Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN STUDI EKSKURSI SOLO

MANUSIA, ARSITEKTUR, DAN LINGKUNGAN

14 OKTOBER 2018

Disusun Oleh :
Fajriyani Salsabila
21020117140067

18 OKTOBER 2018

S1 DEPARTEMEN ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK


UNIVERSITAS DIPONEGORO
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat serta karunia-
Nya sehingga kami mahasiswa Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Diponegoro angkatan
2017 kelas B dapat melaksanakan kegiatan ekskursi di kota Solo untuk memenuhi nilai tugas
dan sekaligus untuk mengetahui bangunan yang berhubungan dengan topik mata kuliah
Arsitektur Lingkungan yaitu arsitektur berkelanjutan, arsitektur tropis, dan ekologi arsitektur.
Dalam kegiatan ini kami mengunjungi 3 objek bangunann yang ada di kota Solo yaitu
Rempah Rumah Karya yang merupakan tempat workshop, studio dan ruang pameran bagi
para seniman di daerah Solo dan sekitarnya. Lalu, Kraton Surakarta Hadiningrat yang
merupakan tempat tinggal dari Raja - Raja Surakarta Hadiningrat, dan objek yang terakhir
kami kunjungi adalah The Park Mall Solo, yang merupakan pusat perbelanjaan yang terletak
di daerah Sukoharjo (Solobaru). Saya akan mengulas satu per satu dari objek-objek yang
telah kami kunjungi, dengan memperhatikan aspek-aspek manusia, arsitektur, dan lingkungan
yang ada. Seperti apa kegiatan menusia yang terjadi objek yang saya kunjungi, bagaimana
arsitektural dari bangunan-bangunannya, dan bagaimana kondisi lingkungan sekitar dari
objek-objek yang saya kunjungi.

Mengingat pengetahuan dan kemampuan saya yang terbatas, penyusunan laporan ini
masih jauh dari sempurna. Maka, saya mengharapkan kritik dan saran pembaca demi
kesempurnaan penyusunan laporan yang akan datang.

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ....................................................................................................................... 2


DAFTAR ISI..................................................................................................................................... 3
BAB I ............................................................................................................................................... 4
PENDAHULUAN ............................................................................................................................. 4
A. Latar Belakang....................................................................................................................... 4
B. Ruang Lingkup ...................................................................................................................... 4
C. Tujuan dan Manfaat ............................................................................................................... 4
BAB II .............................................................................................................................................. 5
PEMBAHASAN ............................................................................................................................... 5
A. Rempah Rumah Karya ........................................................................................................... 5
B. Kraton Surakarta Hadiningrat ................................................................................................. 7
C. The Park Mall Solo ................................................................................................................ 9
BAB III ........................................................................................................................................... 11
KESIMPULAN ............................................................................................................................... 11
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................................ 12
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Ekologi arsitektur adalah paduan antara ilmu lingkungan dan ilmu arsitektur yang
berorientasi pada model pembangunan dengan memperhatikan keseimbangan lingkungan
alam dan lingkungan buatan.

Arsitektur berkelanjutan adalah sebuah konsep terapan dalam bidang arsitektur untuk
mendukung konsep berkelanjutan yaitu konsep mempertahankan sumber daya alam agar
bertahan lebih lama, yang dikaitkan dengan umur potensi vital sumber daya alam dan
lingkungan ekologis manusia, seperti sistem iklim planet, sistem pertanian, industri,
kehutanan, dan tentu saja arsitektur.

Arsitektur tropis adalah jenis arsitektur yang memberikan jawaban atau adaptasi
bentuk bangunan terhadap pengaruh iklim tropis, dimana iklim tropis memiliki karakter
tertentu yang disebabkan oleh panas matahari, kelembapan yang cukup tinggi, curah hujan,
pergerakan angin, dan sebagainya. (Arkana Buana Architects, 2013)

Maka dapat disimpulkan bahwa ketiga hal diatas memiliki tujuan yang sama yaitu
solusi arsitektur terhadap pengaruh lingkungan dan sebaliknya.

