Anda di halaman 1dari 10

Tugas Karya Ilmiah Wisata Belajar

(Museum Balaputra Dewa,Taman Purbakala Kerajaan Sriwijaya, Bukit Siguntang,


Kawah Tengkurep)

Nama : 1. Ani Pebiani

2. Wawan Maulana

Guru Pembimbig : Maria Sherly Sp.d

SMA NEGERI 2 SEMBAWA

BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Karya Wisata adalah kegiatan wisata yang dilakukan dengan tujuan untuk menambah
dan menumpuk pengetahuan siswa. Setelah karya wisata, siswa diwajibkan untuk membuat
karya tulis. Karya tulis adalah hasil dari suatu kegiatan yang telah dilaksanakan.
Laporan karya tulis ini merupakan tugas bagi semua angkatan kelas X SMAN 2
sembawa Dalam penyusunan karya tulis ini, siswa diharapkan dapat melaporkan segala
pengetahuan dan pengalamannya yang diperoleh selama menjalankan Study
Lapangan selama 1 hari Rabu, tanggal 14 November 2012.
Pengalaman dan pengetahuan selama mengikuti study Lapangan di Museum
Balaputera Dewa,serta Situs Peninggalan Kerajan Sriwiajaya diharapkan dapat diterapkan
dalam kehidupan sehari-hari.
Dalam laporan karya tulis ini membahas tentang beberapa Situs Peninggalan
Kerajaan Sriwijaya.

B. Tujuan
Tujuan yang hendak kami capai dalam penulisan karya tulis ini adalah:
1. Untuk menambah pengetahuan siswa.
2. Untuk menambah pengalaman.
3. Untuk mengembangkan potensi, etika, estetika, dan pratika.
4. Untuk memupuk rasa cinta terhadap tanah air dan bangsa.
5. Dapat mengetahui objek peninggalan bersejarah di Museum Balaputra Dewa,Purbakala
Taman,Kerajaan Sriwijaya,Bukit Siguntang,Kawah Tengkurep
6. Bermanfaat bagi pembaca dalam menambah pengetahuan mengenai seputar objek
wisata

BAB II
SITUS SEJARAH YANG DIKUNJUNGI

A. Museum Balaputra Dewa


a. Sejarah berdirinya Museum Balaputera Dewa

Balaputradewa sendiri adalah nama seorang raja dari Kerajaan Sriwijaya.


Balaputradewa memerintah pada abad VIII-IX masehi. Balaputradewa adalah raja yang
paling terkenal dari Kerajaan Sriwijaya karena di masa pemerintahan beliaulah Kerajaan
Sriwijaya mencapai puncak kejayaannya sebagai sebuah Kerajaan Maritime yang berkuasa
hampir diseluruh Nusantara hingga mencapai Thailand, India, Filipina dan China.
Memasuki pintu depan museum Balaputradewa kita akan langsung disuguhi dengan
gambar atau relief kehidupan masyarakat Palembang yang dipanjang persis di depan dinding
ruang masuk museum. Relief kehidupan masyarakat Palembang tersebut menceritakan ada
putri Palembang sedang menari Gending Sriwijaya yaitu tarian khas Palembang yang sering
ditampilkan untuk menyambut tamu, tari Gending Sriwijaya sendiri pertama kali
diperkenalkan pada 12 Agustus 1945. Kemudian pada relief ada pula rumah Bari yaitu
rumah lama khas Palembang. Ada pula gambar rumah Limas yaitu rumah adat Palembang
dimana di atasnya ada ornament tanduk kambing. Digambarkan pula pada relief tersebut
orang yang sedang bertenun songket. Lalu ada juga sungai musi yaitu sarana transportasi
utama di Palembang. Di gambarkan juga Jembatan Ampera yang dibangun oelh bantuan
Jepang tahun 1963 selesai 1965, jembatan Ampera sendiri memiliki panjang 1717 meter.
Dari gambar relief tersebut diceritakan pula bahwa dahulu di Palembang terdapat banyak
sekali sungai, diperkirakan di Palembang dahulu terdapat 117 Sungai tapi sekarang hanya
tinggal 17 sungai yang masih mengalir, oleh karena itulah Belanda member julukan pada
Palembang sebagai Venesia dari Timur Jauh. Ternyata dari gambar relief juga menceritakan
bahwa dahulu Palembang adalah tempat menambang emas. Lalu dari gambar relief
membahas karena Palembang banyak terdapat rawa sehingga membuat rakyatnya membuat
rumah panggung agar bisa tinggal di atas rawa. Dan relief gambar juga membahas dahulu
wanita Palembang tidak memakai selendang melainkan memakai Tudung Saji.
Kebudayaan Palembang mengenal alat-alat yang digunakan saat melamar yaitu sena,
nampar, bakul kecil dan bakul besar. Keseniaan Palembang memiliki kemiripan dengan
Arab. Sedangkan songket memiliki makna yang berbeda-beda yaitu songket yang memiliki
kekhasan mirip china dinamakan Bunga Cina dan songket yang memiliki kekhasan mirip
arab dinamakan Bunga Pacik. Songet yang asli biasanya terbuat dari benang Masjanup dan
memiliki nilai seni tinggi dan harganya mahal. Dan pakaian pengantin khas Palembang
banyak dibuat di daerah Tanjung Baru.
b. Beberapa Koleksi Museum Balaputra Dewa

