Anda di halaman 1dari 1

KERAJAAN TARUMANEGARA

Pendiri Kerajaan Tarumanegara ialah Rajadirajaguru Jayasingawarman, seorang pendeta dari India.
Peperangan di kerajaan tempat asalnya membuatnya harus melarikan diri ke Nusantara dan mendirikan sebuah
kerajaan baru. Setelah wafat, takhta diteruskan oleh putranya, Dharmayawarman. 
Meskipun tidak banyak penjelasan yang bisa ditemukan tentang kedua raja pertama Kerajaan
Tarumanegara ini, namun cukup banyak sejarah yang mencatatkan nama raja ketiga, yaitu Purnawarman. Kerajaan
Tarumanegara mengalami kemajuan yang pesat di bawah kepemimpinannya, mengambil alih hingga puluhan
kerajaan kecil di bawahnya. Kejayaan ini tercatat lewat prasasti-prasasti yang ditemukan.
Pada masa pemerintahannya, Raja Purnawarman memerintahkan pembangunan sebuah terusan sepanjang
6.122 tombak (kira-kira 12 kilometer) di Sungai Gomati, Jawa Barat. Fungsi dari terusan tersebut adalah untuk
mencegah bencana banjir pada saat musim penghujan dan irigasi pada saat musim kemarau. 
Setelah Raja Purnawarman, ada 8 raja yang meneruskan takhta demi takhta. Penerusan itu berakhir pada
saat Raja Linggawarman tidak memiliki putra untuk meneruskan takhtanya. Dengan terpaksa, ia meneruskannya
kepada menantunya, Tarusbawa.
Pada saat Tarusbawa memimpin, kerajaan terpecah menjadi dua: Kerajaan Sunda dan Kerajaan Galuh.
Apa Saja Peninggalan Kerajaan Tarumanegara?
Masyarakat dalam Kerajaan Tarumanegara sudah mengenal budaya menulis. Hal ini terlihat dari banyaknya
prasasti yang ditemukan, yaitu:
1. Prasasti Ciaruteun
Lokasi penemuan prasasti ini adalah di tepi Sungai Ciaruteun, di dekat muara Sungai Cisadane. Prasasti Ciaruteun
menggunakan huruf Pallawa dan bahasa Sanskerta. Pada prasasti ini, terdapat tulisan sebanyak empat baris yang
disusun dalam bentuk sloka, lukisan menyerupai laba-laba, dan sepasang telapak kaki Raja Purnawarman.
2. Prasasti Tugu
Lokasi penemuan prasasti ini adalah di daerah Tugu, Jakarta Utara. Dibandingkan dengan prasasti-prasasti lainnya,
Prasasti Tugu berisikan tulisan yang paling panjang. Dalam tulisan tersebut, dijelaskan tentang perintah Raja
Purnawarman kepada rakyat untuk membuat saluran irigasi di Sungai Gomati.
3. Prasasti Jambu
Lokasi penemuan prasasti ini adalah di sekitar 30 km sebelah barat Bogor, tepatnya di sekitar Bukit Koleangkak,
pada sebuah perkebunan jambu. Dengan huruf Pallawa dan bahasa Sanskerta, prasasti ini berisikan pujian bagi
pemerintahan Raja Purnawarman.
4. Prasasti Cidanghiang/Lebak
Lokasi penemuan prasasti ini adalah di tepi Sungai Cidanghiang, Kampung Lebak, Pandeglang, Banten. Pada
prasasti ini, terdapat dua baris kalimat dengan huruf dan bahasa yang sama dengan prasasti-prasasti sebelumnya.
Dua baris kalimat tersebut berisikan pujian bagi keberanian Raja Purnawarman.
5. Prasasti Muara Cianteun
Lokasi penemuan prasasti ini adalah di daerah Bogor, di tepi sawah yang tidak begitu jauh dari letak penemuan
Prasasti Ciaruteun. Berbeda dengan prasasti-prasasti sebelumnya, Prasasti Muara Cianteun dituliskan dengan
aksara ikal yang belum dapat dibaca. Di samping tulisan tersebut, terdapat lukisan telapak kaki.
6. Prasasti Kebon Kopi
Lokasi penemuan prasasti ini adalah di Kampung Muara Hilir, Cibungbulang, Bogor. Terdapat tulisan aksara ikal
dan lukisan tapak kaki gajah pada prasasti ini. Diperkirakan bahwa tapak kaki gajah tersebut sama dengan tapak
kaki gajah Airawata, gajah tunggangan Dewa Perang, Batara Indra.
7. Prasasti Pasir Awi
Lokasi penemuan prasasti ini adalah di daerah Sukamakmur, Jonggol. Terdapat gambar ranting pohon dan buah
yang berhiaskan sepasang telapak kaki sang raja. Sementara itu, tulisan yang terdapat pada prasasti ini adalah
aksara ikal juga.
Selain ketujuh prasasti yang telah disebutkan, ada pula peninggalan Kerajaan Tarumanegara berupa Kompleks
Percandian Batujaya di Karawang, Jawa Barat, dan beberapa arca seperti Arca Wisnu Cibuaya I dan II.

Anda mungkin juga menyukai