Anda di halaman 1dari 13

PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA

PEMANFAATAN LIMBAH KULIT PISANG SEBAGAI BAHAN BAKU


PEMBUATAN BIOPLASTIK SERTA VARIASI LIMBAH KULIT PISANG
TERHADAP KUALITAS BIOPLASTIK YANG DIHASILKAN

BIDANG KEGIATAN
PKM-RE

Diusulkan oleh:
Angga Adi Irawan : 2315051074 :2023

Kelompok:
Linux

UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA


SINGARAJA
2023
PENGESAHAN PROPOSAL PKM-

1. Judul Kegiatan : Pemanfaatan Limbah Kulit Pisang


Sebagai bahan baku pembuatan
bioplastik serta variasi limbah kulit
pisang terhadap kualitas bioplastik
yang dihasilkan
2. Bidang Kegiatan : PKM-RE
3. Ketua Pelaksana
a. Nama Lengkap : Angga Adi Irawan
b. NIM : 2315051074
c. Jurusan : Teknik Informatika
d. Universitas : Universitas Pendidikan Ganesha
e. Alamat Rumah dan No. Telp/HP : Jl. Pramuka No.14, Banjar Bali,
Kec. Buleleng, Kabupaten Buleleng, Bali 81156/081515569683
f. Alamat E-mail : aggaming73@gmail.com
4. Anggota Pelaksana Kegiatan :
5. Dosen Pendamping
a. Nama Lengkap dan Gelar :M
b. NIDN :
c. Alamat Rumah dan No. Telp/HP :
6. Biaya Kegiatan Total :
a. Kemendikbud :
b. Sumber Lain :
7. Jangka Waktu Pelaksaan :

Singaraja, tanggal 13 Agustus 2023


Ketua Pelaksana Kegitan,

(Angga Adi Irawan)


NIM. 2315051074

ii
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI
BAB I: PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan
1.4 Luaran yang Diharapkan
1.5 Manfaat
BAB 2: TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Komponen Limbah Kulit Pisang
2.2 Variasi Limbah Kulit Pisang dan Kualitas Bioplastik
BAB 3: METODE RISET
3.1 Jenis Penelitian
3.2 Tahap-tahap Pelaksanaan Penelitian
3.3 Metode Pengumpulan Data
3.4 Metode Pengolahan dan Analisis Data
3.5 Luaran Penelitian
3.6 Indikator Capaian Penelitian
BAB 4: BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN
4.1 Anggaran Biaya
4.2 Jadwal Kegiatan
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
Lampiran 1. Biodata Ketua Pelaksana
Lampiran 2. Surat Pernyataan Ketua Pelaksana

iii
DAFTAR TABEL
4.2 Jadwal Kegiatan

iv
1

BAB 1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dunia kontemporer menghadapi krisis lingkungan yang besar akibat
konsumsi plastik berlebih. Plastik sintetis, yang umumnya berasal dari petrokimia,
menawarkan sederet masalah lingkungan—dari proses produksi yang memerlukan
energi besar hingga masalah limbah yang membutuhkan waktu berabad-abad
untuk terurai. Penumpukan limbah plastik di daratan dan lautan telah
mengakibatkan kerusakan ekosistem, mencemari sumber makanan, serta
mempengaruhi kesehatan manusia dan satwa liar. Hal ini menyeru bagi solusi
inovatif dalam menghadapi tantangan pengelolaan plastik. Dalam menjawab
tantangan ini, bioplastik muncul sebagai alternatif menjanjikan yang berbasis
bahan alami dan memiliki karakteristik degradasi yang lebih cepat dibandingkan
plastik konvensional. Salah satu bahan alami yang menarik perhatian peneliti dan
industri adalah limbah kulit pisang.
Kulit pisang, yang kerap kali dianggap sebagai limbah dan hanya dibuang,
ternyata menyimpan potensi luar biasa. Dari perspektif kimia, kulit pisang kaya
akan selulosa, hemiselulosa, dan pektin. Ketiga senyawa ini memiliki sifat
polimer alami yang dapat diolah menjadi bioplastik. Mengingat pisang merupakan
salah satu buah tropis yang produksinya melimpah di berbagai negara,
pemanfaatan kulit pisang sebagai bahan baku bioplastik juga berarti mengurangi
limbah organik dan memberi nilai ekonomis pada sesuatu yang sebelumnya
dianggap tidak bernilai. Namun, tak semua kulit pisang diciptakan sama. Ada
beragam jenis pisang, masing-masing dengan karakteristik kandungan dan
struktur selnya. Ini menimbulkan pertanyaan: apakah semua jenis kulit pisang
memiliki potensi yang sama dalam produksi bioplastik? Selain itu, bagaimana
cara pengolahan, penyimpanan, dan faktor-faktor eksternal lainnya mempengaruhi
kualitas bioplastik yang dihasilkan?
Memahami pengaruh variasi limbah kulit pisang terhadap kualitas
bioplastik menjadi fundamental. Misalnya, kulit pisang raja mungkin memiliki
tekstur dan kandungan yang berbeda dengan pisang tanduk atau pisang ambon,
yang kemudian dapat menghasilkan bioplastik dengan sifat mekanik, optik, dan
degradasi yang berbeda. Selain itu, proses pengolahan seperti fermentasi, blansir,
pengeringan, atau perlakuan lainnya dapat mempengaruhi sifat akhir bioplastik,
baik dari segi kekuatan, elastisitas, transparansi, maupun daya tahan terhadap air
dan mikroorganisme.
Pentingnya pemahaman ini tidak hanya bersifat akademis, tetapi juga
industri. Dengan mengetahui jenis kulit pisang dan metode pengolahan mana yang
menghasilkan bioplastik dengan kualitas tertinggi, produsen dapat memfokuskan
sumber daya dan upaya mereka pada produksi bioplastik yang paling optimal.
Selain itu, pengetahuan ini dapat membantu dalam meningkatkan efisiensi
produksi, mengurangi biaya, dan memaksimalkan keuntungan. Lebih lanjut,
dengan pemanfaatan kulit pisang sebagai bahan baku bioplastik, ada dimensi
2

ekonomi dan sosial yang terlibat. Petani pisang, khususnya di negara-negara


berkembang, dapat memperoleh sumber pendapatan tambahan dari penjualan
limbah kulit pisang. Hal ini berpotensi meningkatkan kesejahteraan mereka dan
memberikan insentif untuk meningkatkan produksi pisang. Selain itu, dengan
adanya industri bioplastik berbasis kulit pisang, dapat tercipta lapangan kerja
baru, baik dalam skala kecil maupun besar.
Kesimpulannya, pemanfaatan limbah kulit pisang sebagai bahan baku
pembuatan bioplastik adalah langkah progresif menuju solusi pengelolaan plastik
yang lebih berkelanjutan. Namun, untuk memaksimalkan potensinya, perlu
adanya pemahaman mendalam tentang bagaimana variasi dalam sumber dan
pengolahan limbah kulit pisang mempengaruhi kualitas bioplastik yang
dihasilkan. Dengan demikian, inovasi dalam produksi bioplastik tidak hanya
memberikan solusi lingkungan, tetapi juga manfaat ekonomi dan sosial bagi
masyarakat.
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan sebelumnya, dua rumusan
masalah mengenai pemanfaatan limbah kulit pisang sebagai bahan baku
pembuatan bioplastik serta variasi limbah kulit pisang terhadap kualitas bioplastik
yang dihasilkan adalah:
1.2 Rumusan Masalah
1) Bagaimana potensi limbah kulit pisang, khususnya komponen selulosa,
hemiselulosa, dan pektin, dapat dimanfaatkan sebagai bahan dasar dalam
pembuatan bioplastik yang ramah lingkungan dan memiliki karakteristik
degradasi yang lebih cepat dibanding plastik konvensional?
2) Bagaimana variasi jenis dan metode pengolahan limbah kulit pisang
mempengaruhi sifat-sifat fisik, mekanik, dan degradasi bioplastik yang
dihasilkan?
1.3 Tujuan
1) Untuk mengetahui potensi limbah kulit pisang, khususnya komponen
selulosa, hemiselulosa, dan pektin, dapat dimanfaatkan sebagai bahan dasar
dalam pembuatan bioplastik yang ramah lingkungan dan memiliki
karakteristik degradasi yang lebih cepat dibanding plastik konvensional
2) Untuk mengetahui variasi jenis dan metode pengolahan limbah kulit pisang
mempengaruhi sifat-sifat fisik, mekanik, dan degradasi bioplastik yang
dihasilkan
1.4 Luaran Yang Diharapkan
Luaran yang diharapkan dari kegiatan Program Kreativitas Mahasiswa
dengan bidang Riset Eksakta ini adalah laporan kemajuan, laporan akhir, artikel
ilmiah, dan akun media sosial yang nantinya dapat menjadi pedoman atau
membantu mengatasi permasalahan penggunaan plastik konvensional yang kian
meninggi
1.5 Manfaat
3

