Anda di halaman 1dari 66

ANALISA PO4 SAMPEL 141-D MEGGUNAKAN

SPECTROPHOTOMETER PABRIK AMMONIA IIB

PRAKTIK KERJA LAPANGAN (PKL)

DI PT PUPUK SRIWIDJAJA
PALEMBANG

Oleh :
MUHAMMAD ILHAM PRAMA SURYAJATI

NIPD (3737)

SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN KIMIA YTK


PALEMBANGTAHUN AJARAN 2022
LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN (PKL)

PT PUPUK SRIWIDJAJA PALEMBANG


18 Januari sampai dengan 31 Maret 2023

ANALISA PO4 SAMPEL 141-D MENGGUNAKAN


SPECTROPHOTOMETER PABRIK AMMONIA IIB

Diajukan Sebagai Salah Satu Persyaratan untuk Menyelesaikan Pendidikan di


Sekolah Menengah Kejuruan Kimia YTK Palembang

Oleh :

MUHAMMAD ILHAM PRAMA SURYAJATI

NIS 0066789796

SMK KIMIA YTK PALEMBANG


LEMBAR PENGESAHAN

Laporan Praktik Kerja Lapangan di PT Pupuk Sriwidjaja Palembang

(18 Januari – 31 Maret 2023)

Oleh :

Nama : MUHAMMAD ILHAM PRAMA SURYAJATI

NIPD : 3737

Sekolah : SMK Kimia YTK Palembang

Telah diperiksa dan disetujui oleh Pembimbing Praktik Kerja

Lapangan

Mengetahui Disetujui Oleh

Superintendent Pelaksanaan Diklat Pembimbing Lapangan

Ibnu Abdullah Boy Suherlin Hasan


Badge 930588 Badge 030180
LAPORAN INI DISUSUN BERDASARKAN PRAKTIK KERJA INDUSTRI DI

LABORATORIUM PENGUJIAN PRODUK PT PUPUK SRIWIDJAJA

PALEMBANG DAN TELAH DIPERIKSA SERTA DISETUJUI PADA

TANGGAL :

Pembimbing

M, Winton P
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum wr.wb

Puji syukur penulis ucapkan kepada ALLAH SWT yang telah


melimpahkan rahmat taufiq dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat
melaksanakan Praktik Kerja Industri (Prakerin) serta dapat menyelesaikan laporan
yang berjudul “ANALISA PO4 SAMPEL 141-D MENGGUNAKAN
SPECTROPHOTO METER PABRIK AMMONIA IIB”.

Laporan Kerja Praktik Industri ini disusun berdasarkan kegiatan yang telah

dilakukan di PT Pupuk Sriwidjaja Palembang dimulai dari tanggal 19 Januari

2023 sampai dengan 31 Maret 2023.

Praktik Kerja Industri ini merupakan salah satu syarat wajib yang harus

ditempuh dalam Program studi di SMK Kimia YTK Palembang. Selain untuk

menuntaskan program studi yang penulis tempuh kerja praktik ini ternyata banyak

memberikan manfaat kepada penulis baik dari segi akademik maupun dari segi

pengalaman yang belum penulis temukan saat berada di sekolah.

Dalam penyusunan laporan hasil kerja praktik industri ini penulis banyak

mendapatkan bantuan dari berbagai pihak, oleh sebab itu penulis ingin

mengungkapkan rasa terima kasih kepada :

v
1. ALLAH SWT yang senantiasa melimpahkan rahmat dan karunia-Nya

2. Kedua orang tua yang telah memberikan dukungan baik secara doa, moral,

dan material

3. Ibu Eti Nurpita Purnamasari S.T., M.T. Kepala Sekolah SMK KIMIA YTK
PALEMBANG

4. Ibu Putri Yanti S.T. Selaku guru pembimbing saya di SMK KIMIA YTK

PALEMBANG

5. Pimpinan PT Pupuk Sriwidjaja Palembang yang telah memberikan

kesempatan dan fasilitas untuk melaksanakan kerja praktik

6. Bpk. R. Sumitro selaku manager laboratorium di PT Pupuk Sriwidjaja

Palembang

7. Bpk. M. Muslim Superintendent Laboratorium Kimia Analisis

Laboratorium Pusat PT Pupuk Sriwidjaja

8. Kakak Boy Suherlin Hasan selaku pembimbing praktik di PT Pupuk

Sriwidjaja Palembang

9. Seluruh staf Laboratorium PT Pupuk Sriwidjaja Palembang, seluruh staff

office, produksi, security PT Pupuk Sriwidjaja Palembang yang tak bisa

disebutkan satu persatu dan telah banyak membantu dalam menyelesaikan

Kerja Praktik ini

10. Semua pihak tertentu yang telah membantu dan memberikan informasi

baik secara langsung ataupun tidak langsung dalam pembuatan laporan

kerja praktik ini

vi
Penulis menyadari bahwa masih banyak kesalahan yang dilakukan dalam

penyusunan laporan. Oleh sebab itu, penulis mengharapkan saran yang

bermanfaat untuk perbaikan laporan ini. Semoga laporan kerja praktik lapangan

ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Wassalamu’alaikum wr.wb

Palembang, Juni 2022

Penulis

M. Ilham Prama
Suryajati

NIPD (3737)

vii
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN..................................................................................iii

KATA PENGANTAR............................................................................................v

DAFTAR ISI.......................................................................................................viii

BAB I PENDAHULUAN

Latar Belakang............................................................................................................. 1

Tujuan 3

Manfaat 3

BAB II PROFIL PERUSAHAAN

Sejarah Perusahaan...................................................................................................... 4

Profil Pabrik............................................................................................................... 11

Makna Logo Perusahaan............................................................................................15

Visi, Misi, dan Makna Perusahaan.............................................................................17

Tata Nilai dan Budaya Perusahaan............................................................................ 18

Tata Nilai Perusahaan................................................................................................ 18

Budaya Perusahaan.................................................................................................... 20

Lokasi dan Tata letak Pabrik......................................................................................20

Keadaan Geologi........................................................................................................22

Gambaran Proses Pembuatan Produk Utama Pusri................................................... 22

Proses Pembuatan Amonia.........................................................................................22

Proses Pembuatan Urea..............................................................................................24

Struktur dan Fungsi Organisasi Perusahaan...............................................................28

Ruang Lingkup Laboratorium....................................................................................30

Fungsi dan Tanggung Jawab Laboratorium...............................................................31

Metode Analisa Laboratorium................................................................................... 32

viii
Struktur Organisasi Laboratorium..............................................................................32

Departemen Laboratorium PT Pupuk Sriwidjaja Palembang....................................33

BAB III PELAKSANAAN PRAKERIN

Waktu dan Tempat Pelaksanaan................................................................................ 36

Pengujian yang Dilakukan......................................................................................... 36

Tujuan 36

Ruang Lingkup 36

Definisi/Ringkasan Metode........................................................................................36

Prinsip Analisis 37

Acuan Metoda 37

Tinjauan Pustaka Parameter Pengujian......................................................................37

Pengertian Urea 37

Amonia 39

3.3.3 CO2 .......................................................................................................42

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil Pengujian.......................................................................................................... 45

Pembahasan................................................................................................................45

BAB V PENUTUP

Kesimpulan................................................................................................................ 46

Saran 46

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................48

LAMPIRAN FOTO.............................................................................................49

LAMPIRAN REAGEN........................................................................................56

ix
BAB I

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Praktik Kerja Industri (Prakerin) merupakan salah satu program kurikulum

Sekolah Menengah Kejuruan SMAK Padang untuk menciptakan tenaga analis

kimia yang siap pakai dan sebagai wujud pelaksanaan program Pendidikan Sistem

Ganda (PSG) yang diterapkan oleh pemerintah pada setiap Sekolah Menengah

Kejuruan, melalui Pendidikan Sistem Ganda ini diharapkan dapat menciptakan

tenaga analis kimia yang profesional. Dimana para siswa dituntut memiliki

keterampilan yang tinggi dan menerapkan ilmu yang didapat sekaligus

mempelajarinya pada dunia industri.

Sekolah Menengah Kejuruan SMAK Padang (SMK SMAK Padang)

adalah sekolah Vokasi di bawah Pusdiklat Industri Kementrian Perindustrian

Republik Indonesia dengan lama pendidikan 4 tahun dan menghasilkan SDM

Industri. Untuk menghasilkan SDM Industri yang kompeten sesuai kebutuhan

industri, maka diperlukan program Praktik Kerja Industri (Prakerin). Prakerin

merupakan salah satu kompetensi kejuruan dengan beban 40 jam pelajaran setiap

minggu.

Prakerin dilaksanakan untuk mengaplikasikan kompetensi yang telah

diperoleh siswa pada pembelajaran di sekolah meliputi pengetahuan, keterampilan

dan sikap kerja sesuai kompetensi yang dibutuhkan industri. Dengan adanya

Prakerin diharapkan siswa juga memperoleh tambahan pengetahuan tentang

1
industri dan pengalaman kerja di industri serta kompetensi lain yang belum

diperoleh di sekolah.

