Anda di halaman 1dari 13

TUGAS SEJARAH

Mengenal Manusia Purba

A N G G O TA K E L O M P O K :
1 . A N A N D A T R I L I N TA N G P (09)
2 . A U L I A FA R A H I Z Z AT I (18)
3 . A U L I A K A R T I K A L O PA (19)
4 . C L A R I S A A N I N D I TA C (27)
5 . D E O FA N O A RY U N A E (30)
6 . D E W I R I A N A R A H M AWAT I (33)
1. Sangiran
Sangiran berada di perbatasan Sragen &
Karangannyar. Sangiran memiliki luas 8 km ke
utara-selatan dan 7 km ke arah timur-barat.

Sangiran pertama kali ditemukan oleh P.E.C.


Schemulling tahun 1864, dengan laporan
penemuan fosil vertebrata & kalioso.

. Pada tahun 1934, Gustav Heindrich Ralph von


Koenigswald menemkan artefak litik yang menjadi
temuan penting Sangiran diwilayah Ngebung.
Sejak setelah itu penemuan sangiran sangat
terkenal yaitu Homo Erectus.

Homo Erectus adalah takson paling penting


dalam sejarah manusia sebelum masuk pada
tahapan manusia Homo Sapiens, manusia
modern.
2. Trinil, Ngawi, Jawa Timur
Ditemukan oleh Eugene Dubois

Ditemukan atap tengkorak Pithecanthropus


erectus.

 Ciri- Ciri nya Tengkorak pithecanthropus erectus


sangat pendek memanjang kebelakang volume otaknya
sekitar 900 cc, Tulang kening sangat menonjol dan
dibagian belakang mata, terdapat penyempitan yang
sangat jelas, otak belum berkembang, sudah berjalan
tegak.
Pada bagian belakang kepala meruncing Berdasarkan kaburnya sambungan
perekatan antartulang kepala, ditafsirkan individu telah dewasa. Peninggalan
manusia purba tipe serupa juga ditemukan di Perning, Mojokerto, Jawa
Timur ; Ngandong, Blora, Jawa tengah; Sambungmacan, Sragen , Jawa
Timur.temuan homo erectus juga ditemukan di Ngandong. Tengkorak
Homo Erectus ngandong berukuran besar dengan volume rata rata otak 1.100
cc dengan ini Homo erectus ini lebih maju dari pada homo erectus di
sangiran. Manusia ngandong diperkirakan berumur antara 300.000-100.000
tahun.
Beberapa penelitian yang dilakukan oleh para ahli beberapa
manusia purba yang hidup di zaman praaksara :

1. jenis Meganthropus
berdasarkan penelitian von koenigswald di Sangiran tahun 1936 dan 1941. kemudian para
ahli menamakan dengan sebutan Meganthropus Paleojavanicus, artinya manusia
raksasa dari jawa. Manusia ini memiliki ciri rahang kuat dan badan yang tegap yang
makanannya tumbuh-tumbahan yang hidupnya di perkirakan zaman Pleistosen Awal.
2.jenis Pithecanthropus
Pada penelitian Eugene Dubois tahun 1980 di dekat Trinil, terbentuk kerangka
manusia, tetapi masih terlihat tanda-tanda kera. Jenis ini dinamakan
Pithecanthropus Erectus, artinya manusia kera yang berjalan tegak. Jenis ini
juga ditemukan di Mojokerto, sehingga disebut Pithecanthropus
mojokertensis. Jenis manusia purba yang juga terkenal sebagai rumpun Homo
erectus ini paling banyak ditemukan di Indonesia.
3.Jenis Homo
Fosil jenis Homo ini pertama diteliti oleh von Reitschoten di Wajak. Ciri-ciri
jenis manusia Homo ini muka lebar, dan mulutnya menonjol, sekalipun tidak
semenonjol jenis Pithecanthropus. Hidup dan perkembangan jenis manusia ini
sekitar 40.000 – 25.000 tahun yang lalu.
Homo Sapiens artinya ‘manusia
sempurna’ baik dari segi fisik, volume
otak maupun postus badanya yang
secara umum tidak jauh berbeda
dengan manusia modern. Kadang-
kadang Homo Sapiens juga diartikan
dengan ‘manusia bijak’. Rangka Homo
Sapiens kurang kekar posturnya
dibandingkan Homo erectus. Salah
satu alasannya karena tulang
belulangnya tidak setebal dan
sekompak Homo erectus.

Ciri-ciri morfologis maupun biometriks Homo sapiens menunjukkan karakter


yang lebih berevolusi dan lebih modern dibandingkan dengan Homo
erectus.Homo sapiens mempunyai kapasitas otak yang jauh lebih besar (rata-
rata 1.400 cc), mempunyai tengkorak panjang dan rendah, dengan kapasitas
otak 1.000 cc
Dalam perkembangannya kehidupan
manusia modern ini dikelompokan dalam
tiga tahap yaitu :
1. Kehidupan manusia modern awal yang kehadirannya
hingga akhir zaman es (sekitar 12.000 tahun lalu).
2. Kehidupan manusia modern yang lebih belakangan,
dan berdasarkan karakter fisiknya dikenal sebagai ras
Austromelanesoid.
3. Mulai sekitar 4000 tahun lalu muncul penghuni baru di
Kepulauan Indonesia yang dikenal sebagai penutur
bahasa Austronesia. Berdasar kan karakter fisiknya
manusia ini tergolong ras Mongoloid.
a. Manusia Wajak
Manusia wajak (homo waja kensis)
merupakan satu satunya temuan di indonesia. Pa da
tahun 1889, manusia wajak ditemukan oleh B.D Van
Rrietschoten di sebuah ceruk dilereng pegunungan
karst di barat laut campurdarat, dekat tulungagung,
jawa timur. Temuan wajak itu adalah Homo Saoiens.
Mukanya datar dan lebar akar hidungnyalebar dan
bagian mulutnya menonjol sedikit. Wajak kedua
ditemukan oleh dubois pada tahun 1890 ditempat
yang sama.

