Dosen Pengampu :
Disusun Oleh:
ii
Pengantar
iii
BAB I
PENDAHULUAN
Sebagai salah satu pusat dan sumber kebudayaan Jawa, hingga kini arsitektur
Keraton Surakarta masih dipertahankan seperti aslinya, dijadikan sebagai contoh
arsitektur istana Jawa tradisional terbaik sekaligus benda cagar budaya. Kompleks
bangunan keraton juga masih difungsikan sebagai tempat tinggal raja/sunan
beserta rumah tangganya yang masih menjalankan tradisi kerajaan.
1
Kompleks Kamandungan Lor merupakan salah satu tempat yang paling
dikenal karena tempatnya yang unik dan sering dijadikan sebagai obyek foto.
Kamandungan Lor juga merupakan kompleks yang menjadi obyek utama karena
benda-benda seni dan sejarah di simpan di sana.
Kori Brajanala
2
Sedangkan Kori Kamandungan Lor sendiri merupakan teras terbuka dengan
bagian atasnya dihiasi dengan ukiran Sri Makutha Raja, yakni ukiran besar berwarna
biru-putih dengan ornament senjata perang, daun kapas, dan mahkota di tengah
Sedangkan Balerata merupakan sisi kanan-kiri bangunan yang digunakan sebagai
garasi mobil dan kereta istana, sekarang menjadi Museum Kereta Keraton.
5
berbeda jika dibandingkan dengan keadaan saat keraton baru dibangun.
Pemukiman dan aktivitas penduduk tergolong cukup jauh dari kawasan keraton,
hanya sedikit orag yang memiliki kendaraan. Sehingga lingkungan keraton sangat
ramah bagi pejalan kaki.
Berdasarkan pengalaman penulis saat mengunjungi keraton, akses bagi
pejalan kaki dari titik parkir bus sampai ke Kompleks Kamandungan Lor kurang
nyaman dan aman bagi pejalan kaki. Jalan Supit Urang yang merupakan jalan
menuju Kompleks Kamandungan Lor merupakan jalan umum yang dilewati
kendaraan, baik itu motor maupun mobil, juga orang-orang yang ke arah keraton
dari perhentian bus.
Tidak ada trotoar dan space bagi pejalan kaki sangatlah minim, yakni
bahu jalan yang lebih rendah dan keadaannya sangat dekat dengan lalu lintas
kendaraan. Keadaan di Jalan Sidikara (Kori Gapit Wetan) pun juga sama. Jalan
merupakan satu-satunya jalan dari Kompleks Kamandungan Lor menuju
kompleks museum, terdapat pedagang souvenir dan delman di sepanjang bahu
jalan, manusia juga kendaraan bermotor lewat jalan tersebut.
7
BAB III
KESIMPULAN
3.1 Kesimpulan
Keberadaan suatu bangunan atau karya arsitektur tentu membawa
pengaruh bagi manusia dan lingkungan sekitarnya, begitu juga Keraton Surakarta
Hadiningrat. Di zaman ini, keberadaan Keraton Surakarta dapat menjadi wadah
untuk belajar sejarah juga wisata bagi orang-orang. Keraton juga dapat menjadi
preseden tentang arsitektur berkelanjutan. Bagi lingkungan, keberadaan keraton,
khususnya ruang terbuka hijaunya, dapat menjadi paru-paru bagi lingkungan
sekitarnya yang padat dengan penduduk dan segala aktivitasnya.