PT Pupuk Sriwidjaja Palembang (Pusri) adalah perusahaan yang didirikan

sebagai pelopor produsen pupuk urea di Indonesia terdapat di Palembang

Sumatera Selatan, dengan nama PT Pupuk Sriwidjaja (Persero). Pusri memulai

operasional usaha dengan tujuan utama untuk melaksanakan dan menunjang

kebijaksanaan dan program pemerintah di bidang ekonomi dan pembangunan

nasioanal, khususnya di industri pupuk dan kimia lainnya. Sejarah panjang Pusri

sebagai pelopor produsen pupuk nasional selama lebih dari 50 tahun telah

membuktikan kemampuan dan komitmen Pusri dalam melaksanakan tugas

penting yang diberikan oleh pemerintah..

Selain sebagai produsen pupuk nasional, Pusri juga mengemban tugas

dalam melaksanakan usaha perdagangan, pemberian jasa dan usaha lain yang

berkaitan dengan industri pupuk. Pusri bertanggung jawab dalam melaksanakan

distribusi dan pemasaran pupuk bersubsidi kepada petani sebagai bentuk

pelaksanaan Public Service Obligation (PSO) untuk mendukung program pangan

nasional dengan memprioritaskan produksi dan pendistribusian pupuk bagi petani

di seluruh wilayah Indonesia. Penjualan pupuk urea non subsidi sebagai

pemenuhan kebutuhan pupuk sektor perkebunan, industri maupun ekspor menjadi

bagian kegiatan perusahaan lainnya diluar tanggung jawab pelaksanaan Public

Service Obligation (PSO).

Sebagai perusahaan yang bertanggung jawab atas kelangsungan industri

pupuk nasional, Pusri telah mengalami berbagai perubahan dalam manajemen dan

2
wewenang yang sangat berkaitan dengan kebijakan-kebijakan pemerintah. Saat ini

Pusri secara resmi beroperasi dengan nama PT Pupuk Sriwidjaja Palembang

dengan tetap menggunakan brand dan merek dagang PUSRI.

Tujuan

1. Menyiapkan Sumber Daya Manusia industri yang kompeten berbasis

spesialisasi

2. Memelihara dan meningkatkan kompetensi siswa di bidang laboratori

sesuai dengan kebutuhan industri

3. Menambah wawasan dan pengetahuan siswa tentang seluk beluk industri

4. Memberikan gambaran budaya kerja secara nyata sebagai bekal untuk

bekerja di industri

5. Memperkokoh hubungan keterkaitan dan kesepadanan (Link and Match)

antara SMK dengan industri

Manfaat

1. Meningkatkan kepercayaan industri terhadap kompetensi calon lulusan

sehingga mempercepat proses rekruitmen

2. Menjadikan sarana pengembangan dan transfer teknologi secara mutakhir

beserta penerapan Standar Kompetensi Khusus dari Industri

3
BAB II

PROFIL PERUSAHAAN

Sejarah Perusahaan

PT Pupuk Sriwidjaja Palembang (Pusri) adalah Badan Usaha Milik Negara

(BUMN) dengan pemegang saham tunggal adalah Pemerintah. Pusri resmi

didirikan berdasarkan Akta Notaris Eliza Pondaag nomor 177 tanggal 24

Desember 1959 dan diumumkan dalam Lembaran Berita Negara Republik

Indonesia nomor 46 tanggal 7 Juni 1960. Pusri, yang memiliki kantor pusat dan

pusat produksi berkedudukan di Palembang, Sumatera Selatan, merupakan

produsen pupuk urea pertama di Indonesia. Pusri telah mengalami dua kali

perubahan bentuk badan usaha. Perubahan pertama berdasarkan Peraturan

Pemerintah No. 20 tahun 1964 yang mengubah statusnya dari Perseroan

Terbatas (PT) menjadi Perusahaan Negara (PN). Perubahan kedua terjadi

berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 20 tahun 1969 dan dengan Akta Notaris

Soeleman Ardjasasmita pada bulan Januari 1970, statusnya dikembalikan ke

Perseroan Terbatas (PT).

Tanggal 14 Agustus 1961 merupakan tonggak penting sejarah berdirinya

Pusri, karena pada saat itu dimulai pembangunan pabrik pupuk pertama kali yang

dikenal dengan Pabrik Pusri I. Pada tahun 1963, Pabrik Pusri I mulai berproduksi

dengan kapasitas terpasang sebesar 100.000 ton urea dan 59.400 ton amonia per

tahun. Seiring dengan kebutuhan pupuk yang terus meningkat, maka selama

periode 1972-1977, perusahaan telah membangun sejumlah pabrik Pusri II, Pusri

III, dan Pusri IV. Pabrik Pusri II memiliki kapasitas terpasang 380.000 ton per

4
tahun. Pada tahun 1992 Pabrik Pusri II dilakukan proyek optimalisasi urea

menjadi 552.000 ton per tahun. Pusri III yang dibangun pada 1976 dengan

kapasitas terpasang sebesar 570.000 ton per tahun. Sedangkan pabrik urea Pusri

IV dibangun pada tahun 1977 dengan kapasitas terpasang sebesar 570.000 ton per

tahun. Upaya peremajaan dan peningkatan kapasitas produksi pabrik dilakukan

dengan membangun pabrik pupuk urea Pusri IB berkapasitas 570.000 ton per

tahun menggantikan pabrik Pusri I yang dihentikan operasinya karena alasan usia

dan tingkat efisiensi yang menurun.

Mulai tahun 1979, Pusri diberi tugas oleh Pemerintah melaksanakan

distribusi dan pemasaran pupuk bersubsidi kepada petani sebagai bentuk

pelaksanaan Public Service Obligation (PSO) untuk mendukung program pangan

nasional dengan memprioritaskan produksi dan pendistribusian pupuk bagi petani

di seluruh wilayah Indonesia.

Sejak Pemerintah Indonesia mengalihkan seluruh sahamnya yang

ditempatkan di Industri Pupuk Dalam Negeri dan di PT Mega Eltra kepada Pusri,

melalui Peraturan Pemerintah (PP) nomor 28 tahun 1997 dan PP nomor 34 tahun

1998, maka Pusri, yang berkedudukan di Palembang, Sumatera Selatan, menjadi

Induk Perusahaan (Operating Holding) dengan membawahi 6 (enam) anak

perusahaan termasuk anak perusahaan penyertaan langsung yaitu PT Rekayasa

Industri, masing-masing perusahaan bergerak dalam bidang usaha :

1. PT Petrokimia Gresik yang berkedudukan di Gresik, Jawa Timur.

Memproduksi dan memasarkan pupuk urea, ZA, SP-36/SP-18, Phonska,

DAP, NPK, ZK, dan industri kimia lainnya serta Pupuk Organik

5
2. PT Pupuk Kujang, yang berkedudukan di Cikampek, Jawa Barat.

Memproduksi dan memasarkan pupuk urea dan industri kimia lainnya

3. PT Pupuk Kalimantan Timur, yang berkedudukan di Bontang,

Kalimantan Timur. Memproduksi dan memasarkan pupuk urea dan

industri kimia lainnya

4. PT Pupuk Iskandar Muda, yang berkedudukan di Lhokseumawe, Aceh.

Memproduksi dan memasarkan pupuk Urea dan industri kimia lainnya

5. PT Rekayasa Industri, yang berkedudukan di Jakarta, Bergerak dalam

penyediaan Jasa Engineering, Procurement & Construction (EPC) guna

membangun industri gas dan minyak bumi, pupuk, kimia dan petrokimia,

pertambangan, pembangkit listrik (panas bumi, batu bara, micro-hydro,

diesel)

6. PT Mega Eltra, yang berkedudukan di Jakarta dengan bidang usaha

utamanya adalah Perdagangan Umum

Berikut skema singkat tentang perjalanan PT Pupuk Sriwidjaja

1959

PT Pupuk Sriwidjaja didirikan pada tanggal 24

Desember 1959, merupakan produsen pupuk urea

pertama di Indonesia. Sriwidjaja diambil sebagai

nama perusahaan untuk mengabadikan sejarah

kejayaan Kerajaan Sriwijaya di Palembang,

6
Sumatera Selatan yang sangat disegani di Asia Tenggara hingga daratan Cina,

pada Abad Ke Tujuh Masehi.

1961

Tanggal 14 Agustus 1961 merupakan tonggak

penting sejarah berdirinya Pusri, karena pada

saat itu dimulai pembangunan pabrik pupuk

pertama kali yang dikenal dengan Pabrik Pusri

I. Pada tahun 1963, Pabrik Pusri I mulai

berproduksi dengan kapasitas terpasang sebesar

100.000 ton urea dan 59.400 ton amoniak per

tahun.

