Nim : 06121281722033
Ciri dari implementasi sukses teori belajar behavioristik ini adalah adanya
perubahan perilaku yang ditunjukkan seseorang setelah mengalami kejadian di masa
lampau. Perubahan adalah tanda bahwa seseorang telah merespon suatu kejadian dan
menjadikannya pembelajaran untuk tidak menggunakan respon yang sama di masa
depan, guna menghindari akibat yang pernah dialaminya.
Teori belajar behavioristik ini dianut dan dipelajari secara mendalam oleh
beberapa ahli. Terdapat beberapa ahli yang menjadi tokoh dalam teori ini. Setiap tokoh
memiliki pendapat berdasarkan pemahamannya masing-masing. Di samping itu, mereka
memiliki penilaian yang berbeda-beda. Penjelasan teori behavioristik menurut beberapa
tokoh akan dijabarkan sebagai berikut.
Pemahaman dari tokoh Thorndike akhirnya melahirkan beberapa dalil belajar, antara
lain:
Tokoh selanjutnya adalah Ivan Pavlov (lebih dikenal dengan julukan Pavlov
saja, 14 September 1849 sampai 27 Februari 1936), merupakan fisiolog sekaligus dokter
asal Rusia. Pavlov terkenal dalam pembahasan teori behavioristik karena percobaannya
terhadap anjing.
1. Hukum Pembiasaan yang Dituntut. Hukum ini menjelaskan bahwa jika ada
dua macam stimulus yang diberikan secara bersama-sama (dan salah satunya
merupakan reinforcer), maka gerakan reflek pada stimulus lainnya juga
meningkat.
2. Hukum Pemusnahan yang Dituntut. Hukum ini memaparkan jika reflek yang
diperkuat melalui respondent conditioning diberikan kembali tanpa adanya
reinforcer, maka kekuatannya akan melemah.
Burrhus Skinner (20 Maret 1904 sampai 18 Agustus 1990) adalah seorang
psikolog dari Amerika yang terkenal akan aliran behaviorismenya. Skinner memiliki
pendapat bahwa hubungan antara stimulus dengan respon yang ditunjukkan individu
atau subyek terjadi melalui interaksi dengan lingkungan. Respon yang ditunjukkan pun
tak seluruhnya merupakan hasil dari rangsangan yang ada, tetapi karena interaksi antara
stimulus yang menghasilkan respon. Respon menghasilkan konsekuensi. Pada akhirnya
konsekuensi akan menghasilkan atau memunculkan perilaku.
4. Robert Gagne
5. Albert Bandura
Albert Bandura merupakan ahli dalam teori belajar behavioristik yang paling
muda. Ia adalah seorang psikolog lulusan University of British of Columbia yang
kemudian melanjutkan pendidikannya di Universitas Iowa dan Universitas Stanford.
Hingga saat ini, Bandura tercatat sebagai dosen di Universitas Stanford.
Dalam keinginan untuk menerapkan teori pembelajaran ini, maka tenaga pendidik wajib
mengetahui ciri-ciri dari metode ini, antara lain:
Berkaca dari ciri-ciri dan konsekuensi penerapan teori belajar ini, paling tidak, guru atau
tenaga pendidik bisa menempatkan dirinya dalam mengajar dan mendidik. Beberapa hal
terkait dengan sikap yang mesti ditunjukkan tenaga pendidik ketika mengajar
menggunakan patokan teori belajar ini antara lain:
Bisa dilihat jika dari aplikasi penggunaan teori ini, guru sebagai pusat pembelajaran
harus menjadi sosok pendidik yang sempurna. Sempurna itu dilihat dari persiapan
materi, pembawaan diri, dan cara ia mendidik para peserta didiknya. Teori belajar ini
bukan hanya memberatkan peserta didik dengan metode pengulangan dan
pemberian reward/punishment selama proses belajar, tetapi juga menuntut guru untuk
tidak terlihat ‘cacat’ di mata peserta didiknya.
