesi (Albizia saman) merupakan tumbuhan pohon


besar, tinggi, dengan tajuk sangat melebar. Tanaman ini bukan
spesies asli Indonesia, melainkan dari Amerika tropik. Pohon ini
mempunyai beberapa julukan nama seperti Saman, Pohon Hujan,
dan Monkey Pod. Namanya berasal dari air yang sering menetes
dari tajuknya karena kemampuannya menyerap air tanah yang kuat
serta kotoran dari tonggeret yang tinggal di pohon.
Trembesi dapat mencapai ketinggian rata-rata 30–40 meter,
lingkar pohon sekitar 4,5 meter dan mahkota pohon mencapai 40–
60 meter. Daunnya majemuk mempunyai panjang tangkai sekitar 7–
15 cm, sedangkan leher daunnya sekitar 4-5 cm berwarna hijau tua,
pada permukaan daun bagian bawah memilki beludru, apabila
dipegang terasa lembut. Buah trembesi berbentuk panjang lurus
agak melengkung, mempunyai panjang sekitar 10–20 cm, lebar 1,5–
2 cm, dan tebal sekitar 0,6 cm. Buahnya berwarna cokelat kehitam-
hitaman.” (Ki Hujan. http://id.wikipedia.org/wiki/Ki_hujandiakses
tanggal Maret 2016)
5

Trembesi mempunyai tajuk yang lebar dan daun yang lebat serta
jaringan akar yang luas, sehingga mampu menyerap air dengan maksimal.
Selain itu pohon trembesi mampu memberikan kontribusi dalam
menanggulangi pencemaran udara dan ancaman pemanasan global.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Dr. Ir. Endes N. Dahlan, Dosen
Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor, satu batang Pohon Trembesi
mampu menyerap 28.442 kg gas karbondioksida (CO2) dan menghasilkan
O2 sebanyak 28,48 ton setiap tahunnya.
Selain itu, biji trembesi dapat dijadikan makanan ringan dan obat
pencuci perut. Ekstrak daun trembesi juga bermanfaat untuk menghambat
pertumbuhan mikrobakterium Tuberculosis dan mengobati penyakit kulit.

2.3 Fermentasi
Fermentasi merupakan proses penguraian senyawa organik untuk
memperoleh energi tanpa menggunakan oksigen sebagai aseptor elektron
terakhirnya. Sebagai pengganti oksigen, digunakan sebagai senyawa antara,
misalnya asam piruvat dan asetal dehid untuk mengikat elektron terakhirnya.
Karena tidak menggunakan oksigen, fermentasi disebut respirasi anaerob.
Ada bermacam-macam jenis fermentasi yang telah diketahui. Biasanya
macam fermentasi didasarkan pada hasil akhir dan substratnya, misalnya
fermentasi alkohol. Substrat fermentasi yang paling umum adalah
karbohidrat. Pada fermentasi karbohidrat, misalnya glukosa akan terbentuk
asam pirufat yang merupakan senyawa antara yang utama.

2.4 Destilasi
Destilasi atau penyulingan adalah cara pemisahan zat cair dari
campurannya berdasarkan perbedaan titik didih atau berdasarkan
kemampuan zat untuk menguap. Saat suhu dipanaskan, cairan yang titik
didihnya lebih rendah akan menguap terlebih dahulu. Uap ini akan dialirkan
dan kemudian didinginkan sehingga kembali menjadi cairan yang
ditampung pada wadah terpisah. Zat yang titik didihnya lebih tinggi masih
tertinggal pada wadah semula. Metode ini termasuk sebagai unit operasi
kimia jenis perpindahan massa.
6

2.5 Kerosin
Kerosin adalah bahan bakar hidrokarbon yang diperoleh sebagai
hasil penyulingan minyak bumi dengan titik didih yang lebih tinggi daripada
bensin. Kerosin tidak berwarna dan mudah terbakar. Kerosin diperoleh
dengan cara destilasi fraksional dari petroleum pada suhu 150°C dan 275°C
(rantai karbon dari C12 sampai C15). Saat ini kerosin banyak digunakan
dalam kompor minyak. Rumus kerosin biasanya ditulis dengan C12-C20.