1964

Wakil Perdana Menteri Chaerul Saleh menekan

tombol tanda diresmikannya penyelesaian Pabrik

Pusri I didampingi Direktur Utama Pusri Ir.

Salmon Mustafa 4 Juli 1964.

7
1972

Seiring dengan kebutuhan pupuk yang terus

meningkat, selama periode 1972-1977 Pusri

membangun Pabrik Pusri II, Pusri III dan Pusri

IV. Pabrik Pusri II memiliki kapasitas terpasang

380.000 ton per tahun. Pada tahun 1992

dilakukan proyek optimalisasi urea Pabrik Pusri II dengan kapasitas terpasang

sebesar 552.000 ton per tahun. Pabrik Pusri III dibangun pada 1976 dengan

kapasitas terpasang sebesar 570.000 ton per tahun, sedangkan pabrik urea Pusri

IV dibangun pada tahun 1977 dengan kapasitas terpasang sebesar 570.000 ton per

tahun.

1979

Sejak tahun 1979, Pusri diberi tugas oleh

Pemerintah melaksanakan distribusi dan

pemasaran pupuk bersubsidi kepada petani

sebagai bentuk pelaksanaan Public Service

Obligation (PSO) untuk mendukung program

pangan nasional dengan memprioritaskan

produksi dan pendistribusian pupuk bagi petani di seluruh wilayah Indonesia.

8
1993

Pada tahun 1993 dilakukan pembangunan

Pabrik Pusri IB berkapasitas 570.000 ton per

tahun, sebagai upaya peremajaan dan

peningkatan kapasitas produksi pabrik dan

untuk menggantikan pabrik Pusri I yang

dihentikan operasinya karena usia dan tingkat

efisiensi yang menurun.

1997

Pada tahun 1997, Pusri ditunjuk sebagai induk

perusahaan yang membawahi empat BUMN

yang bergerak di bidang industri pupuk dan

petrokimia, yaitu PT Petrokimia Gresik, PT

Pupuk Kujang Cikampek, PT Pupuk Kaltim, dan

PT Pupuk Iskandar Muda serta satu BUMN

yang bergerak di bidang engineering, procurement & construction (EPC), yaitu

PT Rekayasa Industri. Pada tahun 1998, anak perusahaan Pusri bertambah satu

BUMN lagi, yaitu PT Mega Eltra yang bergerak di bidang perdagangan.

9
2010

Pada tahun 2010 dilakukan Pemisahan (Spin Off)

dari Perusahaan Perseroan (Persero) PT Pupuk

Sriwidjaja atau PT Pusri (Persero) kepada PT

Pupuk Sriwidjaja Palembang dan pengalihan hak

dan kewajiban PT Pusri (Persero) kepada PT

Pupuk Sriwidjaja Palembang sebagaimana

tertuang di dalam RUPS-LB tanggal 24 Desember 2010 yang berlaku efektif 1

Januari 2011.

2012

Sejak tanggal 18 April 2012, Menteri BUMN

Dahlan Iskan meresmikan PT Pupuk Indonesia

Holding Company (PIHC) sebagai nama induk

perusahaan pupuk yang baru, menggantikan

nama PT Pusri (Persero). Hingga kini PT Pupuk

Sriwidjaja Palembang tetap menggunakan brand

dan merk dagang PUSRI.

10
Profil Pabrik

Pembangunan fasilitas pabrik dari Pusri I, II, III, IV, IB dan IIB dilakukan

secara bertahap. Masing-masing pabrik dibangun dengan perencanaan matang

sesuai dengan Rencana Pembangunan Lima Tahun yang dicanangkan oleh

Pemerintah Indonesia dan untuk memenuhi kebutuhan pupuk nasional yang terus

meningkat.

Gambar II.1 Pabrik PT Pupuk Sriwidjaja

Palembang a. Pusri I (1963 - 1986)

Pusri I merupakan simbol dari tonggak sejarah industri pupuk di

Indonesia. Dibangun di atas lahan seluas 20 hektar, Pusri I adalah pabrik pupuk

pertama di Indonesia yang dibangun pada tanggal 14 Agustus 1961 dan mulai

beroperasi pada tahun 1963 dengan kapasitas terpasang sebesar 100.000 ton urea

dan 59.400 ton amonia per tahun. Saat ini peran Pabrik Pusri I sudah digantikan

oleh Pusri IB karena alasan usia dan tingkat efisiensi yang sudah menurun.

11
b. Pusri II (1974 - 2017)

Pusri II merupakan pabrik tertua yang dioperasikan oleh Pusri, dibangun

tahun 1974 dan masih dioperasikan hingga tahun 2017.

c. Pusri III

Proses perencanaan Pusri III telah dimulai ketika pemerintah meresmikan

operasional Pusri II sebagai langkah antisipasi meningkatnya kebutuhan pupuk.

Sebagai tindak lanjut dari keputusan pemerintah, tepat pada tanggal 21 Mei 1975

Menteri Perindustrian M Jusuf telah meresmikan Pemancangan Tiang Pertama

pembangunan Pabrik Pusri III.

Pabrik Pusri III memiliki kapasitas produksi 1.100 metrik ton amonia per

hari atau 330.000 setahun dan 1.725 metrik ton urea sehari atau 570.000 metrik

ton setahun.

d. Pusri IV

Melalui Surat Keputusan No.17 tanggal 17 April 1975, Presiden Republik

Indonesia telah menugaskan kepada Menteri Perindustrian untuk segera

mengambil langkah-langkah persiapan guna melaksanakan pembangunan pabrik

Pusri IV. Pada tanggal 7 Agustus 1975 awal pembangunan Pusri IV.

Pemancangan tiang pertama pembangunan pabrik Pusri IV dilakukan di

Palembang oleh Menteri Perindustrian M Jusuf tanggal 25 Oktober 1975.

Pusri IV dibangun pada tahun 1977 dengan kapasitas produksi yang sama

dengan Pusri III dengan kapasitas produksi 1.100 metrik ton amonia sehari, atau

330.000 metrik ton setahun dan 1.725 metrik ton urea sehari atau 570.000 metrik

ton setahun.

12
e. Pusri IB

Pabrik Pusri IB merupakan pabrik yang dibangun sebagai pengganti

pabrik Pusri I yang telah dinyatakan tidak efisien lagi. Tanggal 15 Januari 1990

merupakan Early Start Date untuk memulai kegiatan Process Engineering Design

Package. Tanggal 1 Mei 1990 merupakan effective date dari pelaksanaan

pembangunannya dan diresmikan oleh Presiden Republik Indonesia pada tanggal

22 Desember 1994. Pusri IB memiliki kapasitas produksi 446.000 ton amonia per

tahun dan 570.000 ton urea per tahun. Pabrik ini menerapkan teknologi proses

pembuatan amonia dan urea hemat energi dengan efisiensi 30% lebih hemat dari

pabrik-pabrik Pusri yang ada.

Ruang lingkup Pusri IB mencakup satu unit pabrik amonia berkapasitas

1.350 ton per hari atau 396.000 ton per tahun. Satu unit pabrik urea berkapasitas

1.725 ton per hari atau 570.000 ton per tahun dan satu unit

utilitas, offsite dan auxiliary.

f. Pusri IIB

Pabrik Pusri IIB menggantikan Pabrik Pusri II yang sudah berusia lebih

dari 40 tahun. Pabrik Pusri IIB menggunakan teknologi KBR Purifier Technology

untuk Pabrik Amonia dan teknologi ACES 21 milik TOYO dan Pusri sebagai Co

Licensor untuk Pabrik Urea. Selain ramah lingkungan juga hemat bahan baku gas

yakni dengan rasio pemakaian gas per ton produk 31,49 MMBTU/Ton Amonia

dan 21,18 MMBTU/Ton Urea. Jika dibandingkan dengan Pabrik Pusri II

(existing) yang memiliki rasio pemakaian gas per ton produk 49,24 MMBTU/Ton

13
Amonia dan 36.05 MMBTU/Ton Urea maka akan dihemat pemakaian gas sebesar

14,87 MMBTU per ton urea.

Pabrik Pusri IIB memliki kapasitas terbesar dibandingkan pabrik lainnya,

kapasitas Pabrik Amonia 2.000 ton /hari (660.000 ton/tahun) dan kapasitas Pabrik

Urea 2.750 ton/hari (907.500 ton/tahun).

g. NPK Fusion

Proyek NPK Fusion merupakan langkah Pusri untuk diversifikasi produk

pupuk. Ada kecenderungan peningkatan konsumsi pupuk NPK di Indonesia dan

Proyek NPK Fusion dilaksanakan untuk memenfaatkan tren tersebut. Pabrik NPK

yang akan dibangun menggunakan teknologi Steam Fused Granulation dengan

kapasitas 100.000 pertahun. Bahan baku utama yang digunakan adalah urea

produksi Pusri, Rock Phosphate, dan KCl. Keunggulan produksi ini adalah

fleksibelitas untuk dapat mempoduksi beragai macam formula dengan biaya

investasi yang tidak terlalu mahal. Lokasi proyek NPK Fusion terletak di lahan

milik PT Pusri di jalan Sutami yang terletak di samping komplek Pusri

Palembang. Area yang termasuk sudah termasuk untuk pembangunan selanjutnya.