1. Arca Megalit
Arca ini ditemukan di desa Pulau Panggang, Pagaralam, Kabupaten Lahat Sumatera
Selatan. Material arca ini adalah breksi Vulkanik. Arca ini merupakan salah satu hasil dari
tradisi megalitikum bentuknya secara keseluruhan memperhatikan seseorang yang sedang
duduk di atas seekor binatang (sulit dikenal karena aus).

2. Kapak Lonjong

Benda ini terbuat dari jenis batu kali. Bagian tajamnya diasah dari dua arah, sehingga
bentuk tajamnya yang dihasilkan simetris atau setangkup. Kapak semacam ini digunakan
dengan mengikatnya pada sebuah tangkai kayu bercabang. Fungsi kapak ini untuk menebang
atau menguluti pohon, membuat patung kayu dan sebagai perlengkapan upacara.
3. Khahas

Bahan dari kulit kayu, berjumlah 18 halaman atau lipatan. Setiap halaman terdapat
tulisan dan simbol tertentu. Tulisan menggunakan huruf uluh (ka-ga-nga). Huruf berwarna
hitam, tulisan dengan teknik poles. Berisi tentang java mantra dan ramalan-ramalan.
4. Nissan

Dilihat dari bentuk, bahan dan ragam hias, nissan ini diperkirakan berasal dari abad-
abad ke-19 M. Nissan ini memiliki ragam hias berupa sulur-suluran. Diperkirakan nissan ini
merupakan pengaruh cambay, India.

5. Tempayan Kubur
Tempayan ini disebut dengan tempayan kubur karena fungsinya, yaitu untuk
menguburkan mayat. Tempayan ini ditemukan pada tahun 1999 oleh tim penelitian arkeologi
dari balai arkeologi Palembang di desa Muarabetung, Kecamatan Ulu Musi, Kabupaten
Empatlawang.

Bukit siguntang
C. Bukit Siguntang

Bukit Siguntang adalah sebuah tempat bersejarah di Kota

Palembang. Bukit rimbun dan asri yang merupakan titik tertinggi di Kota Palembang
ini menyimpan banyak cerita dan misteri. Sepanjang mata memandang, saat memasuki
tempat ini hanya terlihat pohon rindang dan kursi serta gazebo yang dibangun di sekeliling
bukit. Kesan angker baru akan terasa saat berjalan menuju puncak bukit karena anda akan
melihat makam pertama (makam Panglima Tuan DjungDjungan) dari tujuh makam yang ada
di bukit ini, makam pertama saat menuju ke pucak bukit ini seolah memberikan pesan
selamat datang bagi semua orang yang berkunjung ke sana. Namun herannya walaupun
kesan angker begitu terasa banyak sekali terlihat muda-mudi kota Palembang yang suka
memadu kasih di tempat seram seperti ini.

Adapun 7 buah makam di Bukit Siguntang yang menurut kepercayaan setempat merupakan
makam dari orang-orang penting Palembang zaman dahulu, yaitu:

1. Radja Segentar Alam

Nama aslinya adalah Iskandar Zulkarnain Alamsyah yang berasal dari Kerajaan
Mataram. Menurut kabar dari narasumber, Nyai Bukit Siguntang (Juru Kunci Bukit
Siguntang) Radja Segentar Alam pertama kali ke Palembang membawak 3 kapal yang
berbendera Lancar Kuning namun saat dalam perjalanan kapal-kapal tersebut karam. Dari
semua kapal yang karam tersebut ada satu kapal yang membawak Radja Segentar Alam
terdampar di Bukit Siguntang sedangkan kapal yang lain hancur di lautan dan ada pula yang
hancur kemudian terseret di situs Karang Anyar. Ada cerita unik dari kisah Radja Segentar
Alam yang dahulu saat masa jayanya dapat menaklukan hampir seluruh Sumatera hingga ke
negeri tetangga Johor dan Malaka di Malaysia yaitu tentang lagu Layar Di Malam Hari yang
sering didendangkan di atas kapal ketika Beliau berserta pasukannya sedang berlayar yang
hingga saat ini masih sering dinyayikan di daerah Medan, Johor dan Malaka.

