Anda di halaman 1dari 9

STUDI KARAKTERISTIK FAÇADE ARSITEKTUR KOLONIAL MODERN

PADA GEREJA DI JAKARTA


Study of Façade Characteristics of Modern Colonial Architecture
on Churches in Jakarta

Diterima: 19 April 2022 Disetujui: 16 Mei 2022

| DOI http://dx.doi.org/10.18860/jia.v4i1.3466

Dian Monica Erveline Basri1, Ridha Sanjaya2, Depiyanah Sri Utami3

School of Engineering and Technology, Architecture Study Programme


Tanri Abeng University

Email: monica.basri@tau.ac.id

Abstrak
Suatu peninggalan arsitektur selalu memiliki identitas unik yang jika dicermati dapat menginformasikan banyak
hal terutama tentang gaya arsitektur yang mengacu pada kapan bangunan tersebut dibangun. Dalam hal ini,
identifikasi karakteristik arsitektur adalah pada bagian fasad bangunan, yang dipilih karena merupakan bagian
bangunan yang langsung terlihat dari luar, sehingga merupakan hal pertama yang teridentifikasi. Objek
penelitian yang dipilih adalah Gereja, sebab merupakan salah satu bangunan yang cukup penting, mengingat
fungsinya sebagai tempat ibadah. Untuk lokasi penelitian, dipilih kota Jakarta sebab dianggap dapat mewakili
keragaman Gereja di Indonesia. Setelah diadakan pengamatan awal, dapat diketahui bahwa Gereja di Jakarta
sudah ada sejak akhir tahun 1800. Tentunya Gereja masa awal ini memiliki karakter arsitektur yang berbeda
dengan Gereja yang dibangun pada akhir tahun 1900. Mengingat bahwa akhir tahun 1800 adalah masa arsitektur
colonial, maka penelitian ini dibuat untuk mengetahui apakah ada kaitan antara karakter arsitektur bangunan
(dalam hal ini fasad bangunan) terhadap karakter arsitektur yang ada pada masa itu (gaya arsitektur Kolonial).
Dalam hal ini, metode penelitian yang digunakan adalah analisis deskriptif kualitatif, dimana studi kasus akan
dianalisa elemen fasadnya berdasarkan karakter fasad arsitektur Kolonial. Dari hasil penelitian, dapat diketahui
bahwa sebagian besar studi kasus memiliki karakter fasad yang sama dengan acuan yang digunakan sebagai
arsitektur Kolonial. Sehingga dapat disimpulkan bahwa ada kesesuaian antara fasad studi kasus terhadap
karakteristik fasad arsitektur Kolonial.

Kata kunci: Bangunan Gereja, Fasad bangunan, Gaya Arsitektur Kolonial


PENDAHULUAN
Arsitektur Kolonial merupakan arsitektur
Arsitektur Kolonial merupakan sebutan
yang memadukan antara budaya Barat dan
singkat untuk arsitektur yang berkembang
Timur, yang memiliki ciri-ciri spesifik
selama masa pendudukan Belanda di
sebagai hasil kompromi dari arsitektur
Indoensia (Nusantara, 2010). Arsitektur
modern yang berkembang di Belanda
Kolonial berkembang pada awal abad 70
dengan arsitektur Indonesia karena
hingga pertengahan abad 90 (Sidharta,
budaya dan kondisi iklim yang berbeda
1987). Terdapat 3 periodisasi arsitektur
jauh dari kedua negara tersebut (Threesje:
yang berkembang saat itu antara lain:
2012).
indische empire (awal 1880 – akhir 1890),
arsitektur transisi (1890 - 1915) dan
Arsitektur Kolonial merupakan arsitektur
arsitektur Kolonial modern (1915 - 1940).
yang memadukan antara budaya Barat dan
Ketiga gaya arsitektur ini umumnya
diperkenalkan dengan membangun Timur. Arsitektur ini hadir melalui karya
arsitek Belanda dan diperuntukkan bagi
rumah, benteng dan juga Gereja.