Persiapan proyek NPK sudah dimulai sejak awal tahun 2013 dan pengumuman

pemenang telah dilaksanakan pada tanggal 18 Desember 2013, dengan pemenang

PT Timnas Suplindo. Penunjukan pemenang akan dilaksanakan pada tanggal 3

Januari 2014 dan pembahasan kontrak pada bulan Januari.

Pembangunan telah selesai dilaksanakan pada November 2015 dan pabrik

NPK Fusion PT Pusri Palembang telah beroperasi mulai Februari 2016 dengan

kapasitas 100.000 ton per tahun.

14
Makna Logo Perusahaan

Nama Sriwidjaja diabadikan di perusahaan ini untuk mengenang dan

mengangkat kembali masa kejayaan kerajaan maritim pertama di Indonesia yang

termahsyur di seluruh penjuru dunia. Sebuah penghormatan kepada leluhur yang

pernah membuktikan bahwa Indonesia adalah bangsa yang besar. Pendirian pabrik

pupuk dengan nama PT Pupuk Sriwidjaja Palembang, adalah warisan yang

sekaligus menjadi visi bangsa Indonesia terhadap kekuatan, kesatuan, dan

ketahanan wawasan Nusantara.

Gambar II.2 Logo PT Pupuk Sriwidjaja Palembang

15
Detail Elemen Visual Logo Perusahaan

Lambang Pusri yang berbentuk huruf "U" melambangkan

singkatan "Urea". Lambang ini telah terdaftar di Ditjen

Haki Dep. Kehakiman & HAM No. 021391

Setangkai padi dengan jumlah butiran 24 melambangkan

tanggal akte pendirian PT Pusri.

Butiran-butiran urea berwarna putih sejumlah 12,

melambangkan bulan Desember pendirian PT Pusri.

Setangkai kapas yang mekar dari kelopaknya. Butir kapas

yang mekar berjumlah 5 buah Kelopak yang pecah

berbentuk 9 retakan ini, melambangkan angka 59 sebagai

tahun pendirian PT Pusri (1959).

16
Perahu Kajang, merupakan legenda rakyat dan ciri khas

kota Palembang yang terletak di tepian Sungai Musi.

Perahu Kajang juga diangkat sebagai merk dagang PT

Pupuk Sriwidjaja.

Kuncup teratai yang akan mekar, merupakan imajinasi

pencipta akan prospek perusahaan dimasa datang.

Komposisi warna lambang kuning dan biru benhur dengan

dibatasi garis-garis hitam tipis (untuk lebih menjelaskan

gambar) yang melambangkan keagungan, kebebasan cita-

cita, serta kesuburan, ketenangan, dan ketabahan dalam

mengejar dan mewujudkan cita-cita itu.

Visi, Misi, dan Makna Perusahaan

Dasar pengesahan hasil analisa Visi, Misi, Tata Nilai dan Makna

perusahaan adalah Surat Keputusan Direksi No. SK/DIR/027/2022.

Visi

"Menjadi Perusahaan Agroindustri Unggul di Asia"

Misi

"Menyediakan produk dan solusi agribisnis yang terintegrasi, memberikan nilai

tambah kepada stakeholders secara berkelanjutan, mendukung pencapaian

kemandirian pangan dan kemakmuran negeri"

17
Makna Perusahaan

“PUSRI untuk Kemandirian Pangan dan Kehidupan Yang Lebih Baik”

Tata Nilai dan Budaya Perusahaan

Tata Nilai Perusahaan

1. Integritas

Perilaku yang mencerminkan kesesuaian antara pikiran, perkataan dan

perbuatan.

1. Berkata dan bertindak jujur tanpa menyembunyikan fakta yang ada

2. Berani melaporkan kesalahan dan kecurangan yang terjadi sesuai data

dan fakta yang sebenarnya

3. Konsisten bertindak sesuai perkataan

4. Bekerja dengan ikhlas

5. Bekerja bertanggung jawab sebagai ibadah.

2. Profesional

Sigap melaksanakan tugas sesuai dengan kemampuan serta pengetahuan

dengan bertanggung jawab dan kreatifitas tinggi.

1. Berani bertindak secara benar, tepat dan cepat untuk kepentingan

perusahaan

2. Melaksanakan tugas hingga tuntas dengan bertanggung jawab

3. Senantiasa meningkatkan kompetensi dan pengetahuan

4. Berpikir kreatif dan menyampaikan gagasan inovatif

5. Bekerja efektif dan efisien mengelola waktu.

3. Fokus Pada Pelanggan

18
Prioritas pada kepuasan dan pemenuhan kebutuhan pelanggan internal dan

eksternal sesuai harapan.

1. Memperhatikan dan tanggap terhadap keluhan dan kebutuhan

pelanggan

2. Memotong birokrasi yang tidak perlu

3. Sigap memberikan solusi dan mengantisipasi masalah yang mungkin

terjadi

4. Memelihara hubungan baik dengan pelanggan (maintaining

networking)

5. Menjadikan proses selanjutnya sebagai pelanggan (next process is our

customer)

4. Loyalitas

Taat peraturan, patuh pada pimpinan, serta menjaga kesatuan hati antara

pimpinan dengan karyawan demi melindungi nilai dan mencapai visi.

1. Mengutamakan kepentingan perusahaan diatas kepentingan pribadi,

golongan dan kelompok

2. Taat Peraturan dan Prosedur yang ada serta konsisten menjalankannya

3. Patuh pada pimpinan dan lini manajemen eksekutif perusahaan

4. Menjaga kerahasiaan dan citra baik perusahaan dengan penuh

tanggung jawab

5. Menjunjung tinggi kehormatan dan nilai-nilai perusahaan

5. Baik Sangka

19
Selalu bersikap atau menanggapi segala hal dari perspektif positif.

1. Mengedepankan asas percaya

2. Bersedia mendengarkan pendapat dengan obyektif dan sepenuhnya

3. Memiliki empati saat berinteraksi dengan orang lain

4. Menempatkan diri untuk memahami secara utuh sebelum

menyimpulkan pendapat.

Akhlak Perusahaan

“Amanah, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif dan Kolaboratif”

5. Amanah : Bertanggung jawab, menegakan etika, integritas

6. Kompeten : Kualitas, pembelajaran, berkesinambungan, profesional

7. Harmonis : Kepedulian, bersikap positif, toleransi

8. Loyal : Menjaga nama baik, dedikasi, setia

9. Adaptif : Inovasi, kesiapan menghadapi kepastian, berinisiatif

(proaktif)

10. Kolaboratif : Kerjasama, koordinasi lintas grup, pemberdayaan

Budaya Perusahaan

Disiplin, kerja keras, dan kreatif.

Lokasi dan Tata letak Pabrik

PT Pupuk Sriwidjaja terletak di tepian Sungai Musi, di daerah

perkampungan Sungai Selayur kampung 1 Ilir dan 2 Ilir, Kecamatan Ilir Timur II,

Kota Palembang. Lokasi ini berada kira- kira 7 km dari pusat kota Palembang.

Pemilihan lokasi ini berdasarkan studi kelayakan yang dilakukan oleh Gass Bell

20
and Associaties dari Amerika Serikat yang memberikan rekomendasi untuk

membangun pabrik Pupuk Urea di Sumatera Selatan. Kelayakan tersebut

ditunjang oleh beberapa faktor geografis sebagai berikut:

1. Dekat dengan sumber bahan baku gas alam yaitu di Prabumulih dan

Pendopo yang terletak di sekitar 100-150 km dari pabrik.

2. Dekat dengan sumber bahan baku air yaitu di Sungai Musi. Air merupakan

salah satu penunjang utama sebagai bahan baku pembuatan steam,

pemenuhan kebutuhan proses produksi lainnya, sebagai air minum dan

tempat pembuangan limbah yang telah mengalami pengolahan. Selain itu,

Sungai Musi mempunyai peranan penting untuk transportasi bahan baku

maupun hasil produksi baik dalam bentuk pupuk curah (bulk) maupun

dalam bentuk pupuk kantong (in bag) dari atau ke lokasi pabrik. Dekat

dengan sarana pelabuhan dan kereta api.

3. Dekat dengan Bukit Asam yang mengolah batubara sehingga dapat

dijadikan cadangan bahan baku sangat potensial jika persediaan gas bumi

sudah menipis.

