Anda di halaman 1dari 20

Studi Lapangan 2020

Program Studi Arsitektur Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Widya Mataram Yogyakarta

Arsitektur Trdisional Jawa,


Studi Lapangan Terhadap Bangunan Museum Ullen Sentalu di Yogyakarta

Ery Junita Marbun


202412007
Jurusan Teknik Arsitektur, Fakultas Sains dan Teknologi,
Universitas Widya Mataram Yogyakarta

Abstract: Paper ini merupakan hasil laporan studi lapangan untuk syarat publikasi ilmiah
Jurusan Teknik Arsitektur, Fakultas Sains dan Teknologi Universitas, Universitas Widya
Mataram Yogyakarta dengan Judul Arsitektur Tradisional Jawa Studi Lapangan Terhadap
Bangunan Museum Ullen Sentalu di Yogyakarta.

1
Studi Lapangan 2020
Program Studi Arsitektur Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Widya Mataram Yogyakarta

1. Pendahuluan
Yogyakarta merupakan salah satu tempat paling poluler di Indonesia karena
memiliki banyak sekali kebudayaan yang menarik. Beragam tempat wisata, makanan
khas, dan tempat belanja sungguh menjadi magnet bagi para wisatawan yang hendak
berkunjung, salah satunya yaitu museum ullen sentalu.
Dalam penulisan paper ini penulis telah melakukan studi lapangan terhadap
bangunan museum ullen sentalu yang bertempat di Pakem, Kaliurang, Kabupaten
Sleman, Yogyakarta. Kegiatan ini bertujuan untuk menganalisa struktur, desain, program
ruang, material hingga sambungan pada tiap bangunan museum ullen sentalu.

2. Pembahasan
Penetapan nama “Ullen Sentalu” merupakan singkatan dari bahasa Jawa yakni,
“ULating bLENcong SEjatiNe TAtaraning LUmaku” yang artinya adalah “Nyala lampu
blencong merupakan petunjuk manusia dalam melangkah dan meniti kehidupan”.
Filsafah ini diambil dari sebuah lampu minyak yang dipergunakan dalam pertunjukkan
wayang kulit (blencong) yang merupakan cahaya yang selalu bergerak untuk
mengarahkan dan menerangi perjalanan hidup kita.

Lokasi : Pakem, Kaliurang, Kabupaten

Sleman, Yogyakarta
Fungsi Bangunan : Museum
Dibangun : tahun 1994
Diresmikan : 1 maret 1997
Kepemilikan : Swasta (oleh Bapak Haryono)
Luas Lahan :1,2 hektar

2
Studi Lapangan 2020
Program Studi Arsitektur Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Widya Mataram Yogyakarta

Pada struktur jika dilihat dari luar, museum ini tampak seperti sebuah istana kuno di
Eropa, dengan perpaduan bentuk segitiga dan kubus. Isi dari museum ini semuanya
tentang kebudayaan masyarakat Jawa pada jaman dahulu. Unsur arsitektur vernacular
yang menyatu dengan alam sekitarnya muncul secara penuh dengan penggunaan batu
andesit yang ditambang dari area sekitar lokasi museum, kemudian dibangun dengan
teknologi lokal dan dikerjakan oleh pekerja dari desa Kaliurang yang ahli dalam
membelah batu dan menyusunnya menjadi bangunan. Bangunan-bangunan pada
museum ini juga sangat tradisional jawa seperti bentuk atap, sambungan, jendela,
interior, dll.
Design
Dari segi desain, Museum Ullen Sentalu memiliki arsitektur gothic. Dari luar,
museum ini tampak seperti sebuah istana kuno di Eropa, dengan perpaduan bentuk
segitiga dan kubus. Tapi, isi dari museum ini semuanya tentang kebudayaan masyarakat
Jawa pada jaman dahulu. Beberapa jenis koleksi museum yang unik ini antara lain
adalah kain batik dengan berbagai corak yang indah, foto-foto dan lukisan-lukisan
tentang tokoh dan budaya Jawa, dan masih banyak lagi.