VOLUME 4 No. 1: MEI 2022 8


bangsa Belanda yang tinggal di Indonesia, a. Bagaimana karakter fasad arsitektur
pada masa sebelum kemerdekaan. Kolonial modern?
Arsitektur yang hadir pada awal masa b. Bagaimana karakteristik fasad Gereja
setelah kemerdekaan sedikit banyak yang dibangun pada rentang tahun
dipengaruhi oleh arsitektur Kolonial 1915-1940?
disamping itu juga adanya pengaruh dari
keinginan para arsitek untuk berbeda dari c. Apakah fasad Gereja yang dibangun
arsitektur Kolonial yang sudah ada pada rentang tahun 1915-1940 sesuai
(Safeyah: 2006). dengan karakter fasad arsitektur
Kolonial modern?
Tujuan penelitian ini adalah untuk
mengetahui apakah ada kaitan antara TINJAUAN PUSTAKA
karakteristik fasad studi kasus terhadap Handinoto (1993) menjabarkan tentang
tahun pembuatannya. Lingkup penelitian ciri-ciri gaya arsitektur Kolonial modern
adalah bangunan Gereja di Jakarta yang antara lain: menggunakan atap datar dari
dibangun dalam rentang waktu tahun bahan beton, pemakaian gevel horizontal,
1915-1940 di kota Jakarta. Sedangkan mulai menggunakan besi cor, sudah
variabel penelitian adalah elemen fasad memakai bahan kaca dalam jumlah yang
bangunan, yang meliputi: atap, ventilasi, besar, penggunaan warna putih yang
kolom, jendela, ornamen dan pintu. dominan, dinding hanya berfungsi sebagai
penutup dan penggunaan kaca terutama
Gaya arsitektur Kolonial modern pada jendela yang cukup lebar.
mencerminkan form follow function atau
clean design dengan denah yang bervariasi Ciri ciri bangunan Kolonial sebagai berikut:
dalam arsitektur modern, bentuk simetri 1. Gable/gevel, berada pada bagian
banyak dihindari dan sudah tidak tampak bangunan, berbentuk segitiga
menggunakan teras keliling pada yang mengikuti bentukan atap.
bangunan. Gaya arsitektur ini kian
berkembang dengan memasukan unsur- 2. Tower/menara, variasi bentuknya
unsur tropis untuk mengantisipasi panas beragam, mulai dari bulat, kotak atau
dan hujan lebat khususnya di Indonesia segi empat ramping, segi enam, atau
dengan menggunakan atap pelana bentuk-bentuk geometris lainnya,
ataupun perisai dengan penutup atap 3. Dormer/cerobong asap semu, berfungsi
genting sirap (Handinoto: 2012). untuk penghawaan dan pencahayaan.
Di tempat asalnya, Belanda, dormer
Manfaat penelitian ini untuk menambah biasanya menjulang tinggi dan
wawasan peneliti dan pembaca mengenai digunakan sebagai ruang atau cerobong
karakter fasad arsitektur Kolonial transisi, asap untuk perapian.
terutama pada bangunan Gereja di Jakarta.
4. Tympannon/tadah angin, merupakan
lambing masa prakristen yang
PERTANYAAN PENELITIAN
diwujudkan dalam bentuk pohon hayat,
Penelitian ini membahas mengenai fasad kepala kuda, atau roda matahari.
pada Gereja Kolonial modern yang berada
5. Ballustrade, adalah pagar yang biasanya
di Jakarta. Beberapa hal yang menjadi
terbuat dari beton cor yang digunakan
pertanyaan penelitian adalah:
sebagai pagar pembatas balkon, atau
dek bangunan;

