Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN STUDI EKSKURSI SOLO

MANUSIA, ARSITEKTUR, DAN LINGKUNGAN


14 AGUSTUS 2018

Disusun Oleh :
Muhammad Rizal Aroaz Sya’bani
21020117130087

18 OKTOBER 2018

S1 DEPARTEMEN ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK


UNIVERSITAS DIPONEGORO
PENGANTAR

Minggu, 14 Oktober 2018 saya mahasiswa Arsitektur Fakultas Teknik


Universitas Diponegoro angkatan 2017 kelas B melakukan studi ekskursi ke
kota Solo. saya melakukan studi ekskursi ini dalam agenda mata kuliah
Arsitektur Lingkungan.

Dalam ekskursi ini kami mengunjungi 3 objek yang ada dikota Solo.
Yaitu, Rempah Rumahkarya yang merupakan tempat workshop, studio,
konsultan arsitek dan ruang pameran bagi para seniman didaerah solo dan
sekitarnya. Lalu, Kraton Surakarta Hadiningrat/Kraton Solo. Dan objek yang
terakhir saya kunjungi adalah Pasar Klewer Solo, yang merupakan pasar tekstil
terbesar di Kota Solo. Saya akan mengulas satu per satu dari objek-objek yang
sudah saya kunjungi, dengan memperhatikan aspek-aspek manusia,
arsitektur, dan lingkungan yang ada. Pengaruh material, struktur dan elemen
arsitektur lainnya apakah sudah sama dengan konsep arsitektur
berkelanjutan, arsitektur hijau atau eko arsitektur, dan bagaimana kondisi
lingkungan sekitar dari objek-objek yang saya kunjungi.
OBJEK 1

REMPAH RUMAH KARYA

Objek Pertama yang saya kunjungi Bersama teman mahasiswa dan dosen
pembimbing mata kuliah arsitektur dan lingkungan adalah RUMAH REMPAH KARYA yang
berada di Jl. Adi Sucipto No.56, Paulan Kulon, Paulan, Colomadu, Kabupaten Karanganyar,
Jawa Tengah 57174. . Rempah Rumahkarya adalah suatu wadah yang menaungi para
pengrajin-pengrajin yang ada di Solo dan sekitarnya, disana juga banyak dipamerkan hasil
karya dari para pengrajin, adapun bengkel workshop di Rempah Rumah karya tersebut dan
juga di fungsingkan sebagai tempat konsultan arsitektur. Bangunan rempah rumah karya
ini bias dikatakan sebagai bangunan Green Architecture/Arsitektur Hijau karena bangunan
ini memanfaatkan material sisa/bahan-bahan bekas dari suatu produksi.

Saat pertama kali masuk, kita disuguhkan instalasi baja berbentuk paying yang
ditanami tamanan rambat/hidroponik di atasnya yang menjadikan kesan sejuk ketika
berada dibawahnya.

Instalasi payung ini memanfaatkan besi baja bekas yang disusun dan diperhitungkan
sebelumnya. Dan disekitar instalasi ini terdapat sitting grup melingkari instalasi ini
sebagai tempat untuk duduk bersantai.
Pada bagian fasad rempah rumah karya ini dipakai potongan kayu sisa yang telah
terpotong. Lalu di susun secara abstrak oleh para pekerjanya, namun tetap diarahkan
untuk memasangnya tidak terlalu rapat agar tetap ada sirkulasi udara dan cahaya yang
masuk ke dalam ruangannya.
Pada bagian lantainya menggunakan anyaman bambu. Anyaman ini tidak serta
merta di pasang saja melainkan dilapisi semen/diplester sehingga mengeras dan awet
ketika dilalui oleh pengunjung. Dibawahnya terdapat bambu-bambu panjang sebagai
penopang lantai ini.

