Anda di halaman 1dari 11

TUGAS KELOMPOK SEJARAH WAJIB

JENIS – JENIS MANUSIA PURBA

D
I
S
U
S
U
N

O
L
E
H

KELOMPOK 3 :
1. Anisa Nur Fitriani
2. Nazla Nurfiana
3. Nur Azlina
4. Maharani
5. Ramadhani Safitri
6. Novita Sari
Penelitian dilakukan untuk mengetahui jenis – jenis manusia purba yang
ada di Indonesia yang dapat dibuktikan dengan penemuan fosil-fosil yang banyak
ditemukan di Solo, Pacitan, Ngandong, Mojokerto, dan Sangiran.
Setelah melakukan banyak penilitian terkait manusia purba yang berada di
Indonesia, para ahli mengelompokkan manusia purba di Indonesia menjadi tiga
jenis berdasar ada hasil penemuan fosil manusia purba. Adapun tiga jenis
manusia purba yang berada di Indonesia antara lain adalah :
1. Meganthropus ( Manusia Besar).
2. Pithecanthropus (Manusia Kera yang Berjalan Tegak).
3. Homo
Secara keseluruhan, ada sepuluh jenis manusia purba yang berada di
Indonesia,yaitu:
1. Meganthropus Paleojavanicus
2. Pithecanthropus Erectus
3. Pithecanthropus Mojokertensis
4. Pithecanthropus Soloensis
5. Homo Soloensis
6. Homo Wajenkis
7. Homo Floresiensis
8. Homo Habilis
9. Homo Erectus
10. Homo Sapiens

1. Meganthropus Paleojavanicus

Kata Meganthropus berasal dari dua kata yakni megas yang artinya besar
dan anthropus yang artinya manusia. Sedangkan, kata Paleojavanicus berasal dari
kata paleo yang artinya tua dan javanicus yang artinya Jawa. Jadi, Meganthropus
Paleojavanicus berarti manusia raksasa tertua dari Jawa dan diperkirakan sebagai
manusia purba tertua di Indonesia dan juga disebut sebagai salah satu fosil
manusia purba yang paling primitif.
Meganthropus Paleojavanicus ditemukan oleh Van Koenigswald, seorang
peneliti Belanda pada tahun 1936 M di daerah Sangiran, Jawa Tengah dan
diperkirakan berusia 1-2 juta tahun saat masa penelitian. Penemuan fosil
meganthropus tidaklah ditemukan lengkap melainkan hanya berupa beberapa
bagian tengkorak, rahang bawah, serta beberapa gigi yang telah lepas. Jenis fosil
ini diperkirakan hidup dengan cara mengumpulkan bahan makanan terutama
tumbuh-tumbuhan.
Ciri – ciri Meganthropus Paleojavanicus :
1. Makanannya berupa jenis tumbuh – tumbuhan.
2. Tidak memiliki dagu sehingga lebih mirip kera.
3. Memiliki tonjolan yang tajam di belakang kepala.
4. Memiliki tulang pipi yang tebal dengan tonjolan kening yang mencolok.
5. Memiliki otot kunyah, gigi, dan rahang yang besar dan kuat.
6. Memiliki postur tubuh yang tegap.

