Anda di halaman 1dari 4

Situs Balekambang

A.Balekambang
Situs Balekambang merupakan salah satu situs bersejarah yang berada di daerah
kabupaten Batang. Tepatnya di daerah dukuh Bendosari, desa Sidorejo kecamatan
Gringsing, disana terdapat sebuah pemandian dan beberapa benda cagar budaya yang bisa
kita temui, antara lain prasasti bendosari, arca Sri Vasudhara, arca naga, dan makara.
Balekambang terdiri dari kata bale dan kambang yang artinya tempat terapung.
Balekambang adalah sumber mata air yang besar yang airnya muncul dari bawah pohon
beringin yang tumbuh diatas sekitar Balekambang. Airnya digunakan oleh petani sekitar
untuk mengairi sawah, sesaat pada siang hari untuk mencuci karet bagi orang yang mencari
sisa karet dari perkebunan karet sebelah barat Balekambang. Sedangkan situs sendiri
memiliki arti sebuah lokasi resmi di mana bagian sejarah, militer, budaya, atau sosial
dilestarikan karena nilai warisan budaya tersebut, dan terbentuklah nama Situs
Balekambang.

B.Yang Disajikan
Disana terdapat sebuah pemandian atau petirtaan yang bisa kita nikmati dan beberapa
peninggalan-peninggalan bersejarah. Kita bahas lebih dalam tentang peninggalan-
peninggalan bersejarahnya, yang pertama adalah arca naga, disana terdapat arca naga,
lebih tepatnya arca kepala naga. Temuan arca naga setinggi satu meter termasuk unik di
Jawa tengah karena tidak banyak arca naga yang ditemukan di Jawa Tengah apalagi setinggi
itu. Kehadiran arca Naga selama ini selalu dihubungkan dengan yoni, dwarapala dan
beberapa figur di dalam cerita relief. Naga pada yoni selalu diletakkan di bawah cerat
bersama sama dengan kura-kura (kurma), kadang naga digambarkan di bawah kura-kura
(kurma) atau sebaliknya. Naga sebagai dwarapala atau arca penjaga tempat suci
keagamaan memang dikenal di dalam kesenian Hindu. Istilah dwalapala berasal dari kata
sanskerta dvar yang berarti pintu masuk/ gerbang dan pala artinya penjaga sehingga arti
secara keseluruhan adalah penjaga pintu gerbang atau pintu masuk. Dwarapala adalah
pelindung tempat tinggal dewa, posisinya berada di antara wilayah sakral dan profane, atau
berada di batas daerah kurang sakral- sakral. Yang kedua adalah arca Sri Vasudhara, dilansir
dari “Kompas ID” arca Sri Vasudhara yang kini disimpan di Museum Jawa Tengah
Ronggowarsito, Semarang. Arca yang diperkirakan berasal dari abad ke-9 Masehi ini
ditemukan di Kecamatan Gringsing, Kabupaten Batang. Perwujudannya berupa dewi
memegang untaian padi dan duduk di atas alas bermotif Gringsing. ”Sri Vasudhara adalah
cakti atau istri dari Dewa Wisnu yang menjadi lambang kemakmuran seperti halnya dewi
padi yang dikenal di Jawa,” kata Laela Nurhayati Dewi, arkeolog dari Museum Jawa Tengah
Ronggowarsito. Yang terakhir yang akan kita bahas yaitu prasasti bendosari, Prasasti yang
dikenal sebagai Prasasti Bendosari/Balekambang juga menjadi saksi Balekambang
di masa lampau. Prasasti dengan ciri fisik tinggi 85 cm, lebar 44 dan tebal 34 cm
ditulis menggunakan huruf Pallawa berbahasa Sansekerta diperkirakan berasal dari
abad 7 - 9 masehi. Prasasti dengan kondisi aus, lagi patah menjadi dua bagian ini
masih bisa terbaca di beberapa baris dengan isi pujian terhadap mata air yang sama
sucinya dengan sungai Yamuna.