2. Putri Kembang Dadar

Nama aslinya adalah Putri Bunga Melur. Percaya atau tidak karena kecantikannya
Putri Kembang Dadar diceritakan bukan berasal dari bumi melainkan berasal dari Kayangan
(langit).

3. Putri Rambut Selako


Rambut Selako artinya rambut yang keemas-emasan mungkin karena ada keturunan
barat. Nama aslinya sendiri adalah Putri Damar Kencana Wungsu yang menurut cerita
berasal dari Keraton Yogyakarta anak dari Prabu Prawijaya.

4. Panglima Batu Api

Beliau adalah seorang ulama yang berasal dari Jeddah (Arab Saudi) yang datang ke
tanah melayu untuk berkelana dan menyiarkan agama Islam.

5. Panglima Bagus Kuning

Berasal dari Mataram yang datang ke Lembang (Palembang) untuk mengawal Radja
Segentar Alam.

6. Panglima Bagus Karang

Berasal dari Mataram yang datang ke Lembang (Palembang) bersama Panglima


Bagus Kuning untuk mengawal Radja Segentar Alam.

7. Tuan DjungDjungan

Beliau juga merupakan ulama dari Arab yang datang ke tanah melayu (Swarnadwipa)
untuk berkelana sambil menyiarkan agama Islam.

Dari makam-makam itu membuktikan bahwa Bukit Siguntang merupakan tempat yang
sangat sakral sehingga para bangsawan Palembang zaman dahulu banyak yang dimakamkan
di bukit tersebut.

Bukit Siguntang sejak zaman Kerajaan Sriwijaya sudah menjadi tempat yang
sakral dan keramat. Bukit Siguntang adalah sebuah tempat bersejarah dimana di sini dahulu
merupakan tempat ibadah di zaman Kerajaan Sriwijaya. Bukit Siguntang dijadikan tempat
sembayang untuk penyembahan kepada Tuhan Yang Maha Esa saat zaman Kerajaan
Sriwijaya dengan bukti ditemukannya patung Budha di bukit tersebut yang saat ini patung itu
berada di depan Museum Sultan Mahmud Badaruddin II. Kemudian saat runtuhnya Kerajaan
Sriwijaya di abad 13 lalu muncul Kerajaan Palembang Darusalam tempat ini (Bukit
Siguntang) masih menjadi tempat yang sangat keramat karena sering dikunjungi oleh raja-
raja Palembang dahulu sebagai tempat pertapaan atau semedi untuk menenangkan pikiran
agar bisa mendekatkan diri kepada Tuhan Yang Maha Esa Sang Pencipta Kehidupan.

Hingga sekarang Bukit Siguntang masih menjadi tempat yang sakral bagi orang
Palembang. Masyarakat setempat pun punya kepercayaan bahwa apabila Palembang terkena
bencana besar seperti banjir bandang maka Bukit Siguntang adalah tempat yang tidak akan
pernah tenggelam dan ada pula yang percaya bahwa di bawah timbunan tanah Bukit
Siguntang inilah terdapat jejak-jejak peninggalan Kerajaan Sriwijaya yang legendaris itu
yang menyimpan harta yang tak ternilai harganya. Percaya atau tidak? Semua itu perlu
pembuktian.
Terlepas dari benar atau tidaknya cerita dan mitos tersebut. Bukti Siguntang sekarang
menjadi salah satu tempat tujuan wisata yang diandalkan oleh pemerintahan Kota Palembang
untuk menarik minat wisatawan luar maupun lokal untuk berkunjung ke kota pempek. Akan
tetapi keberadaan Bukit Siguntang sebagai lokasi tujuan wisata tidak ditunjang dengan
fasilitas yang memadai. Keadaan Bukit Siguntang seolah ditelantarkan seperti kebanyakan
tempat wisata lain di kota Palembang. Memang setiap tahunnya terlihat cat bangunan yang
ada di Bukit Siguntang selalu diperbaruhi namun tidak cukup sebatas itu saja. Bukit
Siguntang perlu perhatian lebih, sangat diperlukan sekali perawatan, pemeliharaan dan
penambahan fasilitas di Bukit Siguntang agar tetap eksis dan bisa menjadi tempat tujuan
wisata yang “sebenarnya” di kota Palembang.

