Anda di halaman 1dari 15

TUGAS SEJARAH

 DISUSUN OLEH:
 MAI MANATUN KHOMSA NATI
 FITRI SRI RAHAYU
 FITRI OCTAVIONY
 ADINDA GADIZA
#KERAJAAN TARUMANEGARA

Kerajaan Tarumanegara adalah kerajaan bercorak Hindu di


nusantara yang berdiri pada abad ke-4 hingga abad ke-7 masehi.
Kerajaan Tarumanegara terletak di tepi Sungai Citarum, Jawa
Barat.

Pendiri Kerajaan Tarumanegara adalah Maharesi


Jayasingawarman dari India, yang datang ke nusantara karena
kekacauan dan penjajahan oleh pasukan Maharaja
Samudragupta dari Kerajaan Magada.
Kerajaan ini mencapai puncak kejayaannya pada masa
pemerintahan Raja Purnawarman yang berkuasa antara 395-434
masehi.
Di bawah kekuasaannya, rakyat dipimpin secara bijaksana dan
Tarumanegara berhasil menguasai 48 kerajaan daerah.
 Menurut prasasti Tugu, wilayah Tarumanegara pada masa pemerintahan Purnawarman meliputi bagian utara Jawa
bagian barat, mulai dari Banten hingga Cirebon. Pada masa pemerintahannya, Purnawarman melakukan
penggalian Sungai Candrabaga (saat ini dianggap sebagai kota Bekasi, Candrabaga menjadi Bagasasi, menjadi
Bekasi) dengan panjang 12 km dan Sungai Gomati yang menjurus ke laut. Selain itu, Purnawarman juga memberi
persembahan kepada Brahmana sebesar 1.000 ekor sapi.
RAJA – RAJA KERAJAAN TARUMANAGARA

Berikut adalah daftar raja Kerajaan Tarumanegara :

Jayasingawarman (358-382 M)
Dharmayawarman (382-395 M)
Purnawarman (395-434 M)
Wisnuwarman (434-455 M)
Indrawarman (455-515 M)
Candrawarman (515-535 M)
Suryawarman (535-561 M)
Kertawarman (561-628 M)
Sudhawarman (628-639 M)
Hariwangsawarman (639-640 M)
Nagajayawarman (640-666 M)
Linggawarman (666-669 M)
MASA KEJAYAAN TARUMANEGARA

 Tarumanegara mencapai masa kejayaan pada masa pemerintahan Purnawarman yang dikenal cerdas dan
berwibawa. Pada tahun 397 M, Purnawarman membangun ibu kota kerajaan di sekitar pantai yang kemudian
dianggap sebagai cikal bakal Sunda. Menurut prasasti Tugu, Raja Purnawarman sukses melakukan penaganan
banjir dengan membuat sungai Candrabaga sepanjang 12 km. Selain itu, ia juga memberikan persembahan berupa
pemberian 1000 ekor sapi. Dibawah kepemimpinannya, ia menguasai 48 kerajaan daerah. Wilayah kekuasaannya
meliputi Jawa Barat, Mulai Banten, Jakarta, Bogor dan Cirebon. Kerajaan Tarumanegara juga sudah melakukan
hubungan diplomatik dengan Cina.
KERUNTUHAN KERAJAAN TARUMANEGARA

 Kerajaan Tarumanegara mengalami keruntuhan pada abad ke 7 M pada masa kepemimpinan Raja Linggawarman
setelah 3 tahun berkuasa. Tahta secara otomatis menurun ke menantunya, Tarusbawa. . Berikut adalah faktor
utama runtuhnya Tarumanegara

 >>>>>≥
 Serangan Kerajaan Sriwijaya
 Berdasarkan prasasti Kota Kapur Kerajaan Sriwijaya mengalami keruntuhan pada tahun 650 M. Kerajaan
Sriwijaya dibawah Dapunta Hyang Sri Jayanasa menyerang Jawa. Hal ini dianggap sebagai salah satu faktor
runtuhnya Kerajaan Tarumanegara dan Kerajaan Ho Ling (Kalingga) pada abad ke 7.
 Perpecahan Kerajaan
 Berdasarkan naskah Wangsakerta Kerajaan Tarumanegara mengalami perpecahan dikarenakan adanya pembagian
kerajaan dari Linggawarman ke Tarusbawa, menantunya. Hal ini mengakibatkan Tarumanegara mengalami
perpecahan menjadi dua kerajaan yaitu Sunda dan Galuh. Disebutkan Linggawarman pada tahun 666 memberi
amanat kepada kerajaan kecil dibawah Tarumanegara untuk mewakilinya. Kerajaan Galuh yang berada di dekat
Cirebon dibawah kepemimpinan menantunya, Tarusbawa memilih berpisah dengan Tarumanegara, disisi lain
Linggawarman merubah nama kerajaan menjadi Sunda.
PRASASTI TARUMANEGARA DAN ISINYA

