Anda di halaman 1dari 10

Saintek ITM, Volume 34, Nomor 1 Januari – Juni 2021

PENERAPAN ARSITEKTUR TROPIS PADA GEDUNG PENINGGALAN


KOLONIAL BELANDA DIKOTA MEDAN
(Studi Kasus: Gedung London Sumatera Indonesia, Gedung Bank Indonesia, Gedung
Kantor Pos Medan)

Frilman M. Kristianta Laia, Enda Haganta Sembiring, Martupa L. Sagala


Jurusan Teknik Arsitektur, Fakultas Teknik Sipil dan
Perencanaan, Institut Teknologi Medan (ITM)
Jl. Gedung Arca No.52, Teladan Barat, Kec. Medan Kota, Kota Medan, Sumatera Utara 20217
frilmankristian@yahoo.com

ABSTRAK

Arsitektur kolonial datang ke Indonesia terjadi percampuran dari arsitektur Eropa, dengan proses
adaptasi dan membentuk arsitektur Belanda pada masa penjajahan di Indonesia. Arsitektur ini telah
beradaptasi dengan iklim tropis di Indonesia, guna menyesuaikan dengan lingkungan setempat Dalam
penelitian penerapan arsitektur tropis pada bangunan kolonial, sebagai objek amatan bangunan kolonial di
kawasan kota Medan dikarenakan adanya sebab-akibat dengan sejarah masa lalu, pada masa pemerintahan
Belanda yang di kuasai oleh penjajah Belanda. Tujuan dari penelitian ini mengidentifikasi aspek tropikalitas
pada bangunan kolonial yang telah beradaptasi terhadap iklim tropis. Metode yang digunakan dalam penelitian
yaitu Metode Kualitatif Studi Kasus dengan observasi dan identifikasi wujud luar (Orientasi bangunan dan
Atap) dan wujud dalam bangunan (Pola Ruang, Lantai, Dinding, dan Bukaan).

Kata Kunci : Bangunan Kolonial Belanda, Adaptasi Iklim, Arsitektur Tropis.

ABSTRACT

Colonial architecture entered Indonesia where there was a mixture of European architecture, with the
process of adaptation and formation of Dutch architecture during the colonial period in Indonesia. This
architecture has adapted to the tropical climate in Indonesia, in order to adapt to the local environment. In
examining the application of tropical architecture in colonial buildings, as an object of observation of colonial
buildings in the city of Medan due to causation with past history, during the Dutch colonial period. by the Dutch
colonizers. The purpose of this study is to identify aspects of tropicality in colonial buildings that have adapted
to tropical climates. The method used in this research is a qualitative case study method by observing and
identifying the outer shape (orientation of the building and roof) and the shape of the building (pattern of space,
floors, walls, and openings).

Keywords: Dutch Colonial Buildings, Climate Adaptation, Tropical Architecture.

PENDAHULUAN pembahasan tentang bangunan arsitektur


Dalam masa kolonialisme yang merupakan perpaduan antara arsitektur
perkembangan arsitektur selalu mendapat Belanda, arsitektur tradisional, dan pengaruh
pengaruh dari gaya atau langgam yang iklim setempat. Dalam arsitektur hubungan
berkembang pada masa kolonial Belanda, dengan masa lampau adalah persyaratan
sehingga akan mengalami beberapa periode utama untuk menciptakan karya arsitektur
perkembangan. Indonesia yang merupakan yang proposional, dan menyesuaikan iklim
bekas jajahan Belanda, sehingga banyak dan letak geografis di kota Medan baik
mendapat pengaruh dari negeri kolonial melalui Fasad atau tampilan bangunan.
tersebut. Dalam segi arsitektur, pengaruh Arsitektur Memiliki Macam-Macam
nampak pada bangunan. Bertolak dari itu diantaranya adalah Arsitektur Kolonial
perlu kiranya diadakan penelitian dan Belanda. Arsitektur kolonial Belanda di

