Pada tahun 1958, mahasiswa arsitektur ITB sudah mencapai 500 orang, dengan
12 orang lulusan. Yang kemudian beberapanya menjadi pengajar. Pada bulan
September 1959, Ikatan Arsitek Indonesia (IAI) didirikan. Sejak tahun 1961,
kepemimpinan sekolah arsitektur berpindah tangan pada bangsa Indonesia dengan
Sujudi sebagai ketuanya. Kemudian Sujudi mendirikan sekolah arsitektur di
perguruan tinggi lainnya. Masa ini juga juga dipelopori oleh Sujudi cs. bersama
teman-temannya yang menamakan diri ATAP.
Awal tahun 1960-an, literature barat mulai masuk dalam diskursus pendidikan
arsitektur di Indonesia. Karya dan pemikiran para arsitek terkemukan seperti Walter
Gropius, Frank Lloyd Wright, dan Le Corbusier menjadi referensi normative dalam
diskusi dan pelajaran.
Monas HI
Masjid istiqlal Wisma nusantara
Monument selamat Patung dirgantara
datang GBK
Gedung DPR / MPR
Gedung sarinah
5. Ciri arsitektur soekarno
a. kemajuan, modernitas, dan monumentalitas yang sebagian besar menggunakan
langgam “International Style”.
b. Adanya elemen atap tipe mansard tunggal & ganda dengan jendela atap dormer
windows
c. Hiasan kemuncak atap menyerupai gada gada ( wuwungan)
d. Penggunaan ventilasi alami melalui lubang ventilasi silang
e. Pilar berbentuk persegi polos dengan aksen kepala pilar berupa ornament suku
f. Detail kaca patri ( stainedglass ) pada jendela, pintu, pafon
g. Penggunaan material alami seperti bebatuan
6. Tema arsitektur era Suharto
Temanya lebih lekat pada unsur kebudayaan Indonesia dalam rangka untuk tidak
melupakan akar budaya bangsa
7. Penghargaan aga khan
Penghargaan Aga Khan Award dalam arsitektur yang diterima Y.B. Mangunwijaya
pada tahun 1992 untuk proyek Kali Code, telah berhasil memotivasi arsitek-arsitek
Indonesia untuk melatih kepekaan tehadap tanggung jawab sosial budaya.
Padma vibhusan
8. Karya arsitektur muda Indonesia
Menara phinisi UNM
Masjid istiqlal
Museum tsunami aceh
Perpus UI
Alor islan airport
Kcn office\
9. Isu arsitektur kontemporer Indonesia (EKOLOGI, FLEKSIBILITAS, DAN TEKNOLOG)
Krisis energi karena sumber daya alam yang dieksploitasi sejak era
industrialisasi dunia kini terasa gejalanya. Perubahan iklim, pemanasan global,
dan bencana lainnya menjadi dampak dari krisis energi dan perusakan lingkungan.
Jelas sekali dunia konstruksi menjadi salah satu penyebabnya. Sepertinya pernyataan
tentang isu berkelanjutan melalui konferensi internasional yang menghasilkan
pernyataan:
Atap Joglo memiliki beberapa ciri khas yang membedakannya dari 2 jenis atap sebelumnya.
Atap utama lebih curam, sementara bubungan atap tidak sepanjang rumah Limasan. Di
empat tiang utama yang mendukung atap di atasnya terdapat susunan khas berupa tiang-
tiang berlapis yang diartikan sebagai tumpang sari. Selain itu, jika rumah Joglo terjadi
kerusakan, proses perbaikan tidak boleh mengubah bentuk semula. Orang Jawa percaya,
melanggar aturan ini akan menimbulkan pengaruh yang kurang baik pada penghuni rumah.
2. Teknik konstruksi
3. Fungsi bagian rumah joglo
a. Pendapa (Tempat ini digunakan untuk menerima tamu, pertemuan sosial, atau
pertunjukan ritual.)
b. Pringgitan adalah ruang yang menghubungkan antara pendopo dengan omah.