 Prasasti Ciaruteun berisi telapak kaki Purnawarman yang menandakan wilayah kekuasaan Trumanegara mencakup
Sungai Cisadane dan Ciaruteun.
 Prasasti Tugu berisi proses penggalian sungai Candrabaga dan Gomati yang berfungsi untuk mengatasi banjir.
 Prasasti Jambu berisi pujian kepada Purnawarman yang dianggap sebagai Dewa Indra.
 Prasasti Kebon Kopi berisi bentuk kaki gajah yang dianggap sebagai hewan tunggangan Purnawarman, gajah
tersebut dinamai Airawata seperti gajah perang dewa Indra.
 Prasasti Cidanghiyang berisi pujian kepada Purnawarman sebagai raja dari Tarumanegara.
PENINGGALAN

Prasasti Kebon Kopi


Peninggalan Kerajaan Tarumanegara pertama adalah
Prasasti Kebon Kopi. Prasasti ini berlokasi di Desa
Ciaruteun Ilir, Kecamatan Cibungbulang, Kabupaten
Bogor. Prasasti Kebon Kopi ditemukan oleh seorang
Belanda pada awal abad ke-19 dan ditulis pada bongkahan
batu andesit.
Tulisan yang dipakai menggunakan aksara Pallawa dan
bahasa Sanskerta. Prasasti ini juga disebut sebagai
Prasasti Tapak Gajah karena terdapat gambar cetakan
telapak kaki gajah di permukaannya.
 Prasasti Tugu
Kerajaan Tarumanegara juga meninggalkan sebuah
prasasti bernama Prasasti Tugu yang bertempat di
Kampung Batu Tumbuh, Kelurahan Tugu, Koja, Jakarta
Utara. Diketahui bahwa prasasti ini keluar pada masa
pemerintahan Raja Purnawarman pada abad ke-10
Masehi.
Aksara yang digunakan adalah Pallawa dengan
menggunakan bahasa Sansekerta. Prasasti Tugu
menerangkan tentang penggalian Sungai Candrabaga oleh
Rajadirajaguru dan penggalian Sungai Gomati sepanjang
12 km.
 Prasasti Cidanghiang

Selanjutnya, peninggalan Kerajaan Tarumanegara yang


juga tidak kalah penting adalah Prasasti Cidanghiang.
Prasasti Cidanghiang yang juga memiliki nama lain
Prasasti Munjul ini terletak di Desa Lebak, Kecamatan
Munjul, Kabupaten Pandeglang.

Prasasti yang ditemukan pada tahun 1947 dalam kondisi


penuh lumut ini diketahui berisi pujian terhadap Raja
Purnawarman. Ukuran Prasasti Cidanghiang adalah 3,2
meter x 2,2 meter dengan huruf yang ditulis dengan cara
dipahat.
 Prasasti Ciaruteun

Prasasti Ciaruteun adalah peninggalan Kerajaan


Tarumanegara yang berada di Desa Ciaruteun, Kecamatan
Cibungbulang, Kabupaten Bogor. Prasasti ini ditemukan
pada tahun 1863 dan terbagi menjadi dua bagian.
Prasasti Ciaruteun A tertulis dalam aksara Pallawa bahasa
Sansekerta dan terdiri dari 4 baris puisi India. Sementara
Prasasti B memiliki gambar sepasang telapak kaki
manusia dan coretan bercorak laba-laba yang belum
diketahui maknanya hingga kini.
 prasasti Muara Cianten

Prasasti Muara Cianten adalah prasasti yang berlokasi di


Kampung Muara, Desa Ciaruteun, Kecamatan
Cibungbulang, Kabupaten Bogor. Prasasti yang
merupakan batuan andesit ini ditemukan pada tahun
1864 dan ditulis dengan menggunakan huruf Sangkha
atau ikal seperti pada Prasasti Pasir Awi dan Ciaruteun B.
 Prasasti Jambu (Prasasti Pasir Koleangkak)

Peninggalan Kerajaan Tarumanegara ini terletak di Desa


Parakan Muncang, Kecamatan Nanggung, Kabupaten
Bogor. Prasasti Jambu ditemukan pada tahun 1854 di
sebuah Perkebunan Karet Sadeng djamboe pada masa
Kolonial Belanda.
Prasasti Jambu diperkirakan dibuat pada abad ke-5
Masehi dan ditulis dengan pahatan yang menyerupai
segitiga berukuran sekitar 2 sampai 3 meter setiap sisinya.
Huruf yang digunakan dalam Prasasti Jambu adalah
huruf Pallawa dengan bahasa Sanskerta.
 Prasasti Awi Terakhir, peninggalan Kerajaan Tarumanegara yang
masih tersisa sampai sekarang adalah Prasasti Awi.
Prasasti ini berbeda dengan prasasti lainnya yang
ditemukan di aliran sungai. Prasasti Awi justru
ditemukan di area perbukitan. Lokasinya berada di
sebelah selatan bukit pasir Awi, kawasan hutan
Cipamingkis Bogor.
Prasasti Awi ditemukan oleh seorang arkeolog Belanda
bernama N.W. Hoepermans S dan dilaporkan pada
tahun 1864. belum diketahui secara pasti apa isi dari
tulisan yang dipahat di prasasti ini. Namun, diyakini
bahwa pahatan pada prasasti ini ketika diterjemahkan
menggambarkan angka tahun.
Demikian 7 peninggalan Kerajaan Tarumanegara yang
masih tersisa sampai sekarang. Semua itu termasuk
bagian sejarah Kerajaan Tarumanegara pada era 4 M
atau 5 M yang lampau.

Anda mungkin juga menyukai