Luas tanah yang digunakan untuk lokasi pabrik adalah 20,4732 hektar

ditambah untuk lokasi perumahan karyawan seluas 26,5265 hektar. Disamping

itu, sebagai lokasi cadangan disiapkan tanah seluas 41,7965 hektar untuk

persediaan perluasan komplek pabrik dan perumahan karyawan bila diperlukan

dikemudian hari.

21
Keadaan Geologi

Adapun faktor teknis dan ekonomi yang menunjang studi kelayakan

tersebut, yaitu :

1. Keadaan geografis Sumatera Selatan yang memiliki kekeyaan gas alam

sebagai bahan baku dalam jumlah yang cukup banyak dan dekat dengan

bahan baku gas alam yaitu Prabumulih dan Pendopo.

2. Dekat dengan Sungai Musi yang tidak pernah kering sepanjang tahun,yang

merupakan salah satu sarana penting untuk sumber air, sarana pembuangan

limbah dan juga sebagai sarana transportasi.

3. Dekat dengan sarana pelabuhan, sehingga bahan baku dapat dengan mudah

diperoleh, distribusi hasil produksi mudah diangkut dan dapat menunjang

lancarnya pengangkutan.

Gambaran Proses Pembuatan Produk Utama Pusri

Proses Pembuatan Amonia

Secara garis besar proses dibagi menjadi 4 unit, dengan urutan sebagai

berikut :

1. Feed Treating Unit

Gas alam yang masih mengandung kotoran (impurities), terutama senyawa

belerang sebelum masuk ke Reforming Unit harus dibersihkan dahulu di unit ini,

agar tidak menimbulkan keracunan pada katalisator di ruang Reforming Unit.

Untuk menghilangkan senyawa belerang yang terkandung dalam gas alam, maka

gas alam tersebut dilewatkan dalam suatu bejana yang disebut dengan

22
Desulfurizer. Gas alam yang bebas sulfur ini selanjutnya dikirim ke Reforming

Unit.

2. Reforming Unit

Di Reforming Unit ini gas alam yang sudah bersih dicampur dengan uap air,

dipanaskan, kemudian direaksikan di Primary Reformer, hasil reaksi yang berupa

gas Hidrogen dan Karbon Dioksida dikirim ke Secondary Reformer dan

direaksikan dengan udara sehingga dihasilkan gas-gas sebagai berikut : Hidrogen,

Nitrogen, Karbon Dioksida. Gas hasil reaksi ini dikirim ke Unit purifikasi dan

Methanasi untuk dipisahkan gas karbon dioksidanya.

3. Purifikasi dan Methanasi

Karbon Dioksida yang ada di dalam gas hasil reaksi Reforming Unit

dipisahkan dahulu di Uji Purification, Karbon Dioksida yang telah dipisahkan

dikirim sebagai bahan baku Pabrik Urea. Sisa Karbon Dioksida yang terbawa

dalam gas proses, akan menimbulkan racun pada katalisator ammonia converter,

oleh karena itu sebelum proses ini gas dikirim ke Unit Synlop dan Referigeration

terlebih dahulu masuk ke Methanator.

4. Compression Synloop dan Refrigeration Unit

Gas proses yang keluar dari methanor dengan perbandingan gas Hidrogen :

Nitrogen = 3:1, ditentukan atau dimanfaatkan untuk mencapai tekanan yang

diinginkan oleh Ammonia Converter agar terjadi reaksi pembentukan, uap ini

kemudian masuk ke Unit Refrigerasi sehingga didapatkan amonia dalam fasa cair

yang selanjutnya digunakan sebagai bahan baku pembuatan urea.

23
Proses Pembuatan Urea

Gambar II.3 Proses Pembuatan Urea

Bahan baku pembuatan urea adalah amonia cair serta gas karbon dioksida

(CO2) yang dihasilkan dari unit amonia, sedangkan urea yang dihasilkan

berbentuk prill, yaitu butiran-butiran yang memiliki lapisan keras pada lapisan

luarnya.

A. Seksi Sintesis

1. Reaktor Urea

Mereaksikan liquid NH3 dan gas CO2, ke dalam reaktor ini

dimasukkan larutan recycle karbamat yang berasal dari bagian Recovery.

2NH3 + CO2 NH2COONH4

NH2COONH4 NH2CONH2 + H2O

24
Kondisi operasi :

1. Tekanan : 175 Kg/Cm2

2. Suhu (Top) : 190oC

3. Rasio NH3/CO2 : 4,0

4. Rasio H2O/CO2 : 0,46

2. Stripper

Berfungsi sebagai pemisah kelebihan amonia dan menguraikan

ammonium karbamat yang tidak terkonversi di reactor Urea dengan cara

pemanasan menggunakan steam dan CO2 stripping. Reaksinya sebagai

berikut :

NH2COONH4 2NH3 + CO2

terjadi reaksi samping hidrolisa urea dan pembentukan biuret, yaitu:

NH2COONH4 NH2CONH2 + H2O

2NH2CONH2 NH2CONHCONH2 + NH3↑

3. Carbamate Condenser

Gas dari bagian atas Stripper dikondensasikan dan diserap dengan

larutan karbamat di dalam carbamate condenser sehingga akan menghasilkan

panas.

Dalam carbamate condenser No.1 panas yang timbul dimanfaatkan

untuk membangkitkan uap air tekanan 5,5 Kg/Cm2 sedangkan didalam

carbamate condenser No.2 panas yang timbul dipakai untuk memanaskan

larutan urea dari bagian bawah stripper yang akan dikirim ke HPD (High

Pressure Decomposer).

25
Tekanan operasi carbamate condenser sedikit diatas tekanan reaktor

Urea, sedangkan suhunya adalah :

Bagian atas : 185oC

Bagian bawah : 175oC

4. Scrubber

Berfungsi untuk menyerap gas amonia dan CO2 yang keluar dari

bagian atas reaktor menggunakan larutan karbamat daur ulang yang berasal

dari HPA (High Pressure Absorber). Tekanan operasinya sama dengan

reaktor urea dan suhu bagian bawah sekitar 180oC.

B. Seksi Purifikasi

Seksi purifikasi berfungsi untuk memisahkan urea dari hasil reaksi di seksi

sintetis dengan cara mendekomposisikan ammonium karbamat pada tekanan

rendah menggunakan panas dengan reaksi :

NH2COONH4 2NH3 + CO2

Selain itu terjadi juga reaksi samping hidrolisa urea dan pembentukan

biuret.

Dekomposisi dilakukan dengan dua tahap, yaitu :

1. High Pressure Decomposer (HPD)

Pada tekanan 17 Kg/Cm2 dan suhu 130 oC

2. Low Pressure Decomposer (LPD)

Pada tekanan 2,3 Kg/Cm2 dan suhu 130 oC

Hasil penguraian berupa CO2 dan NH3 dikirim ke bagian recovery.

Sedangkan larutan urea dikirim ke bagian kristalisasi.

26
C. Seksi Kristalisasi

Larutan urea setelah melewati unit pemurnian (Purifikasi) dikristalkan di

bagian ini secara vacuum. Kemudian kristal ureanya dipisahkan di Centrifuge.

Panas yang diperlukan untuk menguapkan air diambil dari panas sensible larutan

urea, maupun panas kristalisasi urea dan panas yang diambil dari sirkulasi Urea

Slurry ke HP Absoreber dari Recovery.

D. Pembutiran (prilling)

Lelehan urea dari head tank dijatuhkan ke prilling tower melalui

distributor. Pada urea yang jatuh tersebut dihembuskan udara panas dari blower

sehingga menjadi butiran-butiran (prill). Butiran-butiran tersebut jatuh dalam

fluidizing cooler untuk didinginkan lebih lanjut. Selanjutnya butiran tersebut

dikirim ke tempat penyimpanan urea dengan menggunakan belt conveyor.

E. Recovery

Gas NH3 dan CO2 yang dipisahkan di bagian purifikasi diambil kembali

dengan dua langkah yang menggunakan mother liquor sebagai absorben,

kemudian di recycle kembali ke bagian sintesis.

F. Condensate Treatment

Uap air yang menguap dan terpisahkan dibagian kristaliser didinginkan

dan dikondensasikan. Sejumlah kecil urea, NH3, dan CO2 ikut kondensat

kemudian diolah dan dipisahkan di stripper dan hydrolizer. Gas CO2 dan gas NH3

dikirim kembali ke bagian purifikasi untuk di-recover. Sedangkan air

kondensatnya dikirim kembali ke utilitas.

