ABSTRAK
Arsitektur kolonial datang ke Indonesia terjadi percampuran dari arsitektur Eropa, dengan proses
adaptasi dan membentuk arsitektur Belanda pada masa penjajahan di Indonesia. Arsitektur ini telah
beradaptasi dengan iklim tropis di Indonesia, guna menyesuaikan dengan lingkungan setempat Dalam
penelitian penerapan arsitektur tropis pada bangunan kolonial, sebagai objek amatan bangunan kolonial di
kawasan kota Medan dikarenakan adanya sebab-akibat dengan sejarah masa lalu, pada masa pemerintahan
Belanda yang di kuasai oleh penjajah Belanda. Tujuan dari penelitian ini mengidentifikasi aspek tropikalitas
pada bangunan kolonial yang telah beradaptasi terhadap iklim tropis. Metode yang digunakan dalam penelitian
yaitu Metode Kualitatif Studi Kasus dengan observasi dan identifikasi wujud luar (Orientasi bangunan dan
Atap) dan wujud dalam bangunan (Pola Ruang, Lantai, Dinding, dan Bukaan).
ABSTRACT
Colonial architecture entered Indonesia where there was a mixture of European architecture, with the
process of adaptation and formation of Dutch architecture during the colonial period in Indonesia. This
architecture has adapted to the tropical climate in Indonesia, in order to adapt to the local environment. In
examining the application of tropical architecture in colonial buildings, as an object of observation of colonial
buildings in the city of Medan due to causation with past history, during the Dutch colonial period. by the Dutch
colonizers. The purpose of this study is to identify aspects of tropicality in colonial buildings that have adapted
to tropical climates. The method used in this research is a qualitative case study method by observing and
identifying the outer shape (orientation of the building and roof) and the shape of the building (pattern of space,
floors, walls, and openings).
1
Saintek ITM, Volume 34, Nomor 1 Januari – Juni 2021
2
Saintek ITM, Volume 34, Nomor 1 Januari – Juni 2021
3
Saintek ITM, Volume 34, Nomor 1 Januari – Juni 2021
Gambar 2. Bentuk jendela dan bukaan pada gedung London Sumatra Indonesia
(Sumber: Analisa Peneliti, 2020)
4
Saintek ITM, Volume 34, Nomor Januari – Juni
Arsitektur tropis adalah jenis gaya tahun 1911, kantor pos ini adalah salah satu
desain arsitektur yang merupakan jawaban bangunan bersejarah yang hingga kini masih
dan bentuk adaptasi bangunan terhadap berdiri kokoh di Medan. Bangunan ini masih
kondisi iklim di suatu daerah tropis. tetap mempertahankan fungsinya hingga
Pengadaptasian arsitektur tropis terhadap kini. Letaknya di pusat kota Medan,
London sumatera ini memiliki ciri-ciri tepatnya di seberang Lapangan Merdeka dan
arsitektur tropis sebagai berikut: Hotel Dharma Deli. Di depannya terdapat air
mancur yang didedikasikan pada salah
1. Menggunakan jendela yang lebar dengan seorang pionir kota Medan modern, Jacob
dua daun jendela dan memiliki dinding Nienhuys (sudah berubah bentuk).
yang tebal sebagai penahan panas. Letaknya di pusat kota Medan,
2. Memiliki banyak Jendela sehingga tepatnya di seberang Lapangan Merdeka dan
memaksimalkan sirkulasi udara pada Hotel Dharma Deli. Di depannya terdapat
bangunan. air mancur yang didedikasikan pada salah
3. Ventilasi dibuat agak menjorok kedalam seorang pionir kota Medan modern, Jacob
demi melindungi ventilasi dari air hujan. Nienhuys (sudah berubah bentuk). Gaya
4. Bangunan umumnya berwarna terang arsitektur kolonial belanda yang masih
untuk penyerapan panas dan ciri khas kental, mirip dengan gaya arsitektur
arsitektur kolonial Belanda. jembatan Titi Gantung di dekat stasiun, dan
memang dipertahankan hingga sekarang,
Aliran udara dapat mengurangi panas gaya kolonial ini diterapkan berdasarkan
yang mengendap dalam bangunan. Salah letak geografis kota Medan berada di daerah
satu cara yang paling baik mendapatkan tropis. Kantor Pos Medan diarsiteki oleh
aliran udara adalah dengan menggunakan salah seorang arsitek Belanda, Snuyf, yang
ventilasi silang. juga merancang Kantor Ledeng Palembang.
Bangunan ini memiliki luas 1200 meter
Kantor Pos Indonesia di Medan persegi, dengan tinggi mencapai 20 meter.
Kantor Pos Medan adalah kantor pos
besar di Medan, Indonesia. Dibuka pada
5
Saintek ITM, Volume 34, Nomor Januari – Juni
Gambar 5. Sketsa pencahayaan alami pada gedung Kantor Pos (Sumber: Hasil Analisa Peneliti. 2020)
6
Saintek ITM, Volume 34, Nomor Januari – Juni
7
Saintek ITM, Volume 34, Nomor Januari – Juni
Gambar 4. 8 Sketsa Pencahayaan Alami dan Bukaan pada gedung Bank Indonesia
(Sumber: Hasil Analisa Peneliti. 2020)
8
Saintek ITM, Volume 34, Nomor Januari – Juni
Tabel 1. lanjutan
KESIMPULAN
Karakter visual pada bangunan sangat DAFTAR PUSTAKA
dipengaruhi oleh elemen-elemen bangunan http://abarchitects.blogspot.co.id/2013/10/ars
yang menjadi ciri bangunan kolonial itektur-tropis.html
Belanda. Pada karakter spasial dari bangunan
juga memiliki kesamaan pada tiap elemen http://adacyntya.blogspot.co.id/2015/04/arsit
yang menjadi ciri dari bangunan kolonial ektur-tropis.html
Belanda di kota Medan. Berdasarkan hasil
penelitian pada ke-tiga bangunan memenuhi http://architstyle.blogspot.com/2016/11/arsit
syarat kategori arsitektur tropis yaitu ektur-tropis-dan-bangunan-
memiliki tritisan, overstek, ketinggian bangunan_26.html
bangunan dan warna yang menyesuaikan
iklim terhadap bangunan kolonial di kota http://cvyufakaryamandiri.blogspot.co.id/201
Medan. 2/10/pengertian-dan-konsep-arsitektur-
tropis.html
9
Saintek ITM, Volume 34, Nomor Januari – Juni