Sebagai masyarakat biasa saya hanya ingin memberikan masukan dan saran kepada sang
pengambil keputusan. Adapun masukan dan saran dari saya adalah agar rumput dan tanaman
yang ada di Bukit Siguntang dipelihara dengan baik jangan sampai tidak terurus sehingga
akan terlihat lebih bersih dan indah, lalu fasilitas yang sudah ada saat ini seperti gazebo dan
kursi-kursi yang terdapat di sekeliling Bukit Siguntang dirawat dan dibersihkan sehingga saat
wisatawan datang akan terasa nyaman dan betah untuk berada di sana, kemudian di Bukit
Siguntang dibangun tempat informasi atau semacam museum mengenai sejarah, mitos serta
peninggalan-peninggalan yang pernah ditemukan di Bukit Siguntang dengan adanya pusat
informasi semacam itu akan memberikan banyak hal bagi para wisatawan yang berkunjung
terutama nilai edukasi mengenai sejarah Palembang. Dengan adanya perhatian yang lebih
saya yakin Bukit Siguntang bisa menjadi tempat tujuan utama saat wisatawan berada ke kota
pempek Palembang.
KAWAH TENGKUREP 16.12 No comments

Makam kawah tengkurep adalah makam keluarga Sultan Mahmud Badarudin. Makam
ini terletak di simpang tiga boom baru, konon, pintu di kawah tengkurep ini tidak mempunyai
engsel. Makam ini banyak dikunjungi oleh peziarah maupun murid-murid untuk menambah
wawasannya.
Kawah Tengkurep sebuah komplek pemakaman yang menjadi salah satu tempat objek
wisata. Mungkin anda bingung kenapa bisa seperti itu, jangan heran itu semua dikarenakan
banyak sekali manfaat dan wawasan tentang ilmu sejarah yang bisa kita dapatkan.
Orang – orang yang datang berkunjung ke area pemakaman Kawah Tengkurep ini
tidak hanya orang – orang dewasa saja, anak – anak sekolah dan para mahasiswa pun sering
berdatangan ke pemakaman Kawah Tengkurep ini, sebagian dari mereka pun mengatakan
bahwa mereka sengaja datang kemari untuk mencari tahu tentang sejarah kesultanan kota
Palembang, dan juga sejarah mengenai kisah hidup sang sultan dari kuncen-kuncen yang
menjaga makam sultan dan keluarganya tersebut.
Kompleks Pemakaman Kawah Tengkurep ini sering di sebut sebagi kawasan
Kompleks Makam Lemahbang, karena lokasi Pemakaman Kawah Tengkurep ini terletak di
daerah Lemahbang, kota Palembang, tepatnya berada di Kelurahan 3 Ilir, Kecamatan Ilir
Timur II, Palembang, Sumatera Selatan. Jika diukur melalui tepian Sungai Musi, kompleks
Pemakaman Kawah Tengkurep ini berjarak sekitar 100 meter dari sungai musi.
Kompleks Pemakaman Kawah Tengkurep ini merupakan salah satu dari belasan
komplek pemakaman lainnya yang tersebar di sudut kota Palembang dan Pemakaman Kawah
Tengkurep ini pun merupakan jejak sejarah dari para ulama dan sultan di era Pemerintahan
Palembang Darussalam.
Berdasarkan dari catatan sejarah lama kota Palembang, Pemakaman Kawah
Tengkurep ini dibangun pada tahun 1728 Masehi atas perintah dari Sultan Mahmud
Badaruddin I atau nama lainnya adalah Sultan Mahmud Badaruddin Jayo Wikramo ( yang
wafat pada tahun 1756 M ), kalau tidak salah, itu kurang lebih tidak lama setelah masa
pembangunan Kompleks Makam atau Gubah Talang Kerangga ( 30 Ilir ) itu di selesaikan.
Nama Pemakaman Kawah Tengkurep itu sendiripun diambil dari bentuk cungkup (kubah) -
nya yang menyerupai sebuah kawah yang ditengkurapkan, atau kawah terbalik, ( kalau dalam
bahasa Palembang adalah Tengkurep ).
Kompleks Pemakaman Kawah Tengkurep ini di dalamnya terdapat empat cungkup,
tiga cungkup sengaja diperuntukkan bagi makam para sultan-sultan kota Palembang dan satu
cungkup lainnya untuk putra-putri Sultan Mahmud Badaruddin, para pejabat kesultanan dan
hulu-balang kesultanan kota Palembang.
