Anda di halaman 1dari 12

MUSEUM NEGERI BANTEN

&

LATAR BUMI SUROSOWAN


Sejarah Museum Negeri
Banten

Museum Negeri Banten didirikan pada tahun


2013, dulu museum ini berada dibalai budaya
yang terletak di Daerah Palima. Semenjak
tahun 2013 Museum Negeri Banten pindah
kegedung yang sebelumnya berfungsi sebagai
Pendopo Gubernur. Adapun Museum Negeri
Banten ini diresmikan pada tanggal 29 oktober
2015 oleh Gubernur Rano karno.
Dari segi bangunan museum ini dibangun pada tahun
1821 sampai dengan 1828. bangunan ini dahulu
digunakan sebagai kantor pemerintahan kolonial Belanda,
lalu setelah Jepang datang ke Indonesia bangunan
tersebut dibangun sebagai kantor pemerintah Jepang.
Gedung ini juga pernah digunakan sebagai kantor
keresidenan Banten. Seiring berjalannya waktu gedung ini
juga sering digunakan sebagai kantor Inspektorat Jawa
Barat sebelum banten menjadikan provinsi sendiri.
Museum negeri banten yang sempat
digunakan sebagai kantor gubernur
banten adalah kumpulan beberapa
bangunan yang bersejarah. Bangunan
ini digunakan sebagai kantor gubernur
pada saat terbentuknya banten pada
tanggal 4 Oktober 2000. Sekda, asda,
dan kepala biro hukum, biro umum dan
keuangan serta pkk juga menempati
gedung ini. Setelah kantor gedung
gubernur selesai dibangun dikawasan
kantor pusat pemerintahan di provinsi
Banten dan difungsikan pada
november 2013. Menguat wacana
untuk menjadikan bekas kantor
residence ini sebagai Museum Negeri
Banten.
Saat memasuki halaman depan, pengunjung
akan disambut oleh rhino yaitu badak bercula
satu yang merupakan maskot Banten. Badak
langka ini berada di ujung kulon.
Kemudian dibagian aula depan ada satu set alat
menyelam yang digunakan untuk
mengeksplorasi laut di Banten. Selain itu, ada
ruangan tentang informasi tentang Banten yang
mengunakan video virtual dan berbagai
tanggapan tentang Banten dari Masyarakat
sekitar. Dan di aula ini biasanya digunakan
untuk kegiatan menonton film yang berkaitan
dengan sejarah Banten.
Di Aula tengah kita akan mendapati berbagai
koleksi museum, mulai dari keramik
peninggalan zaman dulu, keris pusaka, berbagai
arca, dan yang paling mencuri perhatian adalah
sebuah fosil badak bercula satu yang
ditempatkan dalam etalase kaca. Di aula tengah
juga terdapat ruangan kids corner yang asyik
untuk anak – anak mengenal sejarah tentang
Banten.
Latar Bumi
Surosowan
Sejarah politik
Ditelusuri dari kiprah kerajaan islam denmak, pada tahun
1478 oleh Raden Fatah, putera raja majapahit, prabu
brawijaya. Denmak berdiri 25 tahun setelah khilafah turki
utsmani melakukan konstanti nopel pada tahun 1453 dan
mengirim ekspedisi ke nusantara. Pada tahun 1519, Kerjaan
Islam Demak mengambil alih kendali/ kekuasaan kerajaan
Majapahit.

Kerajaan demak menguasai wilayah pantai utara jawa


hingga kota pelabuhan tuban. Demak menjadi kerajaan islam
pertama dijawa yang menggantikamn posisi majapahit.
Kerajaan demak bergerak kearah barat jawa dengan tokoh
utama sunan gunung jati (Syarif Hidayatullah), ke ceribon dan
banten menaklukan kerajaan padjajaran pada abad XVI dan
menduduki selat sunda serta teluk banten sebagai cikal bakal
teluk banten.
Banten dimulai dari periode kesultanan, periode keresidenan,
dan periode provinsi. Periode kesultanan dimulai sejak maulana
hasanudin yang dikenal penambahan surosowan (1552-1570) hingga
sultan yang terakhir, yakni sultan muhammad Rafiudin ( 1813-1820)
peroide keresidenan dimulai sejak keraton surosowan banten hancur
dibakar oleh belanda hingga terbentuknya provinsi banten pada era
reformasi. Ditetapkan UUD NO 23 tahun 2000 pada tanggal 4 oktober
2000.