2. Pithecanthrophus Erectus

Penemu fosil Pithecanthrophus Erectus adalah seorang dokter Belanda


bernama Eugene Dubois. Ia berhasil menemukan fosil Pithecanthrophus Erectus
di desa Trinil, Kabupaten Ngawi, Jawa Timur pada tahun 1891. Pithecantrophus
Erectus sendiri berarti manusia kera yang berjalan tegak. Fosil yang ditemukan
adalah berupa tulang rahang atas, tulang kaki, dan tengkorak. Fosil
Pithecanthrophus Erectus sendiri ditemukan pada masa kala Pleistosen tengah.
Berdasarkan hasil penelitian,  Pithecanthrophus Erectus hidup dengan
berburu kemudian mengumpulkan makanan serta hidup secara nomaden yang
artinya selalu berpindah – pindah tempat untuk mencari sumber bahan makanan
dari satu tempat ke tempat lain atau untuk melakukan pemburuan hewan –
hewan.
Adapun ciri – ciri dari Pithecanthropus Erectus adalah :
1. Volume otaknya diantara 750 – 1350 cc.
2. Tinggi badan sekitar 165 – 180 cm.
3. Postur tubuh yang tegap tetapi tidak setegap meganthropus.
4. Memiliki gigi geraham yang besar dengan rahang yang sangat kuat.
5. Memiliki hidung yang tebal.
6. Memiliki tonjolan kening yang tebal dan melintang di dahi dari sisi ke sisi.
7. Wajah menonjol ke depan serta dahinya miring ke belakang.
Pada bagian belakang kepala terlihat menonjol yang mirip dengan wanita
berkonde. Memiliki alat pengunyah dan alat tengkuk yang sangat kuat.

3. Pithecanthrophus Mojokertensis

Pithecanthrophus Mojokertensis disebut juga sebagai Pithecantrophus


Robustus. Von Koenigswald berhasil menemukan fosil yang hanya berupa tulang
tengkorak anak – anak yang dinamakan Pithecanthrophus Mojokertensis di Jetis
dekat Mojokerto, Jawa Timur. Selanjutnya, pada tahun 1936, Weidenrich
menemukan fosil tengkorak anak yang dinamakan Pithecantropus Robustus di
Lembah Sungai Brantas, Desa Jetis, Mojokerto.
4. Pithecanthrophus Soloensis

Pithecanthrophus Soloensis ditemukan di Ngandong, Lembah Bengawan


Solo oleh Von Koenigswald, Ter Harr dan Oppernoorth. Lebih jelasnya, fosil ini
ditemukan di dua tempat yang berbeda oleh Von Koenigswald dan Oppernoorth
di daerah Ngandong dan Sangiran sekitar tahun 1931 – 1933. Adapun fosil yang
ditemukan adalah berupa tengkorang dan juga tulang kering.
Di dalam kehidupan sehari – hari, Pithecanthrophus menggunakan
peralatan yang terbuat dari batu atau kayu yang didapatkannya.
Adapun contoh peralatan yang terbuat dari batu yang pernah digunakan oleh
Pithecanthrophus antara lain :
1. kapak genggam
2. kapak penetak
3. pahat, genggam
4. kapak perimbas
5. dan alat – alat serpih
Dimana peralatan tersebut banyak ditemukan di sekitaran daerah Pacitan,
Jawa Timur.
Adapun ciri-ciri dari Pithecantrophus secara umum antara lain :
1. Memiliki volume otak yang berkisar antara 750 – 1350 cc.
2. Memiliki tinggi badan sekitar 165 – 180 cm.
3. Badannya tegap tetapi tidak setegap Meganthrophus.
4. Memiliki tonjolan kening tebal dan melintang sepanjang pelipis.
5. Memiliki hidung yang lebar dan tidak berdagu.
6. Memiliki rahang yang kuat dan gigi geraham yang besar.
7. Makanannya berupa daging hewan buruan dan tumbuh – tumbuhan.

HOMO
Jenis fosil Homo merupakan jenis fosil manusia purba yang termuda dari fosil
manusia purba lainnya. Fosil ini diperkirakan berasal dari 15.000 – 40.000 SM.
Jenis Homo diperkirakan bukan manusia kera lagi ( Pithecanthrophus ) melainkan
sudah tergolong jenis manusia (Homo), hal itu dapat dilihat pada volume otaknya
yang menyerupai manusia modern. Di Indxcxonesia, sudah ditemukan tiga jenis
manusia purba Homo yakni Homo Soloensis, Homo Wajakensis, dan Homo
Floresiensis. Berikut rincian dari ketiga jenis Homo tersebut.