Pengertian Teori Belajar Humanistik
Ada beberapa ahli yang terkenal sebagai penganut dari teori ini. Para ahli ini
memiliki pandangan yang mengarah pada teori humanistik dan memberikan pendapat
terkait dengan tahapan pembelajaran, golongan orang yang belajar, tipe belajar, dan
tujuan dari pembelajaran itu sendiri. Beberapa ahli beserta pendapatannya mengenai
pembelajaran dari sudut padang Teori Humanistik tersebut adalah:
David Kolb yang berorientasi pada Teori Humanistik ini menelurkan satu teori
hasil pemikirannya, bahwa belajar merupakan sebuah proses saat pengetahuan
diciptakan melalui perubahan atau transformasi pengalaman. Pengetahuan adalah
kombinasi dari kemampuan untuk memahami dan mentransformasikan pengalaman.
Kolb terkenal dengan Teori Pembelajaran Eksperiental atau Experiental Learning
Theory, yaitu sebuah teori pembelajaran yang ditekankan pada model holistik.
Converger, yaitu tipe orang yang suka belajar dengan memiliki jawaban tertentu
atau sudah pasti. Mereka yang memiliki gaya belajar converger biasanya
ditandai dengan sifat tidak emosional dan lebih suka menghadapi benda (mati)
dibandingkan manusia
Diverger, yaitu tipe belajar seseorang yang hobi menelaah berbagai sisi dan
mencobanya menghubungkan semua sisi tersebut menjadi kesatuan utuh. Orang
dengan tipe diverger biasanya memiliki preferensi untuk mendalami bahasa,
sastra, sejarah, atau ilmu sosial.
Assimilation,yiatu tipe belajar seseorang yang cenderung tertarik pada konsep
abstrak. Mereka tidak akan terlalu mermperhatikan penerapan atau praktek dari
ide-ide mereka. Biasanya, orang dengan gaya belajar ini cenderung tertarik
dengan hal-hal ilmiah dan matematika.
Accomodator, yaitu tipe atau gaya belajar seseorang yang berusaha
mengembangkan berbagai konsep. Orang dengan gaya belajar ini cenderung
menyukai hal-hal yang konkrit dan bisa dipraktikkan.
Pendapat hasil pemikiran mengenai aktivitas belajar juga ditelurkan oleh Bloom dan
Krathwohl yang menyatakan bahwa individu perlu menguasai suatu hal setelah belajar
melalui peristiwa-peristiwa belajar. Berorientasi pada tujuan belajar, Bloom dan
Krathwohl mengklasifikasikan beberapa tujuan belajar tersebut, yaitu:
1. Domain Kognitif. Domain pertama ini terdiri dari beberapa level atau tingkatan
belajar, yaitu pengetahuan (mengingat), pemahaman (intepretasi), aplikasi,
analisis (mencoba memikirkan konsep-konsep terkait), sintesis (penggabungan
bagian-bagian konsep menjadi konsep utuh), dan evaluasi (membandingkna
nilai, ide, maupun metode).
2. Domain Psikomotorik. Pada domain ini, ada beberapa bagian yang merupakan
rangkaian dari psikomotorik, antara lain menirukan gerakan, menggunakan
konsep untuk bergerak, ketepatan melakukan gerakan, melakukan beberapa
gerakan dengan benar, sampai berhasil melakukan gerakan tersebut secara
wajar.
3. Domain Afektif. Pada akhirnya, Bloom dan Krathwohl meruncingkan
pemikiran bahwa hasil belajar pada domain sebelumnya dipraktikkan pada
domain afektif, yang terdiri dari pengenalan (sadar akan adanya sesuatu), respon
(berpartisipasi), penghargaan (menerima nilai tertentu), mengorganisasikan
(menghubungkan nilai yang diterima dan dipercaya), dan pengamalan
(menjadikan nilai sebagai pola hidup).
3. Habermas
Habermas memiliki pendapat bahwa jika belajar baru akan terjadi ketika seseorang
melakukan interaksi dengan lingkungannya. Lingkungan belajar yang dimaksud
Haberman adalah lingkungan alam dan lingkungan sosial. Keduanya merupakan
lingkungan yang tidak bisa dipisahkan dalam kehidupan manusia.