Manfaat yang didapatkan dari kegiatan Program Kreativitas Mahasiswa


dengan bidang Riset Eksakta ini adalah:
A. Manfaat Teoritis
Melalui PKM-RE, mengenai pemanfaatan limbah kulit pisang sebagai bahan
baku pembuatan bioplastik menawarkan manfaat teoritis yang signifikan.
Penelitian ini akan memperdalam pemahaman kita tentang komponen kimia
dalam kulit pisang, seperti selulosa, hemiselulosa, dan pektin, serta bagaimana
komponen-komponen ini dapat diolah dan dimodifikasi untuk menghasilkan
bioplastik berkualitas. Lebih lanjut, dengan mengeksplorasi variasi jenis dan
metode pengolahan limbah kulit pisang, studi ini akan memberikan wawasan
tentang hubungan antara sumber dan perlakuan bahan baku dengan
karakteristik akhir bioplastik.
B. Manfaat Praktis
1. Bagi Penulis
Melalui kegiatan riset ini, penulis akan mendapatkan pengalaman langsung
dalam proses penelitian, mulai dari perancangan eksperimen, pengolahan
sampel, analisis data, hingga interpretasi hasil. Selain itu, penulis juga
akan memperoleh keterampilan dalam berpikir kritis, menyelesaikan
masalah, dan berkomunikasi secara ilmiah. Pengalaman ini akan menjadi
aset berharga bagi penulis, mempersiapkannya untuk karier di bidang
penelitian, industri bioplastik, atau bidang terkait lainnya, dan memberikan
keunggulan kompetitif dalam persaingan di dunia kerja.
2. Bagi Masyarakat
Bioplastik berbasis kulit pisang akan mempercepat proses degradasi
sampah plastik, mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan. Selain
itu, pemanfaatan limbah ini akan memberikan nilai ekonomi tambahan
bagi petani pisang dan industri terkait, mendorong ekonomi sirkular dan
menciptakan peluang pekerjaan baru, khususnya dalam industri
pengolahan limbah dan bioplastik. Dengan demikian, hasil riset ini akan
membantu masyarakat menuju gaya hidup yang lebih berkelanjutan dan
ekonomi yang lebih inklusif.
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Komponen Limbah Kulit Pisang
Kulit pisang, yang kerap kali dianggap sebagai limbah, sebenarnya kaya
akan komponen kimia yang memiliki potensi untuk berbagai aplikasi industri.
Dalam dekade terakhir, penelitian telah menyoroti bahwa kulit pisang adalah
sumber yang kaya akan polisakarida, terutama selulosa dan hemiselulosa, yang
dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku dalam produksi bioplastik dan bioetanol
(Sathishkumar et al., 2015). Selain itu, kulit pisang ditemukan mengandung
senyawa fenolik dan flavonoid, yang menunjukkan aktivitas antioksidan yang
signifikan, menjadikannya bahan yang berharga untuk produk-produk kesehatan
dan farmasi (Ovando-Martínez et al., 2019).
4