1
Saintek ITM, Volume 34, Nomor 1 Januari – Juni 2021

Indonesia dibangun di seluruh Nusantara tropis biasanya terletak di dekat garis


yang dulu dikenal sebagai Hindia Belanda. khatulistiwa dan memiliki karakter khusus
Sebagian besar bangunan era kolonial yang yang disebabkan oleh panas matahari yang
lebih baik dan permanen terdapat di Jawa tinggi, kelembapan dan curah hujan yang
dan Sumatra, yang secara ekonomi dianggap cukup tinggi, pergerakan angin, dan banyak
lebih penting selama masa penjajahan pengaruh lainnya.
Belanda. Akibatnya, lebih banyak bangunan Arsitektur kolonial Belanda adalah
kolonial yang bertahan masih terdapat di arsitektur Belanda yang dikembangkan di
kedua pulau tersebut. Banyak benteng dan Indonesia selama Indonesia masih dalam
gudang era VOC lama tersebar di seluruh kekuasaan Belanda. Masuknya unsur Eropa
Nusantara. Arsitektur kolonial Belanda ke dalam komposisi kependudukan
merupakan arsitektur yang memadukan menambah kekayaan ragam arsitektur di
antara budaya Barat dan Timur. nusantara. Seiring berkembangnya peran dan
Arsitektur kolonial Belanda hadir kuasa, kamp-kamp Eropa semakin dominan
melalui karya arsitek Belanda dan dan permanen hingga akhirnya berhasil
diperuntukkan bagi bangsa Belanda yang berekspansi dan mendatangkan tipologi baru
tinggal di Indonesia, pada masa sebelum (Sidharta). Arsitektur kolonial datang ke
kemerdekaan. Bangunan-bangunan bergaya Indonesia terjadi percampuran dari arsitektur
kolonial Belanda banyak tersebar di Eropa, dengan proses adaptasi dan
Indonesia yang disesuaikan dengan iklim dan membentuk arsitektur Belanda pada masa
kondisi di Indonesia. Bangunan kolonial penjajahan di Indonesia, (Soekiman).
Belanda yang masih bertahan di Indonesia Penyebaran bangunan kolonial di Indonesia
memiliki nilai sejarah yang tinggi, untuk dimulai ketika perdagangan Belanda yang
mengetahui perkembagan bangunan yang makin mantap sehingga perlu membangun
ada pada zamannya serta perkembangan dari berbagai sarana dan prasarana untuk
suatu kota. keperluan hidup mereka. Bangunan kolonial
Begitu juga dengan Medan, sebagai tersebut diantaranya bangunan tempat
salah satu kota metropolitan terbesar tinggal, bangunan perkantoran, bank, gereja,
diIndonesia pasti memiliki bangunan stasiun kereta api dan pabrik. Wujud atau
sisapeninggalan kolonial Belanda yang bentuk pada arsitektur kolonial Belanda
masih berdiri kokoh hingga saatini, baik adalah terdapat dinding tembok dari
berupa bangunan perkantoran maupun pasangan.
bangunan yang telah beralih fungsi menjadi Ciri –Ciri dan Karakteristik
rumah tinggal pribadi masyarakat. Pada Arsitektur kolonial Pada Umumnya yang
tahun1860 Medan merupakan hutan rimba terdapat di Indonesia adalah sebagai Berikut:
dan muara–muara sungai yang dihuni
penduduk dari karo dan semenanjung 1. Denah simetris penuh dengan satu lantai
Malaya. Pada tahun 1863 orang–orang atas dan ditutup dengan atap perisai.
Belanda mulai membuka perkabunan 2. Temboknya tebal
Tembakau diDeli (CoryMagdalena2015:47). 3. Langit –langitnya tinggi
Pada masa itu belum ada bangunan Belanda 4. Lantainya dari marmer
dimedan, hanya bangunan tradisional 5. Diujung beranda terdapat barisan pilar
penduduk asli diSumateratimur. Mulanya atau kolom bergaya Yunani (doric, ionic,
Belanda membangun Medan hanya sebatas korinthia)
perkebunanTembakau Deli, belum 6. Pilar menjulang ke atas sebagai
merupakan perkotaan besar. pendukung atap
Arsitektur tropis adalah jenis gaya 7. Terdapat gevel dan mahkota diatas
desain arsitektur yang merupakan jawaban beranda depan dan belakang
dan bentuk adaptasi bangunan terhadap 8. Terdapat central room yang berhubungan
kondisi iklim di suatu daerah tropis. Iklim langsung dengan beranda depan dan