5. Homo Soloensis

Jenis fosil ini ditemukan disekitar sungai Bengawan Solo oleh Von
Koeningswald dan Weidenrich antara tahun 1931 – 1934. Fosil yang berhasil
ditemukan hanyalah berupa tulang tengkorak. Homo Soloensis diperkirakan
sudah hidup diantara rentang tahun 900.000 sampai 300.000 tahun yang lalu.
Sebagian ahli menggolongkan Homo Soloensis dengan Homo
Neanderthalensis. Homo Neanderthalensis sendiri merupakan jenis manusia
purba Homo Sapiens dari Asia, Eropa dan Afrika yang berasal dari lapisan
Pleistosen atas.  Selain itu, menurut Von Koegniswald, Homo Soloensis memiliki
tingkatan yang lebih tinggi dibandingkan dengan Pithecanthrophus Erectus.
Adapun ciri – ciri dari Homo Soloensis antara lain :
1. Volume otak antara 1000-1300 cc.
2. Memiliki tinggi badan 130 – 210 cm.
3. Wajahnya tidak menonjol ke depan.
4. Berjalan tegap dengan dua kaki (bipedal) sehingga cara berjalannya lebih
sempurna.
5. Otot tengkuknya mengalami penyusutan.
Ditemukan pula hasil dari kebudayaan manusia purba Homo Soloensis
yaitu:
1. Kapak genggam atau kapak perimbas
2. Alat – alat serpih
3. Peralatan yang terbuat dari tulang
4. Peralatan zaman dahulu lainnya.
6. Homo Wajakensis

Jenis fosil ini ditemukan oleh Eugene Dubois di Wajak, Tulungagung, Jawa
Timur pada tahun 1889. Fosil yang berhasil ditemukan hanya berupa tulang
tengkorak, rahang bawah dan beberapa ruas tulang leher. Diperkirakan bahwa
Homo Wajakensis merupakan nenek moyang dari ras Australoid yang merupakan
penduduk asli Australia.
Adapun ciri – ciri dari Homo Wajakensis antara lain :
1. Memiliki hidung yang lebar dan bagian mulut yang menonjol.
2. Memiliki wajah lebar dan datar.
3. Tulang tengkorak membulat.
4. Memiliki tonjolan yang sedikit mencolok di dahi.

7. Homo Floresiensis

Jenis fosil ini ditemukan oleh tim arkeologi gabungan dari Puslitbang
Arkeologi Nasional, Indonesia dan University Of New England, Australia pada
tahun 2003 saat melakukan penggalian di Liang Bua, Flores. Ketika penggalian
sudah mencapai kedalaman lima meter, ditemukan kerangka mirip manusia yang
belum menjadi fosil dengan ukuran yang sangat kerdil. Diperkiran hidup diantara
94.000 – 13.000 tahun SM.
Adapun ciri – ciri dari Homo Floresiensi antara lain :
1. Memiliki badan yang tegap.
2. Berjalan dengan dua kaki (bipedal).
3. Tinggi badannya kurang dari satu meter.
4. Volume otaknya sekitar 417 cc.
5. Tidak mempunyai dagu.

8. Homo Habilis

Peneliti menemukan fosil yang diyakini merupakan mata rantai yang hilang
(missing link) antara manusia dengan manusia purba ditemukan di dekat
Johannesburg, Afrika Selatan. Fosil berbentuk rangka tubuh manusia itu
dipercaya merupakan perkembangan dari jenis Homo habilis
Homo habilis hidup sekitar 2,5 juta tahun silam. Kata “habilis” berarti
tangan yang berguna atau terampil, jadi Homo habilis berarti “manusia terampil.”
Fosil rangka ini ditemukan bersama sejumlah tulang belulang lain di dalam gua
kapur (limestone) yang dikenal sebagai gua Malapa.
Ciri - ciri manusia purba Homo Habilis yaitu:
1. Memiliki rahang besar dan geraham yang kuat
2. Dagu yang menjorok kedalam
3. Memiliki tulang alis yang tebal4
4. Memiliki dahi yang sempit
5. Bentuk tangan mirip manusia modern Memiliki tinggi badan bagi pria 100
cm sampai dengan 135 cm
6. Memiliki lengan yang panjang
7. Memiliki enamel gigi yang tebal
8. Berat badan rata-rata 70 lbs (32 kg)
9. Homo Erectus

