Anda di halaman 1dari 8

AURA SAKILA

X IPS 1

AURA SAKILA
X IPS 1

“KERAJAAN TARUMANEGARA”
 BUKTI SEJARAH
Bukti keberadaan Kerajaan Tarumanegara diketahui melalui sumber-sumber yang berasal
dari dalam maupun luar negeri. Sumber dari dalam negeri berupa 7 buah prasasti batu
yang ditemukan lima di Bogor, satu di Jakarta dan satu di Lebak Banten. Dari prasasti-
prasasti ini diketahui bahwa Kerajaan Tarumanegara dibangun oleh
Rajadirajaguru Jayasingawarman tahun 358 M dan dia memerintah sampai tahun 382 M.
Makam Rajadirajaguru Jayasingawarman ada di sekitar sungai Gomatri (wilayah Bekasi).
Kerajaan Tarumanegara ialah kelanjutan dari Kerajaan Salakanagara.

7 prasasti yaitu :
1. Prasasti Ciaruteun

Prasasti Ciaruteun atau prasasti Ciampea ditemukan ditepi sungai Ciarunteun, dekat
muara sungai Cisadane Bogor prasasti tersebut menggunakan huruf Pallawa dan bahasa
Sanskerta yang terdiri dari 4 baris disusun ke dalam bentuk Sloka dengan metrum
Anustubh. Di samping itu terdapat lukisan semacam laba-laba serta sepasang telapak kaki
Raja Purnawarman.
Gambar telapak kaki pada prasasti Ciarunteun mempunyai 2 arti yaitu:

 Cap telapak kaki melambangkan kekuasaan raja atas daerah tersebut (tempat
ditemukannya prasasti tersebut).
 Cap telapak kaki melambangkan kekuasaan dan eksistensi seseorang (biasanya
penguasa) sekaligus penghormatan sebagai dewa. Hal ini berarti menegaskan
kedudukan Purnawarman yang diibaratkan dewa Wisnu maka dianggap
sebagai penguasa sekaligus pelindung rakyatPrasasti jambu
AURA SAKILA
X IPS 1

2. Prasati jambu

Prasasti Jambu atau prasasti Pasir Koleangkak, ditemukan di bukit Koleangkak di


perkebunan jambu, sekitar 30 km sebelah barat Bogor, prasasti ini juga menggunakan
bahasa Sanskerta dan huruf Pallawa serta terdapat gambar telapak kaki yang isinya
memuji pemerintahan raja Purnawarman.

3. Prasasti kebon kopi

Prasasti kebonkopi ditemukan di kampung Muara Hilir kecamatan Cibungbulang Bogor .


Yang menarik dari prasasti ini adalah adanya lukisan tapak kaki gajah, yang disamakan
dengan tapak kaki gajah Airawata, yaitu gajah tunggangan dewa Indra.
AURA SAKILA
X IPS 1

4. Prasasti muara cianten

Prasasti muara cianten ditemukan di Bogor, tertulis dalam aksara ikal yang belum dapat
dibaca. Di samping tulisan terdapat lukisan telapak kaki.

5. Prasasti pasir awi

Prasasti pasir awi ditemukan di daerah Sukamakmur Jonggol, juga tertulis gambar ranting
pohon dan buah yang dihiasi sepasang telapak kaki sang raja.

6. Prasasti cidanghiyang

Prasasti cidanghiyang atau prasasti Lebak, ditemukan di kampung lebak di tepi sungai
Cidanghiang, kecamatan Munjul kabupaten Pandeglang Banten. Prasasti ini baru
AURA SAKILA
X IPS 1

ditemukan tahun 1947 dan berisi 2 baris kalimat berbentuk puisi dengan huruf Pallawa
dan bahasa Sanskerta. Isi prasasti tersebut mengagungkan keberanian raja Purnawarman.

7. Prasasti tugu

Prasasti tugu ditemukan di daerah Tugu, kecamatan Cilincing Jakarta Utara. Prasasti ini
dipahatkan pada sebuah batu bulat panjang melingkar dan isinya paling panjang
dibanding dengan prasasti Tarumanegara yang lain, sehingga ada beberapa hal yang
dapat diketahui dari prasasti tersebut
Hal-hal yang dapat diketahui dari prasasti Tugu adalah:

1. Prasasti Tugu menyebutkan nama dua buah sungai yang terkenal di Punjab yaitu
sungai Chandrabaga dan Gomati. Dengan adanya keterangan dua buah sungai
tersebut menimbulkan tafsiran dari para sarjana salah satunya menurut
Poerbatjaraka. Sehingga secara Etimologi (ilmu yang mempelajari tentang istilah)
sungai Chandrabaga diartikan sebagai kali Bekasi.
2. Prasasti Tugu juga menyebutkan anasir penanggalan walaupun tidak lengkap
dengan angka tahunnya yang disebutkan adalah bulan phalguna dan caitra yang
diduga sama dengan bulan Februari dan April.
3. Prasasti Tugu yang menyebutkan dilaksanakannya upacara selamatan oleh
Brahmana disertai dengan seribu ekor sapi yang dihadiahkan raja.

