Anda di halaman 1dari 8

Kerajaan

Tarumanegara
AGNES GRACIA XA/1
1

Kerajaan Tarumanegara adalah kerajaan


yang berkuasa di pulau Jawa pada abad
ke-3 sampai abad ke-7 M.
Kerajaan Tarumanegara adalah sebuah
kerajaan Hindu yang beraliran Wisnu.

Tarumanegara berasal dari kata taruma


dan nagara. Taruma berasal dari kata
tarum yang merupakan nama sungai yang
membelah Jawa Barat (Ci Tarum). Nagara
berarti kerajaan atau negara
2
Raja

Rajadirajaguru Jayasingawarman

Beliau merupakan pendiri Kerajaan Tarumanegara pada tahun 358 M. Ia


merupakan seorang Maharesi dari Salankayana di India yang mengungsi ke
Nusantara karena daerahnya diserang dan ditaklukkan Maharaja
Samudragupta dari Kerajaan Magada.

Dharmayawarman

Dharmayawarman adalah raja yang memerintah setelah Rajadirajaguru


Jayasingawarman. Ia memerintah antara tahun 382 M - 395 M.

Purnawarman

Purnawarman merupakan raja ketiga di Kerajaan Tarumanegara. Ia


merupakan seorang raja yang memerintah dari tahun 395 M - 434 M. Ia juga
mengidentifikasi bahwa ia adalah seorang Wisnu. Pada masa
pemerintahannya, Purnawarman dapat memerintah 48 kerajaan kecil lainnya.
Kerajaan-kerajaan tersebut membentang dari wilayah Salkanagara sampai
Purwalingga.
3
Raja

Suryawarman

Suryawarman (meninggal 561) ialah raja Kerajaan Tarumanagara yang ke-7.


Setelah ayahnya Candrawarman yang meninggal pada tahun 535 dan
memerintah selama 26 tahun antara tahun-tahun 535 - 561. Suryawarman tidak
hanya melanjutkan kebijakan politik ayahnya yang memberikan kepercayaan
lebih banyak kepada raja daerah untuk mengurus pemerintahan sendiri,
melainkan juga mengalihkan perhatiannya ke daerah bagian timur.

Kertawarman

Kertawarman adalah raja ke-8 Kerajaan Tarumanegara. Namanya tercantum


dalam Naskhah Wangsakerta. Baginda mangkat pada tahun 628 dan diwarisi
oleh puteranya, Sudhawarman .

Linggawarman

Dalam Naskah Wangsakerta, Linggawarman adalah raja terakhir Tarumanagara.


Tarusbawa yang berasal dari Kerajaan Sunda Sambawa menggantikan mertuanya
menjadi penguasa Tarumanagara yang ke-13. Karena pamor Tarumanagara pada
zamannya sudah sangat menurun, ia ingin mengembalikan keharuman zaman
Purnawarman yang berkedudukan di purasaba (ibukota) Sundapura.
Prasasti
4

1. Prasasti Tapak Gajah

Prasasti Tapak Gajah ditemukan di Desa Ciaruteun Ilir, Kecamatan


Cibungbulang, Kabupaten Bogor. Prasasti ini ditemukan pada awal abad
XIX oleh N.W. Hoepermans, tertulis pada bongkahan andesit rata dengan
aksara Pallawa dan bahasa Sanskerta. Dinamakan prasasti Tapak Gajah
karena diapit oleh sepasang gambar kaki telapak gajah.

2. Prasasti Tugu

Prasasti Tugu ditemukan di Kampung Batu Tumbuh, Kelurahan Tugu, Koja, Jakarta
Utara. Prasasti ini keluar pada masa pemerintahan Punawarman ditemukan pada
abad ke-X Masehi tertulis dalam bahasa Sanskerta, aksara Pallawa dalam bentuk
sloka dengan metrum anustubh. Dari sekian prasasti yang ditemukan saat
pemerintahan raja Purnawarman, prasasti Tugu adalah yang terlengkap walaupun
tidak menuliskan angka tahun.
Prasasti
5
3. Prasasti Munjul

Prasasti Munjul ditemukan di Desa Lebak, Kecamatan Munjul, Kapubaten


Pandeglang. Lokasinya masih insitu, ditemukan di tepi sungai Cidanghiang. Pada
prasasti ini tertulis dalam bahasa Sanskerta, dengan aksara Pallawa dan metrum
anustubh. Isi dari prasasti ini merupakan pujian dan pengagungan terhadap raja
Purnawarman.

4. Prasasti Ciaruteun

Prasasti Ciaruteun ditemukan di Desa Ciaruteun, Kecamatan Cibungbulang,


Kabupaten Bogor. Prasasti Ciaruteun A yang tertulis dengan bahasa Sanskerta dan
aksara Pallawa terdiri atas 4 baris puisi India (irama anustubh) , dan Prasasti
Ciaruteun B berisikan goresan telapak kaki dan motif laba-laba yang belum
diketahui maknanya, Menurut juru kunci Prasasti Ciaruteun, simbol yang terdapat
pada prasasti tersebut menandakan Raja Purnawarman yang gagah perkasa dan
berkuasa.
Prasasti
6

5. Prasasti Muara Cianten

Prasasti Muara Cianten ditemukan di Kampung Muara, Desa Ciaruteun,


Kecamatan Cibungbulang, Kabupaten Bogor. rasasti ini ditemukan pada tahun
1864 oleh N.W. Hoepermans dan beberapa tokoh lainnya, ukuran Prasasti Muara
Cianten sekitar 2,7 x 1.4 x 1.4 meter dengan jenis batu andesit, hingga saat ini isi
prasasti ini belum dapat dibawa sebab menggunakan huruf sangkha atau ikal
seperti huruf pada Prasasti Pasir Awi dan Ciaruteun B

6. Prasasti Jambu

Prasasti Jambu ditemukan di Desa Parakanmuncung, Kecamatan Nanggung,


Kabupaten Bogor, tempat ditemukannya prasasti ini merupakan Perkebunan Karet
Sadeng Djamboe pada masa Kolonial Belanda, Prasasti ini ditemukan pada tahun
1854 oleh Jonathan Rigg, diduga dibuat pada abad ke-V.
Thank

You

Anda mungkin juga menyukai