VOLUME 4 No. 1: MEI 2022 9


6. Bouvenlicht atau lubang ventilasi, (Sumber: Handinoto, 1996)
adalah bukaan pada bagian wajah
bangunan yang berfungsi untuk
memenuhi kebutuhan kesehatan dan
kenyamanan termal.
7. Windwijzer atau penunjuk angin,
merupakan ornamen yang diletakkan di
atas nok atap. Ornamen ini berfungsi
sebagai penunjuk arah angin.
8. Nok Acroterie (hiasan puncak atap),
terletak di bagian puncak atap.
Ornamen ini dulunya dipakai pada
rumah-rumah petani di Belanda, dan
terbuat dari daun alang-alang.
9. Geveltoppen (hiasan kemuncak atap Gambar 3. Detail Elemen bangunan Kolonial
depan); - Voorschot, berbentuk segitiga Sumber: Handinoto, 1996
dan terletak di bagian depan rumah.
Arsitektur Kolonial adalah langgam
arsitektur cangkokan dari benua Eropa
yang dibawa ke daerah koloninya. Pada
umunya karakter bangunan dengan
langgam ini menduplikasi langgam dari
tempat asalnya (Pothorn, 1982)

METODE
Metode yang digunakan pada penelitian
adalah deskriptif kualitatif untuk
menganalisa karakteristik fasad Gereja
Kolonial modern dengan melakukan
identifikasi visual melalui gambar dari
sumber yang dijadikan acuan. Sumber data
Gambar 1. Jenis bangunan Kolonial diambil secara sekunder dari internet dan
(Sumber: Handinoto, 1996)
studi kepustakaan.

Terdapat enam Gereja yang dibangun pada


periode Kolonial modern yakni 1915-1940
yang ada di DKI Jakarta, nantinya Gereja-
Gereja tersebut digunakan sebagai studi
kasus, antara lain:
1. Gereja Koinonia (1916)
2. Gereja Lahai Roi (1930)
3. GKJ Nehemia (1931)
4. Gereja Santa Theresia (1934)
5. GPIB Paulus (1936)
Gambar 2. Detail elemen dormer bangunan
6. Gereja Simultan (1940)
Kolonial

VOLUME 4 No. 1: MEI 2022 10


Gereja yang dipilih sebagai studi kasus besar medan ini akan dijadikan acuan
akan dianalisa karakteristik fasadnya, penelitian analisa karakter fasad Gereja di
sehingga diketahui kesesuaiannya dengan Jakarta yang dibangun dalam rentang
arsitektur Kolonial modern. Pengolahan tahun 1915-1940. (Sumber: https://www.
data dilakukan dengan menggunakan tabel merdeka.com/fakta-sejarah-kantor-pos-
yang membandingkan antara elemen fasad besar-medan-bangunan-berusia-ratusan-
studi kasus dengan elemen fasad arsitektur tahun.html)
colonial yang dipilih sebagai acuan.
Studi Kasus
ANALISA 1. Gereja Koinonia
Referensi Arsitektur Kolonial Modern Gereja Koinonia awalnya dibangun
sekitar tahun 1889, Kemudian
Bangunan ini merupakan rancangan
direnovasi pada tahun 1911-1916 dan
seorang arsitek Belanda bernama Snuyf.
diberi nama Bethelkerk. Dipakai oleh De
Pada saat itu, Snuyf merupakan seorang
Protestantse Kerk in Westelijk
pejabat pekerjaan umum Belanda untuk
Indonesie, kemudian menjadi GPIB
Kesultanan Deli. Dalam buku Badan
Bethel Jemaat Djatinegara dan pada 1
Warisan Sumatera Medan, Snuyf disebut
Januari 1961 menjadi GPIB Jemaat
sebagai Direktur Jawatan Pekerjaan Umum
“Koinonia” Jakarta. (Sumber: https://
Belanda untuk Indonesia. Dibangun pada
maulanadwiyandra.wordpress.com/20
jaman Kolonial Belanda, bangunan kantor
18/05/20/konservasi-arsitektur/)
pos ini kental dengan nuansa arsitektur
Eropa. Di Eropa, desain bangunan seperti Lokasi: Jl. Matraman Raya 126 Kel.
pada Kantor Pos Besar Medan ini dikenal Balimester Kecamatan, Jakarta Timur
dengan nama Arsitektur Modern
Fungsional (Art Deco Geometrik). Jenis
arsitektur ini merupakan generasi ketiga
setelah arsitektur klasik yang hadir
sebelum 1910 dan Arsitektur Neo-klasik
(Art Deco Ornamental) sebelum 1920.

