1. Sunan Bonang
Sunan Bonang adalah putra sulung sunan Ampel (Raden Rahmat). Dari
memiliki dua Putera, yaitu Sunan Drajat dan Sunan Bonang. Sunan Drajat
atau Syarifudin adalah adiknya. Adik bungsunya yang bernama Dewi Sarah
menikah dengan Sunan Kalijaga. Sunan Bonang bernama kecil (nama asli)
Siti Fatimah dan Ali bin Abi Thalib. Oleh sebab itu dalam serat Darmogandul
Kramat dan dikatakan sebagai orang Arab keturunan Nabi Muhammad dari
jalur ayah. Urut-urutan silsilah Sunan Bonang dari jalur ayah adalah sebagai
al-Husain bin Ahmad Jalaluddin bin Abdullah bin Abdul Malik Azmatkhan
bin Alwi Amil Faqih bin Muhammad Shahib Mirbath bin Ali Khali Qasam
bin Alwi bin Muhammad bin Alwi bin Ubaidillah bin Ahmad al- Muhajir bin
Isa bin Muhammad bin Ali al-Uraidli bin Ja’far Shadiq bin Muhammad al-
Baqir bin Ali Zainal Abidin bin Al-Husain bin Fatimah az-Zahra binti
Bonang. Meskipun menguasai banyak cabang ilmu agama tapi Sunan Bonang
lebih kental denga tasawuf, hal ini bisa dilahat memalui berbagai karyanya.
Khaliafah, Suluk Regol, Suluk Wasiyat, Suluk bentur, Gita Suluk Linglung,
Gita Suluk Latri, Gita Suluk Ing Aewuh, Suluk Sunan Bonang, dan lain-
lainnya. Sunan Bonang menimba ilmu kepada ayahnya sejak kecil yang juga
merupakan salah satu walisongo dan ulama terkemuka di tanah Jawa. Selain
itu sunan Boang bersama Raden Paku saat remaja juga pernah belajar ke
negeri sebrang yaitu di Pasai kepada “Syekh Awalul Islam” yang merupakan
ayah dari Raden Paku dan beberapa ulama lainnya. Setelah mereka belajar di
Pasai maka mereka kembali ke tanah Jawa. Raden Paku ke Giri dan
mendirikan sebuah
Lasem, Rembang atas arahan ayahnya. Selain itu juga Sunan Bonang dan
Raden Paku juga pernah belajar di Melaka yang merupakan salah satu pusat
ajaran Islam di Asia Tenggara. Makam Sunan Bonang menjadi salah satu
kontroversi dalam riwayatnya karena ada empat makam yang saat ini
dianggab sebagai makam Sunan Bonang. Yang paling masyhur adalah yang
ada di Tuban tepatnya di dekat Masjid Agung Tuban. Yang lainnya adalah di
Jakandar atau lebih dekenal sebagai Sunan Malaka yaitu Dewi Hirah.
Begitu pula penjaga makam Sunan Boang yang Tuban juga mengatakan
bahwa Sunan Bonang itu pernah menikah. Apa yang disampaikan oleh
KH Mustofa Bisri dan penjaga makan itu berbeda dengan apa yang
1. Mendirikan Masjid
tempat ibadah baik berupa masjid atau mushola. Tempat tersebut harus
dimiliki sebagai sarana ibadah dan membaktikan diri, mendidik umat, dan
merupakan salah satu metode yang patut dihargai. Pada masa itu
hingga saat ini pun masih demikian adanya. Misalnya, pada Masjid
Demak ada soko tatal yang terdiri dari pecahan-pecahan kayu (tatal) yang
Tatal yang diikat melambangkan ma- syarakat yang terpecah belah dari
satu dengan ijuk. Ijuk me- rupakan tali yang kuat, jadi diikat dengan ijuk
agar umat yang bersatu menjadi kuat. Kemudian dibalut dengan rumput
umat itu di bawah naungan dari agama Islam. Sunan Bonang sendiri juga
50 meter.
Mulai saat itu banyak santri berdatangan dari Jawa Tengah, Jawa Timur,
dan Jawa Barat untuk berguru dan menimba ilmu dari Sunan Bonang.
2. Dakwah Melalui Kesenian
semakin tertarik untuk memeluk Islam. Seni pewayangan dan seni suara
berdakwah.
A. Seni Pewayangan
Pertunjukan wayang telah ada sejak zaman Prabu Jayabaya, raja Kerajaan
pertama kali menciptakannya. Namun, wayang pada masa itu berupa wayang
purwa yang terbuat dari lembaran kertas, yang selanjutnya dikenal dengan
wayang beber.
( Sumber: https://osc.medcom.id/community/sejarah-wayang-tertua-di-indonesia-wayang-beber-
2259)
Sebelum para wali mengambil wayang sebagai alat dakwah, mereka
mirip dengan gambar manusia. Aliran Putihan yang dipimpin Sunan Giri
lain-lain, supaya tidak persis dengan manusia. Jika tidak serupa, tentu
saja hukumnya tidak haram lagi. Usul ini disetujui para wali.