2.6 Bioetanol
Alkohol yang diproduksi secara biologi, yang umum adalah etanol,
dan yang kurang umum adalah propanol dan butanol, diproduksi dengan
aksi mikroorganisme dan enzim melalui fermentasi gula atau selulosa.
Bahan bakar etanol merupakan biofuel paling umum di dunia,
terutama bahan bakar etanol di Brazil. Bahan bakar alkohol diproduksi
dengan cara fermentasi gula yang dihasilkan dari gandum, jagung, sugar
beet, sugar cane, molasses dan gula atau starch yang dapat dibuat minuman
beralkohol (seperti kentang dan sisa buah, dll). Produksi etanol
menggunakan digesti enzim untuk menghasilkan gula dari
starch, fermentasi gula, destilasi dan pengeringan. Proses ini membutuhkan
banyak energi untuk pemanasan (seringkali menggunakan gas alam).
Produksi etanol selulosik menggunakan tanaman non-pangan atau
produk sisa yang tak bisa dikonsumsi sehingga tidak mengakibatkan dampak
pada siklus makanan.

2.7 Gel

“Gel adalah sistem padat atau setengah padat dari paling


sedikit dua konstituen yang terdiri dari massa seperti agar yang rapat
dan diisi oleh cairan. Gel terdiri dari dua fase kontinyu yang saling
berpenetrasi. Fase yang satu berupa padatan, tersusun dari partikel –
partikel yang sangat tidak simetris dengan luas permukaan besar,
sedang yang lain adalah cairan.” (Martin, 1993)
7

BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian


Penelitian dengan judul “GEL BERBAHAN DASAR KEROSIN
DARI LIMBAH KANTONG PLASTIK DAN BIOETANOL DARI KULIT
BUAH TREMBESI SEBAGAI ALTERNATIF ENERGI UNTUK
MENGANTISIPASI KRISIS ENERGI DI MASA DEPAN” merupakan
penelitian yang eksperimental.
Disebut penelitian eksperimental karena dalam penelitian ini
melakukan sebuah percobaan atau eksperimen untuk mengolah limbah
kantong plastik menjadi kerosin dan kulit buah trembesi menjadi bioetanol
sebagai bahan dasar gel untuk bahan bakar alternatif. Gel tersebut akan diuji
untuk mengetahui karakteristik dan potensi sebagai bahan bakar alternatif.
Perolehan data atau informasi dalam penelitian ini dengan
melakukan studi pustaka, penelusuran informasi berupa perpustakaan dan
internet.

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian


Lokasi penelitian dilaksanakan di Laboratorium SMA N 3
Ponorogo dan rumah peneliti di Jalan Ahmad Yani 60 C, Kepatihan,
Ponorogo yang dilakukan pada tanggal 26 Februari 2016 sampai 27 Maret
2016.

3.3 Populasi dan Sampel


Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah limbah
kantong plastik dan tanaman trembesi. Sedangkan sampel yang digunakan
adalah limbah kantong plastik yang ada di SMA N 3 Ponorogo dan kulit
buah trembesi yang ada di SMA N 3 Ponorogo dan taman kota Ponorogo.
8

3.4 Metode Pengumpulan Data


Pengumpulan data dalam penelitian ini berdasarkan hasil uji coba
terhadap kandungan kulit buah trembesi dan uji karakteristik terhadap gel
berbahan dasar kerosin dari limbah kantong plastik dan bioetanol dari kulit
buah trembesi.
Selain itu peneliti juga menggunakan penunjang penelitian berupa
literatur terkait dari buku dan internet.

3.5 Teknik analisis data


Dalam tahap ini peneliti melakukan penelitian dalam beberapa
tahap :
1) Tahap pertama, peneliti melakukan perumusan ide.
2) Tahap kedua, peneliti melakukan destilasi terhadap limbah kantong
plastik.
3) Tahap ketiga, peneliti melakukan uji kandungan kulit buah trembesi.
4) Tahap keempat, melakukan tahap fermentasi limbah kulit buah
trembesi.
5) Tahap kelima, melakukan tahap penyulingan terhadap fermentasi
yang dihasilkan.
6) Tahap keenam, melakukan tahap pengujian kadar terhadap bioetanol
yang dihasilkan.
7) Tahap ketujuh, peneliti melakukan pembuatan gel dengan bahan
dasar kerosin dari limbah kantong plastik dan bioetanol dari kulit
buah trembesi.
8) Tahap kedelapan, dilakukan tapat uji karakteristik terhadap gel.
9) Tahap kesembilan, menguji potensi gel sebagai bahan bakar
alternatif rumah tangga.