B. Ruang Lingkup

1. Bagaimana adaptasi bangunan terhadap masalah lingkungan?


2. Bagaimana kondisi lingkungan terhadap bangunan tersebut?

C. Tujuan dan Manfaat

Untuk mengetahui bentuk jawaban permasalahan lingkungan dalam bentuk bangunan


baik dalam desain, material, dan atau unsur-unsur lainnya.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Rempah Rumah Karya

Rempah Rumah Karya yang merupakan tempat workshop, studio selain itu juga
difungsikan sebagai tempat yang dapat mewadahi desainer, arsitek, seniman, dan komunitas.
Bangunan yang berada di Jalan Adi Sutjipto Solo ini bisa disebut dengan Green Building
karena sesuai dengan namanya “rempah” yang berarti remukan sampah, material yang
digunakan dalam pembangunan bangunan tersebut berasal dari bahan-bahan bekas dan
memiliki konsep yang mengalir apa adanya. Selain itu bangunan ini dikelilingi oleh sawah.

Secara garis besar, Rempah Rumah Karya ini terdiri dari lima bangunan. Satu
bangunan utama dengan atap kurva, satu bangunan beratap ijuk pelana sebagai area
workshop, bangunan gudang di belakang, satu bangunan dua lantai untuk mes, dan satu
massa dari rangka besi berbentuk payung yang menjadi tempat pot tanaman dan menaungi
area komunal.

Untuk atap bangunan paling depan, rangkaian baja membentuk kurva tertutup sebagai
struktur utama di tutup dengan besi wiremesh. Di atasnya lalu diberi krepyak bambu (bambu
yang dipecah) lalu ditutup dengan aspal paper (yang dibuat sendiri dari bekas kantong sak
semen yang dilapis aspal), terakhir ditutup ijuk. Untuk membantu membuat dingin ruang di
bawahnya, bagian atas atap ini dirambati tanaman hidroponik. (Klasika Kompas, 2015)

Untuk fasad bangunan dipakai potongan kayu sisa usaha mebel yang dianyam. Pemasangan
dibuat tidak terlalu rapat supaya sirkulasi udara tetap lancar. Selain itu, potongan kaca sisa
dibingkai dengan besi siku bekas lalu ditempel menjadi elemen bagian dari fasad. Bingkai-
bingkai jendela bekas yang kaca atau kain kasa nyamuknya sudah rusak diganti dengan bilah-
bilah bambu. Komposisi fasad ini membuat bangunan mempunyai pori-pori yang
memungkinkan terjadinya sirkulasi udara dan pencahayaan optimal. (Klasika Kompas, 2015)

Bagian lain dari fasad bangunan terbuat dari kayu-kayu bekas dan disusun dengan
pola abstrak tanpa ada penyusunan yang berpola khusus menambah ke estetik-an bangunan
ini membuatnya menjadi spot yang menarik untuk dilihat dan diamati. selain itu ada juga
bagian sisi bangunan yang tersusun dari balok-balok kayu dengan pola abstrak. Pemasangan
jendelanya pun juga tanpa pola sehingga sangat unik dan menarik.

Untuk menyiasati cuaca di lingkungan tersebut yang bisa cukup panas diselipkan
keran air pada beberapa titik bagian atap sebagai ‘hujan buatan’ dan juga menyelipkan kolam
panjang di antara dua bangunan yang menimbulkan kesan sejuk dengan dikelilingi air. Selain
itu hal yang dapat dirasakan ketika mengunjungi bangunan ini adalah bukan hanya dari
tekstur dalam segi visual namun juga melalui aroma kayu yang kuat.
B. Kraton Surakarta Hadiningrat

