NIM : 200211501002
KELAS : ARSITEKTUR B
BAB. I PENDAHULUAN
Arsitektur Kolonial Belanda adalah sebutan untuk arsitektur yang berkembang selama masa
penjajahan Belanda di daerah jajahannya sehingga terjadinya percampuran budaya dan
penyesuaian terhadap iklim serta teknologi setempat (Sumalyo, 1997). Arsitektur Kolonial
Belanda di Indonesia adalah gaya arsitektur yang memiliki ciri khas dan tidak terdapat pada
negara jajahan lainnya karena terjadinya percampuran budaya Belanda dengan budaya
Indonesia yang sangat beranekaragam, sehingga arsitektur kolonial Belanda di Indonesia
memiliki perbedaan pada setiap daerahnya. Arsitektur Kolonial Belanda pada tahun 1920
mengalami perkembangan yang pesat dikarenakan terjadinya politik etis di Indonesia.
Perkembangan itu dibagi menjadi 2, yaitu : arsitektur Indis dan arsitektur Nieuwe Bouwen. Dari
kedua arsitektur ini, Nieuwe Bouwen yang paling popular dan tersebar di Indonesia pada masa
itu (Kusno, 2009). Arsitektur Nieuwe Bouwen berkembang di Indonesia sesudah tahun 1920
karena dibawa oleh arsitek-arsitek muda asal Belanda. Di Indonesia, arsitektur ini sepenuhnya
berorientasi ke Belanda dengan penyesuaian terhadap iklim dan teknologi setempat
(Handinoto, 1996). Dengan kata lain, adanya adaptasi arsitektur Nieuwe Bouwen di Indonesia,
sehingga terjadi modifikasi pada bangunan walaupun masih menyerupai rancangan bangunan
di negara asalnya. Adaptasi arsitektur Nieuwe Bouwen terhadap iklim dapat dilihat pada
fasadbangunan karena fasad merupakan bagian terluar bangunan (Krier,2001). Dengan
demikian, fasad merupakan elemen yang paling awal menerima perubahan iklim. (cuaca),
sehingga pada fasad terdapat bentuk penyesuaian terhadap kondisi iklim.
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan pada sub judul latar belakang, maka
muncul suatu permasalahan, yaitu:
penelitian tersebut?
penelitian.
Latar Belakang
Pada latar belakang dijelaskan mengenai arsitektur secara umum, kemudian mengenai
arsitektur modern, setelah itu dijelaskan mengenai arsitektur nieuwe bouwen. Penelitian yang
akan dilakukan adalah adaptasi arsitektur nieuwe bouwen pada bangunan kolonial Belanda di
Medan. Setelah itu, membuat alasan pemilihan bangunan kantor PD Pasar, kolam renang
Paradiso, dan Bank Mandiri KC Medan Balaikota sebagai objek penelitian untuk melihat
adaptasi arsitektur nieuwe bouwen pada bangunan tersebut.
Rumusan Masalah
2. Bagaimana bentuk adaptasi pada bangunan Kolonial Belanda di kota Medan yang
dipengaruhi oleh arsitektur Nieuwe Bouwen?
Tujuan Penelitian
2. Untuk menemukan bentuk adaptasi pada bangunan Kolonial Belanda di kota Medan
yang dipengaruhi oleh arsitektur Nieuwe Bouwen.
Pengumpulan Data
Observasi
Kajian Pustaka
ANALISA DATA
KESIMPULAN
BAB I PENDAHULUAN
Setelah mengumpulkan baik data primer maupun data sekunder, kemudian data-data
tersebut dianalisa untuk dapat menjawab pertanyaan yang menjadi rumusan masalah pada
penelitian ini. Selanjutnya, membuat tabel sebagai ringkasan jawaban dari setiap pertanyaan
yang menjadi rumusan masalah.
ARSITEKTUR KLASIK
A. ARSITEKTUR MESIR
Sekitar tahun 3000 SM pada bagian utara Benua Afrika muncul peradaban Mesir kuno.