3.6 Desain penelitian


Adapun langkah-langkah dalam penelitian ini meliputi 3 tahap, yaitu
tahap persiapan, tahap pelaksanaan dan tahap pengujian karakteristik.
9

3.6.1 Tahap Persiapan


Kegiatan dalam tahap ini meliputi 2 langkah yaitu persiapan
alat yang dibutuhkan dan bahan yang dibutuhkan untuk membuat
gel berbahan dasar kerosin dari limbah kantong plastik dan bioetaol
dari kulit buah trembesi.
Alat:
1. Destilator
2. Palu
3. Kaleng
4. Selang
5. Gelas ukur
6. Timbangan
7. Lampu Bonsen
8. Kompor gas
9. Leybig
10. Kaki tiga
Bahan:
1. Limbah kantong plastik (1 kg)
2. Buah trembesi ( 150 gram )
3. Ragi (2 gram)
4. Air Mineral ( 300 ml )
5. Pengental
6. NaOH
7. Detergen

3.6.2 Tahap Pelaksanaan


3.6.2.1 Pembuatan Bioetanol

Kegiatan dalam tahap ini meliputi 3 langkah yaitu


uji kandungan kulit buah trembesi, fermentasi kulit buah
trembesi dan destilasi hasil fermentasi.
10

1) Tahap Uji Kandungan pada kulit trembesi


Adapun kegiatan pada tahap ini adalah pengujian
kandungan dalam kulit trembesi.
Alat :
a. Pipet tetes
b. Tabung reaksi dan rak
c. Pemanas bunsen
d. Penjepit tabung reaksi
e. Korek api
f. Gelas ukur
Bahan :
a. Kulit buah trembesi
b. Aquades
c. Fehling AB
d. Biuret
e. Lugol

Adapun langkah-langkah dalam uji kandungan


kulit buah trembesi:
a. Menyiapkan alat dan bahan yang diperlukan.
b. Memasukkan ekstrak kulit buah
trembesikedalam 3 tabung reaksi.
c. Menetesi tabung reaksi yang berisi ekstrak
kulit buah trembesidengan larutan biuret. Jika
ekstrak kulit buah trembesi berubah menjadi ungu
berarti dalam bahan tersebut mengandung protein.
d. Menetesi tabung reaksi yang berisi ekstrak
kulit buah trembesi dengan larutan lugol. Jika
ekstrak kulit buah trembesiberubah menjadi biru
kehitaman berarti dalam bahan tersebut
mengandung amilum.
e. Menetesi tabung reaksi yang berisi ekstrak
kulit buah trembesi dengan larutan Fehling AB dan
dibakar. Jika ekstrak kulit buah trembesi berubah
11

menjadi merah bata berarti dalam bahan tersebut


mengandung glukosa.
f. Mencatat hasil uji kandungan ekstrak kulit
buah trembesi tersebut.
2) Tahap Fermentasi Kulit Buah Trembesi
Adapun cara - cara pembuatan fermentasi dari
kulit buah trembesi adalah sebagai berikut :
a. Memisahkan biji buah trembesi dengan kulitnya.
b. Mengambil kulit buah trembesi kemudian
menghaluskan dengan ditumbuk.
c. Mencampur kulit buah trembesi yang sudah
dihaluskan dengan air dan ragi.
d. Menaruh hasil pencampuran ke dalam alat
fermentasi.
e. Menunggu sampai tiga hari untuk mendapatkan
hasil fermentasi.
f. Proses fermentasi selesai
3) Tahap Destilasi Hasil Fermentasi
Adapun cara - cara penyulingan dari kulit buah
trembesi adalah sebagai berikut :

a. Hasil fermentasi dimasukkan ke dalam labu


(tabung) yang dihubungkan dengan selang.
b. Kemudian selang yang dimasukkan kedalam wadah
yang berisi air dingin yang berfungsi sebagai
pendingin.
c. Kemudian labu dipanaskan dengan pemanas
bunsen.
d. Menampung hasil destilasi ke dalam gelas kimia.
12