Berikut nama-nama tokoh yang dimakamkan di Pemakaman Kawah Tengkurep :
Cungkup I :
1. Sultan Mahmud Badaruddin I (wafat tahun 1756 M)
2. Ratu Sepuh, istri pertama yang berasal dari Jawa Tengah
3. Ratu Gading, istri kedua yang berasal dari Kelantan (Malaysia)
4. Mas Ayu Ratu (Liem Ban Nio), istri ketiga yang berasal dari Cina
5. Nyimas Naimah, istri keempat yang berasal dari I Ilir (kini Guguk Jero Pager Kota
Palembang Lamo)
6. Imam Sayyid Idrus Al Idrus dari Yaman Selatan
Cungkup II :
1. Pangeran Ratu Kamuk (wafat tahun 1755 M)
2. Ratu Mudo (istri Pangeran Kamuk)
3. Sayyid Yusuf Al Angkawi (Imam Sultan)
Cungkup III :
1. Sultan Ahmad Najamuddin (wafat tahun 1776 M)
2. Masayu Dalem (istri Najamuddin)
3. Sayyid Abdur Rahman Maulana Tugaah (imam Sultan dari Yaman)
Cungkup IV :
1. Sultan Muhammadi Bahauddin (wafat tahun 1803 Masehi)
2. Ratu Agung (istri Bahauddin)
3. Datuk Murni Hadad (Imam Sultan dari Arab Saudi)
4. Beberapa makam lain yang tidak terbaca namanya
Untuk menuju ke Kawah Tengkurep di kawasan Lemahbang ini, anda bisa
menggunakan kendaraan pribadi, seperti yang diketahui, daerah Lemahbang ini adalah daerah
di kota Palembang yang memang masih agak kepinggir, karena memang jauh dari pusat kota,
jadi kendaraan umum yang melintasi daerah ini bisa dibilang cukup langka.
Tetapi, walaupun jauh dari pusat kota Palembang, lokasi dari kompleks Pemakaman
Kawah Tengkurep ini sangat mudah sekali untuk ditemukan, karena lokasinya yang tidak
jauh dari jalan raya, yaitu Jalan Perintis kemerdekaan. Jika anda datang dari jembatan arah
kota atau dari jembatan ampera, anda tinggal naik mobil angkutan Lemahbang, yang
berwarna hijau.
Setelah anda sampai di Pasar Lemabang, anda turun disana dan membayar ongkos
kurang lebih sekitar Rp 2.500 untuk satu orang, lalu anda bisa menggunakan jasa tukang ojek
dari Lemabang sampai ke Jalan perintis kemerdekan dengan membayar ongkos ojek kurang
lebih sekitar Rp 5.000, lalu anda bisa menemukan kompleks Pemakaman Kawah Tengkurep
yang terletak di pinggir jalan sebelah kiri jika anda datang dari arah Pasar Lemabang.
Namun jika anda tidak ingin menggunakan kendaraan pribadi, ada beberapa alternatif
kendaraan yang dapat anda pilih untuk menuju ke lokasi ini. Beberapa diantaranya adalah
Transmusi, dan mobil taksi.
Jika anda menggunakan transmusi, maka rute yang anda pilih adalah rute PIM –
SAKO, dengan biaya ongkos Rp 4.000 per orang, biaya yang cukup murah untuk sebuah
angkutan umum yang aman dan nyaman. Jika anda memilih rute PIM – SAKO, anda ikuti
saja jalurnya hingga ketemu halte Celentang, lalu anda turun dan transit di halte itu sambil
menunggu transmusi rute Pusri – PS mall, dan berhenti di halte perintis kemerdekan, lalu
sedikit berjalan hingga ke kompleks Pemakaman Kawah Tengkurep tanpa harus membayar
ongkos transmusi lagi karena anda transit. Selain Transmusi dan angkot, anda juga bisa
menggunakan taksi untuk menuju ke kompleks Pemakaman Kawah Tengkurep ini, tarif dari
taksi ini sendiri beragam, ada yang menggunakan argo, dan ada juga yang menggunakan
kesepakatan sebelum berangkat ketempat yang ingin kita tuju.
Tips berkunjung ke Kawah Tengkurep
1. Dikarenakan tempat tersebut adalah makam, jadi usahakan bersikaplah sopan disana.
Setidaknya gunakanlah pakaian yang sopan, apalagi ini kawasan pemakaman muslim
2. Sempatkan bertanya pada kuncen makam agar anda bisa mendapatkan ilmu sejarah tentang
kesultanan Palembang ini.
3. Jika anda pergi menggunakan taksi tanpa argo pandai-pandailah menawar harganya,
jangan sampai tertipu.

Anda mungkin juga menyukai