Kraton Surakarta Hadiningrat yang terletak di terletak di pusat kota Solo, Kelurahan
Baluwarti, Kecamatan Pasar Kliwon, Kota Surakarta ini merupakan sebuah bangunan
kawasan kraton tempat tinggal dari Raja-Raja Surakarta. Bangunan ini dibangun pada tahun
1743 oleh Sultan Hamengku Buwana I. Mengunjungi keraton Solo dari arah depan bisa
terlihat susunan kota lama khas Jawa: sebuah bangunan keraton yang dikelilingi oleh alun-
alun, Pasar Klewer, dan Masjid Agung Surakarta.. (Wikipedia, 2017)
Sebagai salah satu pusat dan sumber kebudayaan Jawa, hingga kini arsitektur Kraton
Surakarta masih dipertahankan seperti aslinya, dijadikan sebagai contoh arsitektur istana
Jawa tradisional terbaik sekaligus benda cagar budaya. Keraton Surakarta Hadiningrat
memang bisa dibilang unik, dari setiap tempat dan bangunan yang ada bisa dipastikan
memiliki nama dan fungsinya masing-masing.
Jika dilihat secara fisik dan diurutkan dari arah utara, bangunan keraton terdiri dari
beberapa kompleks, diantaranya adalah : Kompleks Alun-alun Lor, Kompleks Sasana
Sumewa, Kompleks Siti Hinggil Lor, Kompleks Kamandungan Lor, Kompleks Sri
Manganti, Kompleks Kedhaton, Kompleks Magangan, Kompleks Sri Manganti dan
Kamandungan Kidul, Kompleks Siti Hinggil Kidul dan Alun-alun Kidul.
Untuk kompleks Kamandungan Lor hingga Kamandungan Kidul, wilayah ini
dikelilingi dinding pagar pertahanan dengan ukuran lebar sekitar lima ratus meter dan
panjang sekitar tujuh ratus meter. Tembok pagar keraton ini dikenal dengan Baluwarti.
Sedangkan kedua kompleks Siti Hinggil dan Alun-alun tidak dikelilingi tembok pertahanan.
(Javanist, 2016)
Saat dilaksanakannya ekskursi, kami berkumpul di bagian Kompleks Kamandungan
Lor, kompleks ini merupakan area terdepan dari Kraton Surakarta Hadiningrat. Bangunan
ini berwujud sebuah gerbang dengan teras terbuka yang bagian atasnya dihiasi dengan
ukiran besar berwarna biru-putih (dibuat pada masa pemerintahan Sri Sunan Pakubuwana
X).
Untuk memasuki wilayah Kedathon pengunjung harus berjalan kira-kira 200 meter
dan masuk melalui pintu samping, karena pintu bagian depan hanya diperuntukkan untuk
tamu-tamu penting.
Begitu masuk kompleks Kedathon, pengunjung akan menemukan lorong panjang
yang merupakan teras atau selasar bangunan. Ruangan di dalam bangunan ini tidak
bersekat. Bagian timur dan barat diperuntukkan sebagai museum untuk menyimpan koleksi
milik Keraton.
Bangunan museum ini mayoritas terbuat dari kayu jati dan memiliki plafon yang
tinggi, namun perancang meletakkan boven tepat dibawah plafon dan ukuran boven sangat
kecil sehingga sirkulasi udara terbatas apalagi mengingat bangunan tersebut digunakan
sebagai museum yang notabene ramai pengunjung. Dikarenakan penempatan boven yang
tinggi, pencahayaan yang masuk lebih banyak bersumber dari bagian pintu sehingga di
dalam ruangan diperlukan banyak lampu. Dibagian tengah museum terdapat tanah yang
kosong dan terlihat sedikit gersang dan hanya ada beberapa tumbuhan yang tumbuh disana.
Bisa diambil kesimpulan bahwa konsep pembangunan Kraton Surakarta Hadiningrat
belum secara maksimal mengadaptasi konsep Green Building dikarenakan beberapa hal
contohnya, karena bangunan tinggi dan peletakan tidak tepat menyebabkan sirkulasi dan
penerangan yang didapat dalam ruangan tidak maksimal.
C. The Park Mall Solo

The Park Mall Solo adalah pusat perbelanjaan yang bisa dikatakan baru dikota Solo,
terletak di daerah Sukoharjo (Solobaru) bangunan ini didirikan pada tahun 2013 diatas
lahan seluas 16 ha yang diklaim sebagai superblok terbesar di Jawa Tengah dan DIY.
Bangunan komersial ini terdiri atas empat lantai dengan luas bangunan 55.000 m² dan
lahan parkir seluas 22.000 m². The Park Mall mempunyai konsep green superblock
dengan tema The Green Shopping Atmosphere dimana pengunjung ketika memasuki area
Mall akan melihat ruang terbuka hijau dengan suasana yang alami karena disekitar pusat
perbelanjaan pengunjung akan menjumpai banyak taman dan pepohonan. (Abstrak TA)
Pusat perbelanjaan ini mengintegrasikan ruang terbuka publik. Diruang terbuka itu
ditanami vegetasi-vegetasi untuk mempersejuk dan sebagai ketertarikan ruang tersebut.
Adapun fungsi lain dari ruang terbuka tersebut sebagai tempat untuk bersantai dan
menghabiskan waktu disana, sebab pihak pengelola menyediakan meja dan kursi.
Pada area ruang terbuka mall tersebut ada tritisan atap kaca, atap kaca berfungsi
sebagai pemantul cahaya sehingga pada ruang terbuka tersebut selain mendapat cahaya
matahari langsung, mendapat cahaya pula dari pantulan kaca tersebut. Meskipun begitu,
kurangnya peneduh atau naungan di atas area tempat duduk sehingga pengunjung merasa
tidak nyaman beraktivitas di area tempat duduk akibat sinar matahari. Aksesibilitas pada
ruang terbuka publik The Park Solo samar dikarenakan adanya hubungan ruang dan jalan
yang melewati ruang-ruang berupa retail makanan dan minuman dan menembus ruang di
area tempat duduk.