Untuk bentuk bangunan dan atap sendiri memiliki keunikan yaitu dari sisi
pendekatan atau metode yang dilakukan dalam membangunnya. Sang arsitek membuat
bangunannya dulu/membuat bentuknya dulu baru setelah ini membentuk ruang di
dalamnya. Dengan alasan karena menyesuaikan bahan bahan bekas yang digunakan.
Untuk atap bangunan, rangkaian baja yang membentuk kurva tertutup sebagai struktur
utama dicover dengan besi. Di atasnya lalu diberi krepyak bambu (bambu yang dipecah)
lalu ditutup dengan aspal paper (yang dibuat sendiri dari bekas kantong sak semen yang
dilapis aspal), terakhir ditutup ijuk. Untuk membantu membuat dingin ruang di bawahnya,
bagian atas atap ini dirambati tanaman.

Pada salah satu bangunannya terdapat suatu ruang yang disitu banyak diletakkan
hasil karya maket dari konsultan arsitektur rempah rumah karya itu. Disini kita liat bentuk
ceiling yang miring ini unik, namun ada ketinggian dari ceiling ini sendiri terlalu rendah
sehingga suhu di ruangan ini agak panas. Apabila dibuat lebih tinggi mungkin bisa
meminimalisir suhu panas tersebut dan sirkulasi udara juga lebih baik lagi.
OBJEK 2
KRATON SURAKARTA/KRATON SOLO

Keraton Surakarta Hadiningrat/Keraton Solo adalah istana resmi Kasunanan


Surakarta yang terletak di Kota Surakarta, Jawa Tengah. Keraton ini didirikan oleh
Susuhunan Pakubuwana II pada tahun 1744 sebagai pengganti Istana/Keraton Kartasura
yang porak-poranda akibat Geger Pecinan 1743. Saya dan teman mahasiswa beserta dosen
pembimbing mata kuliah mengunjungi tempat ini karena Keraton Solo memiliki bentuk
bangunan yang unik dan juga menjadi salah satu destinasi wisata andalan kota Solo.

Material dari Kraton Solo ini banyak menggunakan kayu jati. Karakter dari kayu jati
yang kuat, kokoh, dan anti rayap ini yang menjadikan Kraton Solo ini tetap kokoh sampai
sekarang. Bentuk entrance dengan ornament ukiran-ukiran indah pada kayu makin
mempejelas pengunjung bahwa tempat itu adalah area terdepan dari Kraton Solo. Nuansa
putih dan biru dengan gaya arsitektur Jawa-Eropa ini yang membuat unik dari Kraton Solo.
Memasuki area tengah Kraton, dapat dilihat pola dari tata ruang tradisional yaitu
terdapat lahan kosong berada ditengah atau dikelilingi oleh bangunan. Pada setiap
bangunan itu sendiri, ketika kita berteduh atau berada dibawahnya, kita akan merasa sejuk
karena sirkulasi udaranya yang baik dengan membuat ceiling yang tinggi dan juga koridor-
koridor panjang yang nyaman. Dan juga terdapat pohon-pohon rindang di area tengah
tersebut.

Bagian dalam dari kraton juga memperlihatkan bentuk-bentuk arsitektural lampau


dengan ceiling setinggi sekitar 4-5 meter sehingga sirkulasi udara didalam maupun yang
masuk ini membuat seseorang tidak merasa panas.
OBJEK 3
PASAR KLEWER

Pasar Klewer Solo merupakan pasar tekstil terbesar di Kota Solo. Pasar yang
letaknya bersebelahan dengan Keraton Surakarto/Keraton Solo ini juga merupakan pusat
perbelanjaan kain batik yang menjadi rujukan para pedagang dari Yogyakarta, Surabaya,
Semarang, dan kota-kota lain di Pulau Jawa. Pasar Klewer menyediakan berbagai macam
jenis kain dan pakaian mulai dari pakaian anak-anak, dewasa, orang tua, pakaian resmi,
pakaian sekolah, pakaian kemeja wanita dan pakaian santai. Selain itu, terdapat kaos, jaket,
dasi, kain bahan katun hingga sutra. Namun, yang menonjol di Pasar klewer adalah adanya
berbagai macam jenis batik. Di antaranya batik tulis Solo, batik cap, batik antik keraton,
batik pantai keraton Solo dan batik putri Solo.[2] Selain itu, ada berbagai jenis batik dari
Yogyakarta, Pekalongan, Banyumas, Madura, Betawi dan kota-kota lainnya. Di pasar ini
juga tersedia kain batik untuk baju, seprai, sarung bantal dan aksesori-aksesori bermotif
batik. Selain terkenal dengan pusat batik, pasar ini menyediakan makanan, kerajinan,
pernak-pernik, barang elektronik, emas dan peralatan dapur.[2] Ada juga kerajinan khas
masyarakat Solo yang berkualitas ekspor, seperti cermin kayu ukir, kaca ukir dan berbagai
cenderamata berbahan dasar kaca.