Dalam konteks pengembangan berkelanjutan, pemahaman yang lebih


mendalam tentang komponen kulit pisang menawarkan peluang untuk
memanfaatkan limbah ini dalam berbagai produk berharga. Misalnya, kandungan
selulosa yang tinggi menawarkan potensi untuk pembuatan komposit ramah
lingkungan dan bahan berbasis bioplastik. Sementara itu, senyawa fenolik dan
flavonoid, dengan aktivitas antioksidannya, mengindikasikan potensi kulit pisang
dalam industri makanan dan suplemen kesehatan. Oleh karena itu, pemanfaatan
komponen kulit pisang mungkin menjadi strategi kunci dalam mendukung
ekonomi sirkular dan berkelanjutan.
2.2 Variasi Limbah Kulit Pisang dan Kualitas Bioplastik
Dalam upaya pembuatan bioplastik, limbah kulit pisang telah menarik
perhatian sebagai bahan baku potensial. Namun, kualitas bioplastik yang
dihasilkan dapat dipengaruhi oleh variasi karakteristik limbah kulit pisang itu
sendiri. Misalnya, tingkat kematangan kulit pisang telah terbukti mempengaruhi
komposisi selulosa dan pati yang ada di dalamnya, yang keduanya memainkan
peran penting dalam sifat mekanik dan elastisitas film bioplastik (Kumar et al.,
2018). Selain itu, metode pengolahan dan ekstraksi yang digunakan untuk
memperoleh komponen dari kulit pisang juga dapat mempengaruhi kualitas akhir
bioplastik (Sani et al., 2020).
BAB 3. METODE RISET
3.1 Jenis Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan limbah kulit pisang sebagai
bahan baku pembuatan bioplastik dan mengkaji pengaruh variasi limbah kulit
pisang terhadap kualitas bioplastik yang dihasilkan. Awalnya, kulit pisang
dikumpulkan, dicuci, dan dikeringkan di bawah sinar matahari selama 3-5 hari.
Kulit pisang kemudian dihancurkan menjadi serbuk halus dan diekstrak untuk
memperoleh selulosa dan patinya dengan menggunakan larutan alkali. Variasi
yang diterapkan meliputi tingkat kematangan kulit pisang (muda, matang,
overripe) dan metode ekstraksi (fisik, kimia, dan enzimatik). Bioplastik dibuat
dengan mencampurkan ekstrak selulosa dan pati dengan plastikizer, seperti
gliserol, lalu dicetak dalam bentuk film di atas plat petri dan dikeringkan. Sifat
mekanik, termal, dan morfologi dari bioplastik yang dihasilkan kemudian diuji
dan dianalisis untuk menentukan pengaruh dari variasi limbah kulit pisang pada
kualitas bioplastik.
3.2 Tahap-tahap Pelaksanaan Penelitian
Dalam penelitian ini, tahapan awal dimulai dengan pengumpulan limbah
kulit pisang yang terdiri dari tiga tingkat kematangan: muda, matang, dan
overripe. Setelah dicuci bersih untuk menghilangkan kotoran, kulit pisang
dikeringkan selama 3-5 hari hingga benar-benar kering. Setelah proses
pengeringan, kulit pisang dihancurkan menjadi serbuk halus menggunakan
blender. Serbuk tersebut kemudian diekstrak melalui metode fisik dan kimia untuk
memisahkan selulosa, pati, dan komponen lainnya. Dari ekstraksi tersebut,
5