 BIDANG PEMERINTAHAN (POLITIK)


Kerajaan tarumanegara berkembang pada 400- 600 M sampai Sistem pemerintahan
kerajaan traumanegara adalah monarki absolute, dimana kekuasaan tertinggi terletak
di tangan raja. Dan pergantian kekuasaan adalah dengan system turun menurun
dimana raja yang telah meninggal atau mengundurkan diri akan digantikan oleh putra
makhota yang merupakan anak keturunan raja tersebut. Menurut sejarah, selama
berdirinya kerajaan tarumanegara ini ada tiga belas raja yang berkuasa. Dan mencapai
masa kejayaannya pada pemerintahan raja Purnawarman.Berdasarkan tulisan-tulisan
yang terdapat pada prasasti diketahui bahwa raja yang pernah memerintah.di
tarumanegara hanyalah raja purnawarman. Raja purnawarman adalah raja besar yang
telah berhasil meningkatkan kehidupan rakyatnya. Hal ini dibuktikan dari prasasti
AURA SAKILA
X IPS 1

tugu yang menyatakan raja purnawarman telah memerintah untuk menggali sebuah
kali. Penggalian sebuah kali ini sangat besar artinya, karena pembuatan kali ini
merupakan pembuatan saluran irigasi untuk memperlancar pengairan sawah-sawah
pertanian rakyat.

 BIDANG RELIGI
Agama kerajaan tarumanegara adalah agama Hindu. Agama Hindu yang berkembang di
wilayah Kerajaan Tarumanegara adalah Hindu Waesnawa atau Hindu Wisnu. Hal ini
dibuktikan dengan adanya peninggalan jejak kaki Purnawarman, adanya lambang
penjelmaan Dewa Wisnu yang terdapat dalam prasasti Ciaruteun.Dalam agama ini Dewa
Wisnu dianggap sebagai Dewa tertinggi. Agama Hindu Wisnu ini hanya berkembang di
wilayah istana atau keluarga kerabat besar kerajaan, sedangkan masyarakat
Tarumanegara sebagian besar menganut kepercayaan asli yaitu animisme dan dinamisme.

 BIDANG BUDAYA
Dilihat dari teknik dan cara penulisan huruf-huruf dari prasasti-prasasti yang ditemukan
sebagai peninggalan Kerajaan Tarumanegara, telah diketahui bahwa tingkat kebudayaan
masyarakat pada saat itu sudah tinggi. Selain sebagai peninggalan budaya, keberadaan
prasasti-prasasti tersebut diketahui menunjukkan telah berkembangnya kebudayaan tulis
menulis pada masa Kerajaan Tarumanegara.

 BIDANG EKONOMI
Pada prasasti tugu telah diketahui bahwa Raja Purnawarman memerintahkan rakyatnya
untuk membuat sebuah terusan sepanjang 6122 tombak. Pembangunan terusan ini
memiliki arti ekonomis yang besar bagi masyarakat sekitar wilayah tersebut, karena dapat
digunakan sebagai sarana untuk mencegah banjir dan sarana lalu lintas pelayaran
perdagangan antar daerah di kerajaan Tarumanegara dengan dunia luar dan juga
perdagangan dengan daerah-daerah di sekitarnya.Hal tersebut berdampak pada kehidupan
perekonomian masyarakat Kerajaan Tarumanegara yang sudah banyak mengalami
kemajuan.

 BIDANG SOSIAL
Kehidupan sosial Kerajaan Tarumanegara sudah tertata dengan teratur dan rapi. Hal ini
telah terlihat dari adanya upaya Raja Purnawarman yang terus berusaha untuk
meningkatkan kesejahteraan kehidupan rakyatnya. Raja Purnawarman sangat
memperhatikan kedudukan kaum brahmana yang dianggap penting dalam melaksanakan
setiap upacara korban yang dilaksanakan di kerajaan sebagai tanda penghormatan kepada
para dewa.
AURA SAKILA
X IPS 1

AURA SAKILA
X IPS 1

“KERAJAAN SRIWIJAYA”
 BUKTI SEJARAH
Belum banyak bukti fisik mengenai Sriwijaya yang dapat ditemukan. Tidak terdapat
catatan lebih lanjut mengenai Sriwijaya dalam sejarah Indonesia; masa lalunya yang
terlupakan dibentuk kembali oleh sarjana asing. Tidak ada orang Indonesia modern yang
mendengar mengenai Sriwijaya sampai tahun 1920-an, ketika sarjana Prancis George
Cœdès mempublikasikan penemuannya dalam surat kabar
berbahasa Belanda dan Indonesia. Coedès menyatakan bahwa referensi Tiongkok
terhadap "San-fo-ts'i", sebelumnya dibaca "Sribhoja", dan beberapa prasasti
dalam Melayu Kuno merujuk pada kekaisaran yang sama.