2
Saintek ITM, Volume 34, Nomor 1 Januari – Juni 2021

belakang, kiri kananya terdapat kamar  Melindungi permukaan bangunan dengan


tidur lapisan material wheather shield
9. Daerah servis dibagian belakang  Bangunan umumnya berwarna terang
dihubungkan dengan rumah induk oleh untuk mencegah penyerapan panas
galeri. Beranda belakang sebagai  Material untuk eksterior lebih baik
ruangmakan. menggunakan material low
10. Terletak ditanah luas dengan kebun di  Lebih baik material lokal daripada
depan, samping dan belakang. material impor
 Vegetasi pada bangunan digunakan
Indonesia yang terdiri dari beragam sebagai unsur peneduh di siang hari.
budaya dan penduduk yang terpisah pada
berbagai pulau memiliki kesamaan khusus,
yaitu memiliki iklim tropis lembab. METODE PENELITIAN
Kondisi iklim tropis lembab ini membuat Data di peroleh dari hasil wawancara
Indonesia sangat dipengaruhi oleh dua dan observasi, kemudian data dari hasil
kondisi musim yang dominan, yaitu wawancara harus di transkripsi kedalam
:Musim penghujanantara bulan Oktober– bentuk teks, data tekstual dan observasi di
April dan Musim Kemarau antaraApril– analisis untuk membantu peneliti memahami
Oktober.Iklim tropis lembab ini apa yang sedang terjadi, sebelum data
membuatarsitektur Indonesia memiliki ciri tekstual dan observasi di analisis perlu
yang berbeda dengan daerah lain yang adanya kerangka pemikiran untuk menjadi
beriklim sedang maupun dingin, penduan dalam proses penelitian. Pada
sebagaimana dikatakan oleh Ir. Andi penelitian ini, peneliti akan menganalisa
Siswanto, MSc., M.Arch. “Ia adalah perletakan dan bentuk bukaan, sistem
arsitektur Indonesia yang modern, yang sirkulasi udara pada bangunan dan sistem
beridentitas kultur Indonesia, yang pencahayaan alami pada studi kasus
berusaha memberi tekanan khusus bangunan Kolonial di Kota Medan.
dalam memanfaatkan dan menjawab
tantangan ekologi nusantara yang tropis
secara optimal, sehingga mampu HASIL DAN PEMBAHASAN
menyajikan lingkungan fisik yang Gedung London Sumatra Indonesia
memenuhi syarat fisiologis dan Gedung yang berada di Kota Medan,
psikologis bagi penghuninya. Sumatra Utara ini dibangun oleh David
Adapun adaptasi arsitektur tropis Harrison, seorang pemilik perkebunan karet
menghadapi iklim yang menjadi ciri-ciri Harrison & Crossfield Company. Gaya
arsitektur tropis adalah sebagai berikut : bangunan dibuat sedemikian rupa sehingga
 Adanya overstek pada bangunan untuk tampak seperti rumah di London pada abad
mencegah tampias dan silau. 18 hingga 19. Di awal berdirinya, perusahaan
 Teras yang beratap mencegah radiasi mendiversifikasikan tanamannya menjadi
langsung tanaman karet, teh dan kakao. Di awal
 Jendela yang tidak terlalu lebar, Indonesia merdeka Lonsum lebih
dilindungi oleh gorden memfokuskan usahanya kepada tanaman
 Ventilasi udara untuk penghawaan alami karet, yang kemudian dirubah menjadi
 Atap Miring >30 derajat (pelana atau kelapa sawit di era 1980. Pada akhir dekade
limasan) untuk mencegah panas radiasi ini, kelapa sawit menggantikan karet sebagai
matahari komoditas utama Perseroan. Lonsum
 Memperkecil luas permukaan yang memiliki 37 perkebunan inti dan 14
menghadap ke timur dan barat perkebunan plasma di Sumatera, Jawa,
 Orientasi bukaan jendela ke arah Kalimantan dan Sulawesi. Gedung yang
Utara/Selatan berada di Jalan Ahmad Yani ini dibangun