GAMBAR 2 SKEMA PEMBUATAN BIOETANOL KULIT BUAH TREMBESI

Penghalusan
Kulit Buah
Trembesi

Pemisahan Kulit
buah trembesi

Fermentasi yang Pengukusan


dilakukan selama 3 hari

Hasil
Penyulingan
Penyulingan
dengan alat lab
yang sedikit
dimodifikasi

3.6.2.2 Pembuatan Kerosin Limbah Kantong Plastik


Adapun cara-cara destilasi limbah kantong plastik
adalah sebagai berikut :
a. Menyiapkan limbah kantong plastik.
b. Limbah kantong plastik dimasukkan ke dalam
tabung destilator.
13

c. Mengisi penuh tabung destilator dan


memadatkannya.
d. Membasahi kardus penutup dengan air.
e. Menutup tabung destilator, lapisan pertama dengan
kardus basah.
f. Menutup tabung destilator dengan tutup besi.
g. Mengencangkan tutup menggunakan baut.
h. Kemudian memanaskan tabung destilatordengan
api. Penyetelan api yang baik juga mempengaruhi
hasil destilasi. Untuk mendapat panas api yang
maksimal dan stabil maka proses pembakaran
menggunakan kompor gas.
i. Setelah tabung destilator panas, maka mendinginkan
tabung dengan cara mengusap-usap air.
j. Hasilnya akan mengalir melalui pipa aliran dan
ditampung dalam wadah yang sudah di sediakan.

GAMBAR 3 SKEMA PEMBUATAN KEROSIN DARI LIMBAH KANTONG


PLASTIK

Kantong plastik yang


Limbah kantong
sudah bersih
plastik
14

Memasukkan kantong
Memadatkan sampah plastik ke dalam tabung
destilator

Membasahi kardus dengan Menutup tabung destilator


air dengan kardus basah

Mengencangkan tutup Menutup tabung destilator


menggunakan baut dengan tutup besi
15

Mendinginkan tabung
Memanaskan tabung destilator destilator menggunakan air
dengankompor gas

Hasil destilasi mengalir


melalui pipa saluran

3.6.3.1 Pembuatan Gel


Adapun cara – cara pembuatan sebagai berikut :
a. Membuat campuran bioetanol dengan kerosin
dengan menambahkan detergen sebagai pengikat.
b. Menambahkan pengental ke dalam campuran
bioetanol dan kerosin.
c. Mengaduk dengan stirres dengan kecepatan 200
rpm selama 45 menit.
d. Menambahkan NaOH sebanyak 1 ml.
e. Gel siap untuk digunakan.
16

GAMBAR 4 SKEMA PEMBUATAN GEL

Membuat campuran kerosin Menambahkan detergen


dan bioetanol sebagai pengikat

Menambahkan pengental
kemudian mengaduknya
menggunakan stirrer

Menambahkan NaOH
kemudian mengaduknya

Gel yang sudah jadi

3.6.3 Tahap Uji Karakteristik


Dalam tahap ini peneliti melakukan uji coba terhadap gel
berbahan dasar kerosin dari limbah kantong plastik dan bioetanol
dari kulit buah trembesi dengan perbandingan yang berbeda yang
diuji cobakan sebagai bahan bakar rumah tangga untuk
mendidihkan 1 liter air. Data tersebut akan dikumpulkan dan
ditabulasikan dengan instrumen pengamatan serta mencatat hasil
uji coba. Adapun tabel instrumen sebagai berikut :
17

Tabel 1.Rancangan Penelitian


Bahan Dasar Gel Lama Waktu Aroma Warna
yang Digunakan Gel Api
30% kerosin 70% bioetanol
40% kerosin 60% bioetanol
50% kerosin 50% bioetanol
60% kerosin 40% bioetanol

3.7 Rincian Biaya


Adapun biaya yang dibutuhkan dalam satu kali produksi sebagai
berikut:

Tabel 2. Biaya yang Dibutuhkan Setiap Kali Produksi

No. Nama Barang Harga


1. Gas Elpiji Rp 18.000

2. Spirtus Rp 12.000

3. Pengental Rp 5.000

4. NaOH (2 ml) Rp 3.000

Jumlah Rp 28.000

Setiap kali produksi kami membutuhkan biaya sebesar Rp


28.000,00 dan mampu menghasilkan bahan bakar gel sebanyak 500 gram.
18

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

1.1 Hasil
1.1.1 Kandungan Kulit BuahTrembesi

Berdasarkan uji kandungan kulit buah trembesi yang telah


dilakukan dihasilkan data sebagai berikut.

