Anda di halaman 1dari 2

Nama : Luthfia Galuh Zhafira

NIM : 03061282025054

Mata Kuliah : Arsitektur Nusantara

RESUME RUANG HIDUP ARSITEKTUR NUSANTARA

Arsitektur diartikan secara umum sebagai desain bangunan, namun sebenarnya


arsitektur memiliki lebih banyak definisi. Arsitektur dapat diartikan sebagai desain bentuk, pola
yang dapat disentuh secara fisik yang memiliki latar/konteks yang merupakan hasil dari
pemikiran/logika. Pola, dalam Bahasa Inggris disebut pattern, diartikan sebagai bentuk,
tekstur, atau gambaran dan dalam konteks ini pola diartikan sebagai kesan atau karakter
suatu bangunan dan lingkungan di sekitarnya. Pola dasar arsitektur sangat penting dalam
menimbulkan kesan pengalaman suatu bangunan, karena pola dasar ini adalah hal yang akan
paling diingat oleh penghuni atau penikmat desain. Pola dasar juga berupa keterkaitan
arsitektur dengan kondisi alam di sekitarnya. Hal ini dapat dilihat kembali pada masa awal
kolonial Belanda, ketika para insinyur tiba di Indonesia.

Pada masa awal kolonial Belanda, para insinyur juga didatangkan ke Indonesia. Salah
satu insinyur bernama Moojer, merasa jika arsitektur Indonesia saat itu tidak memiliki jiwa dan
terlihat berantakan tidak teratur, sehingga Moojer pun membangun bangunan dengan
rancangan yang ia bawa dari Belanda. Namun seiring berjalannya waktu, Moojer mulai
memahami pola dasar arsitektur Indonesia, yang mana iklim tropis lembab Indonesia, cuaca
yang terbilang panas, dan bencana yang sering terjadi membuat arsitektur Barat sedikit tidak
cocok untuk tetap dipakai di Indonesia, sehingga Moojer dan insinyur lain pun mulai
merancang bangunan sesuai dengan pola dasar Arsitektur Indonesia, seperti: mengubah atap
dengan menambah tinggi atapnya agar angin panas mudah mengalir ke luar dan menambah
tritisan di luar untuk menghalau tempias hujan masuk ke dalam bangunan. Dari hal ini, dapat
disimpulkan jika dalam merancang Arsitektur Indonesia/Nusantara, arsitek harus memahami
pola dasarnya terlebih dahulu.

Berbicara mengenai Arsitektur Indonesia/Nusantara, maka akan kembali membahas


definisi maknanya berdasarkan pendapat para ahli :

1. Iwan Sudrajat
Menurut Iwan Sudrajat, Arsitektur Indonesia adalah pengetahuan mengenai Arsitektur
Indonesia yang tercipta dari produksi pengetahuan kolonial.
2. Josef Prijotomo
Tidak jauh berbeda dengan pendapat Iwan Sudrajat, Josef Prijotomo juga
menggambarkan Arsitektur Indonesia dengan menghubungkan dengan masa kolonial.
Yang mana, Arsitektur Indonesia adalah arsitektur di Indonesia sejak tahun 1945, rentang
waktu tahun 1800-1945 disebut sebagai Arsitektur Kolonial, dan pada tahun pra-1800
adalah Arsitektur Nusantara.
3. Abidin Koesno
Arsitektur Indonesi didefiniskan oleh elit penguasa yang melakukan proses pelupaan
dari pengingatan yang selektif terhadap masa kolonial.

Jika menilik pada pendapat Josef Prijotomo yang mengatakan jika Arsitektur Nusantara
adalah arsitektur yang datangnya pada saat sebelum penjajah memasuki Indonesia, yang
berarti arsitektur yang datang dari penduduk pribumi masa lampau dan dilanjutkan turun-
temurun sampai saat ini. Di masa lampau, para leluhur mencari cara agar dapat bertahan
hidup di Indonesia yang secara geografis dilintasi oleh garis khatulistiwa yang membuatnya
memiliki iklim tropis lembab dan beberapa daerah memiliki iklim tropis pana-kering, Indonesia
juga masuk ke dalam bagian Ring of Fire yang memiliki banyak jajaran gunung berapi aktif
yang juga dapat menyebabkan gempa vulkanis. Selain gempa vulkanis, Indonesia juga ‘akrab’
dengan gempa tektonik karena Indonesia berada di pertemuan 3 lempeng dunia.

Dengan ini dapat disimpulkan bahwa kondisi alam Indonesia sangat berpengaruh
terhadap Arsitektur Nusantara. Karena pada dasarnya Arsitektur Nusantara tercipta karena
adanya kemauan menusia masa lampau untuk bertahan hidup di Indonesia menghadapi
kondisi iklimnya, sehingga Arsitektur Nusantara ada untuk bertahan dan mengurangi
kemungkinan kerusakan yang diakibatkan oleh kondisi iklim di Indonesia, sebagai contoh
adalah Rumah Adat Nias yang berupa rumah panggung yang terdiri dari tiang kolom yang
banyak dan beberapa tiang yang berbentu ‘V’ untuk menahan bangunan agar tidak bergeser
atau hancur akibat guncangan besar, selain tiang fondasi sambungan antar kayu yang
sengaja dipasang sedikit longgar utntuk mencegah patahan pada struktur kayu Ketika
menerima guncangan/getaran yang besar.

Rangkaian tiang kolom rumah adat kepulauan Nias

Anda mungkin juga menyukai