3
Saintek ITM, Volume 34, Nomor 1 Januari – Juni 2021

oleh David Harrison, seorang pemilik bangunan peninggalan zaman kolonial.


perkebunan karet Harrison & Crossfield Gedung ini dibangun dengan lima lantai dan
Company. Masih berdiri kokoh hingga di seluruh bagian gedungnya berwarna putih.
sekarang, gedung ini telah menjadi ikon Kota
Gedung London Sumatra merupakan

Gambar 1. Sketsa bentuk penerapan tropis pada gedung London Sumatera


(Sumber: Analisa Peneliti, 2020)

Gambar 2. Bentuk jendela dan bukaan pada gedung London Sumatra Indonesia
(Sumber: Analisa Peneliti, 2020)

4
Saintek ITM, Volume 34, Nomor Januari – Juni

Arsitektur tropis adalah jenis gaya tahun 1911, kantor pos ini adalah salah satu
desain arsitektur yang merupakan jawaban bangunan bersejarah yang hingga kini masih
dan bentuk adaptasi bangunan terhadap berdiri kokoh di Medan. Bangunan ini masih
kondisi iklim di suatu daerah tropis. tetap mempertahankan fungsinya hingga
Pengadaptasian arsitektur tropis terhadap kini. Letaknya di pusat kota Medan,
London sumatera ini memiliki ciri-ciri tepatnya di seberang Lapangan Merdeka dan
arsitektur tropis sebagai berikut: Hotel Dharma Deli. Di depannya terdapat air
mancur yang didedikasikan pada salah
1. Menggunakan jendela yang lebar dengan seorang pionir kota Medan modern, Jacob
dua daun jendela dan memiliki dinding Nienhuys (sudah berubah bentuk).
yang tebal sebagai penahan panas. Letaknya di pusat kota Medan,
2. Memiliki banyak Jendela sehingga tepatnya di seberang Lapangan Merdeka dan
memaksimalkan sirkulasi udara pada Hotel Dharma Deli. Di depannya terdapat
bangunan. air mancur yang didedikasikan pada salah
3. Ventilasi dibuat agak menjorok kedalam seorang pionir kota Medan modern, Jacob
demi melindungi ventilasi dari air hujan. Nienhuys (sudah berubah bentuk). Gaya
4. Bangunan umumnya berwarna terang arsitektur kolonial belanda yang masih
untuk penyerapan panas dan ciri khas kental, mirip dengan gaya arsitektur
arsitektur kolonial Belanda. jembatan Titi Gantung di dekat stasiun, dan
memang dipertahankan hingga sekarang,
Aliran udara dapat mengurangi panas gaya kolonial ini diterapkan berdasarkan
yang mengendap dalam bangunan. Salah letak geografis kota Medan berada di daerah
satu cara yang paling baik mendapatkan tropis. Kantor Pos Medan diarsiteki oleh
aliran udara adalah dengan menggunakan salah seorang arsitek Belanda, Snuyf, yang
ventilasi silang. juga merancang Kantor Ledeng Palembang.
Bangunan ini memiliki luas 1200 meter
Kantor Pos Indonesia di Medan persegi, dengan tinggi mencapai 20 meter.
Kantor Pos Medan adalah kantor pos
besar di Medan, Indonesia. Dibuka pada

Gambar 3. Tampak ruang dalam kantor pos


(Sumber: https://www.bing.com/images/search?view=detailV2&ccid.