3
Studi Lapangan 2020
Program Studi Arsitektur Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Widya Mataram Yogyakarta

Seperti museum-museum lain, Museum Ullen Sentalu memiliki beberapa ruang,


yang masing-masing seakan-akan merekam kejadian-kejadian di masa lalu. Unsur
arsitektur vernacular yang menyatu dengan alam sekitarnya muncul secara penuh
dengan penggunaan batu andesit yang ditambang dari area sekitar lokasi museum,
kemudian dibangun dengan teknologi lokal dan dikerjakan oleh pekerja dari desa
Kaliurang yang ahli dalam membelah batu dan menyusunnya menjadi bangunan.
Bangunan-bangunan pada museum ini juga sangat tradisional jawa seperti bentuk atap,
sambungan, jendela, interior, dll.

Program Ruang
Area 1
1. Ruang Pertama

4
Studi Lapangan 2020
Program Studi Arsitektur Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Widya Mataram Yogyakarta

Terdapat tempat pengambilan tiket, pendaftaran masuk tour, dan juga ruang tunggu.
Desain yang modern dengan bermaterialkan beton dan kaca yang membuat ruangan
mendapatkan pencahayaan alami. Dengan desain ruangan yang modern.

2. Ruang Kedua

Ruang pameran gamelan salah seorang pangeran Kasultanan Yogyakarta dan beberapa
lukisan tari dengan desain yang tradisional, menggunakan pencahayaan lampu ruangan
(Warm Light) dan lampu sorot pada lukisannya. Material yang digunakan pada dinding
batu bata merah tanpa plesteran, balok induk plafon menggunakan bahan kayu.

3. Ruang Ketiga

5
Studi Lapangan 2020
Program Studi Arsitektur Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Widya Mataram Yogyakarta

Dari ruang pameran gamelan akan melewati ruangan yang berbentuk lorong panjang
(gua) dengan berbagai ketinggian 2,5-3,5m juga tanpa adanya bukaan (sistem AC) dan
menggunakan material batu merapi dan beton. Dan menggunakan pencahayaan
buatan, lampu sorot yang mengarah ke lukisan. Ruang  ini memamerkan karya-karya
lukis dokumentasi dari tokoh-tokoh yang mewakili figur  4 keraton Dinasti
Mataram. Lorong panjang ini akan menutun pengunjung untuk keluar dengan menaiki
anak tangga dan ke area selanjutnya.

Area 2
Kampung Kambang (dengan konsep labirin) merupakan area yang berdiri di atas kolam
air dengan bangunan berupa ruang-ruang di atasnya. Konsep area ini diambil dari
konsep Bale Kambang dan konsep Labirin. Kampung Kambang terdiri dari lima ruang
pamer museum, yaitu:

1. Ruang Pertama

6
Studi Lapangan 2020
Program Studi Arsitektur Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Widya Mataram Yogyakarta

Ruang yang menampilkan syair-syair yang diambil dari buku kecil GRAj Koes Sapariyam
(putri Sunan PB XI, Surakarta) dan ditemukan di suatu ruang di dalam Kaputren
Kasunanan Surakarta. Dengan luasan ruang sekitar 5X4m, material kayu dan beton, dan
atap segitiga. Memiliki 1 jendela yang memasukkan sinar matahari kedalam dan dibantu
dengan pencahayaan lampu ruangan.

2. Ruang Kedua

Suatu ruang yang khusus dipersembahkan bagi Ratu Mas, permaisuri Sunan Paku
Buwana X. Di ruang ini dipamerkan lukisan Ratu Mas, foto-foto beliau bersama  Sunan

7
Studi Lapangan 2020
Program Studi Arsitektur Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Widya Mataram Yogyakarta

serta putrinya, serta pernak-pernik kelengkapan beliau, seperti topi, kain  batik, dodot
pengantin, dodot putri, asesori, dll. Konsep ruangan adalah Joglo dan barang yang
pamerkan bersifat privat dimana barang dimasukan ke dalam ruang kaca. Sistem
pencahayaan menggunakan lampu dan penyejuk ruangan dengan sistem AC.

3. Ruang Ketiga

Ruang yang menampilkan koleksi batik dari Surakarta di zaman Sunan PB X hingga Sunan
PB XII dari Surakarta. Dimana ruang yang digunakan sangat kecil sekitar 2x4m,
ruangannya dibagi dua dengan ruangan kaca tempat kain-kain disimpan dan
dipamerkan. Tidak memiliki jendela melainkan menggunakan sistem AC dan cahaya dari
lampu ruangan.

