Anda di halaman 1dari 9

PRASASTI KOTA KAPUR

19 cm

Desa Penagan
177 cm

Batu
Tg. 177 cm; Lb. 19 – 32 cm
Aksara Pallawa akhir
Bahasa Melayu Kuno
Tahun 608 Śaka (= 686 Masehi)
Desa Penagan, Mendo Barat,
Kabupaten Bangka, Kep. Bangka Belitung
Koleksi Museum Nasional (No. Inv. D. 90)

32 cm Pulau Bangka
Penemuan
 Dilaporkan oleh J.K. van der Meulen
(Desember 1892)
 Prasasti Kerajaan Sriwijaya yang
P. Kedukan Bukit
pertama kali ditemukan sebelum P.
Kedukan Bukit (29 November
1920), dan P. Talang Tuwo (17
November 1920)
 Kata Sriwijaya ditemukan pertama
kali di prasasti Kota Kapur
P. Talang Tuwo
J.H.C. Kern (1833-1917)
 Epigraf Belanda yang pertama kali meneliti
P. Kota Kapur (1913)
 Masih menganggap bahwa Sriwijaya yang
tercantum dalam prasasti adalah nama raja

George Coedes (1886-1969)


Menulis “Le royaume de Crivijaya ’’ (1918)
Berpendapat bahwa Sriwijaya adalah nama kerajaan
Mengemukakan bahwa Palembang sebagai ibu kota Sriwijaya.
Penemuan Coedes menarik perhatian para peneliti yang pada
waktu itu banyak memusatkan perhatiannya kepada Jawa
Isi
Merupakan “prasasti persumpahan”
P.Telaga Batu
(berisikan kutukan dan ancaman bagi
yang menentang raja Sriwijaya)
Sejenis dengan P. Telaga Batu,
Karang Berahi, dan Palas Pasemah.
Sangat mungkin semua prasasti
persumpahan tersebut dibuat pada P. Karang Berahi
masa raja yang sama.
Hanya prasasti Kota Kapur yang
memuat angka tahun, namun tidak
menyebutkan nama raja yang
berkuasa P. Palas Pasemah
1. Siddha titam hamba nvari i avai kandra kayet ni paihumpaan
namuha ulu lavan tandrun luah makamatai tandrun luah
vinunu paihumpaan hakairum muah kayet ni humpa unai
Alih Aksara
tunai.
2. Umentern bhakti ni ulun haraki. unai tunai kita savanakta
devata mahardika sannidhana. manraksa yan kadatuan
çrivijaya. kita tuvi tandrun luah vanakta devata mulana yan
parsumpahan.
3. paravis. kadadhi yan uran didalanna bhami paravis hanun.
Samavuddhi lavan drohaka, manujari drohaka, niujari
drohaka talu din drohaka. tida ya.
4. Marppadah tida ya bhakti. tida yan tatvarjjawa diy aku.
dngan diiyan nigalarku sanyasa datua. dhava vuathana uran
inan nivunuh ya sumpah nisuruh tapik ya mulan parvvanda
datu çriwi-
5. jaya. Talu muah ya dnan gotrasantanana. tathapi savankna
yan vuatna jahat. makalanit uran. makasuit. makagila.
mantra gada visaprayoga. udu tuwa. tamval.
6. Sarambat. kasihan. vacikarana.ityevamadi. janan muah ya
sidha. pulan ka iya muah yan dosana vuatna jahat inan
tathapi nivunuh yan sumpah talu muah ya mulam yam
manu-
1. Keberhasilan ! (disertai mantra persumpahan yang tidak dipahami artinya)
2. Wahai sekalian dewata yang berkuasa, yang sedang berkumpul dan
melindungi Kadātuan Śrīwijaya ini; kamu sekalian dewa-dewa yang Terjemah
mengawali permulaan segala sumpah !
3. Bilamana di pedalaman semua daerah yang berada di bawah Kadātuan ini an
akan ada orang yang memberon­tak yang bersekongkol dengan para
