Anda di halaman 1dari 5

Biografi Wali Songo

Kelompok.8

Anggota kelompok:
Nadia fauziah putri

Nur istiqomatul firdausiyah

Robith bil haq zidni ilma


A.Kelahiran Sunan Bonang
Sunan bonang di lahirkan di tuban pada tahun 1465,dengan nama Raden Maulana
Makdum Ibrahim. Beliau lahir pada awal kesultanan Demak. Beliau adalah putra
Sunan Ampel dan Nyai Ageng Manila, yang merupakan keluarga azmatkhan. Raden
Maulana Makdum Ibrahim di beri gelar Sunan bonang karena beliau sering
menggunakan bonang dalam berdakwah maka masyarakat memberinya gelar sebagai
Sunan bonang. Bonang sendiri adalah sebuah alat music dalam instrument Jawa.

B.Perjalanan Hidup Sunan Bonang


Raden makdum Ibrahim atau sunan bonang merupakan salah satu ulama anggota wali
songo sebagai penebar syi’ar islam di Jawa pada abad ke-14 M. Sunan bonang juga di
kenal sebagai seniman yang berdakwah dengan menggunakan sejumlah perangkat
seni, termasuk gamelan,juga karya sastra. Konon, Raden Makhdum Ibrahim adalah
penemu salah satu jenis gamelan dengan benjolan di bagian tengahnya atau yang
kerap disebut bonang. Dari situlah julukan sunan bonang disematkan kepada Raden
Makhdum Ibrahim. Agus Suryanto Atlas wali songo (2016) menuliskan bahwa Raden
Makhdum Ibrahim atau sunan bonang merupakan putra ke empat Raden Ahmad atau
sunan ampel dari perkawinan dengan Nyai Ageng Manila, yang merupakan putri
bupati Tuban, Arya teja. Beliau tumbuh dalam asuhan keluarga ningrat dan agamis.
Sunan ampel adalah pendiri sekaligus pengasuh pesantren ampeldenta.

Pendidikan islam diperoleh Raden Makhdum Ibrahim pertama kali adalah dari
ayahnya sendiri di pesantren ampeldenta. Sejak kecil, sunan ampel sudah
mempersiapkan putranya itu sebagai penerus untuk mensyiarkan ajaran islam di
bumi nusantara. Beranjak remaja, Raden Makhdum Ibrahim pergi ke negri pasai,
aceh,untuk berguru kepada syekh maulana ishak, ayahanda sunan giri. Sejak kecil,
sudah tampak kecerdasan dan keuletan Raden Makhdum Ibrahim dalam menuntut
ilmu.

Selain di bombing oleh sunan ampel dan syehk maulana ishak, Raden Makhdum
Ibrahim juga berguru kepada banyak ulama lainnya. Hingga akhirnya, Raden
Makhdum Ibrahim diakui ke ilmuannya yang mumpuni dalam penguasaan fikih,
ushuluddin, tasawuf, seni, satra, arsitektur, dan bela diri silat.
Kelak, keterampilan silat sunan bonang berguna ketika ia mengalahkan seorang
perampok bernama Raden said. Raden Said pun tunduk dan bertobat, kemudian ikut
menyebar dakwah islam dan menjadi anggota wali songo yang di kenal sebagai sunan
kalijaga.

C. Berdakwah Melalui Seni dan Sastra


Sebagai mana wali songo lainnya, Raden Makhdum Ibrahim menyebarkan islam
melalui media seni dan budaya. Beliau menggunakan alat musik gamelan untuk
menarik simpati rakyat. Konon, Raden Makhdum Ibrahim sering memainkan gamelan
berjenis bonang, yaitu perangkat musik ketuk berbentuk bundar dengan lingkaran
menonjol di tengahnya. Jika tonjolan itu di ketuk atau dipukul dengan kayu, maka
muncul bunyi merdu. Raden Makhdum Ibrahim alias sunan bonang membunyikan alat
musik ini yang membuat penduduk setempat penasaran dan tertarik. Warga
berbondong bonding ingin mendengarkan alunan tembang dari gamelan yang
dimainkan sunan bonang. Beliau menggubah sejumlah tembang tengahan macapat,
seperti Kidung bonang, dan sebagainya. Hingga akhirnya, banyak orang yang
bersedia memeluk agama islam tanpa paksaan.