4. Ruang Keempat

Ruang ini juga menampilkan koleksi Batik ditanah Yogyakarta di era Sultan HB VII sampai
dengan Sultan HB VIII dari Kraton Yogyakarta. Ruang yang berukuran sekitar 3mx4m.

8
Studi Lapangan 2020
Program Studi Arsitektur Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Widya Mataram Yogyakarta

Seperti ruangan sebelumnya ruangan ini tidak memiliki jendela, mengunakan sistem AC,
pencahayaan dengan lampu, dengan menggunakan ruang kaca.

5. Ruang Kelima

Ruang ini dikatakan sebagai album hidup Gusti Raden Ayu Siti Nurul Kusumawardhani,
putri tunggal Mangkunegara VII dengan permaisuri GKR Timur. Menampilkan
dokumentasi foto pribadi dari masa kanak-kanak hingga pernikahannya (1921-1951).
Ruangan ini berukuran sekitar 5mx5m dan memiliki satu buah jendela yang diterali demi
keamanan. Menggunakan sistem AC dan pencahayaan dengan lampu. Atapnya segitiga
tanpa menggunakan plafon. Material menggunakan beton dan kayu.

6. Ruang Keenam

9
Studi Lapangan 2020
Program Studi Arsitektur Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Widya Mataram Yogyakarta

Ruangan yang disediakan oleh pihak museum untuk menjadi tempat peristirahatan
pengunjung. Material ruangan ini menggunakan beton dengan batu merapi, kayu dan
jendela kaca disetiap sisi dinding yang membuat sinar matahari masuk. Atapnya seperti
ruangan lain tanpa plafon dengan balok induk ditengah dan ada dua buah tiang kayu
ditengah ruangan yang bertujuan menopang balok induk.

Area 3
1. Ruang Pertama
Disebut Koridor Retja Landa, ini adalah museum luar ruangan yang memamerkan arca
dewa-dewi Hindu dan Buddha dari abad ke-8 masehi. Dengan pemandangan taman
yang indah.

10
Studi Lapangan 2020
Program Studi Arsitektur Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Widya Mataram Yogyakarta

2. Ruang Kedua

Ruang Sasana Sekar Bawana. Di ruang ini dipamerkan beberapa lukisan raja Mataram,
lukisan tari sakral Bedhaya Ketawang, serta lukisan dan patung dengan tata rias
pengantin gaya Yogyakarta. Dengan ruangan persegi panjang yang cukup besar, yang
tiap dindingnya berjejeran kolom-kolom besar berukuran 60x60cm. Satu sudut dinding
tempat pintu masuk dindingnya menggunakan kaca.

Area 4
Area terbuka yang bebas bagi pengunjung untuk berfoto, bersantai, dan berbelanja.

1. Ruang Pertama

11
Studi Lapangan 2020
Program Studi Arsitektur Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Widya Mataram Yogyakarta

Adalah tempat terbuka


seperti lapangan, dengan
lukisan pahatan batu alam
dengan ditopang beberapa
tiang.

2. Ruang Kedua

Tempat berfoto dan bersantai pengunjung dengan kolam yang membuat sejuk, yang
airnya mengalir dari kolam yang berada di bawah bangunan-bangunan pada Area
Kedua.

3. Ruang Ketiga
Adalah bangunan yang menjadi tempat bersantai dan berbelanja. Lantai bawah tempat
berjualan pakaian-pakaian, lantai atas menjadi tempat untuk membeli souvenir dan ada
sebuah restoran. Dengan material yang sama dengan bangunan lainnya yaitu dinding
beton dan kaca, dengan atap yang rangkanya dari atap tanpa plafon.

12
Studi Lapangan 2020
Program Studi Arsitektur Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Widya Mataram Yogyakarta

Material

Material pokok yang digunakan pada bangunan-bangunannya rata-rata menggunakan


beton, batu alam, kaca, dan kayu. Konsepnya yang tradisional menjadi acuan untuk
menggunakan material yang sederhana yang sering digunakan untuk membangun.