Wilayah mesir yang sebagian besar merupakan padang pasir memiliki sungai ditengah-
tengahnya, yaitu sungai Nil. Sungai ini berasal dari Afrika Tengah yang mengalir melewati Mesir
kemudian bermuara di Laut Tengah.
banyak dewa (politeisme). Dewa yang paling terkenal adalah Dewa Re atau Dewa Amon,
yaitu Dewa Matahari. Dewa Re dianggap sebagai kepala dewa-dewa maka rakyat Mesir Kuno
sangat memujanya. Untuk menyembah Dewa Re, masyarakat Mesir Kuno mendirikan bangunan
tugu dari batu (obelisk). Dewa-dewa yang lain adalah Dewa Osiris, yaitu dewa yang menghakimi
roh-roh orang yang sudah meninggal, Dewi Isis (Dewi Kesuburan) istri Dewa Osiris, dan Horus
(putra Osiris).
Masyarakat Mesir Kuno selain menyembah banyak dewa juga memuja beberapa
binatang yang dianggap keramat, misalnya ibis (burung bangau), apis (lembu jantan), buaya,
dan kucing.
Bangsa Romawi berasal dari masyarakat agrikultur- militer yaitu bangsa/kaum petani yang
suka berperang dan berekspansi ke sekitar Laut Tengah, Eropa Barat dan Utara serta sebagian
Asia dan Afrika. Bangsa ini berasal dari berbagai macam suku bangsa yang mendiami suatu
wilayah.
> Bangunan cukup luas untuk menampung jumlah umat yang besar. Bagian tengah (nave) yang
seperti lorong panjang memberikan pandangan yang tak terputus bagi umat ke bagian depan.
> Bagian depan adalah portico atau narthex. Orang yang tidak boleh masuk gereja (karena
dosa-dosanya) mendengarkan kutbah di portico
>Altar diletakkan di podium bagian timur (bema) yang di belakangnya terdapat ruang setengah
lingkaran yang disebut apse.
> Interior utama terdiri dari sebuah ruang besar di tengah (nave) yang di samping kiri-kanannya
terdapat gang (aisle) yang dibatasi oleh deretan kolom.
Arsitektur Romanesque adalah gaya arsitektur dari Eropa Abad Pertengahan (tahun
1517M), ditandai oleh pelengkung setengah lingkaran, dan berkembang menjadi gaya
arsitektur Goth, ditandai dengan pelengkung berujung, yang dimulai pada abad ke-12.
Era Abad Pertengahan di Eropa adalah Periode Perkembangan Seni Arsitektur yang semakin
pesat dan maju. Perkembangan Teknologi diberbagai bidang berkat penemuan-penemuan
diberbagai bidang termasuk Seni Arsitektur. Banyak aliran Arsitektur yang berkembang karena
pengaruh dari persebaran Agama dari Timur Tengah dipadukan dengan gaya klasik Eropa.
Secara Utilitas Arsitektur bangunan yang dibuat sebagai pusat hunian bangsawan dan
pertahanan kerajaan pada era tersebut.
Abad Pertengahan atau The Middle Ages adalah periode sejarah klasik di Eropa yang
berkembang pada Awal Masehi dan Perkembangan Agama Kristen di Eropa. Periode ini ditandai
dengan runtuhnya Kekaisaran Romawi Barat yang berpusat di Kota Roma dan kejayaannya
beralih ke Kota Konstantinopel. The Middle Ages didefinisikan sebagai kurun waktu peralihan
dari Abad Kuno ke Zaman Modern pada yang dideskripsikan pada kisaran tahun 313 M – 1500
M sejak Agama Kristen diterima secara legal oleh Kekaisaran Romawi Timur.
Arsitektur Renaisans adalah arsitektur pada periode antara awal abad ke-15 sampai awal
abad ke-17 di wilayah Eropa, ketika terjadi kelahiran kembali budaya klasik terutama budaya
Yunani kuno dan budaya Romawi kuno. yang disebut Renaisans.
Gaya ini pertama kali dikembangkan di Florence, dengan Filippo Brunelleschi sebagai salah
satu inovatornya. Gaya Renaisans dengan cepat menyebar ke kota di Italia lainnya dan lalu ke
Perancis, Jerman, Rusia, Inggris dan tempat lainnya.
1. Di era carut-marutnya realitas yang sudah tidak bisa lagi mengatasi permasalahan-
permasalahan hidup yang diawali oleh terjadinya Revolusi Perancis pada abad ke 15,
bangsa Eropa mulai kembali pada romantisme era klasik yang sarat dengan konteks
nalar rasional.