Temuan berupa fragmen fragmen, tulang tengkorak, rahang atas, bawah,


serta tulang paha dan tulang kerng. Dari tulang pahanya dapat diketahui bahwa,
tnggi tubuhnya kira-kira 173 cm. Wajak sudah termasuk homo sapiens, jadi sangat
berbeda dengn pithecanthropus. Manusia wajak memiliki ciri ciri baik mongoloid
maupun austromelanesoid. Hal itu dapat dilihat dari ciri tengkoraknya muka lebih
cenderung mongoloid oleh karna sangat datar dn pipinya sangat menonjo ke
samping. Manusia wajak tidak langsung berevolusi dari pethecanthropus. Tetapi
mungkin tahapan homo neanderthalensis yang belum ditemukan di indonesia.
b. Manusia Liang Bua
Penemuan manusia homo floresiensis pada tahun
2004 ditemukan disebuah gua Liang Bua di flores
oleh tim peneliti gabungan indonesia dan
australia.Liang bua,bila diartikan secara harfiah
merupakan sebuah gua yang dingin merupakan
tempat bermukim yang nyaman bagi manusia pada
masa praaksara.Manusia Liang bua ditemukan oleh
Peter Brown dan Mike J.Morwood pada bulan
September 2003 yang diberi nama Homo
Flores.Tahun 1950-an telah ada tanda tanda tentang
kehidupan praaksara manusia Liang Bua dan
ditemukan fragmen tulang manusia Liang Bua oleh
Th. Vherhoeven,tulang iga yang berasosiasi dengan
alat serpih dan gerabah.Tahun 1965 ditemukan tujuh
buah rangka manusia beserta bekal kubur antara lain
beliung dan barang barang gerabah Liang Bua
merupakan situs neolitik dan paleo metalik .
Cirinya tengkorang panjang dan rendah,kecil volume otak 380
cc jauh dibawah homo erectus (1000 cc),Homo sapiens 1400
cc,dibawah sipanse 450 cc.Tahun 1970 R.P Soejono melakukan
penelitian kerangka manusia sebanding dengan penemuan
berikutnya,menunjukan manusi Liang Bua berada di fase zaman
Paleolitik mesolitik neolitik .Menurut Teuku Jacob ,manusia liang bua
secara cultural berada dalam konteks zaman mesolitik, dengan ciri
Austrelamelanesid, yaitu bentuk tengkorak yan memanjang.
Tahun2003 , diadakan pengalian oleh R.P. Soejono dan Mike
J.Morwood, kerjasama antara pusat penelitian arkeologi nasional
dengan University Of New England, Australia. Penggalian itu
mnghasilkan temuan berupa sisa manusia yang menunjukan aspek
morfologis dan postur yang sejenis dengan liang bua 1.
Perdebatan Antara Pithecantropus ke Homo Erectus

Penemuan fosil fosil pithecantropus oleh dubois dihubungkan denga


teori evolusi manusia dan dituliskan oleh charles darwin.Dalam
publikasinya itu dubois menyatakan bahwa,pithecantropus erectus
adalah peralihan dari kera ke manusia pernyataan dubois itu
kemudian menjadi perdebatan,apakah benar atap tengkorak dengan
volume kecil,gigi gigi berukuran besar,dan tulang paha yang berciri
modern itu berasal dari satu individu?
50 tahun kemudian terbukti bahwa gigi gigi tersebut memang berasal
dari gigi pongo Sp. Ciri cirinya yang berukuran besar,akar gigi yang
kuat dan terbuka,dentikulasi yang tidak individual,dan permukaan
occlusal yang sangat berkerut kerut.Perdebatan itu kemudian berlanjut
hingga ke eropa,dubois mempresetasikan penemuan tersebut dalam
seminar internasional zoology pada tahun 1895 di leiden ,belanda,dan
dalam pameran publik british zoology society di London Dubois pun
menyimpan semua hasil temuannya,pada tahun 1922 temuan itu
mulai diteliti franz weidenreich,temuan dubois itu menandai
Tahun 1920an teori itu terus menjadi perdebatan para ahli paleontrologi
berbicara tentang ontogenesis dan heterokroni.dubois telah melakukan
penemuan fosil missing-link.Sementara bolk menemukan modalitas evolusi
dengan menafsirkan bahwa peralihan dari kera ke manusisa terjadi melalui
perkembangan fetus. Dubois dan bolk bertemu dalam jalur evolutif dari
heackle ,bahwa filogenesa dan ontogenesis sama sekali tidak dapat
dipisahkan,sejak tahun 1927.Penemuan situs zhoukoudian didekat
beijing,menghasilkan sejumlah besar fosil fosil manusia ,yang diberi nama
sinanthropus pekinensis.Tengkorak fosil beserta tulang paha tersebut
menunjukkan ciri ciri yang sama dengan pithecantropus erectus.Seorang ahli
biologi menyatakan bahwa standar zoologis tidak dimungkinkan memisahkan
pithecantropus erectus dan sinanthropus pekinensis dengan genus yang
berbeda dengan manusia modern.Dalam pandangan ini maka pithecantropus
erectus harus diletakkan dalam genus homo, dan untuk mempertahankan
species aslinya,dinamakan homo erectus saat ini pithecantropus diterima
sebagai hominid dari jawa bagian dari homo erectus.
Sekian dan terimakasih 

SEKIAN DAN TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai