PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana sejarah Prasasti Ciaruteun?
2. Berasal dari kerajaan manakah Prasasti Ciaruteun?
3. Bagaimana isi dari Prasasti Ciaruteun?
4. Adakah hubungan Prasasti Ciaruteun dengan prasasti lain atau benda sejarah
lain?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui dan memahami bagaimana sejarah prasasti ciaruteun dan
penemuannya.
2. Untuk mengetahui kerajaan mana yang meninggalkan prasasti ciaruteun
dan siapa raja yang menulisnya.
3. Untuk memahami isi dari penulisan prasasti ciaruteun.
4. Untuk mengetahui hubungan Prasasti Ciaruteun dengan prasasti lain atau
benda sejarah lainnya.
BAB II
PEMBAHASAN
Tempat ditemukannya prasasti ini merupakan bukit (bahasa Sunda: pasir) yang
diapit oleh tiga sungai: Ci Sadane, Ci Anten dan Ci Aruteun. Sampai abad ke-19,
tempat ini masih dilaporkan sebagai Pasir Muara, yang termasuk dalam tanah swasta
Tjampa (=Ciampea, namun sekarang termasuk wilayah Kecamatan Cibungbulang).
Tak jauh dari prasasti ini, masih dalam kawasan Ciaruteun terdapat Prasasti Kebonkopi
I.
Menurut Pustaka Rajya Rajya i Bhumi Nusantara parwa 2, sarga 3, halaman 161
disebutkan bahwa Tarumanagara mempunyarajamandala (wilayah bawahan) yang
dinamai "Pasir Muhara".
Pada tahun 1863 di Hindia Belanda, sebuah batu besar dengan ukiran aksara
purba dilaporkan ditemukan di dekat Tjampea (Ciampea), tak jauh dari Buitenzorg
(kini Bogor). Batu berukir itu ditemukan di Kampung Muara, di aliran sungai
Ciaruteun, salah satu anak sungai Cisadane.[1]:15 Segera pada tahun yang sama,
Prasasti Ciaruteun dilaporkan oleh pemimpin Bataaviasch Genootschap van Kunsten
en Wetenschappen (sekarang Museum Nasional) di Batavia. Akibat banjir besar pada
tahun 1893 batu prasasti ini terhanyutkan beberapa meter ke hilir dan bagian batu yang
bertulisan menjadi terbalik posisinya ke bawah. Kemudian pada tahun 1903 prasasti
ini dipindahkan ke tempat semula.
Prasasti Ciaruteun dibuat dari batu kali atau batu alam. Batu ini berbobot delapan
ton dan berukuran 200 cm kali 150 cm.
Yang menarik perhatian dari prasasti ini ialah lukisan laba-laba dan tapak kaki
yang dipahatkan di sebelah atas hurufnya. Prasasti ini terdiri dari empat baris, ditulis
dalam bentuk puisi India dengan irama anustubh. Melihat bentuknya, prasasti ini
mengingatkan adanya hubungan dengan prasasti raja Mahendrawarman I dari keluarga
Palla yang didapatkan di Dalavanur. (Poesponegoro, Marwati Djoened, 2008: 48-50)
Vikrantasyavanipateh
Crimatah purnavarmmanah
Tarumanagarendrasya
Vishnoriva padadvayan
Yang artinya: Ini (bekas) dua kaki, yang seperti kaki dewa Wisnu, ialah kaki
Yang Mulia Sang Purnawarman, raja di negeri Taruma, raja yang gagah berani di dunia.
Dari pesan yang tertera pada prasasti ada beberapa fakta yang terungkap tentang
kondisi kerajaan Tarumanegara di masa silam.
Ketiga, pahatan gambar telapak kaki yang terdapat pada prasasti menunjukan
bahwa wilayah di sekitar sungai Cisadane dulunya merupakan wilayah kekuasaan
kerajaan Tarumanegara. Pahatan telapak kaki lazim digunakan sebagai penanda atas
kuasa.
A. Simpulan
Isi dari Prasasti Ciaruteun yaitu yang artinya: Ini (bekas) dua kaki, yang seperti
kaki dewa Wisnu, ialah kaki Yang Mulia Sang Purnawarman, raja di negeri Taruma,
raja yang gagah berani di dunia.
Dari pesan yang tertera pada prasasti ada beberapa fakta yang terungkap tentang
kondisi kerajaan Tarumanegara di masa silam.
B. Saran
Untuk mengembangkan lebih lanjut maka penyusun memberikan saran yang
bermanfaat supaya lebih memahami tentang prasasti khususnya Prasasti Ciaruteun dan
Kerajaan Tarumanegara.
DAFTAR PUSTAKA
Poesponegoro, Marwati Djoened. 2008. Sejarah Nasional Indonesia II. Jakarta: Balai
Pustaka.
LAMPIRAN
Prasasti Ciaruteun
Sumber : Dokumen Pribadi