Anda di halaman 1dari 4

Sumber : Nasional Republika

Nama : Stevenson Wicaksana


NPM : 190117571
Kelas : A

Deskripsi Singkat

Sumber : Campa Tour & Travel

Museum Sonobudoyo adalah museum sejarah dan kebudayaan Jawa, termasuk bangunan arsitektur
klasik Jawa. Museum ini menyimpan koleksi mengenai budaya dan sejarah Jawa yang dianggap
paling lengkap setelah Museum Nasional Republik Indonesia di Jakarta. Selain keramik pada zaman
Neolitik dan patung perunggu dari abad ke-8, museum ini juga menyimpan beberapa macam bentuk
wayang kulit, berbagai senjata kuno (termasuk keris dan topeng Jawa).

Arti dari nama SONOBUDOYO sendiri adalah Sono berarti tempat dan Budoyo berarti budaya. Bila
digabungkan menjadi tempat kebudayaan.
Data Bangunan

Sumber : Kampung Wijilan

Museum ini dibangun pada tahun 1935 yang dinisiaikan oleh pemerintah Belanda kala itu.
Pemerintah Belanda mempercayakan proses pembangunan dan perancangan bangunan ini kepada
Arsitek Belanda bernama Herman Thomas Karsten.

Bangunan untuk Museum Sonobudoyo sendiri berdiri di atas tanah bekas Shouten yang merupakan
hadiah dari Sri Sultan Hamengkubuwono VIII. Penyerahan ini ditandai dengan sengkalan
candrasengkala Buta ngrasa estining lata yaitu pada tahun 1865 Jawa atau tahun 1934 Masehi.
Museum Sonobudoyo akhirnya diresmikan pada tahun 1866 oleh Sri Sultan Hamengkubuwono VIII
sendiri. Pada jaman pendudukan Jepang, museum tersebut dikelola oleh pemerintahan Indonesia
hingga saat ini bersama jajaran pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta.

Di bagian dalam Museum Sonobudoyo terdapat koleksi sebagai berikut. :

1. Jenis Koleksi Geologika


2. Jenis Koleksi Biologika
3. Jenis Koleksi Ethnografika
4. Jenis Koeksi Arkeologi
5. Jenis Koleksi Numismatika/ Heraldika
6. Jenis Koleksi Historika
7. Jenis Koleksi Filologika
8. Jenis Koeksi Keramologika
9. Jenis Koleksi Senirupa
10. Jenis Koleksi Teknologika
Aspek Arsitektural
Dengan diterapkannya arsitektur Jawa pada Museum Sonobudoyo maka unsur-unsur yang berkaitan
dengan tradisional Jawa juga ikut diterapkan. Sebagai contoh posisi Museum Sonobudoyo yang
seakan-akan menjadi latar atau bangunan pengantar memasuki area Kraton Yogyakarta. Walau
begitu kulturasi budaya pada arsitektur bangunan juga terasa pada bangunan yang berada di bagian
selatan, dimana bangunan tersebut masih dominan akan bangunan kolonial Belanda. Aspek inilah
yang menjadi respon terhadap konteks kawasan Kraton Yogyakarta.

Sumber : Phinemo

Pendhapa pada bagian depan yang merupakan bangunan yang pertama kali ditemui berfungsi
sebagai ruang koleksi alat-alat musik dan kebudayaan Yogyakarta. Aspek arsitektur tradisional Jawa
yang diterapkan pada bangunan ini terdapat pada bentuk atap Joglo yang digunakan. Atap ini
merupakan bentuk implementasi dari nilai Tunggal Sabda (pertanda keberadaan Yang Aboslut) pada
ruang tersebut.
Gambar 2

Sumber : Jogja Heritage Society

Gambar 1
Sumber : Museum Sonobudoyo

Gambar 3
Sumber : Jogja Heritage Society

Pada gambar di atas terdapat beberapa gambar kerja dari Museum Sonobudoyo Yogyakarta. Untuk
gambar 2 merupakan gambar denah sbeelum direnovasi, gambar inilah yang merupakan murni hasil
rancangan dari Arsitek Thomas Karsten. Untuk gambar ke 2 merupakan hasil setelah renovasi dan
penambahan fasilitas yang mengikuti perkembangan jaman serta kebutuhan dari pengunjung
museum. Pada gambar ke 3 merupakan gambar tampak depan dari Museum Sonobudoyo yang
masih sama hingga sekarang.

Anda mungkin juga menyukai