Sunan bonang juga mahir memainkan wayang sertar menguasai seni dan sastra jawa.
Dalam pertunjukan wayang sunan bonang menambahkan ricikan yaitu kuda, gajah,
harimau, garuda, kereta perang, dan rampogani untuk memperkaya pertunjukannya.

Saat ini, naskah asli Suluk wujil disimpan di perpustakaan universitas Leiden,
Belanda. Suluk wujil diakui sebagai salah satu karya sastra terbesar di nusantara
karena isinya yang indah serta kandungannya yang kaya dalam menafsirkan
kehidupan beragama.

D. Kepergian sunan bonang


Sunan Bonang sangat focus dalam menjalani perannya sebagai ulama dan seniman
sehingga ia tidak sempat menikah hingga wafatna pada 1525 M. Makam Sunan
Bonang teletak di kompleks pemakaman Desa Kutorejo, Tuban, Jawa Timur, atau
berada di barat alun alun dekat Masjid Agung Tuban.
E. Peninggalan Peninggalan sunan bonang
*Wayang kulit

Dalam kesenian wayang kulit, sunan bonang tidak berperan sendiri . ia dibantu oleh
tokoh tokoh yang lain seperti sunan kalijaga, sunan prawoto, dan raden fatah untuk
menyempurnakan kesenian wayang kulit.

Sunan bonangberperan dalam menyusun struktur gramatika (tata bahasa)


Pewayangan, sehingga bahasa yang disampaikan menjadi lebih dinamis dan dapat di
ikuti oleh masyarakat dari zaman kezaman. Dalam pentas pewayangan, sunan bonang
adalah dalang yang piawai membius penontonnya. Kegemarannya dalam mengubah
lakon yang memasukkan tafsir tafsir khas islam, seperti kisah perseteruan pandawa
dan kurawa.

*Masjid demak

Dikisahkan bahwa ada 4 orang wali ang berperan dalam proses pembangunan masjid
demak, yaitu sunan bonang,sunan ampel,sunan gunungjati, dan sunan kalijaga. Peran
keempatnya menurut aboebakar(1995) terlihat dalam pembuatan tiang penyangga
yang di sebut dengan istilah “soko guru”.

*Gamelan

Sunan bonang yang memiliki bakat kesenian menyempurnakan instrument gamelan


terutama bonang, kenong, dan kempul. Ia dikenal sebagai creator gamelan jawa
seperti yang kita saksikan di era sekarang ini. Hasil gubahan sunan bonang memiliki
pesan pesan dzikir yang mendorong kecintaanya kepada kehidupan transcendental
(ilahiyat), kerohanian.

*Tembang

Tembang tembang ciptaan sunan bonang sampai saat ini terus berkumandang merdu
di tengah masyarakat. Salah satu tembang ciptaannya yaitu “TOMBO ATI”.
Sejumlah tembang ciptaanya terdapat dalam tembang macapat, seperti sinom,
wirangrong, kinanti, asmorodono atau dandanggulo. Dalam tradisi yang berkembang
dimasyarakat Madura, tembang macapat disebut dengan istilah “ mamacah”.
*suluk wijil

Adalah karya sastra sunan bonang yang bercorak tasawuf paling awal dalam sastra
jawa yang isinya menitik beratkan masalah hakiki seputar wujud dan rahasia rahasia
terdalam dari ajaran agama islam, dipandu dengan pertanyaan metafisik yang
substansial.

F. Ajaran Ajaran Sunan Bonang


Sunan bonang diketahui menyiarkan islam melalui beberapa metode, diantaranya
memanfaatkan media wayang, tembang, sastra sufistik termasuk tasawuf.

Ajaran tasawuf sunan bonang memadukan ajaran Ahlussunnah bergaya tasawuf dan
garis salah ortodoks. Ajaran sunan bonang berintikan kepada filsafat cinta (‘isyq)
yang sangat mirip dengan kecenderungan jalaludin rumi. Menuru beliau, cinta sama
dengan iman, pengetahuan intuitif (makrifat) dan kepatuhan kepada Allah SWT atau
haqqul yaqin.

Sunan bonang dalam berdakwah lebih banyak menggunakan kesenian dan


kebudayaan, beliau memasukkan ajaran ajaran islam kedalam kesenian dan
kebudayaan tersebut.

Anda mungkin juga menyukai