C.Sejarah
Konon tempat ini adalah pesanggrahan peninggalan Sultan Mataram yang dulu
pernah membendung kekuatan untuk melakukan penyerangan ke Batavia setelah Ki
Bahurekso berhasil membuka Alas Roban. Di sinilah logistik disimpan. Kawasan ini
juga dinamakan Tunggorono. Oleh warga sekitar Tunggorono dipercaya sosok yang
memiliki daerah tersebut namun di kisah pewayangan Tunggorono adalah sebuah
tempat. Kawasan ini dilindungi sosok ular besar berkepala Kala yang sampai
sekarang ditandai dengan Arca Ular yang berada di bawah pohon beringin. Daerah
ini oleh warga sekitar juga disebut sebagai Tunggorono yaitu sosok yang memiliki
daerah tersebut. Konon menurut cerita turun temurun kawasan ini dilindungi oleh
ular besar berkepala Kala yang sampai sekarang divisualisasikan berbentuk Arca
Ular yang berada di bawah pohon beringin. Di situs Balekambang ini juga dulu
terdapat sebuah arca Sri Vasudhara yang kini dibawa ke Museum Ranggawarsita
Jawa Tengah sebagai upaya penyelamatan. Arca tersebut ditaksir dibuat pada abad
ketujuh. Terdapat pula sisa batu-batu yang menyerupai pondasi penyusun kerangka
bangunan mirip candi.

D.Nilai Edukatif Rekreatif

 Nilai Edukatif :
Kita bisa memperoleh ilmu serta pengetahuan dengan mempelajari segala
sesuatu yang ada di sana, mulai dari kenapa situs tersebut bisa terbentuk dan
benda-benda bersejarah yang terdapat di sana. Dengan mengamati beberapa
replika arca-arca serta prasasti yang ada disana, kita bisa mendapatkan
pengalaman secara langsung melihat sebuah benda bersejarah walaupun
hanya replika saja.
 Nilai Rekreatif :
Disana kita bisa berenang di pemandian yang sangat segar, yang airnya
alami muncul dari bawah pohon beringin. Selain itu juga kita pasti merasakan
kesenangan ketika melihat-lihat benda bersejarah tersebut.
E.Pengaruh
Pengaruh keberadaan situs tersebut bagi sekitar antara lain yaitu dapat untuk
membuka lapangan pekerjaan bagi masyarakat, dari sebagai pedagang di sekitar
situ ataupun sebagai sarana transportasi untuk menuju tempat tersebut, karena
tempat tersebut sulit untuk dijangkau. Tempat tersebut jadi sering dikunjungi, dan
pasti lalu lintas disana semakin memadat, dan pada akhirnya akan banyak fasilitas-
fasilitas baru di sekitar wilayah disana.

F.Kunjungan
Jika kamu ingin pergi ke sana, kamu akan bertemu banyak pengunjung lain serta
kamu akan melihat sebuah kolam pemandian yang terlihat sangat segar, serta kamu
akan melihat batu yang bertuliskan “MANUNGGAL ROSO KABEH IKU SEDULOR.
ILENG LAN WASPODO SABAR NGALAH NERIMO”
Serta juru kunci disana akan memberikan kita sebuah teks yang bertuliskan:
SITUS BALAIKAMBANG
Oleh : Mulyono Yahman
Situs Balekambang terletak di sekitar 1 km dari tepi pantai, di lereng timur bukit.
Bentangan bukit membentuk bujuran dari timur ke barat sejajar pantai dari Gringsing
sampai Subah dan tulis. Situs balai kambang masuk wilayah desa Sidorejo dukuh
Bendosari kecamatan Gringsing. Situs Balekambang bagian selatan berbatasan
dengan perkebunan karet PT perkebunan Nusantara IX.
Situs Balekambang dilihat dari sisi sejarah di kabupaten Batang terhitung situs yang
diperhitungkan karena mempunyai peran penting dalam percaturan sejarah klasik di
Batang maupun secara klasik nasional. Penelitian dan studi telah banyak dilakukan
di situs ini baik pendapatan nasional maupun peneliti luar negeri seperti Jane
Wisman, J.G de Casparis, Veronique Degroot, Arloo Griffiths serta beberapa peneliti
lainnya yang tidak sempat saya pandu dan antar ke tempat ini.
Ada beberapa benda cagar budaya yang ditemukan di balai kambang yang
sangat monumental antara lain, prasasti Bendosari dan arca sriva saudara serta
temuan lainnya patung angsa dan makara yang semuanya benda-benda tersebut
tersimpan di museum Jawa tengah Ronggowarsito Semarang.
Prasasti Bendosari ditemukan tahun 1970 pada saat mahasiswa IKIP Semarang
mengadakan studi penelitian di Pantura Jawa tengah titik prasasti berhuruf
palawatan berbahasa Sansekerta tidak memuat angka tahun sehingga dalam
menentukan umur atau kapan prasasti dibuat para peneliti menggunakan teori
perbandingan baik dari sipaleografi maupun isi yang tersirat. Isi prasasti kurang lebih
menceritakan penghormatan kepada mata air yang jernih identik dengan sungai
yamuna di India.
Selain prasasti juga ditemukan arca Sri basudara pada tahun 1978 saudara
adalah lambang dari arca-arca Sri yang lain yang berkaitan dengan kemakmuran
dan kesuburan titik Dewi Sri adalah lambang dewa padi, sehingga seni basudara
berkaitan dengan kesuburan dan kemakmuran karena atribut asasrifas udara salah
satu tangannya membawa bulir-bulir padi.