Gambar 5. Gereja Koinonia (Sumber: https://


afand riadya.com/2011/04/)

2. Gereja Santa Theresia


Pada tahun 1933, pengurus Gereja
Katedral Jakarta menugaskan arsitek J.
Th. Van Oyen membangun gedung
Gambar 4. Kantor Pos Besar Medan Gereja St.Theresia yang dibangun tanpa
(Sumber: https://id.wikipedia.org/wiki/Kantor_Pos tiang penyangga di tengah- tengah agar
_Medan) altar dapat terlihat dari segala arah.
Pembangunan selesai pada tahun 1934,
Gedung pos besar ini mempunyai gaya dan peresmiannya dilakukan oleh Pastor
yang kental dengan arsitektur Kolonial
A. Th. Van Hoof, SJ, provicaris Jakarta.
moden. Selanjutnya bangunan kantor pos

VOLUME 4 No. 1: MEI 2022 11


Pastor Van Driel,SJ kemudian ditetapkan
sebagai pastor Paroki St. Theresia. Misa Lokasi: Jalan Taman Sunda Kelapa No.
pertama di Gereja St.Theresia 12, Menteng, Jakarta Pusat
dipersembahkan oleh Romo Van Hoof SJ
dan dilanjutkan dengan pemberkatan 4. GKJ Nehemia
lonceng baru oleh Uskup Jakarta Mgr. H. Pada tanggal 1 Juni 1972, dibentuk
Leven SJ. (Sumber: http://encyclopedia. Yayasan Pembangunan Nehemia,
jakarta-tourism.go.id/post/Gereja-st-the dengan akte notaris R. Soerojo
resia-menteng-jakarta—fasilitas-kea Wongsodwidjojc SH, No. 2 Tahun 1972.
gamaan-?lang=id) Tugas utama dari yayasan ini adalah
mengusahakan terbangunnya gedung
Lokasi: Jalan Gereja Theresia Nomor 2, Gereja dengan konsistori dan
Menteng, Jakarta Pusat. pastorinya. Ketua Umum Yayasan
adalah Bp. Hedijanto, Ketua I: Bp.
Soemario. Keinginan jemaat GKJ
Kebayoran untuk memiliki gedung
ibadah sendiri ternyata mulai
menampakkan titik terang. SK.
Gubernur Kepala Daerah Khusus
Ibukota Jakarta Raya, tertanggal 7
Maret 1983 menyatakan agar PT
Metropolitan Kencana menyediakan
lokasi untuk pembangunan gedung
Gereja GKJ Kebayoran di dekat gedung
Gambar 6 - Gereja Santa Theresia (Sumber: Markas Pemadam Kebakaran Lebak
https://upload.wikimedia.org/wikipedia/cpmmon
s/9/94/COLLECTIE_TROPENMUSEUM_DE_St._The
Bulus, Jakarta Selatan. Tanah yang
resiakerk_in_Batavia_TMnr_10016562.jpg) akhirnya dimiliki oleh GKJ Kebayoran ini
seluas kurang lebih 4200 m2, dulunya
3. GPIB Paulus merupakan kebun karet sepi yang tak
Pembangunan Gereja yang diketuai berpenghuni. (Sumber: https://gkj
oleh Ds. de Bruijn pada akhir tahun nehemia.net/sejarah-gkj-nehemia/)
1935. Gedung Gereja didesain oleh Lokasi: Jalan Pasar Jumat Raya Lebak
F.J.L. Ghijsels dari AIA Bureau bekerja Bulus, Pd. Pinang, Kec. Kby. Lama,
sama dengan Firma Sitzen en Louzada. Jakarta Selatan.
Peletakkan batu pertama dilakukan
pada Jumat, 3 Januari 1936.