5
Saintek ITM, Volume 34, Nomor Januari – Juni

Gambar 4. Gedung kantor Pos Indonesia (Sumber: Hasil Survei 2020)

Gambar 5. Sketsa pencahayaan alami pada gedung Kantor Pos (Sumber: Hasil Analisa Peneliti. 2020)

Gambar 6. Gambar lubang ventilasi ruang dalam Kantor Pos Medan


(Sumber: https://www.bing.com/images/search?view=detailV2&ccid.

6
Saintek ITM, Volume 34, Nomor Januari – Juni

Pengadaptasian arsitektur tropis Tanjung Pura kepada biro perancang Hulswit


terhadap kantor pos medan ini memiliki ciri- dimintakan untuk merancang pembangunan
ciri arsitektur tropis sebagai berikut: gedung kantor kedua tempat itu.
Letak Kantor Bank Indonesia
1. Adanya teritisan yang Panjang pada Terletak di jalan Balai Kota No.4, Kesawan,
Gedung guna mencegah tetesan hujan Kecamatan Medan Barat Kota Medan,
mengenai kusen dan dinding Gedung Sumatera Utara. Bangunan Kantor Bank
2. Banyaknya lubang ventilasi yang Indonesia (BI) Medan di dekat Lapangan
digunakan demi memudahkan sirkulasi Merdeka merupakan gedung peninggalan
udara dan pencahayaan alami pada kolonialis Belanda pada masa
Gedung penjajahan.Arsitek yang merancang
3. Bangunan menggunakan warna cerah bangunan BI adalah Hulswit, Fermost, dan
demi memantulkan sinar panas dari luar Cuypers. Pembangunannya selesai dalam
4. Penggunaan overstek pada bangunan waktu satu tahun. Tepat di tahun 1907
demi menghalau silau bangunan yang digunakan sebagai pusat
5. Kemiringan atap digunakan demi perbankan Belanda dengan nama De
menghalau hujan badai yang berada di Javasche.
daerah tropis Gaya arsitektur bangunannya
6. Penggunaan ketinggian elevasi yang menunjukkan ciri arsitektur yang mengikuti
tinggi menunjang sirkulasi udara yang ciri arsitektur Eropa yang khas pada
bertujuan ruangan menjadi lebih sejuk. zamannya, ini dapat dilihat dari adanya
kubah yang ada di puncak atap bangunan.
Kantor Bank Indonesia Medan namun tetap mengikuti iklim di Indonesia.
Kantor Bank Indonesia Medan Pengadaptasian arsitektur tropis terhadap
(semula bernama kantor cabang Medan) bank Indonesia medan ini memiliki ciri-ciri
mulai dibuka pada tanggal 30 Juli 1907 arsitektur tropis sebagai berikut:
bersamaan dengan Kantor Cabang Tanjung a. Adanya overstek pada bangunan yang
Balai dan Tanjung Pura yang masing-masing berfungsi untuk melindungi bangunan
dibuka pada tanggal 15 Januari 1908 dan 3 dari cahaya yang terik dan curah hujan
Februari 1908. Kantor Bank Indonesia b. Ukuran jendela yang besar agar
Medan merupakan kantor cabang De pencahayan kedalam bangunan lebih
Javasche Bank yang ke- 11. Untuk persiapan baik.
pendirian kantor-kantor di Tanjung Balai dan

Gambar 7. Gedung Bank Indonesia (Sumber: Hasil Survei. 2020)

7
Saintek ITM, Volume 34, Nomor Januari – Juni

Gambar 4. 8 Sketsa Pencahayaan Alami dan Bukaan pada gedung Bank Indonesia
(Sumber: Hasil Analisa Peneliti. 2020)