4.Carl Rogers
Roger membedakan dua ciri belajar, yaitu: (1) belajar yang bermakna dan (2)
belajar yang tidak bermakna. Belajar yang bermakna terjadi jika dalam proses
pembelajaran melibatkan aspek pikiran dan perasaan peserta didik, dan belajar yang tidak
bermakna terjadi jika dalam proses pembelajaran melibatkan aspek pikiran akan tetapi
tidak melibatkan aspek perasaan peserta didik.
Bagaimana proses belajar dapat terjadi menurut teori belajar humanisme?. Orang
belajar karena ingin mengetahui dunianya. Individu memilih sesuatu untuk dipelajari,
mengusahakan proses belajar dengan caranya sendiri, dan menilainya sendiri tentang
apakah proses belajarnya berhasil.
\ Menurut Roger, peranan guru dalam kegiatan belajar siswa menurut pandangan
teori humanisme adalah sebagai fasilitator yang berperan aktif dalam : (1) membantu
menciptakan iklim kelas yang kondusif agar siswa bersikap positif terhadap belajar, (2)
membantu siswa untuk memperjelas tujuan belajarnya dan memberikan kebebasan
kepada siswa untuk belajar, (3) membantu siswa untuk memanfaatkan dorongan dan cita-
cita mereka sebagai kekuatan pendorong belajar, (4) menyediakan berbagai sumber
belajar kepada siswa, dan (5) menerima pertanyaan dan pendapat, serta perasaan dari
berbagai siswa sebagaimana adanya
5.Arthur Combs
Belajar terjadi bila mempunyai arti bagi individu. Guru tidak bisa memaksakan
materi yang tidak disukai atau tidak relevan dengan kehidupan mereka. Anak tidak bisa
matematika atau sejarah bukan karena bodoh tetapi karena mereka enggan dan terpaksa
dan merasa sebenarnya tidak ada alasan penting mereka harus mempelajarinya. Perilaku
buruk itu sebenarnya tak lain hanyalah dari ketidakmampuan seseorang untuk melakukan
sesuatu yang tidak akan memberikan kepuasan baginya. Untuk itu guru harus memahami
perilaku siswa dengan mencoba memahami dunia persepsi siswa tersebut sehingga
apabila ingin merubah perilakunya, guru harus berusaha merubah keyakinan atau
pandangan siswa yang ada.
Perilaku internal membedakan seseorang dari yang lain. Combs berpendapat
bahwa banyak guru membuat kesalahan dengan berasumsi bahwa siswa mau belajar
apabila materi pelajarannya disusun dan disajikan sebagaimana mestinya. Padahal arti
tidaklah menyatu pada materi pelajaran itu. Sehingga yang penting ialah bagaimana
membawa si siswa untuk memperoleh arti bagi pribadinya dari materi pelajaran tersebut
dan menghubungkannya dengan kehidupannya.
Combs memberikan lukisan persepsi diri dalam dunia seseorang seperti dua
lingkaran (besar dan kecil) yang bertitik pusat pada satu.. Lingkaran kecil (1) adalah
gambaran dari persepsi diri dan lingkungan besar (2) adalah persepsi dunia. Makin jauh
peristiwa-peristiwa itu dari persepsi diri makin berkurang pengaruhnya terhadap
perilakunya. Jadi, hal-hal yang mempunyai sedikit hubungan dengan diri, makin mudah
hal itu terlupakan.
Teori belajar humanistik paling dekat untuk digunakan oleh guru. Guru merupakan
profesi yang bisa berperan sebagai fasilitator dalam proses belajar seseorang. Teori ini
merupakan panduan atau guideness yang bisa digunakan untuk mendampingi murid
selaku peserta belajar agar mereka bisa mendalami proses belajar tersebut dari dalam
dirinya sendiri. Ikhtisar dari Teori Belajar Humanistik sebagai panduan bagi fasilitator
adalah sebagai berikut: