PenemuanKetika itu, Eugène Dubois tidak berhasil mengambil banyak fosil Pithecanthropus di pulau jawa,
melainkan hanya tempurung tengkorak, tulang paha atas, dan tiga giginya. Sampai saat ini pun belum ditemukan
bukti yang jelas bahwa ketiga tulang tersebut berasal dari spesies yang sama.[1] Sebuah laporan berisi 342 halaman
ditulis pada waktu itu tentang keraguan validitas penemuan tersebut. Meskipun demikian, manusia Jawa masih
dapat ditemukan di buku-buku pelajaran saat ini.Fosil yang lebih lengkap kemudian ditemukan di desa Sangiran,
Jawa Tengah, sekitar 18 km ke Utara dari kota Solo. Fosil berupa tempurung tengkorak manusia ini ditemukan oleh
Gustav Heinrich Ralph von Koenigswald, seorang ahli paleontologi dari Berlin, pada tahun 1936. Selain fosil, banyak
pula penemuan-penemuan lain di situs Sangiran ini
Penemuan
Fosil yang ditemukan berupa fragmen rahang bawah sebelah kanan (dengan kedua geraham muka dan geraham
bawah), rahang atas sebelah kiri (dengan geraham kedua dan ketiga), dan gigi lepas.
Pithecanthropus Mojokertensis
mojokertensis atau manusia kera dari Mojokerto
merupakan jenis Pithecanthropus tertua yang ditemukan di
Indonesia.