27
Tabel II.1 Standar Pupuk Urea

Komposisi Standar
Nitrogen min 46,0 % (SNI)
Biuret max 1,2 % (SNI)
Air max 0,5 % (SNI)
Besi 0,05 – 0,5 ppm
NH3 bebas 20 - 200 ppm
Abu max 10 ppm
1 - 10 ppm (PIB/PII)
Oil
10 – 40 ppm (PIII/PIV)
Crushing Strength min 11,5 kg/cm2
Ukuran butiran
min 90,0% (SNI)
(1.00mm–3.35mm)

Struktur dan Fungsi Organisasi Perusahaan

Struktur organisasi pada PT Pupuk Sriwidjaja Palembang menggunakan

sistem Line and Staff Organization dengan bentuk perusahaan Perseroan Terbatas

(PT) dimana seluruh sahamnya dimiliki oleh Pemerintah Indonesia dan proses

manajemennya berdasarkan Total Quality Control Management (TQCM) yang

melibatkan seluruh pimpinan dan karyawan dalam rangka peningkatan mutu

secara kontinyu. Organisasi PT Pupuk Sriwidjaja Palembang dipimpin oleh

Direktur Utama dan dibantu oleh lima orang Direksi. Dalam kegiatan

operasionalnya, direksi dibantu oleh staf dan kepala Departemen. Kedudukan

Direksi adalah sebagai mendataris Dewan Komisaris dan menguasai seluruh

fungsi operasional perusahaan dimana Dewan Komisaris terdiri dari wakil-wakil

pemegang saham yang bertugas menentukan kebijaksanaan umum yang harus

dilaksanakan oleh Direksi. Selain itu, Dewan Komisaris juga bertindak sebagai

pengawas atas semua kegiatan dan pekerjaan yang telah dilakukan oleh Dewan

Direksi.

28
Dewan Direksi Komisaris terdiri dari wakil-wakil pemerintah, yaitu :

1. Dewan Keuangan Direktorat Jendral Moneter Dalam Negeri

2. Departemen Perindustrian Direktorat Jendral Industri Kimia Dasar

3. Pertanian

4. Departemen Pertambangan dan

Energi Dewan Direksi terdiri dari :

1. Direktur Produksi

2. Direktur Keuangan dan Pemasaran

3. Direktur Teknik dan Pengembangan

4. Direktur SDM Umum

Struktur Organisasi yang berada di bawah Dewan Direksi, ditentukan

sendiri oleh pihak Dewan Direksi, yang meliputi :

1. Direktur

2. General Manager

3. Manager

4. Superintendent

5. Supervisor

6. Foreman

7. Karyawan/Operator/Analis

29
Direktur
Utama

Direktur Direktur
Produksi x Keuangan x
Operasi Umum

Divisi Divisi Divisi


Teknologi Operasi Pemeliharaan

Departemen Departemen
Departemen Divisi
Lingkungan Rendal
K3 Laboratorium
Hidup Produksi
Gambar II.4 Struktur Organisasi PT Pupuk Sriwidjaja Palembang

Ruang Lingkup Laboratorium

Deparetemen Laboratorium merupakan salah satu departemen yang berada

di divisi pengendalian pabrik, keselamatan kerja dan lingkungan. Departemen

Laboratorium mempunyai fungsi dan tujuan sebagai departemen yang

melaksanakan analisis atau quality control bahan baku, bahan penunjang, produk

antara dan produk akhir pabrik. Hasil analisis dari Departemen Laboratorium

sangat penting dalam menentukan baik atau buruknya mutu suatu bahan atau

produk.

Departemen Laboratorium secara umum adalah tempat pengukuran atau

tempat menganalisa sampel bahan-bahan kimia yang akan digunakan dalam

proses pabrik dan bahan-bahan yang dihasilkan oleh pabrik.

30
Departemen Laboratorium merupakan suatu departemen yang sangat

penting sekali artinya bagi peningkatan mutu pabrik karena sarana-sarana

penunjang utama serta parameter dari mutu produksi harus dianalisa di

laboratorium. Guna meningkatkan mutu serta kualitas produksinya, Departemen

Laboratorium selain berpedoman pada ISO 9001 dan ISO 14001 juga menerapkan

sistem ISO 17025. ISO 17025 adalah suatu sistem manajemen mutu laboratorium

di bawah KAN (Komite Akreditasi Nasional).

Fungsi dan Tanggung Jawab Laboratorium

A. Fungsi pokok laboratorium sebagai berikut :

a. Pengujian mutu (Quality Testing dan Quality Control)

b. Pengontrolan atau Monitoring proses operasi pabrik

c. Penelitian-penelitian dan pembangunan

B. Tanggung Jawab Laboratorium :

a. Pemeriksaan mutu bahan baku

b. Pengontrolan mutu bahan penolong/bahan pembantu proses PUSRI IB,

IIB, III, IV dan kantong pupuk

c. Pengontrolan, pengendalian atau memonitor proses operasi pabrik-pabrik

PUSRI IB, IIB, III, IV, Air Seperation Unit, Purge Gas Recovery Unit,

dan Urea Coated (Rutin 24 jam/hari)

d. Pengontrolan/analisa air industri

e. Pemeriksaan mutu minyak pelumas (Lubricating Oil)

f. Pemeriksaan mutu produk utama dan produk samping pembersih peralatan

dan mesin-mesin pabrik secara kimiawi

31
g. Perencanaan administrasi, RKAP, pengendalian inventori dan stock

keeping chemical, alat-alat kerja dan pemeliharaannya dan lain sebagainya

h. Pelayanan service keluar

i. Penelitian dan pengembangan lainnya

Metode Analisa Laboratorium

A. Titrimetri

Metode analisis kuantitatif didasarkan pada pengukuran volume titran

yang bereaksi sempurna dengan analit.

B. Spektrofotometri

Metode yang digunakan untuk mengukur jumlah (konsentrasi) suatu zat

berdasarkan sifat spektroskopi.

C. Gravimetri

Merupakan proses isolasi dan pengukuran yang berdasarkan berat konstan

pada senyawa tertentu.

D. Kromatografi

Metode pemisahan komponen yang akan didistribusikan antara dua fase,

yakni fase stasioner (fase diam) dan fase mobile (fase gerak).

Struktur Organisasi Laboratorium

Departemen Laboratorium terbagi menjadi 3 bagian yang dengan masing-

masing 1 orang Superintendent (Kepala Bagian), yaitu :

a. Superintendent Laboratorium Kimia Analisis

b. Superintendent Laboratorium Kontrol Produksi

c. Superintendent Laboratorium Penunjang Sarana

32
Masing-masing bagian dibantu oleh foreman senior dan dibantu oleh

beberapa foreman.

Direktur Produksi x Operasi

Divisi Teknologi

Departemen K3 Departemen Lingkungan


Departemen
Hidup Laboratorium
Departemen Rendal Produksi

Bag. LKA Bag. LPS Bag.LKP Bag. NPK/STG

LPU Inveturi P1B NPK

LGO LCCRB P2B STG

LPP Pemeliharaan P3

P4

Gambar II.5 Struktur Organisasi Laboratorium Pusri

Departemen Laboratorium PT Pupuk Sriwidjaja Palembang

1. Laboratorium Penunjang Sarana (LPS)

Laboratorium penunjang sarana memiliki beberapa kegiatan sebagai

berikut :

a. Inventory dan Sistem Mutu

33
Inventory dan sistem mutu berfungsi sebagai pengelola, penyedia barang

keperluan perusahaan, serta mengurus administrasi sistem mutu Internasional

ISO 17025:2005, ISO 14000, ISO 9001.

b. Kalibrasi dan Pemeliharaan

Kalibrasi bertugas untuk mengkalibrasi suatu alat apakah alat tersebut

masih layak untuk digunakan atau tidak. Sedangkan pemeliharaan bertugas

untuk memelihara alat, kondisi yang ada di laboratorium.

c. Chemical Cleaning, Reagent Preparation and Benfield

Chemical cleaning melakukan pembersihan secara kimia seluruh

peralatan pabrik. Reagent preparation melakukan pembuatan pereaksi kimia

untuk keperluan analisa seluruh laboratorium. Benfield melakukan analisa

larutan benfield dari pabrik amonia.

2. Laboratorium Kimia Analisis

Laboratorium kimia analsis terbagi atas 3 seksi, yaitu :

a. Laboratorium Pengujian Produk (LPP)

Analisa yang dilakukan di LPP meliputi amonia cair dan urea butiran

(prill). Peralatan yang digunakan adalah oven, furnace, titrator karl fischer,

spektrofotometer, neraca, automatic titrator, crushing strength, sieve shaker,

digestion unit, distillation unit dan peralatan gelas.

b. Laboratorium Pengujian Umum (LPU)

Analisa yang dilakukan di LPU adalah analisis mutu air penunjang

industri, bahan kimia penunjang, grases, minyak pelumas, resin, katalis, dan

karung pengemas produk dengan menggunakan alat-alat berupa

34
spektrofotometer, autoklaf, colony counter, foaming tester, flash point tester,

pH meter, turbidimeter, refraktometer, viskometer, auto tritator, dan alat

gelas.

c. Laboratorium Gas dan Oli

Analisa yang dilakukan adalah trace element (logam), scale, gas alam,

gas proses, dan lube oil. Peralatan yang digunakan adalah gas

chromatography, spektrofotometer, pH meter, konduktometer, dan alat

lainnya.