SITUS BALAIKAMBANG DALAM KONTEKS MATARAM KUNO


Penelitian arkeologi telah mengkonfirmasikan hipotesis bahwa balai kambang
dahulu adalah sebuah petirtaan sampai dengan saat ini besar kemungkinan di
Balekambang dahulu ada dua struktur bangunan dari batu dan pemandian. Hal ini
dapat dibuktikan banyak temuan batu-batu lepas yang berindikasi batu-batu candi
dan beberapa varian arca-arca Hindu di sekitar balai kambang.
Soekmono dalam tulisannya yang berjudul arkeologi of central Java membagi
candi di Jawa tengah berdasarkan arsitekturnya ke dalam :
1. Candi Jawa Tengah Utara
2. Candi Jawa Tengah Selatan
Jawa Tengah Utara termasuk batang dan juga Gringsing, Sidoarjo kemudian
Balekambang secara arsitekturnya berdasarkan pembabakan dan perbandingan,
maka candi yang pernah ada di Balekambang diduga dibangun sekitar abad ke-8
atau awal abad ke-9 ketika pada saat yang sama di pedalaman Jawa tengah
berlangsung pembangunan candi yang sezaman dengan Mataram kuno.
Balekambang adalah pecintaan titik air di perkotaan umumnya digunakan dalam
upacara keagamaan titik pertanda bahwa air itu suci titik begitu halnya yang ada di
balai kambang bahwa struktur yang digali dalam ekskavasi menunjukkan adanya
jaladwara atau talang air seperti candi-candi pada umumnya. Dan selanjutnya
cucuran air jatuh ke kolam. Balekambang di samping menerima cucur air
Balekambang juga merupakan sumber mata air yang tidak pernah kering seperti
tersirat dalam prasasti Bendosari titik mata air yang tidak pernah kering ini
seterusnya mengalir dan mengairi sawah-sawah di sekitarnya sepanjang tahun. Ada
kesuburan, ada kemakmuran dan ada Sri fase udara yang mengilhami semua yang
ada di sekitarnya.
Balekambang yang berdekatan dengan pesisir Utara tempat rekreasi pantai jodo
adalah sebuah keniscayaan bahwa pintu masuk peradaban ke pedalaman batang
pada khususnya dan Jawa Tengah pada umumnya. Pintu masuk Nasir dari luar
berarti pintu masuk berhadapan titik melalui jalur sungai Kuto peradaban Hindu
Budha masuk ke batang bagian selatan titik temuan di tersono, bawang dan Reban
tidak bisa dipisahkan dengan Balekambang yang usianya lebih tua dibanding
dengan situs yang lain.

Anda mungkin juga menyukai