Tabel 3. Kandungan Kulit Buah Trembesi

Perubahan Warna Kandungan


Larutan
Jenis
Lugol Fehling Biuret Amilum Glukosa Protein
AB
Ekstrak Cokelat Merah Cokelat - √ -
kulit bata
buah pekat
trembesi

1.1.2 Hasil Fermentasi dan Destilasi


Berdasarkan hasil fermentasi dan destilasi yang dilakukan
prosedur penelitian yang dilakukan peneliti dalam mencari bahan
baru untuk pembuatan bioetanol, maka ditemukan bahwa trembesi
adalah bahan baru untuk pembuatan bioetanol. Selain itu limbah
kantong plastik juga berpotensi sebagai bahan bakar alternatif berupa
kerosin. Hasil yang kami peroleh sebagai berikut:
Tabel 4. Hasil Destilasi Limbah Kantong Plastik

Jenis Produk Warna Hasil


Kerosin Limbah Kekuning- Dari 1 kg limbah kantong
Kantong Plastik kuningan plastik menghasilkan
sekitar 250 ml kerosin.
19

Tabel 5. Hasil Destilasi Kulit Buah Trembesi

Jenis Produk Warna Hasil


Bioetanol kulit Bening sedikit Dari 150 gram kulit buah
buah trembesi keruh trembesi menghasilkan
sekitar 85 ml bioetanol kulit
buah trembesi.

1.1.3 Pengujian terhadap Karakteristik Gel Berbahan Dasar Kerosin dan


Bioetanol
Berdasarkan hasil uji coba yang telah dilakukan untuk
mendidihkan air sebanyak 1 liter diperoleh hasil sebagai berikut:
Tabel 6. Hasil pengujian karakteristik

Komposisi Gel Lama Waktu Aroma Gel Warna


(100 gr) yang Digunakan Api
30% kerosin 70% 30 menit Bau kerosin Biru agak
bioetanol sedikit kemerahan
bioetanol
40% kerosin 60% 40 menit Sedikit Biru
bioetanol menyengat kemerahan
50% kerosin 50% 60 menit Menyengat Merah
bioetanol agak
kebiruan
60% kerosin 40% 90 menit Sangat Merah
bioetanol menyengat

4.2 Analisa dan Pembahasan


Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, limbah kantong
plastik memiliki potensi sebagai kerosin dan kulit buah trembesi
berpotensi menjadi bioetanol. Dari hasil analisis dan pembahasan dalam
20

eksperimen, diperoleh data seperti dalam uraian singkat dan data sebagai
berikut:

4.2.1 Analisa dan Pembahasan Kandungan Kulit Buah Trembesi


Dari data tabel 3 diketahui bahwa kulit buah trembesi
mengandung glukosa, sehingga kulit buah trembesi dapat dijadikan
sebagai bahan baku bioetanol.

4.2.2 Analisa dan Pembahasan Kerosin dari Limbah Kantong Plastik


Berdasarkan data pada tabel 4 kerosin yang dihasilkan dari
1 kg limbah kantong plastik sebanyak 250 ml. Hal ini dikarenakan
alat destilasi yang digunakan masih sederhana. Selain itu kantong
plastik memiliki kandungan minyak sebanyak 70-80%. Sehingga
limbah kantong plastik memiliki potensi sebagai bahan bakar
alternatif.

4.2.3 Analisa dan Pembahasan Bioetanol dari Kulit Buah Trembesi


Dari uraian data pada tabel 5 dapat diketahui bahwa kulit
trembesi berpotensi sebagai bioetanol sehingga dapat digunakan
sebagai bahan bakar alternatif. Hal ini dikarenakan kulit buah
trembesi mengandung glukosa sehingga setiap 150 gram kulit buah
trembesi mampu menghasilkan bioetanol sebanyak 85 ml.