13
Studi Lapangan 2020
Program Studi Arsitektur Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Widya Mataram Yogyakarta

14
Studi Lapangan 2020
Program Studi Arsitektur Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Widya Mataram Yogyakarta

15
Studi Lapangan 2020
Program Studi Arsitektur Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Widya Mataram Yogyakarta

Detail Sambungan
Fasad Bangunan
Fasad bangunan depan
menggabungkan beton
dengan kaca dengan
berbagai bentuk
menyerupai segitiga dan
kotak. Dengan
menggunakan kusen
aluminium tipis agar kaca
tetap bisa menyatu dengan
fasade beton.

Struktur Atap (Atap Gable Roof)


Pada bangunan bagian dalam hampir semuanya menggunakan atap Gable Roof
atau atap pelana, atap jenis ini termasuk jenis atap yang terbilang paling aman dan
sederhana serta cocok pada berbagai desain
bangunan.

16
Studi Lapangan 2020
Program Studi Arsitektur Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Widya Mataram Yogyakarta

1
2

No 1 & 2: Pada sambungan kuda-kuda pada atap menggunakan pasak pada setiap
sudut sambungan kuda-kuda.

No 3: Pada sambungan antar kuda-kuda dengan kolom menggunakan ancor yang


dikaitkan langsung pada kuda-kuda dan kolom.

Struktur Atap (Atap Joglo)


Terdapat sebuah atap Joglo yang mana ruangannya digunakan untuk memperlihatkan
koleksi barang-barang Ratu Mas, permaisuri Sunan Paku Buwana X.
Atap Joglo adalah atap tradisiona yang cukup terkenal yang berasal dari Jawa yang
memiliki bentuk sangat khas dan karakteristik tersendiri.

17
Studi Lapangan 2020
Program Studi Arsitektur Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Widya Mataram Yogyakarta

Susunan balok bertingkat yang menyerupai piramida dinamakan sebagai Tumpang Sari
yang secara struktural berfungsi sebagai penopang atap Joglo.
Pada tumpang sari untuk menyambungkan semua balok digunakan sistem pasak agar
saling menjepit dan mengikat yang semua itu dilkukan secara tradisional tanpa baut
atau pun paku. Tumpang sari yang ditumpuk ini meningkatkan kekakuan struktur
balok agar kokoh dan tahan terhadap getaran.

3. Penutup
Museum Ullen Sentalu merupakan salah satu destinasi wisata edukasi yang ada
Yogyakarta, museum ini berada di Kaliurang museum ini merupakan milik pribadi dan

18
Studi Lapangan 2020
Program Studi Arsitektur Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Widya Mataram Yogyakarta

pengelolaannya pun dilakukan secara pribadi yaitu milik yayasan Blencong, didalam museum ini
terdapat banyak sekali barang-barang bersejarah mulai dari alat musik, lukisan ataupun foto.
Barang-barang tersebut memiliki cerita sejarah sendiri dan memiliki filosofi yang berbeda-beda.
Museum Ullen Sentalu sendiri terbukti sebagai wisata edukasi dengan dibuktikan dengan
diraihnya predikat sebagai museum terbaik di Indonesia, dan hal itu membuat semakin
banyaknya para wisatawan yang datang berkunjung kesana dari tahun ke tahun. Kegiatan
berwisata disana pun didukung dengan adanya banyak fasilitas yang mendukung untuk
menunjang kegiatan pemberian informasi tentang sejarah budaya Jawa.
Museum Ullen Sentalu diharapkan bisa konsisten dengan peraturan yang diterapkan,
karena dengan adanya peraturan tersebut membuat wisatawan yang datang berkunjung ke
Museum Ullen Sentalu membuat banyak menerima informasi edukasi dan hal itu membuat
banyak wisatawan yang semakin tertarik untuk belajar budaya dan memperdalamnya.

Daftar Pustaka

NINGSIH, D. W. (2014, May 30). Museum Ullen Sentalu Jogjakarta. Retrieved from UNIVERSITAS
ERLANGGA : http://dewi-w-n-fisip11.web.unair.ac.id/artikel_detail-104105-Tugas-Museum
%20Ullen%20Sentalu%20Jogjakarta%20.html

sentalu, m. u. (2020). arsitektur DESAIN. Retrieved from UllenSentaluMUSEUM :


https://ullensentalu.com/konten/21/0/arsitektur

19
Studi Lapangan 2020
Program Studi Arsitektur Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Widya Mataram Yogyakarta

20

Anda mungkin juga menyukai