Kelas : 10 TOKR II
Mapel : Sejarah
Guna mengetahui keberadaan manusia purba lebih jauh, sudah sejak dahulu dilakukan
penelitian manusia purba. Di Indonesia pun, penelitian tentang manusia purba sudah lama
dilakukan, sudah sejak abad ke 18 M yang dirintis oleh Eugene Dubois, seorang dokter
Belanda.
Penelitian dilakukan untuk mengetahui jenis – jenis manusia purba yang ada di Indonesia
yang dapat dibuktikan dengan penemuan fosil-fosil yang banyak ditemukan di Solo,
Pacitan, Ngandong, Mojokerto, dan Sangiran.
Setelah melakukan banyak penilitian terkait manusia purba yang berada di Indonesia, para
ahli mengelompokkan manusia purba di Indonesia menjadi tiga jenis berdasar ada hasil
penemuan fosil manusia purba. Adapun tiga jenis manusia purba yang berada di Indonesia
antara lain adalah :
Secara keseluruhan, ada sepuluh jenis manusia purba yang berada di Indonesia, yaitu :
1. Meganthropus Paleojavanicus
2. Pithecanthropus Erectus
3. Pithecanthropus Soloensis
4. Pithecanthropus Mojokertensis
5. Homo Soloensis
6. Homo Erectus
7. Homo Floresiensis
8. Homo Habilis
9. Homo Wajakensis
10. Homo Sapiens
Berikut inilah penjelasan jenis-jenis manusia purba yang fosilnya yang sudah ditemukan di
Indonesia.
1. Meganthropus Paleojavanicus
Kata Meganthropus berasal dari dua kata yakni megas yang artinya besar dan anthropus
yang artinya manusia. Sedangkan, kata Paleojavanicus berasal dari kata paleo yang artinya
tua dan javanicus yang artinya Jawa. Jadi, Meganthropus Paleojavanicus berarti manusia
raksasa tertua dari Jawa dan diperkirakan
sebagai manusia purba tertua di Indonesia
dan juga disebut sebagai salah satu fosil
manusia purba yang paling primitif.
2. Pithecanthrophus
Pithecanthrophus Erectus
Pithecanthrophus Mojokertensis
Pithecanthrophus Soloensis
Fosil Pithecanthrophus yang ditemukan di Indonesia memiliki umur yang bervariasi yakni
diantara 30.000 sampai 1 juta tahun yang lalu, hal itu didasarkan pada hasil pengukuran
umur lapisan tanah.
Adapun contoh peralatan yang terbuat dari batu yang pernah digunakan oleh
Pithecanthrophus antara lain adalah kapak genggam, kapak penetak, pahat, genggam,
kapak perimbas, dan alat – alat serpih. Dimana peralatan tersebut banyak ditemukan di
sekitaran daerah Pacitan, Jawa Timur.
Adapun ciri-ciri dari Pithecantrophus secara umum antara lain :
Sponsors Link
3. Homo
Jenis fosil Homo merupakan jenis fosil manusia
purba yang termuda dari fosil manusia purba
lainnya. Fosil ini diperkirakan berasal dari 15.000 –
40.000 SM. Jenis Homo diperkirakan bukan
manusia kera lagi ( Pithecanthrophus ) melainkan
sudah tergolong jenis manusia (Homo), hal itu
dapat dilihat pada volume otaknya yang
menyerupai manusia modern. Di Indxcxonesia,
sudah ditemukan tiga jenis manusia purba Homo
yakni Homo Soloensis, Homo Wajakensis, dan
Homo Floresiensis. Berikut rincian dari ketiga jenis
Homo tersebut.
Homo Soloensis
Kehidupannya pun sudah lebih maju dengan adanya berbagai peralatan untuk bertahan
hidup. Sebagian ahli menggolongkan Homo Soloensis dengan Homo Neanderthalensis.
Homo Neanderthalensis sendiri merupakan jenis manusia purba Homo Sapiens dari Asia,
Eropa dan Afrika yang berasal dari lapisan Pleistosen atas. Selain itu, menurut Von
Koegniswald, Homo Soloensis memiliki tingkatan yang lebih tinggi dibandingkan dengan
Pithecanthrophus Erectus.
Sponsors Link
Ditemukan pula hasil dari kebudayaan manusia purba Homo Soloensis yaitu kapak
genggam atau kapak perimbas, alat – alat serpih, peralatan yang terbuat dari tulang, dan
peralatan zaman dahulu lainnya.
Homo Wajakensis
Jenis fosil ini ditemukan oleh Eugene Dubois di Wajak, Tulungagung, Jawa Timur pada
tahun 1889. Fosil yang berhasil ditemukan hanya berupa tulang tengkorak, rahang bawah
dan beberapa ruas tulang leher. Diperkirakan bahwa Homo Wajakensis merupakan nenek
moyang dari ras Australoid yang merupakan penduduk asli Australia. Adapun ciri – ciri
dari Homo Wajakensis antara lain :
Homo Floresiensis
Jenis fosil ini ditemukan oleh tim arkeologi gabungan dari Puslitbang Arkeologi Nasional,
Indonesia dan University Of New England, Australia pada tahun 2003 saat melakukan
penggalian di Liang Bua, Flores. Ketika penggalian sudah mencapai kedalaman lima
meter, ditemukan kerangka mirip manusia yang belum menjadi fosil dengan ukuran yang
sangat kerdil. Diperkiran hidup diantara 94.000 – 13.000 tahun SM. Adapun ciri – ciri dari
Homo Floresiensi antara lain :
Perkembangan dari Homo Soloensis dan Homo Wajakensis lebih lanjut disebut Homo
Sapiens. Homo Sapiens perkembangannya lebih sempurna daripada homo lainnya. Hal itu
dapat dilihat dari cara berpikirnya meskipun masih sangat sederhana tetapi setidaknya
lebih maju daripada homo lainnya. Oleh karena itulah, disebut sebagai Homo Sapiens yang
berarti manusia yang cerdas dan diperkirakan hidup 40.000 tahun yang lalu setelah masa –
masa penelitian.
Homo Sapiens memiliki postur tubuh yang sama dengan manusia zaman sekarang tetapi
masih hidup secara nomaden yang artinya berpindah dari tempat yang satu ke tempat yang
lain. Jenis homo ini diperkirakan merupakan nenek moyang dari bangsa Indonesia.