4.2.4 Analisa dan Pembahasan Lama Waktu yang Digunakan Gel


Berbahan Dasar Kerosin dari Limbah Kantong Plastik dan
Bioetanol dari Kulit Buah Trembesi
Gel berbahan dasar kerosin dari limbah kantong plastik dan
bioetanol dari kulit buah trembesi diuji cobakan untuk
mendidihkan 1 liter air. Berdasarkan hasil uji coba yang telah
dilakukan, gel dengan perbandingan bahan dasar yang berbeda
membutuhkan waktu yang berbeda pula untuk mendidihkan air.
Adapun data yang diperoleh sebagai berikut, gel dengan
perbandingan 30% kerosin dan 70% bioetanol selama 30 menit, gel
21

dengan perbandingan 40% kerosin dan 60% kerosin selama 40


menit, gel dengan perbandingan 50% kerosin dan 50% bioetanol
selama 60 menit, dan gel dengan perbandingan 40% kerosin dan
60% bioetanol mampu bertahan selama 90 menit. Hal ini
dikarenakan perbedaan jumlah nilai oktan yang terdapat pada
bioetanol. Semakin banyak nilai oktan semakin cepat proses
pembakaran sehingga energi panas yang dihasilkan juga semakin
cepat. Jadi gel dengan komposisi lebih banyak bioetanol akan lebih
cepat mendidihkan air.

4.2.5 Analisa dan Pembahasan Bau Gel Berbahan Dasar Kerosin dari
Limbah Kantong Plastik dan Bioetanol Dari Kulit Buah Trembesi
Berdasarkan data pada tabel 6 gel yang mempunyai bau
yang sangat menyengat adalah gel dengan bahan dasar 60% kerosin
dan 40% bioetanol. Hal ini dikarenkan menggunakan bahan dasar
kerosin dari limbah kantong plastik yang mengandung senyawa-
senyawa seperti parafin, naften, aromatik, dan senyawa belerang
sehingga menghasilkan bau yang menyengat. Sedangkan gel yang
berbahan dasar 30% kerosin dan 70% bioetanol menghasilkan bau
khas bioetanol. Hal ini disebabkan bioetanol dari kulit buah
trembesi mempunyai aroma yang khas. Sehingga bisa mengurangi
bau menyengat dari kerosin dari limbah kantong plastik.

4.2.6 Pembahasan Warna Api yang Dihasilkan dari Gel Berbahan Dasar
Kerosin dari Limbah Kantong Plastik dan Bioetanol dari Kulit
Buah Trembesi
Dari uraian data pada tabel 6 dapat diketahui bahwa warna
api yang dihasilkan gel dengan perbandingan 30% kerosin dan
70% bioetanol adalah biru kemerahan. Hal ini dikarenakan
bioetanol memiliki nilai oktan yang cukup tinggi, sehingga
membuat pembakaran semakin panas. Dan berdasarkan teori
semakin biru warna api semakin besar energi yang dihasilkan
sehingga api semakin panas. Sedangkan sedikit warna kemerahan
22

dikarenakan penggunaan kerosin yang mencapai 30% dan


penggunaan bioetanol yang diperoleh dari destilisasi sederhana,
sehingga masih terdapat kandungan air dan zat-zat lain yang
menyebabkan warna api menjadi merah. Selain itu penambahan
bioetanol yang mencapai 50% pada bahan dasar gel, membuat gel
lebih ramah lingkungan dan tidak menghasilkan jelaga.
Sedangkan pada gel dengan perbandingan 60% kerosin dan
40% bioetanol menghasilkan warna api merah. Hal ini sesuai
dengan karakteristik kerosin yang apabila dibakar menghasilkan
warna api merah. Sedangkan penambahan bioetanol sebanyak 40%
belum mampu menghasilkan warna api yang merah, sehingga
masih menimbulkan jelaga dan kurang ramah lingkungan.
Disamping itu gel masih menimbulkan asam dan kabut putih yang
disebabkan dari kandungan hidrokarbon dan disulfida yang ada
pada kerosin.
23