Prasasti Talang Tuwo, ditemukan di Bukit Seguntang bercerita tentang


dibangunnya taman Śrīksetra.

Historiografi Sriwijaya diperoleh dan disusun dari dua macam sumber utama; catatan
sejarah Tiongkok dan sejumlah prasasti batu Asia Tenggara yang telah ditemukan dan
diterjemahkan. Catatan perjalanan biksu peziarah I Ching sangat penting, terutama
dalam menjelaskan kondisi Sriwijaya ketika ia mengunjungi kerajaan itu selama 6
bulan pada tahun 671. Sekumpulan prasasti siddhayatra abad ke-7 yang ditemukan di
Palembang dan Pulau Bangka juga merupakan sumber sejarah primer yang penting.
Di samping itu, kabar-kabar regional yang beberapa mungkin mendekati kisah
legenda, seperti Kisah mengenai Maharaja Javaka dan Raja Khmer juga memberikan
sekilas keterangan. Selain itu, beberapa catatan musafir India dan Arab juga
menjelaskan secara samar-samar mengenai kekayaan raja Zabag yang
menakjubkan.Selain berita-berita diatas tersebut, telah ditemukan oleh Balai
Arkeologi Palembang sebuah perahu kuno yang diperkirakan ada sejak masa awal
atau proto Kerajaan Sriwijaya di Desa Sungai Pasir, Kecamatan Cengal, Kabupaten
Ogan Komering Ilir, Sumatra Selatan.[10] Sayang, kepala perahu kuno itu sudah hilang
dan sebagian papan perahu itu digunakan justru buat jembatan. Tercatat ada 17 keping
AURA SAKILA
X IPS 1

perahu yang terdiri dari bagian lunas, 14 papan perahu yang terdiri dari bagian badan
dan bagian buritan untuk menempatkan kemudi. Perahu ini dibuat dengan teknik
pasak kayu dan papan ikat yang menggunakan tali ijuk. Cara ini sendiri dikenal
dengan sebutan teknik tradisi Asia Tenggara. Selain bangkai perahu, ditemukan juga
sejumlah artefak-artefak lain yang berhubungan dengan temuan perahu, seperti
tembikar, keramik, dan alat kayu.Sriwijaya menjadi simbol kebesaran Sumatra awal,
dan kerajaan terbesar Nusantara. Pada abad ke-20, kedua kerajaan tersebut menjadi
referensi oleh kaum nasionalis untuk menunjukkan bahwa Indonesia merupakan satu
kesatuan negara sebelum kolonialisme Belanda.Sriwijaya disebut dengan berbagai
macam nama. Orang Tionghoa menyebutnya Shih-li-fo-shih atau San-fo-ts'i atau San
Fo Qi. Dalam bahasa Sanskerta dan bahasa Pali, kerajaan Sriwijaya
disebut Yavadesh dan Javadeh. Bangsa Arab menyebutnya Zabaj. dan Khmer
menyebutnya Malayu. Banyaknya nama merupakan alasan lain mengapa Sriwijaya
sangat sulit ditemukan. Sementara dari peta Ptolemaeus ditemukan keterangan tentang
adanya 3 pulau Sabadeibei yang kemungkinan berkaitan dengan Sriwijaya.
 BIDANG PEMERINTAHAN (POLITIK)
Dalam sistem pemerintahan, kerajaan Sriwijaya menggunakan sistem Monarki (raja).
Pemimpin yang paling terkenal di kerajaan Sriwijaya yaitu Dapunta Hyang Sri Jayanasa,
Balaputera Dewa, dan Sri Sanggarama Wijayatunggawarman.Pada masa pemerintahan
Dapunta Hyang kerajaan Sriwijaya berhasil menguasai wilayah perdagangan
Internasional dan membuatnya menjadi penguasa Maritim di Nusantara.Lalu, pada masa
pemerintahan Balaputera Dewa kerajaan Sriwijaya semakin berkembang pesat. Bisa
dikatakan inilah puncak keemasan Sriwijaya.Balaputera Dewa berhasil meningkatkan
kegiatan pelayaran dan perdagangan Internasional sehingga kerajaan Sriwijaya
berkembang menjadi kerajaan Maritim Terbesar di Asia Tenggara.Balaputera Dewa juga
menjalin kerja sama denagn beberapa kerajaan di India. Dalam prasasti Nalanda juga
dijelaskan bahwa Raja Balaputera Dewa mengadakan kerja sama dalam bidang
Pendidikan Agama Buddha dengan raja Dewapaladewa dari kerajaan Pala, India.Pada
masa pemerintahan Sanggarama Wijayatunggawarman Sriwijaya juga menjalin
hubungan kerja sama dalam bidang pendidikan dan perdagangan dengan kerajaan Cola.
Namun, hubugan tersebut tidak begitu lama setelah kerajaan Cola berhianat dan
menyerang Sriwijaya untuk menguasai Selat Malaka.Selain kerajaan Cola, Sriwijaya juga
mendapat serang dari Majapahit. Sehingga tidak dapat lagi mempertahankan wilayah
kekuasannya. Dan semua kekuasaan tersebut diambil alih oleh Majapahit.