campuran selulosa dan pati dicampur dengan plastikizer seperti gliserol dalam
rasio yang telah ditentukan. Campuran ini kemudian dicetak menjadi film
bioplastik dan dikeringkan pada suhu ruang. Setelah film bioplastik siap,
dilakukan serangkaian uji kualitas seperti uji tarik, uji permeabilitas, dan uji
biodegradasi untuk menilai kualitas bioplastik berdasarkan variasi kematangan
dan metode ekstraksi kulit pisang yang digunakan.
3.3 Metode Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini, data dikumpulkan melalui serangkaian eksperimen
laboratorium yang dirancang untuk menilai kualitas bioplastik yang dihasilkan
dari limbah kulit pisang. Pertama, berdasarkan tingkat kematangan kulit pisang
(muda, matang, overripe), sampel diambil dan dikategorikan. Setelah proses
ekstraksi dan pembuatan bioplastik selesai, uji kualitas dilakukan, termasuk uji
kekuatan tarik untuk mengetahui daya tahan dan elastisitas bioplastik, uji
permeabilitas untuk menilai sifat barrier terhadap udara dan air, serta uji
biodegradasi untuk menentukan waktu yang diperlukan bagi bioplastik untuk
terdegradasi di lingkungan. Seluruh data yang diperoleh dari eksperimen ini
kemudian dicatat dan dianalisis untuk menilai bagaimana variasi kematangan kulit
pisang dan metode ekstraksi mempengaruhi kualitas bioplastik yang dihasilkan.
3.4 Metode Pengolahan dan Analisis Data
Setelah pengumpulan data eksperimental selesai, data tersebut dianalisis
dengan menggunakan perangkat lunak statistik. Pertama-tama, data mentah dari
setiap uji kualitas (kekuatan tarik, permeabilitas, dan biodegradasi) dibersihkan
dari kemungkinan noise atau kesalahan pengukuran. Selanjutnya, data tersebut
disajikan dalam bentuk tabel dan grafik untuk mempermudah visualisasi. Analisis
varians (ANOVA) dilakukan untuk menentukan apakah ada perbedaan signifikan
dalam kualitas bioplastik yang dihasilkan dari variasi kematangan kulit pisang dan
metode ekstraksi yang berbeda. Jika terdapat perbedaan yang signifikan, uji post-
hoc dilaksanakan untuk menentukan pasangan spesifik yang berbeda. Keseluruhan
analisis membantu dalam menentukan hubungan antara variasi limbah kulit
pisang dan kualitas bioplastik yang dihasilkan, memberikan dasar ilmiah untuk
rekomendasi dan pemanfaatan optimal limbah kulit pisang dalam produksi
bioplastik.
3.5 Luaran Penelitian
Dari penelitian ini, diharapkan diperoleh luaran berupa formulasi optimal
dalam pembuatan bioplastik berbasis limbah kulit pisang dengan
mempertimbangkan variasi kematangan dan metode ekstraksi. Luaran lainnya
adalah pemahaman yang mendalam mengenai pengaruh karakteristik limbah kulit
pisang terhadap sifat-sifat mekanik, permeabilitas, dan biodegradasi bioplastik
yang dihasilkan. Hasil-hasil ini akan dirangkum dalam bentuk artikel ilmiah yang
siap diajukan ke jurnal penelitian terkemuka di bidang bioplastik dan teknologi
berkelanjutan. Selain itu, temuan ini juga akan disajikan dalam seminar dan
konferensi terkait, serta diolah menjadi bahan edukasi untuk masyarakat umum
6

