(Sunan Bonang)
Masa Jabatan
1490 - 1506
(1506 - 1515)
Informasi Pribadi
Pemimpin Muslim
Pendahulu Maulana Hasanuddin
Sunan Bonang
Sunan Bonang lahir pada tahun 1465 di Rembang dengan nama Raden Maulana
Makdum Ibrahim. Beliau adalah putra Sunan Ampel dan Nyai Ageng Manila.
Dalam hal pendidikan, Sunan Bonang belajar pengetahuan dan ilmu agama dari
ayahandanya sendiri, yaitu Sunan Ampel. Ia belajar bersama santri-santri Sunan
Ampel yang lain seperti Sunan Giri, Raden Patah dan Raden Kusen.
Selain dari Sunan Ampel, Sunan Bonang juga menuntut ilmu kepada Syaikh
Maulana Ishak, yaitu sewaktu bersama-sama Raden Paku Sunan Giri ke Malaka
dalam perjalanan haji ke tanah suci.
Sunan Bonang dikenal sebagai seorang penyebar Islam yang menguasai ilmu fikih,
ushuluddin, tasawuf, seni, sastra, arsitektur, dan ilmu silat dengan kesaktian dan
kedigdayaan menakjubkan.
Sepanjang perdebatan dengan tokoh Buto Locaya yang selalu mengecam tindakan
dakwah Sunan Bonang, terlihat sekali bahwa tokoh Buto Locaya itu tidak kuasa
menghadapi kesaktian yang dimiliki Sunan Bonang.
Demikian juga dengan tokoh Nyai Pluncing, yang kiranya seorang bhairawi
penerus ajaran ilmu hitam Calon Arang, yang dapat dikalahkan oleh Sunan
Bonang.
Dalam Hal Ilmu
Sunan Bonang juga menciptakan gerakan-gerakan fisik atau jurus yang Dia ambil
dari seni bentuk huruf Hijaiyyah yang berjumlah 28 huruf dimulai dari huruf Alif
dan diakhiri huruf Ya'. Ia menciptakan Gerakan fisik dari nama dan simbol huruf
hijayyah adalah dengan tujuan yang sangat mendalam dan penuh dengan makna,
secara awam penulis artikan yaitu mengajak murid-muridnya untuk menghafal
huruf-huruf hijaiyyah dan nantinya setelah mencapai tingkatnya diharuskan bisa
baca dan memahami isi Al-Qur'an.
Sunan Bonang banyak menggubah sastra berbentuk suluk atau tembang tamsil.
Antara lain Suluk Wijil yang dipengaruhi kitab Al Shidiq karya Abu Sa'id Al Khayr.
Sunan Bonang juga menggubah tembang Tamba Ati (dari bahasa Jawa, berarti
penyembuh jiwa) yang kini masih sering dinyanyikan orang.
Ada pula sebuah karya sastra dalam bahasa Jawa yang dahulu diperkirakan
merupakan karya Sunan Bonang dan oleh ilmuwan Belanda seperti Schrieke
disebut Het Boek van Bonang atau buku (Sunan) Bonang. Tetapi oleh G.W.J.
Drewes, seorang pakar Belanda lainnya, dianggap bukan karya Sunan Bonang,
melainkan dianggapkan sebagai karyanya.
Dia juga menulis sebuah kitab yang berisikan tentang Ilmu Tasawwuf berjudul
Tanbihul Ghofilin. Kitab setebal 234 halaman ini sudah sangat populer dikalangan
para santri.
Sunan Bonang juga menggubah gamelan Jawa yang saat itu kental dengan
estetika Hindu, dengan memberi nuansa baru. Dialah yang menjadi kreator
gamelan Jawa seperti sekarang, dengan menambahkan instrumen bonang.
Gubahannya ketika itu memiliki nuansa dzikir yang mendorong kecintaan pada
kehidupan transedental (alam malakut). Tembang "Tombo Ati" adalah salah satu
karya Sunan Bonang.
Dalam pentas pewayangan, Sunan Bonang adalah dalang yang piawai membius
penontonnya. Kegemarannya adalah menggubah lakon dan memasukkan tafsir-
tafsir khas Islam. Kisah perseteruan Pandawa-Kurawa.
https://id.m.wikipedia.org/wiki/Sunan_Bonang