Manusia purba homo erectus yang berarti manusia yang berdiri tegak.
Pada abad ke-20 antropolog meneliti mengenai peranan homo erectus pada
evolusi manusia. Para ilmuwan mengemukakan bahwa manusia berevolusi di
Asia.
Homo erectus merupakan manusia purba yang hidup 2 juta tahun lalu dan
menyebar hingga ke asia tenggara seperti indonesia. Homo erectus berasal dari
afrika yang migrasi pada masa pleistosen. Seperti teori darwin yang menyimpang
yang menyatakan bahwa nenek moyang manusia berasal dari kera.
Ciri - ciri manusia purba Homo Erectus yaitu:
1. Bentuk kaki homo erectus panjang yang sangat dominan untuk berjalan
2. Bentuk dahi homo erectus mendatar
3. Bentuk pada bagian tulang kening homo erectus menonjol
4. Agak menjorok ke depan dibagian mulut
5. Dilihat dari bentuk tengkorak homo erectus berbentuk pendek dan
panjang
6. Memiliki tinggi badan berukuran antara 130 cm sampai 210 cm
7. Mempunyai otak yang lebih maju daripada meganthropus dan
pithecanthropus
8. Memiliki rahang gigi dan tulang yang kuat
Ciri - ciri bentuk manusia purba ini seperti ras mongoloid dan
austramelanosoid. Memiliki berat badan diantara 88 kg sampai 150 kg
Bagian lengan yang pendek dan kemampuan memanjat yang memudar

10. Homo Sapiens

Bisa diartikan sebagai manusia cerdas. Berasal dari zaman holosen. Bentuk
tubuh Homo Sapiens sudah menyerupai dengan bentuk orang Indonesia
sekarang. Pada masa itu, golongan manusia ini sudah memiliki strukur organisasi
dan pembagian tugas. Berdasarkan penelitian tersebut, tidak hanya bentuk fisik
dari manusia purba, tetapi kehidupan sosialnya juga bisa kita kaji. Tentunya
dengan penelitian yang intens dan dalam jangka waktu lama.
Homo Sapiens mereferensikan bahwa manusia adalah mahluk yang
memiliki kelebihan dalam hal akal. Dengan mempelajari tentang Homo Sapiens,
kehidupan kita bisa bertambah dalam khazanah dan pengalaman dengan produk
tertentu. 
Jenis manusia purba ini memiliki ciri sebagai berikut :
1. Volume otaknya antara 1.000 cc – 1.200 cc;
2. Tinggi badan antara 130 – 210 m;
3. Otot tengkuk mengalami penyusutan;
4. Alat kunyah dan gigi mengalami penyusutan;
5. Muka tidak menonjol ke depan;
6. Berdiri dan berjalan tegak,
7. Berdagu dan tulang rahangnya biasa, tidak sangat kuat.
Manusia Kera adalah jenis manusia juga tetapi berbeda ras. Seperti halnya ras
Asia, Afrika dan Eropa. Bahkan dengan sesama bangsa Asia pun memiliki
keanekaragaman ras dan budaya.
Menurut peneliti bahwa didapatkan leluhur manusia seperti ini :
1. Ras Mongoloid, berciri kulit kuning, mata sipit, rambut lurus.
2. Ras Mongoloid ini menyebar ke Asia Timur, yakni Jepang, Cina, Korea, dan
Asia Tenggara.
3. Ras Kaukasoid, merupakan ras yang berkulit putih, tinggi, rambut lurus,
dan hidung mancung. Ras ini penyebarannya ke Eropa, ada yang ke India
Utara (ras Arya), ada yang ke Yahudi (ras Semit), dan ada yang menyebar
ke Arab, Turki, dan daerah Asia Barat lainnya.
4. Ras Negroid, memiliki ciri kulit hitam, rambut keriting, bibir tebal.
Penyebaran ras ini ke Australia (ras Aborigin), ke Papua (ras Papua sebagai
penduduk asli), dan ke Afrika.

Anda mungkin juga menyukai