dan industri tentang potensi limbah kulit pisang dalam mendukung produksi
plastik ramah lingkungan.
3.6 Indokator Capaian Penelitian
Dalam penelitian mengenai pemanfaatan limbah kulit pisang untuk
pembuatan bioplastik, indikator capaian didefinisikan untuk menilai keberhasilan
dan efektivitas penelitian. Indikator pertama adalah pemahaman komprehensif
tentang komposisi kimia dari limbah kulit pisang berdasarkan tingkat
kematangannya dan bagaimana komposisi tersebut mempengaruhi kualitas
bioplastik. Indikator kedua adalah identifikasi formulasi optimal bioplastik
berdasarkan kandungan selulosa, pati, dan plastikizer. Indikator ketiga adalah
produksi bioplastik dengan sifat mekanik yang memadai (seperti kekuatan tarik
dan elastisitas) serta sifat biodegradasi yang baik. Akhirnya, indikator
keberhasilan terakhir adalah publikasi hasil penelitian di jurnal bereputasi serta
diseminasi informasi melalui seminar atau workshop, menunjukkan kontribusi
penelitian ini dalam literatur ilmiah dan komunitas penelitian.
BAB 4. JADWAL KEGIATAN
4.1 Anggaran Biaya (-)
4.2 Jadwal Kegiatan
Tabel 4.2 Jadwal Kegaiatan
Bulan Penanggung
No Jenis Kegiatan
1 2 3 4 5 Jawab
1 Finalisasi rancangan
penelitian
2 Pengumpulan sampel limbah
kulit pisang dan pengolahan
awal
3 Pembuatan bioplastik dengan
kombinasi ekstrak
4 Uji kualitas bioplastik
5 Revisi dan pengembangan
6 Penyusunan laporan akhir
7

DAFTAR PUSTAKA

Sathishkumar, P., et al. (2015). Cellulose, hemicellulose, and lignin deposition in


banana plant residue. Carbohydrate Polymers.
Ovando-Martínez, M., et al. (2019). Banana by-products: an under-utilized
renewable food biomass with great potential. Journal of Food Science and
Technology.
Kumar, S., et al. (2018). Banana waste as feedstock for bioplastic production.
Journal of Cleaner Production.
Sani, Y., et al. (2020). Enhanced mechanical and barrier properties of banana peel
bioplastics by introducing nanocellulose. Industrial Crops and Products.
Putri, D.U., and Iswanto, A.H. (2017). Bio-plastic film from banana peel waste for
food packaging. IOP Conference Series: Materials Science and
Engineering.
Ashok, A., et al. (2018). Development of biodegradable plastic composites using
nano fibrillated cellulose and banana peel starch. IOP Conference Series:
Materials Science and Engineering.
Budiman, J., Nopianti, R. and Lestari, S.D., 2018. Karakteristik bioplastik dari
pati buah lindur (bruguiera gymnorrizha). Jurnal FishtecH, 7(1), pp.49-59.
8

LAMPIRAN-LAMPIRAN
Lampiran 1. Identitas Diri
A. Identitas Diri
1. Nama Lengkap Angga Adi Irawan
2. Jenis Kelamin Laki-laki
3. Program Studi S1 Pendidikan Teknik Informatika
4. NIM 2315051074
5. Tempat dan Tangga Lahir Bondowoso, 05 Mei 2006
6. Alamat E-mail Aggaming73@gmail.com
7. No. Telp/HP 0815-1556-9683

Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan
dapat dipertanggung jawabkan secara hukum. Apabila dikemudian hari ternyata
dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu
persyaratan dalam pengajuan PKM-.
Singaraja, 13 Agustus 2023
Ketua Tim

(Angga Adi Irawan)


9

Lampiran 2. Surat Pernyataan Ketua Pelaksana

SURAT PERNYATAAN KETUA PELAKSANA

Yang bertanda tangan dibawah ini:


Nama Ketua Tim : Angga Adi Irawan
Nomor Induk Mahasiswa : 2315051074
Program Studi : S1 Pendidikan Teknik Informatika
Nama Dosen Pembimbing : -
Perguruan Tinggi : Universitas Pendidikan Ganesha

Dengan ini menyatakan bahwa proposal PKM- saya dengan judul ... adalah asli
karya kami dan belum pernah dibiayai oleh lembaga atau sumber dana lain.
Bilamana dikemudian hari ketidaksesuaian dengan pernyataan ini, maka saya
bersedia dituntut dan diproses sesuai dengan ketentuan yang berlaku dan
mengembalikan seluruh biaya yang sudah diterima ke kas negara.
Demikian pernyataan ini dibuat dengan sesungguhnya dan dengan sebenar-
benarnya.
Singaraja, 13 Agustus 2023
Yang Menyatakan,

(Angga Adi Irawan)

Anda mungkin juga menyukai