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dapat diambil beberapa
kesimpulan, diantaranya yaitu :
1. Pembuatan kerosin dari limbah kantong plastik melalui proses
destilasi, sedangkan pembuatan bioetanol dari kulit buah trembesi
melalui proses fermentasi dan destilasi.
2. Kerosin dari limbah kantong plastik dan bioetanol dari kulit buah
trembesi berpotensi sebagai bahan dasar gel karena setiap 1 kg limbah
kantong plastik menghasilkan 250 ml kerosin dan setiap 150 gram
kulit buah trembesi menghasilkan 85 ml bioetanol.
3. Gel berbahan dasar kerosin dari limbah kantong plastik dan bioetanol
dari kulit buah trembesi berpotensi sebagai bahan bakar rumah tangga
berdasarkan uji karakteristik terhadap lama nyala api, bau, dan warna
api.
5.2 Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan maka peneliti
dapat memberikan saran sebagai berikut :
1. Untuk mengatasi krisis energi tak terbarukan, diharapkan beralih
kepada sumber energi terbarukan.
2. Peneliti sangat berharap agar pemerintah khususnya Dinas Perhutani,
Dinas Lingkungan Hidup, serta Dinas Energi dan Sumber Daya
Mineral dapat menindak lanjuti dan mengembangkan hasil penelitian
kami.
3. Perlu diperhatikan dalam pencampuran kerosin dan bioetanol agar gel
dapat tercampur secara sempurna.
4. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut.
24

DAFTAR PUSTAKA

2008. Trubus 458, Januari 2008. Depok: PT Trubus Swadaya

Departemen Pendidikan Nasional. 2001. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta:

Balai Pustaka

http://alamendah.org/2009/12/26/pohon-trembesi-ki-hujan-serap-28-ton-co2/,

(diakses tanggal 1 Maret 2016)

http://bem.feb.ugm.ac.id/kebijakan-energi-indonesia-solusi-kebutuhan-energi-

dan-pengaruhnya-terhadap-keuangan-negara/, (diakses tanggal 3 Maret 2016)

http://dosen.narotama.ac.id/wp-content/uploads/2012/03/Pengembangan-Gel-

Bioetanol-Berbahan-Baku-Limbah-Agar-dengan-Pengental-Karagenan-

Sebagai-Alternatif-Bahan-Bakar-Rumah-Tangga-.pdf, (diakses tanggal 27

Februari 2016)

http://himalogin.lk.ipb.ac.id/2013/02/15/bakteri-pengurai-plastik/, (diakses

tanggal 1 Maret 2016)

http://id.wikipedia.org/wiki/Ki_hujan diakses tanggal 27 Februari 2016

http://indobioethanol.com diakses tanggal 28 Februari 2016

http://isroi. wordpress.com/ 2008/12/15/membuat-bioetanol-dari-tetes/ diakses

tanggal 28 Februari 2016

http://palingseru.com/66816/ternyata-kantong-plastik-kresek-bisa-untuk-bahan-

bakar-minyak, (diakses tanggal 27 Februari 2016)

http://www.tribunnews.com/bisnis/2014/09/14/cadangan-minyak-di-indonesia-

hanya-cukup-untuk-23-tahun-lagi, (diakses tanggal 3 Maret 2016)

https://id.wikipedia.org/wiki/Kantong_plastik, (diakses tanggal 1 Maret 2016)


25

https://m.tempo.co/read/news/2016/02/21/083746810/menteri-ferry-kantong-

plastik-adalah-bencana, (diakses tanggal 2 Maret 2016)

Kusnadi dan Priyandoko, Didik. 2007. Biologi Untuk SMA dan MA KelasXII.

Jakarta: Piranti

Pujianto, Sri. 2008. Buku Menjelajah Dunia Biologi. Solo: Tiga Serangkai

Walisiewicz, Marek. 2003. Energi Alternatif Panduan bagi Pemula ke Masa

Depan Teknologi Energi. Jakarta : Erlangga.


26

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

1. BIODATA KETUA TIM

1. Nama : Dimas Jaya Zakiri


2. Tempat dan Tanggal Lahir : Ponorogo, 08 Maret 1999
3 Pengalaman Organisasi : 1. Kelompok Ilmiah Remaja
2. Broadcasting
4. Karya Ilmiah yang pernah : 1. Kolam Jipimas (Kopi Lamtoro Puji
dibuat Lufi Dimas)
2. Pelet Kaki Ayam(Bekatul, Bekicot,
Daun Pepaya dan Tulang Ayam)
3. Lotion Kuping Buaya
4. Implementasi Sekolah Adiwiyata
SMA N 3 Ponorogo Terhadap
Kesehatan Dan Lingkungan Hidup
Masyarakat Daerah
5. JINKETUMER ( Inovasi
Pengolahan Air Tajin menjadi Keju
untuk Mencegah Penyakit
Alzheimer (Kepikunan)
6. ENERBEACORN(Sereal Energi
Jagung dan Kacang Hijau)
7. Eskrim PAPA (Pandan dan Pare)
5. Penghargaan Ilmiah yang : 1. Finalis LKR UNMER MADIUN
Pernah diraih 2015
2. Finalis OPN Universitas Negeri
Malang 2015
3. Finalis Bussines Plan UISI 2015
4. Semifinalis LKTI EPSILON UGM
2015
5.Finalis Bussines Plan Competetion
UNMUH PONOROG 2016
27