Tabel 1. Tabulasi penerapan arsitektur tropis pada gedung kolonial Belanda


No Nama Gedung Penerapan Arsitektur Tropis

1. Adanya overstek pada bangunan


untuk mencegah tampias dan
silau.
2. Jendela yang tidak terlalu lebar,
dilindungi oleh gorden
3. Ventilasi udara untuk
1 Gedung London penghawaan alami.
Sumatra Indonesia 4. Bangunan umumnya berwarna
terang untuk penyerapan
panas dan ciri khas arsitektur
kolonial Belanda.

8
Saintek ITM, Volume 34, Nomor Januari – Juni

Tabel 1. lanjutan

1. Adanya teritisan yang panjang


pada Gedung guna mencegah
tetesan hujan mengenai kusen dan
dinding Gedung.
2. Banyaknya lubang ventilasi yang
digunakan demi memudahkan
sirkulasi udara dan pencahayaan
alami pada Gedung.
2. Bangunan menggunakan warna
cerah demi memantulkan sinar
panas dari luar.
2 Kantor Pos
Indonesia di Medan Penggunaan overstek pada bangunan
demi menghalau silau
1. Kemiringan atap digunakan demi
menghalau hujan badai yang
berada di daerah tropis
2. Penggunaan ketinggian elevasi
yang tinggi menunjang sirkulasi
udara yang bertujuan ruangan
menjadi lebih sejuk.

1. Adanya overstek pada bangunan


yang berfungsi untuk melindungi
bangunan dari cahaya yang terik
dan curah hujan.
3 Kantor Bank 2. Ukuran jendela yang besar agar
Indonesia pencahayan kedalam bangunan
lebih baik.

KESIMPULAN
Karakter visual pada bangunan sangat DAFTAR PUSTAKA
dipengaruhi oleh elemen-elemen bangunan http://abarchitects.blogspot.co.id/2013/10/ars
yang menjadi ciri bangunan kolonial itektur-tropis.html
Belanda. Pada karakter spasial dari bangunan
juga memiliki kesamaan pada tiap elemen http://adacyntya.blogspot.co.id/2015/04/arsit
yang menjadi ciri dari bangunan kolonial ektur-tropis.html
Belanda di kota Medan. Berdasarkan hasil
penelitian pada ke-tiga bangunan memenuhi http://architstyle.blogspot.com/2016/11/arsit
syarat kategori arsitektur tropis yaitu ektur-tropis-dan-bangunan-
memiliki tritisan, overstek, ketinggian bangunan_26.html
bangunan dan warna yang menyesuaikan
iklim terhadap bangunan kolonial di kota http://cvyufakaryamandiri.blogspot.co.id/201
Medan. 2/10/pengertian-dan-konsep-arsitektur-
tropis.html

9
Saintek ITM, Volume 34, Nomor Januari – Juni

http://edupaint.com/warna/ragam- Seminar Ikatan Peneliti Lingkungan Binaan


warna/5899-ciri-desain-arsitektur-tropis.html Indonesia (IPLBI) 1, B 111-118
https://doi.org/10.32315/sem.1.b111
http://www.arsiteka.com/2008/11/teori-
sajian-desain-arsitektur-tropis.html Sugiyatmo, DR, Ir, RM., 2017. Pengertian
Leon Krier, 1971 dan Konsep Arsitektur Tropis.
[Online]Available at:
Samra, B. (2015). Konsep Ruang Dalam http://trtb.pemkomedan.go.id/artikel-
Rumah Lama di Kawasan Senapelan 963-teknik-struktur-bangunan-dengan-
Pekanbaru. konstruksi-kayu.html [Diakses 24
Jurnal Arsitektur (Arsitektur Melayu Dan Oktober 2018].
Lingkungan), 2(2503–3859), 23-36.

Anda mungkin juga menyukai