Peringitan merupakan tempat untuk ringgit, yang memiliki arti wayang atau bermain
wayang. Pringgitan memiliki bentuk atap kampung atau limasan.
c. Emperan adalah penghubung antara pringgitan dan oamh njero.biasanya
digunakan untukmenerima tamu, tempat bersantai,dan kegiatan public lainnya.
d. Omah njero disebut jugaomah mburi, dalem agung
e. Senthong kiwa & tengen ( kanan & kiri ) berfungsi sebagai kamar tidur, gudang,
tempat menyimpan persediaan makanan,dsb
f. Senthong tengah ( pedaringan, boma, krobogan) berfungsi sebagai tempat
menyimpan benda- benda berharga
g. Gandhok bagian tambahan yang letaknya mengitari sisi belakang dan samping
bangunan inti
4. Asal kata rumah joglo
Nama Joglo diambil dari dua suku kata yaitu “tajug” dan “loro”. Artinya adalah
penggabungan dua tajug. Hal ini berdasarkan pada atap rumah Joglo yang berbentuk tajug
yang serupa gunung.
Orang Jawa kuno percaya bahwa gunung merupakan simbol yang sakral. Baginya, gunung
merupakan tempat tinggal bagi para dewa. Maka dari itu, dua tajug dipilih menjadi atap
rumah adat Jawa Tengah. Penyangga dari atap rumah adalah empat pilar yang disebut
dengan “saka guru”. Pilar ini adalah representasi arah mata angin yaitu timur, selatan, utara,
dan juga barat.
5. Filosofi pintu joglo
Rumah joglo memiliki 3 pintu. Pintu utama ditengah dan kedua pintu lainya ada di kedua
sisi. Tata letak pintu ini melambangkan kupu kupu yang sedang berkembang dan berjuan
didalam sebuah keluarga besar.
6. Jenis rumah joglo
F. UKIR JEPARA
1. Asal pengukir jepara era kalinyamat
Ukiran Jepara sudah ada sejak zamannya pemerintahan Ratu Kalinyamat sekitar tahun 1549.
Anak perempuan Ratu bernama Retno Kencono mempunyai peranan yang besar bagi
perkembangan seni ukir. Di zaman ini kesenian ukir berkembang dengan sangat pesat
ditambah dengan adanya seorang menteri bernama Sungging Badarduwung yang berasal
dari Campa dan sangat ahli dalam seni ukir. Sementara daerah Belakang Gunung diceritakan
terdapat sekelompok pengukir yang bertugas untuk melayani kebutuhan ukir keluarga
kerajaan.
2. Citra ukir jepara
Jepara disebut the world carving center karena produknya sudah terkenal dan banyak
disukai oleh masyarakat di beberapa Negara
3. Desa sentra ukir jepara
Desa mulyoharjo ( ukir patung), desa senenan ( ukir relief),desa petekeyan ( ukir
minimalis),suwawal timur ( ukir bambu), desa bulungan ( ukir almari), desa mayong kidul
( ukir genteng)
4. Jenis patung terkenal dari sentra ukir jepara
Patung macan kurung, patung mantan presiden susilo bambang yudhoyono, patung kijang
tumpuk, patung kuda
5. Fungsi salah satu alat ukir
a. Pengku ( membuat cekungan pada kayu)
b. Penyilat ( meratakan bagian dasar kayu yang telah diukir)
c. Kol ( menambah cekungan dari pengku)
d. Coret ( merapikan bagian sudut2 kayu ukiran yg sukar diselesaikan oleh penyilat)
e. Pembuluk ( pelengkap)
f. Palu
g. Batu asah
G. PATUNG HINDU
1. Arti arca
Arca adalah patung yang dibuat dengan tujuan utama sebagai media keagamaan, yaitu sarana
dalam memuja tuhan atau dewa-dewinya. Dalam agama Hindu, arca adalah sama dengan Murti
(Dewanagari: मूर्ति), atau murthi, yang merujuk kepada citra yang menggambarkan Roh atau
Jiwa Ketuhanan (murta). Berarti "penubuhan", murti adalah perwujudan aspek ketuhanan
(dewa-dewi), biasanya terbuat dari batu, kayu, atau logam, yang berfungsi sebagai sarana dan
sasaran konsentrasi kepada Tuhan dalam pemujaan.