pemberontak, yang berbicara dengan pemberontak, yang mendengarkan
kata pemberontak;
4. yang mengenal pemberontak, yang tidak berperilaku hormat, yang tidak
takluk, yang tidak setia pada saya dan pada mereka yang oleh saya
diangkat sebagai datu; biar orang-orang yang menjadi pelaku perbuatan-
perbuatan tersebut mati kena kutuk biar sebuah ekspedisi untuk
melawannya seketika di bawah pimpinan datu atau beberapa datu
Śrīwijaya, dan biar mereka
5. dihukum bersama marga dan keluarganya. Lagipula biar semua
perbuatannya yang jahat; seperti meng­ganggu:ketenteraman jiwa orang,
membuat orang sakit, membuat orang gila, menggunakan mantra, racun,
memakai racun upas dan tuba, ganja,
6. saramwat, pekasih, memaksakan kehendaknya pada orang lain dan
sebagainya, semoga perbuatan-perbuatan itu tidak berhasil dan
menghantam mereka yang bersalah melakukan perbuatan jahat itu; biar
pula mereka mati kena kutuk. Tambahan pula biar mereka yang menghasut
orang
7. supaya merusak, yang merusak batu yang diletakkan di tempat ini, mati
Isi (lanjutan)
Prasasti Kota Kapur merupakan tugu peringatan telah dikuasainya Pulau Bangka
oleh Sriwijaya.
Isinya diawali dengan seruan kepada dewata yang melindungi Kadatuan
Sriwijaya.
Ancaman bagi para pemberontak yang tidak setia kepada Datu Sriwijaya atau
penguasa yang diangkat oleh Datu Sriwijaya sebagai Datu agar mereka mati
kena kutuk, dan akan segera dikirimkan ekspedisi untuk dihukum
Ancaman akan terkena kutukan bagi mereka yang suka berbuat jahat agar
perbuatan-perbuatan jahat tersebut tidak berhasil dan menghantam mereka
yang telah melakukan perbuatan jahat itu.
Kutukan dan hukuman bagi yang menghasut supaya merusak dan yang merusak
batu (prasasti)
Mendoakan bagi siapa saja yang berbuat baik dan setia kepada Datu Sriwijaya
akan diberkahi.
Keterangan bahwa suatu ekspedisi sedang dipersiapkan untuk menaklukkan
‘bhumi jawa’.
Baris terakhir memuat keterangan tarikh pembuatan prasasti
dan rencana menyerang Bhumi Jawa.
Slamet Muljana: Prasasti Kota Kapur menunjukkan hubungan antara Sriwijaya
dan Pulau Jawa. Pada 686 M, Sriwijaya berusaha menundukkan Pulau Jawa.
Sayangnya, kerajaan mana yang akan ditundukkan tak diketahui pasti.
N.J. Krom: Bhumi Jawa yang dimaksud adalah Sumatera (P. Bangka). Karena
Prasasti Kota Kapur ini ditemukan di Pulau Bangka, artinya pada 686 M, Pulau
Bangka sudah ditaklukkan. Jika yang dimaksud Pulau Jawa, maka tak masuk
akal mengapa ekspedisi yang dilancarkan untuk menyerbu bhumi Java
disebut dalam prasasti yang ditemukan di Bangka.
G. Coedes: Penafsiran bhumi Java harus dicari di luar Bangka. Saat prasasti
dibuat, tentara Sriwijaya baru berangkat untuk ke Jawa. Tiada alasan untuk
tidak mengidentifikasikannya karena Jawa sebagai negeri yang sudah selama-
lamanya bernama Jawa. Kerajaan yang diserang yaitu kerajaan Taruma, yang
sejak tahun 666-669 M tidak terdengar mengirimkan utusan lagi ke Cina

Anda mungkin juga menyukai