3. Laboratorium Kontrol Produksi (LKP)

Analisa yang dilakukan di setiap LKP (Pusri IB, IIB, III, dan IV) meliputi

analisa rutin proses produksi dan hasil akhir dari pabrik amonia, utilitas, dan urea.

Adapun peralatan yang digunakan dan terdapat di setiap LKP adalah Gas

Chromatography, Spektrofotometer, pH meter, Konduktometer, Aqua Titrator,

Turbidimeter, Sieve Shaker, Orsat, dan alat-alat gelas. Selain analisa rutin di

setiap pabrik juga dilakukan analisa CO dan CO 2 dari contoh gas inlet dan outlet

methanator.

35
BAB III

PELAKSANAAN PRAKERIN

Waktu dan Tempat Pelaksanaan

Analisa ini dilakukan pada tanggal 19 Januari 2023 sampai dengan 31


Maret 2023 dan bertempat di Depertemen Laboratorium, Main Control Building,
PT Pupuk Sriwidjaja Palembang.

Pengujian yang Dilakukan

Tujuan

Untuk mengetahui kadar PO4

Ruang Lingkup

Metoda ini digunakan untuk mengetahui dan menentukan kadar Amoniak

dan CO2 dalam Reaktor dengan menggunakan prinsip pembentukan senyawa

yang selanjutnya diukur konsentrasinya dengan cara titrasi.

Definisi/Ringkasan Metode

Titrasi adalah sebuah teknik kimia yang digunakan dalam menentukan konsentrasi

larutan dengan jalan mereaksikan sejumlah volume larutan tersebut dengan sejumlah

volume larutan lainnya yang sudah diketahui konsentrasinya. Larutan yang sudah

diketahui konsentrasinya tersebut dinamakan larutan baku. Larutan yang belum

diketahui konsentrasinya ditetesi larutan baku kemudian diberikan beberapa tetes

indikator. Titrasi yang meliputi reaksi asam dan basa dinamakan titrasi asam basa.

36
Prinsip Analisis

Larutan NH3 dan CO2 direaksikan dengan indikator yang kemudian di

titrasi untuk menentukan konsentrasi dari kadar NH3 dan CO2.

Acuan Metoda

Kompetensi laboratorium pengujian dan laboratorium kalibrasi (SNI

ISO/IEC 17025:2017), Sistem manajemen mutu (ISO 9001:2015), SNI produk

pupuk dan amonia.

Tinjauan Pustaka Parameter Pengujian

Pengertian Urea

Urea pertama kali ditemukan oleh Roulle ditahun 1773 di dalam urin.

Kemudian pada tahun 1823 Provost dan Dumas mengatakan bahwa urea

dikeluarkan dari ginjal yang berasal dari dalam hati. Penemuan-penemuan ini

diikuti oleh Wohler tahun 1823 dengan mensintesis urea dari amoniak dan asam

sianida.

Gambar III.6 Rumus Struktur Urea

Kemudian pada tahun 1870 Bassarow memproduksi urea dengan

memanaskan ammonium karbamat (NH4COONH4) yang merupakan sintesis urea

37
petama kali dilakukan secara dehidrasi yang merupakan dasar dari proses

pembuatan urea secara industri atau komersil.

Pupuk Urea adalah pupuk kimia mengandung Nitrogen (N) berkadar

tinggi. Unsur Nitrogen merupakan zat hara yang sangat diperlukan tanaman.

Pupuk urea berbentuk butir-butir kristal berwarna putih. Pupuk urea dengan

rumus kimia CO(NH2)2 merupakan pupuk yang mudah larut dalam air dan

sifatnya sangat mudah menghisap air (higroskopis), karena itu sebaiknya disimpan

di tempat yang kering dan tertutup rapat. Pupuk urea mengandung unsur hara N

sebesar 46% dengan pengertian setiap 100 Kg mengandung 46 Kg Nitrogen,


Min
Moisture 0,5%, Kadar Biuret 1,2%, ukuran 1–3,35mm 90% serta berbentuk

Prill.

Ciri-ciri pupuk Urea:

a. Mengandung Nitrogen (N) berkadar tinggi

b. Berbentuk butir-butir Kristal berwarna putih

c. Memiliki rumus kimia CO(NH2)2

d. Mudah larut dalam air dan sifatnya sangat mudah menghisap air

(higroskopis)

e. Mengandung unsur hara N sebesar 46%

f. Standar SNI 2801:2010

38
Sifat Fisik dan Kimia Urea

1. Sifat Fisika Urea

Tabel III.2 Sifat Fisika Urea

Sifat Nilai
Nama lain Carbamide
Massa jenis urea 1.33×103 Kg/m3, solid
Massa atom 60.07 g/mol
Titik lebur urea 132.7°C (406 K)
Bentuk kristal Tetragonal
Panas pembentukan pada 25°C −47.12 kkal/mol
Keasaman (pKa) 0.18
Kebasaannya (pKb) 13.82
Kelembaban Relatif Kritis 81% (20°C) dan 73% (30°C)

2. Sifat Kimia Urea

a. Bila bercampur air, dapat terhidrolisis menjadi ammonium karbonat

dan terdekomposisi menjadi amoniak dan karbon dioksida

b. Urea larut dalam air, alkohol, dan benzena

c. Daya racunnya rendah, tidak mudah terbakar, dan tidak meninggalkan

residu garam setelah dipakai untuk tanaman, dan tidak berbau

Amonia

Amonia adalah bahan kimia dengan formula kimia NH3. Molekul amonia

mempunyai bentuk segi tiga. Amonia terdapat di atmosfer dalam kuantiti yang

kecil akibat pereputan bahan organik. Titik leburnya ialah -75 °C dan titik

didihnya ialah -33.7 °C. 10% larutan amonia dalam air mempunyai pH 12.

Amonia dalam bentuk cair mempunyai muatan yang sangat tinggi. Amonia cair

terkenal dengan sifat keterlarutannya. Ia boleh melarutkan logam alkali dengan

39
mudah untuk membentuk larutan yang berwarna dan mengalirkan elektrik dengan

baik. Amonia dapat larut dalam air. Larutan amonia dengan air mempunyai

sedikit amonium hidroksida (NH4OH). 100 dm3 amoniapun dapat berpadu

dengan 100 cm3 air. Amonia tidak menyokong pembakaran, dan tidak akan

terbakar kecuali dicampur dengan oksigen, di mana amonia terbakar dengan

nyalaan hijau kekuningan muda. Amonia dapat meletup jika dicampur dengan

udara.

Metodologi Pengujian

1. Alat

a. Erlenmeyer 250 mL

b. Buret 25 mL

c. Pipet Volumetri

d. Labu Ukur 1L

e. Botol Sampling

f. Timbangan

2. Bahan Pereaksi

a. Asam Sulfat 0,05 N

b. Indikator mix (Metil Merah & Metil Biru)

c. Natrium Hidroksida 0,5 N

Prosedur Analisa

1. Disiapkan botol sampel berisi air dalam keadaan tertutup bebas udara, lalu

ditimbang bobot dengan menggunakan neraca timbangan.

40
2. Disiapkan penampung yang berisi asam sulfat 0,5 N sebanyak 25 mL di

dalam Erlenmeyer 250 mL, lalu ditambahkab indicator mix 2-3 tetes.

3. Dilakukan proses sampling menggunakan botol sampel pada sampel

(Reaktor, Stripper, VSCC, HPAC dan LPAC) kurang lebih hingga bobot

100 gram, lalu ditimbang bobot botol + air yang sudah berisi sampel.

4. Seluruh isi pada botol sampel dimasukkan ke dalam labu ukur 1 L, dbilas

lalu di encerkan dengan air demin hingga tanda tera. Setelah itu di

homogenkan hingga tercampur semuanya.

5. Dipipet larutan sampel secukupnya (Sesuai perhitungan) dan dimasukkan

kedalam penampung Erlenmeyer 250 mL.

6. Dititrasi larutan sampel dengan menggunakan NaOH 0,5 N sampai warna

larutan berubah dari ungu menjadi hijau. Dicatat volume yang di dapat,

lalu ditentukan konsentrasi larutan nya.

