| DOI http://dx.doi.org/10.18860/jia.v4i1.3466
Email: monica.basri@tau.ac.id
Abstrak
Suatu peninggalan arsitektur selalu memiliki identitas unik yang jika dicermati dapat menginformasikan banyak
hal terutama tentang gaya arsitektur yang mengacu pada kapan bangunan tersebut dibangun. Dalam hal ini,
identifikasi karakteristik arsitektur adalah pada bagian fasad bangunan, yang dipilih karena merupakan bagian
bangunan yang langsung terlihat dari luar, sehingga merupakan hal pertama yang teridentifikasi. Objek
penelitian yang dipilih adalah Gereja, sebab merupakan salah satu bangunan yang cukup penting, mengingat
fungsinya sebagai tempat ibadah. Untuk lokasi penelitian, dipilih kota Jakarta sebab dianggap dapat mewakili
keragaman Gereja di Indonesia. Setelah diadakan pengamatan awal, dapat diketahui bahwa Gereja di Jakarta
sudah ada sejak akhir tahun 1800. Tentunya Gereja masa awal ini memiliki karakter arsitektur yang berbeda
dengan Gereja yang dibangun pada akhir tahun 1900. Mengingat bahwa akhir tahun 1800 adalah masa arsitektur
colonial, maka penelitian ini dibuat untuk mengetahui apakah ada kaitan antara karakter arsitektur bangunan
(dalam hal ini fasad bangunan) terhadap karakter arsitektur yang ada pada masa itu (gaya arsitektur Kolonial).
Dalam hal ini, metode penelitian yang digunakan adalah analisis deskriptif kualitatif, dimana studi kasus akan
dianalisa elemen fasadnya berdasarkan karakter fasad arsitektur Kolonial. Dari hasil penelitian, dapat diketahui
bahwa sebagian besar studi kasus memiliki karakter fasad yang sama dengan acuan yang digunakan sebagai
arsitektur Kolonial. Sehingga dapat disimpulkan bahwa ada kesesuaian antara fasad studi kasus terhadap
karakteristik fasad arsitektur Kolonial.
METODE
Metode yang digunakan pada penelitian
adalah deskriptif kualitatif untuk
menganalisa karakteristik fasad Gereja
Kolonial modern dengan melakukan
identifikasi visual melalui gambar dari
sumber yang dijadikan acuan. Sumber data
Gambar 1. Jenis bangunan Kolonial diambil secara sekunder dari internet dan
(Sumber: Handinoto, 1996)
studi kepustakaan.
6. Gereja Simultan
Dibangun pada 1947 di tanah yang
digunakan merupakan hibah
pemerintah Indonesia kepada
pemerintah Belanda. Tujuannya ialah
menampung jasad korban perang dari
masa pendudukan Jepang hingga 1949.
Pemakaman ini didesain oleh Letnan
Kolonel HA van Oerle dari Divisi
Pertama 7 Desember. Peletakan
pondasi pertama dilakukan oleh Letnan
Jenderal Hendrik Simon Spoor ketika ia
masih menjadi pemimpin militer
Tabel 1. Tabel analisa Gereja Koinonia
tertinggi Belanda di Hindia Timur atau
(Sumber: Analisa pribadi)
Indonesia. Pada 1946 hingga 1950,
hanya ada 22 makam di sana. Namun, Kesimpulan: Hasil analisa menunjukkan
sejak 1960, Menteng Pulo menjadi bahwa Gereja Koinonia bergaya arsitektur
makam bagi jasad-jasad yang telah Kolonial modern.
dipindahkan dari beberapa daerah di
Indonesia. (Sumber: https://merahpu Analisa Karakter Façade Gereja Santa
tih.com/post/read/sejarah-yang-terku Theresia
bur-di-evereld-menteng-pulo)
Lokasi: Jl. Menteng Pulo No.3,
RT.4/RW.12, Menteng Dalam, Kec.
Tebet, Kota Jakarta Selatan.
DAFTAR PUSTAKA
Handinoto. 1993. Arsitek G.C. Citroen dan
Perkembangan Arsitektur Kolonial Belanda
di Surabaya (1915-1940). Jurnal Dimensi
Teknik Arsitektur Vol. 19. Surabaya:
Universitas Kristen Petra press.
Handinoto. 2008. Daendels dan
Perkembangan Arsitektur di Hindia
Belanda Abad 19. Jurnal Dimensi Teknik
Tabel 6. Tabel analisa Gereja Simultan Arsitektur 36 (1). Surabaya: Universitas
(Sumber: Analisa pribadi)
Kristen Petra press.
Kesimpulan: Hasil analisa menunjukkan Handinoto. 2012. Arsitektur dan Kota-Kota
bahwa Gereja Simultan tidak bergaya di Jawa pada masa Kolonial. Yogyajakta:
Arsitektur Kolonial Modern. Graha Ilmu.
Hartono, Samuel & Handinoto. 2006.
KESIMPULAN Arsitektur Transisi di Nusantara dari Akhir
Berdasarkan analisa dari dari tabel diatas Abad 19 ke Awal Abad 20 (Studi Kasus
yang mencakup variabel: atap, ventilasi, Kompleks Bangunan Militer di Jawa pada
kolom, jendela, ornament, dan pintu, Peralihan Abad 19 ke 20). Jurnal Dimensi
dapat diketahui bahwa lima dari enam Teknik Arsitektur Vol. 34. Surabaya.
Gereja di Jakarta yang dibangun tahun Universitas Kristen Petra.
1915-1940 termasuk kedalam Arsitektur Merdeka.com 09 Juli 2020. Fakta Sejarah
Kolonial Modern. Gereja-Gereja tersebut Kantor Besar pos Medan. Diakses 12 April
antara lain:
2022, dari https://www.merdeka.com/su
▪ Gereja Koinonia mut/4-fakta-sejarah -kantor-pos-besar-
▪ Gereja Santa Theresia medan-bangunan-berusia-ratusan-tahun-
▪ GPIB Paulus yang-populer.html
▪ Gereja Nehemia
▪ Gereja Lahai Roi Wordpress.com 20 Mei 2018. Konservasi
Arsitektur. Diakses 12 April 2022, dari
Kelima Gereja diatas memiliki kesesuaian https://maulanadwiyandra.wordpress.co
dengan karakter fasad referensi yang m/2018/05/20/konservasi-arsitektur/
dijadikan acuan. Sedangkan Gereja
Simultan tidak termasuk Arsitektur Encyclopedia.jakarta-tourism.go.id. 24
Kolonial Modern karena tiga dari enam dari April 2019. Gereja St. Theresia Menteng
variabel penelitian tidak sesuai dengan Jakarta Fasilitas Keagamaan. Diakses 12
referensi. April 2022, dari http://encyclopedia.
jakarta-tourism.go.id/post/Gereja-st--