Bangunan Pasar Klewer ini termasuk bangunan baru karena pada tahun 2014 silam
pasar klewer pernah terjadi insiden kebakaran dan kemudian diperbaiki lagi pada tahun
2015. Pasar Klewer terdiri dari 4 lantai yaitu basement, semi-basement, lantai 1, dan lantai
2. Untuk basement digunakan sebagai tempat parkir kendaraan, kemudian semi basement,
lantai 1 dan lantai 2 digunakan sebagai tempat untuk para pedagang.
Pasar Klewer juga dilengkapi sejumlah perlengkapan semi modern. Seperti
travellator dan lift pengangkut barang agar aktifitas angkut barang di Pasar Klewer mudah
dilakukan. Dan juga untuk sisi keamanan, disediakan hydran dan fire hydran di beberapa
sudut bangunan dan di beberapa titik. Dan disitu juga ada TPS dan beberapa orang yang
ditugasi sebagai penjaga Pasar Klewer jika terjadi sesuatu.

Disetiap lantai, terutama lantai semi-basement, lantai 1 dan lantai 2 memiliki


perbedaan penggunaan. Yaitu, semi-basement digunakan sebagai pedagang peralatan,
lantai 1 berupa kios kios dan lantai 2 nya berupa los. Pada area tempat pedagang berjualan
ini. Ruang gerak yang dapa dilalui agak sempit dan terkesan sesak oleh barang barang.
Selain terkesan sesak dan sempit. Sirkulasi udara di bangunan Pasar Klewer ini juga
kurang baik, walaupun bangunan ini memiliki atap yang tinggi dan terdapat lubang-lubang
di sisi dindingnya. Namun masih terasa panas ketika di dalam ruangan. Dan juga area
servis/kamar mandi/toilet yang lumayan jauh karena posisinya berada di belakang
bangunan dan juga drainase yang kurang baik.
Walaupun bangunan ini menunjuk arsitektur Khas Jawa, yakni dengan perpaduan
antara arsitektur Keraton Surakarta dengan nuansa modern. Namun, beberapa aspek
masih perlu diperbaiki terutama pada sisi sirkulasi.
PENUTUP

Ekskursi ini berguna agar saya dan teman mahasiswa lainnya dapat lebih peka dan
kritis dalam mengamati mengenai bangunan-bangunan, rancangan arsitektur, maupun
kawasan-kawasan yang ada disekitar kita. Terutama pada mata kuliah Arsitektur dan
Lingkungan ini, kami mengamati mengenai manusia, arsitektur dan lingkungan. Apakah
terdapat keharmonisan di antara ketiga aspek diatas, apakah bangunan/kawasan yang
kami kunjungi dapat dikatakan sebagai bangunan ramah lingkungan (mengikuti prinsip dari
Green Architecture) dan banyak lagi yang dapat kami pahami dari ekskursi ini.

Kiranya ulasan kami diatas dapat dijadikan sebagai tolak ukur akan seberapa paham
kami akan konsep dan prinsip Green Architecture. Apabila ada salah kata dan minimnya
pengetahuan ataupun wawasan kami dalam ulasan diatas mohon dimaklumi dan
dimaafkan.

Anda mungkin juga menyukai