B. Seni Suara
serius dari para wali. Seni suara itu diwujudkan dalam instrumen musik
berupa gamelan dan penciptaan lagu-lagu indah yang penuh arti dan
falsafah hidup. Musik gamelan yang terdiri atas alat musik, seperti
petatonis. Sunan Bonang mengubah gamelan Jawa yang saat itu sarat
Karya seni suluk ini dipopulerkan oleh Sunan Bonang ketika berdakwah
pada abad ke- 15. Karya sastra yang digubahnya, antara lain Primbon
Latri, Suluk Linglung, dan lain-lain. Suluk- suluk itu kebanyakan berisi
Salah satu kitab karya Sunan Bonang yang terkenal adalah Kitab Bonang
berisi nilai islami yang bertujuan untuk dakwah Islam. Kitab ini berisi
adalah B.J.O Schrieke pada tahun 1916. Pada tahun 1919, ia menjadikan
penelitiannya menjadi disertasi dengan judul Het Boek van Bonang. Sang
dari Islam.
ilmu dalam syariat Islam yang secara khusus membahas persoalan hukum
yang mengatur berbagai aspek kehidupan manusia, mulai dari ke- hidupan
Gedah yang ada di Kediri. Kediri, pada masa itu dianggap sebagai pusat
dari ajaran sesat, ada penganut ajaran Tantrayana dari sekte Bairawa
tingkatan dari para penganut Bairawa ini telah tinggi daging yang
disediakan bukan lagi daging hewan namun daging manusia, ikannya ikan
sura (hiu), sedang araknya diganti dengan darah manusia. Ritual ini tentu
acara yang mirip dengan upacara Panca Makaranya Bairawa Tantra, yaitu
bersama. Inilah yang akhirnya kita kenal dengan nama kenduri atau
melanjutkan perjuangan me- negakkan agama Islam. Cara ini pertama kali
dilakukan oleh Maulana Malik Ibrahim, seorang wali tertua dalam Wali
Rembang.
dan pernikahan. Pola komunikasi dakwah Wali Songo bukan dalam bentuk
Nusantara, yaitu budaya agama Islam yang berintegrasi dengan budaya lokal
jawa yaitu dengan menambahkan alat musik Rebab yang merupakan salah
satu alat musik dari Arab. Kemudian dalam ajaran Sunan Bonang, gamelan
menjadi tradisi sufi, yaitu gamelan mempunyai fungsi utama sebagai tajarrud
atau pembebasan diri dari material (dunia) melalui material (gamelan) dan
penyucian diri atau tazkiyah an-nafs. Serta gamelan menjadi sarana tawajjuh
atau meditasi, yang artinya memusatkan pikiran hanya kepada Allah SWT.
dari Sunan Bonang. Suluk itu sendiri merupakan penulisan puisi yang berisi
tentang jalan menuju pemahaman yang mendalam terhadap keesaan Allah
atau yang disebut dengan tauhid sehingga manusia dapat mengenal keesaan
Media ini kemudian menginspirasi dan dilakukan oleh Sunan Kalijaga dan
menceritakan kisah tentang lakon perang Bala Kurawa dan Pandawa, cerita
ini sudah ada pada tradisi sebelumnya. Namun Sunan Bonang mencoba untuk
(segala hal di dunia yang membuat kita lalai). Pertunjukan Wayang tidaklah
cerita Wayang adalah menjelaskan tentang arti dan makna kalimosodo atau
nilai Islam serta mengubah sistem nilai yang bertentangan dengan syariat
ekspresi baru.
C. Permasalahan
global, ulama membagi syari’ah itu dalam dua segi yang mendasar yaitu :
pokok ibadah yang dirumuskan dalam rukun Islam yaitu (shalat, zakat, puasa
dan haji), sedangkan dua kalimat syahadat biasanya dibahas dalam masalah
a. Kesalahan yang banyak dialami oleh pada para da`i adalah kesalahan dari
kelompok yang tidak kuat. Hal ini disebabkan oleh lemahnya pemahaman
terhadap dakwah yang sejati. Ataupun pengaruh dari realitas dakwah yang
mengontrol mereka dalam dakwah tersebut. Dan hal ini sangat jauh dari
Islam berbeda dari segi metode, tatacara, sarana yang telah ditentukan
seperti ini dapat melemahkan dakwah itu sendiri. Disi lain ia merusak
maka ia tidak akan menerima konsep dakwah yang lain. Bahkan mereka
Adapun solusi permasalahan ini telah saya bicarakan pada definisi dakwah
dan batasan istilah- istilah dalam ilmu ini pada pengantar yang terdahulu.
berkhutbah. Hal ini jauh sangat jauh dari nilai-nilai dakwah. Sebab dapat
mengurangi urgensitasnya.
barisan para da`i. Dengan demikain banyak di antara mereka yang tidak
pemikir dari sisi lain. Maka terjadilah kerancuan yang besar dalam
benar. Melenceng dari alasan yang benar dan menjadikan para kader
sesuatu yang penting dari yang lebih penting. Mendahulukan sesuatu yang
D. Target Sasaran
Target Sasaran yang dituju pada pembahasan ini adalah diantara lain
adalah mahasiswa juruan islam yang mengkaji metode metode dakwah para
da’I atau ulama sebagai inovasi baru dalam kajian cara berdakwah atau
yang bertujuan untuk mempermudah para da’I dan mahasiswa dalam mencari
yang menjadikan buku informasi ini menjadi salah satu solusi dari
permasalahan cara berdakwah dan perbedaan sudut pandang ( Perspective )
narasumber yang akan dituju serta kebutuhan data yang akan dikumpulkan.
dalam menyebarkan agama islam dan metode dakwah yang dijalankan sunan
Dakwah dalam penyebaran islam dan Peran Sunan Bonang dalam penyebaran
Islam.
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad, Nur. “Perayaan Grebeg Besar Demak Sebagai Sarana Religi Dalam
Komunikasi Dakwah” At-Tabsyir 1, no. 2 (2013): 1–24.
Mundzir, Ahmad dan Nurcholis, Sunan Bonang Wali Sufi Guru Sejati.
Tuban: Yayasan Mabarot Sunan Bonang Tuban, 2016.
Rahimsyah, MB. Sunan Kalijaga dan Syeh Siti Jenar. Surabaya: Penerbit
Amanah, 2012.
Ibid., 77.