Kesultanan Banten
kerajaan islam banten sejak peletakan batu pertama kesultanan mengemban
visi maritim yang kuat. Sultan maulana hasanudin dan syarif hidayatullah secara
cerdik memindahkan pusat pemerintahan dari pedalaman banten girang ke
pesisir. Dikawasan teluk banten, sultan membangun 3 institusi penting, ketiga
institusi itu adalah masjid, surosowan, dan pelabuhan sebagi sentra ekonomi dan
bisnis. Teluk Banten pun menggantikan posisi Malak sebagai bandar perdagangan
internasional yang mengalami ke munduran karena penguasaan Portugis.
Pelabuhan banten digerakan oleh transaksi ekspor impor pelaku bisnis dari
seluruh pelosok negeri.
Sultan ageng tirtayasa mengembangkan konsep pembangunan kota
pantai terpadu, yang terhubung dengan kampung hijau berbasis
pertanian serta membangun kota metropolitan multietnik. Hal ini dapat
dilihat pada peninggalan bangunan purbakala seperti masjid, keraton,
benteng, kanal, danau tarsikadi, pengindelan air bersih, balai pertemuan
(tiyamah), jembatan gantung, dermaga pelabuhan, dan termok kota. Visi
kota juga terlihat pada penataan ruang yang dirancang berbasis
keunggulan lokal dengan inti bisnis yang unik. Misalnya ditemukan nama
perkampungan kepandaian (pusat kerajinan logam), Kamaranggen
(pandai keris), kagongan (pandai lat kesenian), Kamasan (pandai emas
dan perhiasan), dan sebagainya. Pilihan cerdas itu menjadikan bnaten
sebagai kerajaan maritim tersohor sekaligus pusat perdagangan
internasional.
Keresidenan Banten
Belanda datang pertamakali datang mendarat di Banten tahun 1596
dipimpin oleh Chornelis De Houtman, tujuan mereka untuk berdagang bukan
untuk merebut kekuasaan. Pada tahun 1603 belanda berhasil mendirikan kantor
dagang “Verenigde oost-indische compagnie” ini merupakan kantor dagang
belanda pertama diseluruh kepulauan indonesia. Pada tahun 1617 VCO memiliki
kurang lebih 40kapal menghubungkan benteng-benteng yang berpusat di
jayakarta yang kemudian dinamakan batavia oleh belanda. Pada tahun 1619
batavia dibangun sebagai pusat pengaturan dagang VOC sekaligus pusat
pemerintahan hindia belanda. Pada tahun 1684 belanda menguasai pelabuhan
banten, menghancurkan surosowan pada tahun 1809 dan memindahkan pusat
pemerintahan keserang pada 1832. sultan muhammad syafiudin ditangkap dan
dibuang ke ambon sedangkan patihnya dihukum pancung.
Kesultanan dilanjutkan oleh sultan muhammad rafiudin dan belanda terus
melakukan penyerbuan terhadap keraton hingga akhirnya kekuasaan politik jatuh
sepenuhnya dalam kendali kolonial belanda ditahun 1820.
Banten yang berdaulat takluk menjadi sebuah keresidenan yang merupakan bagian
dari negeri jajahan belanda, dalam kendali gubernur jendral Deandles.
Bentuk keresidenan banten terus berlaku pada masa penjajahan Jepang. Ketika
Jepang masuk ke Teluk Banten pada tanggal 1 Maret 1942 dibawah pimpinan
Letnan Hitoshi Imamura. Kemudian setelah Jepang klah parang, indonesia merdeka
dan belanda ingin menjajah Indonesia, para Kiyai memeperkuat pemerintahan
darurat dengan mengisi kekosongan jabatan pemerintahan dan militer.

Perjuangan Banten Menjadi Provinsi


banten telah diwacanakan ditahun 1953 bersamaan dengan pembentukan DIY
dan Daerah Istimewa Aceh. Pada tahun 1963 wacana tersebut diperjuangkan
kembali dengan dibentuk panitia yang diketuai Gogo san Djadirdja. Namun situasi
politik yang tidak memungkinkan akibat ketegangan islam dan PKI perihal
kekuasaan dari orde lama ke orde baru. Kembali dilanjutkan pada tahun 1967
masuk dalam tahapan legislasi melalui usul inisiatif anggota DPRGR tanggal 24
agustus 1970. Namun proses ini kandas karena tantangan dari provinsi jawa barat.
Pada era reformasi 1998 masyarakat banten kembali memperjuangkan
keresidenan Banten menjadi provinsi yang meliputi kab. Serang, kab. Lebak,
Kab. Tangerang, Kab. Rangkas, dan kota Tangerang.
Akhirnya banten resmi menjadi provinsi dengan ditetapkan UU No 23
tahun 2000 pada tanggal 4 oktober 2000. banten menjadi provinsi hasil dari
pemekaran atau pecahan dari provinsi jawa barat.
Pada tahun 2000 provinsi banten, golongan santri menyuarakan ditegakannya
syariat islam. Mereka ingin menisbatkan kata “Darussalam” pada nama provinsi
banten namun, pada akhirnya suara mayoritas menetapkan “iman taqwa”
sebagai motto banten. Implementasi itu antaralain menjadikan masjid sebagai
point of development ditandai dengan pembangunan masjid raya Al-Bantani
dikawasan pusat pemerintahan.
THANKS

Anda mungkin juga menyukai