 BIDANG RELIGI

Agama yang dianut oleh masyarakat Kerajaan Sriwijaya adalah Hindu dan Budha.
Masuknya agama Hindu dan Budha dibawa oleh para pedagang dari India. Dikutip dari
wikipedia, agama pertama yang dianut adalah agama Hindu. Kemudian menurut catatan I
Tsing, pada perkembangan selanjutnya agama Budha mendominasi kehidupan
masyarakat Sriwijaya. Bahkan sebagai pusat study agama Budha (I Tsing).
AURA SAKILA
X IPS 1

Kehidupan agama di Kerajaan Sriwijaya dipengaruhi oleh letaknya yang strategis,


agama-agama yang dianut merupakan hasil dari campur baur dengan pedagang dari India
dalam kegiatan perdagangan. Namun, pada perkembangn selanjutnya banyak pedagang
dari Timur Tengah yang berdatangan. Awalnya dengan tujuan untuk berdagang, tapi
lama kelamaan pengaruh Islam berkembang. Hal ini mengakibatkan munculnya kerajaan-
kerajaan Islam pada masa keruntuhan Kerajaan Sriwijaya.

 BIDANG KEBUDAYAAN
Letak Sriwijaya sangat strategis di jalur perdagangan antara India-Cina. Di samping itu
juga berhasil menguasai Selat Malaka yang merupakan urat nadi perdagangan di Asia
Tenggara, menjadikan Sriwijaya berhasil menguasai perdagangan nasional dan
internasional. Penguasaan Sriwijaya atas Selat Malaka mempunyai arti penting terhadap
perkembangan Sriwijaya sebagai negara maritim, sebab banyak kapal-kapal asing yang
singgah untuk menambah air minum, perbekalan makanan dan melakukan aktivitas
perdagangan.Dalam bidang kebudayaan khususnya keagamaan, Kerajaan Sriwijaya
menjadi pusat agama Buddha yang penting di Asia Tenggara dan Asia Timur. Agama
Buddha yang berkembang di Sriwijaya ialah Agama Buddha Mahayana, salah satu
tokohnya ialah Dharmakirti. Para peziarah agama Buddha dalam pelayaran ke India ada
yang singgah dan tinggal di Sriwijaya. Di antaranya ialah I'tsing.

 BIDANG EKONOMI
Kehidupan Ekonomi Kerajaan Sriwijaya meliputi kegiatan pertanian, hasilnya kemudian
diperjual belikan kepada para pedagang asing yang singgah. Hal ini didukung dengan
letak yang sangat strategis sebagai jalur perdagangan Internasional. Hasil bumi dari
pertanian tersebut mendongkrak kegiatan perdagangan, akibatnya banyak pedagang dari
China dan India ramai-ramai berdatangan.Faktor lain pendukung kegiatan ekonomi
adalah berhasilnya Sriwijaya menguasai wilayah-wilayah strategis di sekitarnya seperti
Selat Sunda, Selat Malaka, Laut Natuna dan Laut Jawa. Dikuasainya daerah-daerah
tersebut tidak terlepas dari kekuatan armada laut Kerajaan Sriwijaya dengan kapalnya
yang begitu banyak.

 BIDANG SOSIAL
Kehidupan sosial masyarakat di Kerajaan Sriwijaya berbaur dengan para pedagang dari
luar, karena saat itu wilayah tersebut merupakan pelabuhan bagi kapal-kapal asing yang
singgah. Kemungkinan bahasa yang berkembang adalah bahasa melayu kuno, mereka
menggunakan bahasa tersebut untuk berkomunikasi dengan para pedagang.Budaya asing,
khususnya dari India berkembang di wilayah Sriwijaya. Contohnya penggunaan nama-
nama khas India dan pengaruh agama Hindu-Budha semakin menyebar menyeluruh, baik
masyarakat maupun di dalam kerajaan. I Tsing, orang China yang pernah singgah di
Kerajaan Sriwijaya juga menjelaskan bahwa banyak para pendeta dari luar yang
berdatangan untuk berguru/belajar bahasa Sanskerta dan mempelajari kitab suci agama
Budha.

Anda mungkin juga menyukai