Pada ruang terbuka publik The Park Solo, unsur desain didominasi oleh unsur ruang
karena pada ruang terbuka ini lebih memperkuat memberikan kesan luas, lapang, dan
terbuka dengan luasnya ruang terbuka publik, elemen vegetasi, tekstur kayu, dan
menggunakan warna-warna alami. (Dwi Putra, Astrini, & Martiningrum)

The Park Mall Solo juga mengadaptasi konsep Green Building dengan cara
menyediakan beberapa tempat sampah berdasarkan jenis sampahnya, penggunaan
eskalator yang hemat energi (jika tidak ada yang melewati maka eskalatornya berjalan
pelan, dan jika ada orang yang berjalan melewatinya maka eskalatornya akan berjalan
lebih cepat), dan pengaplikasian kaca pada dinding berakibat cahaya matahari masuk dan
memberikan efek terang sehingga pada siang hari dapat mengurangi penggunaan lampu.
Disekitar bangunan dari The Park juga banyak terdapat vegetasi-vegetasi yang ditanami
dan membuat sejuk pada siang hari. Penanaman pohon-pohon dan vegetasi lain disekitar
bangunan The Park bisa dikatakan sebagai upaya mewujudkan kawasan yang hijau dan
ramah lingkungan.
BAB III

KESIMPULAN

Rempah Rumah Karya bisa disebut dengan Green Building karena dapat menjawab
permasalahan lingkungan yaitu pembuangan limbah material yang diolah kembali menjadi
material utama yang digunakan dalam pembangunan bangunan tersebut. Selain itu, faktor
sirkulasi, penerangan, utilitas bangunan tersebut tidak mengganggu lingkungan. Contohnya
penerapan maksimal penerangan alami pada siang hari sehingga menghemat energy listrik.

Konsep pembangunan Kraton Surakarta Hadiningrat belum secara maksimal


mengadaptasi konsep Green Building dikarenakan beberapa hal contohnya, karena bangunan
tinggi dan peletakan tidak tepat menyebabkan sirkulasi dan penerangan yang didapat dalam
ruangan tidak maksimal sehingga memerlukan faktor buatan dalam kebutuhan kegiatannya.

The Park Mall Solo dapat disebut dengan Green Building karena banyak faktor green
building yang diterapkan. Contohnya, dengan menyediakan ruang terbuka public yang
dikelilingi oleh vegetasi, dan mengurangi penggunaan energi listrik.
DAFTAR PUSTAKA

(n.d.). Retrieved from Abstrak TA: http://abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/D1613054_bab3.pdf

Arkana Buana Architects. (2013, October 20). Retrieved October 18, 2018, from Ab architects:
http://abarchitects.blogspot.com/2013/10/arsitektur-tropis.html

Klasika Kompas. (2015, Januari 2). Retrieved Oktober 18, 2018, from Menilik Keunikan Bangunan
Rempah Rumah Karya: https://klasika.kompas.id/menilik-keunikan-bangunan-rempah-
rumah-karya/

Javanist. (2016, Maret 21). Retrieved Oktober 18, 2018, from Menelisik Arsitektur Keraton
Surakarta: https://javanist.com/arsitektur-keraton-surakarta/

Wikipedia. (2017, November 28). Retrieved Oktober 18, 2018, from Istana Mangkunegaran:
https://id.wikipedia.org/wiki/Istana_Mangkunagaran

Dwi Putra, A., Astrini, W., & Martiningrum, I. (n.d.). Integrasi Ruang Terbuka Publik Terhadap Pusat
Perbelanjaan.

Anda mungkin juga menyukai