Gambar 8. Gereja Nehemia (Sumber: https://


Gambar 7. Gereja GPIB Paulus (Sumber: gkjnehemia.net/sejarah-gkj-nehemia/)
https://gpibpaulusjakarta.org/newsite/profil-
Gereja/sejarah -gpib-paulus/

VOLUME 4 No. 1: MEI 2022 12


5. Gereja Lahai Roi
Gereja lahai roi dibangun pada tahun
1930.
Lokasi: Mahoni No 1 Cijantung II Jakarta
Timur.

Gambar 10. Gereja Simultan (Sumber: https:


//www.aroengbinang.com/20 18/03/Gereja-
simultan-menteng-pulo-jakarta. html)

Gambar 9. Gereja Lahai Roi (Sumber: https://


foursquare.com/v/Gereja-monumental-tni-ad- Analisa Karakter Façade Gereja Koinonia
pouk-lahai-roicijantung/4e7fofd1f5b932d504b
de89b

6. Gereja Simultan
Dibangun pada 1947 di tanah yang
digunakan merupakan hibah
pemerintah Indonesia kepada
pemerintah Belanda. Tujuannya ialah
menampung jasad korban perang dari
masa pendudukan Jepang hingga 1949.
Pemakaman ini didesain oleh Letnan
Kolonel HA van Oerle dari Divisi
Pertama 7 Desember. Peletakan
pondasi pertama dilakukan oleh Letnan
Jenderal Hendrik Simon Spoor ketika ia
masih menjadi pemimpin militer
Tabel 1. Tabel analisa Gereja Koinonia
tertinggi Belanda di Hindia Timur atau
(Sumber: Analisa pribadi)
Indonesia. Pada 1946 hingga 1950,
hanya ada 22 makam di sana. Namun, Kesimpulan: Hasil analisa menunjukkan
sejak 1960, Menteng Pulo menjadi bahwa Gereja Koinonia bergaya arsitektur
makam bagi jasad-jasad yang telah Kolonial modern.
dipindahkan dari beberapa daerah di
Indonesia. (Sumber: https://merahpu Analisa Karakter Façade Gereja Santa
tih.com/post/read/sejarah-yang-terku Theresia
bur-di-evereld-menteng-pulo)
Lokasi: Jl. Menteng Pulo No.3,
RT.4/RW.12, Menteng Dalam, Kec.
Tebet, Kota Jakarta Selatan.

VOLUME 4 No. 1: MEI 2022 13


Analisa Karakter Façade Gereja Nehemia

Tabel 2. Tabel analisa Gereja Santa Theresia


(Sumber: Analisa pribadi)

Kesimpulan: Hasil analisa menunjukkan


Tabel 4. Tabel analisa Gereja Nehemia
bahwa Gereja Santa Theresia bergaya (Sumber: Analisa pribadi)
arsitektur Kolonial modern.
Kesimpulan: Hasil Analisa menunjukkan
Analisa Karakter Façade Gereja GPIB bahwa Gereja Nehemia bergaya Arsitektur
Paulus Kolonial Modern.

Analisa Karakter Façade Gereja Lahai Roi

Tabel 3. Tabel analisa Gereja GPIB Paulus


(Sumber: Analisa pribadi)

Tabel 5. Tabel analisa Gereja Lahai Roi


Kesimpulan: Hasil Analisa menunjukkan
(Sumber: Analisa pribadi)
bahwa Gereja GPIB Paulus bergaya
Arsitektur Kolonial Modern. Kesimpulan: Hasil analisa menunjukkan
bahwa Gereja Lahai Roi bergaya Arsitektur
Kolonial Modern.

VOLUME 4 No. 1: MEI 2022 14


Analisa Karakter Façade Gereja Simultan Dengan demikian dapat diketahui bahwa
ada kaitan antara karakteristik façade
Gereja yang digunakan yaitu bergaya
Arsitektur Kolonial Modern, dengan
rentang tahun ketika Gereja tersebut
dibangun yaitu antara tahun 1915-1940.