2. BIODATA ANGGOTA 1

1. Nama : Lufi Diah Pratiwi


2. Tempat dan Tanggal Lahir : Ponorogo, 05 Mei 1999
3 Pengalaman Organisasi : 1. Kelompok Ilmiah Remaja
2. Pramuka
3. Kerohanian Islam
4. TIK SMAGAPO
5. Paguyuban Anak Ponorogo
6. Cakep Chapter Ponorogo
4. Karya Ilmiah yang pernah : 1. Kolam Jipimas (Kopi Lamtoro Puji
dibuat Lufi Dimas)
2. Pelet Kaki Ayam(Bekatul, Bekicot,
Daun Pepaya dan Tulang Ayam)
3. Bunda Damito(Sabun dari Daun
Bidara, Daun Mint dan Tomat)
4. Implementasi Sekolah Adiwiyata
SMA N 3 Ponorogo Terhadap
Kesehatan Dan Lingkungan Hidup
Masyarakat Daerah
5. Salep Tanaman Rondo Muprul
6. ENERBEACORN(Sereal Energi
Jagung dan Kacang Hijau)
7. Permen JANDA MUDA (Jahe,
Daun Murbei dan Madu)
5. Penghargaan Ilmiah yang : 1. Finalis LKR UNMER MADIUN
Pernah diraih 2015
2. Finalis OPN Universitas Negeri
Malang 2015
3. Semifinalis LKTI EPSILON UGM
2015
4. Finalis Bussines Plan Competetion
UNMUH PONOROG 2016
28

3. BIODATA ANGGOTA 2

1. Nama : Intan Puji Hudak Lestari


2. Tempat dan Tanggal Lahir : Ponorogo, 17 Maret 1998
3 Pengalaman Organisasi : 1. Kelompok Ilmiah Remaja
2. Pramuka
3. Kerohanian Islam
4. TIK SMAGAPO
5. Cakep Chapter Ponorogo
4. Karya Ilmiah yang pernah : 1. Kolam Jipimas (Kopi Lamtoro Puji
dibuat Lufi Dimas)
2. Pelet Kaki Ayam(Bekatul, Bekicot,
Daun Pepaya dan Tulang Ayam)
3. Bunda Damito(Sabun dari Daun
Bidara, Daun Mint dan Tomat)
4. Implementasi Sekolah Adiwiyata
SMA N 3 Ponorogo Terhadap
Kesehatan Dan Lingkungan Hidup
Masyarakat Daerah
5. JINKETUMER ( Inovasi
Pengolahan Air Tajin menjadi Keju
untuk Mencegah Penyakit
Alzheimer (Kepikunan)
6. ENERBEACORN(Sereal Energi
Jagung dan Kacang Hijau)
5. Penghargaan Ilmiah yang : 1. Finalis LKR UNMER MADIUN
Pernah diraih 2015
2. Finalis OPN Universitas Negeri
Malang 2015
3. Finalis Bussines Plan UISI 2015
4. Semifinalis LKTI EPSILON UGM
2015
5. Finalis Bussines Plan Competetion
UNMUH PONOROG 2016
29

LAMPIRAN
DOKUMENTASI PEMBUATAN BIOETANOL KULIT BUAH TREMBESI
Proses Penyulingan Yang Beberapa Kali Dilakukan
30

Proses Penyulingan Yang Beberapa Kali Dilakukan

Percobaan Pertama Percobaan Kedua

Percobaan Ketiga
31

DOKUMENTASI UJI KARAKTERISTIK

Gel dengan perbandingan 50% Sisa pembakaran


kerosin dan 50% bioetanol

Uji coba untuk mendidihkan Gel dengan perbandingan 30%


air sebanyak 1 liter kerosin dan 70% bioetanol

Anda mungkin juga menyukai