7. Dilakukan titrasi blanko tanpa larutan sampel, catat volumenya.

Perhitungan Analisa

((Vt blanko−Vt sampel) x N NaOH x Mr NH3 x 1000 x 100)


% NH3 = 𝑉 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙 𝗑 W 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙 𝗑 1000

Keterangan : Mr NH3 = 17

41
CO2

CO2 yang terkandung di dalam aliquot contoh larutan urea/karbamat dengan

sejumlah NaOH akan bereaksi membentuk Na2CO3 dan NH4OH, dengan

penambahan formaldehyde NH4OH akan dirubah menjadi hexamethylene

tetramine dan air. Na2CO3 dan kelebihan NaOH akan dititrasi dengan HCl

sampai pada pH 8,7 atau dari pink menjadi tidak berwarna. Jumlah NaOH yang

terpakai menyatakan kandungan CO2 di dalam contoh

Metodologi Pengujian

1. Alat

a. Erlenmeyer 250 mL

b. Buret 25 mL

c. Pipet Volumetri

d. Labu Ukur 1L

e. Botol Sampling

f. Timbangan

2. Bahan Pereaksi

a. NaOH 0,5 N

b. Indikator phenolptalein (pp)

c. HCl 0,5 N

d. Formaldehyde 37%

42
Prosedur Analisa

1. Disiapkan botol sampel berisi air dalam keadaan tertutup bebas udara,

lalu ditimbang bobot dengan menggunakan neraca timbangan.

2. Disiapkan penampung yang berisi NaOH 0,5 N sebanyak 25 mL di

dalam Erlenmeyer 250 mL, lalu ditambahkan indicator mix 2-3 tetes.

3. Dilakukan proses sampling menggunakan botol sampel pada sampel

(Reaktor, Stripper, VSCC, HPAC dan LPAC) kurang lebih hingga bobot

100 gram, lalu ditimbang bobot botol + air yang sudah berisi sampel.

4. Seluruh isi pada botol sampel dimasukkan ke dalam labu ukur 1 L,

dbilas lalu di encerkan dengan air demin hingga tanda tera. Setelah itu di

homogenkan hingga tercampur semuanya.

5. Dipipet larutan sampel secukupnya (Sesuai perhitungan) dan

dimasukkan kedalam penampung Erlenmeyer 250 mL, lalu ditambahkan

15 mL formaldehyde dan ditetesi indicator PP 2-3 tetes.

6. Dititrasi larutan sampel dengan menggunakan NaOH 0,5 N sampai warna

larutan berubah dari pink menjadi tidak berwarna (bening). Dicatat volume

yang di dapat, lalu ditentukan konsentrasi larutan nya.

7. Dilakukan titrasi blanko tanpa larutan sampel, catat volumenya

43
Perhitungan Analisa

((Vt blanko−Vt sampel) x N HCl x Mr CO2 x 1000 x 100)


% CO2 = 𝑉 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙 𝗑 W 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙 𝗑 1000

Keterangan : Mr CO2 = 44

44
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil Pengujian

Tabel IV.3 Data

No Tanggal Jam NH3 CO2


1 05.01.2022 15.00 33,83 % wt 12,48 % wt
2 12.01.2022 15.00 34,16 % wt 14,4 % wt
3 19.01.2022 15.00 33,66 % wt 13,84 % wt
4 26.01.2022 15.00 36,28 % wt 14,40 % wt
5 02.02.2022 15.00 34,53 % wt 14,18 % wt
6 09.02.2022 15.00 33,43 % wt 13, 67 % wt
7 16.02.2022 15.00 33,31 % wt 13, 98 % wt
8 23.02.2022 15.00 34,99 % wt 14,83 % wt

Pembahasan

Urea ( NH2CONH2 ) terbentuk dari reaksi dehidrasi ammonium karbamat

yang merupakan reaksi eksotermis hasil dari reaksi sebelumnya antara NH3 dan

CO2 yang membentuk larutan karbamat. Reaksi yang terjadi dalam reaktor urea

adalah sebagai berikut:

 Tahap pertama merupakan reaksi eksotermis, yaitu reaksi antara NH3 dan
CO2 membentuk larutan karbamat. Reaksinya :

2NH3+CO2 NH2COONH4

 Tahap kedua merupakan reaksi endotermis, yaitu reaksi dehidrasi


ammonium karbamat menjadi urea. Reaksinya :

NH2COONH4 NH2CONH2 + H2O

45
BAB V

PENUTUP

Kesimpulan

Setelah penulis melakukan praktik kerja industri dan mendapatkan hasil

analisis di Laboratorium Pengujian Produk, Departemen Laboratorium Pusat, PT

Pupuk Sriwidjaja Palembang selama lima bulan, mulai tanggal 10 Januari 2022

sampai dengan 10 Juni 2022 dapat mengambil kesimpulan sebagai berikut :

1. Dengan melakukan kerja praktik lapangan ini penulis telah banyak

mendapatkan ilmu pengetahuan, wawasan, serta pengalaman serta

pengalaman sehingga penulis dapat mengetahui tugas dari seorang

analis kimia dalam dunia industri

2. Produk utama PT Pupuk Sriwidjaja Palembang adalah urea dan

amonia. Ada sembilan parameter yang perlu dianalisis untuk

mengetahui kualitas produk pupuk PT Pupuk Sriwidjaja Palembang

yaitu kadar nitrogen, biuret, amonia bebas, kadar oil, kadar air,

ketahanan hancur, kadar besi, ukuran butir, dan kadar abu

Saran

Saran yang dapat disampaikan setelah pelaksanaan praktik kerja industri

(Prakerin) di PT Pupuk Sriwidjaja Palembang adalah sebagai berikut :

1. Faktor keselamatan kerja harus selalu diperhatikan dan diutamakan,

terutama dalam melakukan pekerjaan

46
2. Sikap kerjasama dan kekeluargaan antara praktikan dan analis

laboratium harus selalu ditanamkan agar tercipta lingkungan kerja

yang nyaman dan harmonis

3. Fasilitas yang ada di laboratorium harus dirawat dengan baik oleh

semua pihak

4. Ketelitian dan kemampuan kerja praktikan lebih ditingkatkan untuk

mendapatkan hasil analisis yang lebih baik

5. Kejujuran harus diutamakan karena analis memiliki tanggung jawab

terhadap produk yang dianalisis

47
DAFTAR PUSTAKA

Kemal, Hasanal, dkk. 2001. Uraian Singkat Pembuatan Urea. Palembang: PT

Pupuk Sriwidjaja

http://www.pusri.co.id/ina/perusahaan-perjalanan-kami/ tanggal akses: 15

Februari 2022

http://www.pusri.co.id/ina/urea-proses-produksi-urea/ tanggal akses: 15 Februari

2022

http://www.pusri.co.id/ina/urea-tentang-urea/ tanggal akses: 15 Februari 2022

48
LAMPIRAN FOTO

a. Foto Laboratorium

Laboratorium Pengujian Produk

Ruangan Instrumen Laboratorium Pengujian Produk

49
b. Foto Peralatan

Alat Spektrofotometer UV-Vis

Alat Dispensette

50
Neraca Analitik Digital

Auto Titrator

51
Alat Destruksi

Alat Kjeltec

52
Sieve Shaker

Oven

53
Alat Shaker

Alat Karl Fischer (Moisture Meter)

54
Alat Crushing Strength

c. Dokumentasi Kegiatan

Penggunaan Alat Spektrofotometer UV-Vis

55
LAMPIRAN REAGEN

Diketahui :

 Berat Botol + Sampel = 674,96

Berat Botol = 574,1

Berat Sampel = 100,86

 N. NaOH = 0,4775

Volume Sampel = 5 ml

Vt. H2SO4 = 25 ml

Vt. Blanko = 27 ml

Vt. Sampel = 4,5 ml

Konsentrasi NaOH = 36,28

 N. HCl = 0,4636

V. Sampel = 25 ml

V. NaOH = 25 ml

Vt. Blanko = 25,4

Vt. Sampel = 7,6

Konsentrasi HCl = 14,40

 Konsentrasi NH3

% NH3 (𝑉𝑡.𝑏𝑙𝑎𝑛𝑘𝑜−𝑉𝑡.𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙) 𝑥 𝑁.𝑁𝑎0𝐻 K 𝐵𝑒 𝑁𝐻3 𝑥 1000


= 𝑉.𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙 𝑥 𝐵.𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙 𝑥 1000 𝑥 100 %

(27−4,5) 𝑥 0,4775 𝑁 𝑥 17,031 𝑥 1000


= 5 𝑥 100,86 𝑥 1000 𝑥 100 %

18,264,375
= 504,300 %

= 36,28 %

56
 Konsentrasi CO2

% CO2 (𝑉𝑡.𝑏𝑙𝑎𝑛𝑘𝑜−𝑉𝑡.𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙) 𝑥 𝑁.𝑁𝑎0𝐻 K 𝐵𝑒 𝑁𝐻3 𝑥 1000


= 𝑉.𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙 𝑥 𝐵.𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙 𝑥 1000 𝑥 100 %

(25,4−7,6) 𝑥 0,4636 𝑁 𝑥 44 𝑥 1000


= 25 𝑥 100,86 𝑥 1000 𝑥 100 %

36,309,152
= 2,521,500 %

= 14,399 %

= 14,40 %

57

Anda mungkin juga menyukai