2. Era / periode tersebut dinamakan Renaissance (pencerahan) dan mulai meninggalkan
era arsitektur bernuansa agama. Disebut pencerahan karena menghidupkan kembali
budaya-budaya klasik, hal ini disebabkan banyaknya pengaruh filsuf-filsuf dari Yunani
dan Romawi.
3. Ditandai dengan diktum Cogito Ergo Sum – nya Rene Descartes (ketika aku berpikir
maka aku ada), arsitektur dikembalikan lagi pada skala manusia (antroposentris) dan
era itu kemudian disebut era Arsitektur Renaissance.
Arsitektur neo klasik adalah gaya arsitektur yang dihasilkan oleh gerakan neo klasik yang
dimulai pada pertengahan abad ke 18. Gaya ini mengadopsi gaya dari arsitektur klasik kuno,
prinsip-prinsip Vitruvian, dan karya arsitek Italia Andrea Palladio. Di Eropa tengah dan timur,
gaya ini biasanya disebut sebagai Klasisisme (dalam Bahasa Jerman Klassizismus).
Neo klasik muncul sebagai keinginan untuk kembali merasakan “kemurnian” dari seni
Roma dan Yunani kuno, dengan persepsi yang lebih jelas dan ideal. Banyak arsitek neo klasik
pada awal abad ke- 19 yang terpengaruh oleh gambar dan projek dari Étienne-Louis Boullée
dan Claude Nicolas Ledoux. Banyak gambar grafis karya Boullée yang menggambarkan
arsitektur geometris dengan konsep kekekalan alam semesta. LeDoux membahas konsep
arsitektur mengenai bangunan yang harus dapat mengkomunikasikan fungsinya kepada
orang yang melihat.
Arsitektur Neoklasik merupakan reaksi terhadap gaya arsitektur Rococo dan Baroque.
Banyaknya penemuan dari peninggalan arsitektur Yunani dan Romawi juga memicu
munculnya gaya arsitektur neo klasik. Pada abad ke-18 banyak orang yang tertarik untuk
melakukan penggalian pada situs-situs lama, terutama situs Yunani.
ARSITEKTUR MODERN
A. MODERN AWAL
Arsitektur modern adalah gaya atau konsep bangunan yang mengutamakan bentuk
bangunan dibandingkan ornamen hias. Dengan kata lain, estetika desain modern adalah
upgrade dari bangunan penuh dekorasi di masa lalu seperti desain gothic dan Victorian.
Sebaliknya, desain modern memilih tema arsitektur yang dibangun dengan material tertentu,
demi menjamin kesederhanaan dan fungsionalitas sebuah bangunan. Era desain modern
datang bersamaan saat sumber daya manusia digantikan dengan mesin industrial.
Gaya bangunan modern mencakup beberapa tipe yang sudah diterapkan selama lebih
dari 60 tahun. Bagi kebanyakan arsitek, desain bangunan futuristik ini memuat art deco dan
kesenian kontemporer modern. Sementara itu, untuk arsitek lainnya, desain modern hanya
melibatkan elemen-elemen sederhana seperti furnitur minimalis dan pemiliha warna netral.
Karakteristik dan Ciri Desain Modern Karena desain modern memiliki banyak gaya dan
tipe, kamu bisa membedakannya dari desain klasik melalui karakteristik yang unik.
Berikut adalah karakteristik, fitur kunci, dan ciri-ciri desain modern yang bisa
dilihat dari segala sisi.
BAB V KESIMPULAN
Penelitian ini hanya membahas mengenai bentuk pengaruh arsitektur Nieuwe Bouwen
dan bentuk adaptasi arsitektur Nieuwe Bouwen pada bangunan Kolonial Belanda di Kota
Medan yang mana adaptasi yang akan diteliti adalah adaptasi iklim dan teknologi setempat.
Pada penelitian ini, bentuk adaptasi iklim hanya dilihat pada fasad bangunan yang menjadi
objek penelitian.
1.8 Kesimpulan
dipengaruhi oleh arsitektur Nieuwe Bouwen, namun hanya tiga bangunan yang belum
mengalami perubahan bentuk bangunan, sehingga dapat menjadi objek penelitian. Penelitian
ini dilakukan untuk mengetahui jenis Nieuwe Bouwen apa yang mempengaruhi ketiga objek
penelitian dan bagaimana bentuk adaptasi terhadap iklim dan teknologi setempat pada ketiga
objek penelitian.