DAFTAR PUSTAKA
Handinoto. 1993. Arsitek G.C. Citroen dan
Perkembangan Arsitektur Kolonial Belanda
di Surabaya (1915-1940). Jurnal Dimensi
Teknik Arsitektur Vol. 19. Surabaya:
Universitas Kristen Petra press.
Handinoto. 2008. Daendels dan
Perkembangan Arsitektur di Hindia
Belanda Abad 19. Jurnal Dimensi Teknik
Tabel 6. Tabel analisa Gereja Simultan Arsitektur 36 (1). Surabaya: Universitas
(Sumber: Analisa pribadi)
Kristen Petra press.
Kesimpulan: Hasil analisa menunjukkan Handinoto. 2012. Arsitektur dan Kota-Kota
bahwa Gereja Simultan tidak bergaya di Jawa pada masa Kolonial. Yogyajakta:
Arsitektur Kolonial Modern. Graha Ilmu.
Hartono, Samuel & Handinoto. 2006.
KESIMPULAN Arsitektur Transisi di Nusantara dari Akhir
Berdasarkan analisa dari dari tabel diatas Abad 19 ke Awal Abad 20 (Studi Kasus
yang mencakup variabel: atap, ventilasi, Kompleks Bangunan Militer di Jawa pada
kolom, jendela, ornament, dan pintu, Peralihan Abad 19 ke 20). Jurnal Dimensi
dapat diketahui bahwa lima dari enam Teknik Arsitektur Vol. 34. Surabaya.
Gereja di Jakarta yang dibangun tahun Universitas Kristen Petra.
1915-1940 termasuk kedalam Arsitektur Merdeka.com 09 Juli 2020. Fakta Sejarah
Kolonial Modern. Gereja-Gereja tersebut Kantor Besar pos Medan. Diakses 12 April
antara lain:
2022, dari https://www.merdeka.com/su
▪ Gereja Koinonia mut/4-fakta-sejarah -kantor-pos-besar-
▪ Gereja Santa Theresia medan-bangunan-berusia-ratusan-tahun-
▪ GPIB Paulus yang-populer.html
▪ Gereja Nehemia
▪ Gereja Lahai Roi Wordpress.com 20 Mei 2018. Konservasi
Arsitektur. Diakses 12 April 2022, dari
Kelima Gereja diatas memiliki kesesuaian https://maulanadwiyandra.wordpress.co
dengan karakter fasad referensi yang m/2018/05/20/konservasi-arsitektur/
dijadikan acuan. Sedangkan Gereja
Simultan tidak termasuk Arsitektur Encyclopedia.jakarta-tourism.go.id. 24
Kolonial Modern karena tiga dari enam dari April 2019. Gereja St. Theresia Menteng
variabel penelitian tidak sesuai dengan Jakarta Fasilitas Keagamaan. Diakses 12
referensi. April 2022, dari http://encyclopedia.
jakarta-tourism.go.id/post/Gereja-st--

VOLUME 4 No. 1: MEI 2022 15


theresia-menteng-jakarta--fasilitas-
keagamaan-?lang=id
Gpibpaulusjakarta.org. Sejarah GPIB
Paulus Jakarta. Diakses 15 April 2022, dari
http://gpibpaulusjakarta.org/newsite/pro
fil-Gereja/sejarah-gpib-paulus/
Gkjnehemia.net. Sejarah Gereja Kristen
Jawa Nehemia. Diakses 15 April 2022, dari
https://gkjnehemia.net/sejarah-gkj-nehe
mia/me rahputih.com. 08 Juli 2017 Sejarah
yang terkubur di evereld Menteng Pulo.
Diakses 13 April 2022, dari
https://merahputih.com/post/read/seja
rah-yang-terkubur-di-evereld-menteng-
pulo

VOLUME 4 No. 1: MEI 2022 16

Anda mungkin juga menyukai