Martauli Pakpahan
Tujuan Pembelajaran
Manusia purba di
Indonesia
Fosil yang ditemukan berupa fragmen rahang bawah sebelah kanan, rahang atas
sebelah kiri, dan gigi lepas.
Dari hasil penemuan fosil tersebut, diperkirakan bahwa manusia jenis ini memiliki
ukuran sangat besar atau raksasa. Oleh karena itu, fosil ini dinamakan Meganthropus
palaeojavanicus.
Meganthropus palaeojavanicus diperkirakan hidup pada 1–2 juta tahun lalu. Fragmen
fosil Meganthropus yang ditemukan masih sangat sedikit.
Pithecanthropus
• Pithecanthropus merupakan
jenis manusia purba yang
paling banyak ditemukan di
Indonesia.
• Sisa-sisa kehidupan
Pithecanthropus dapat
ditemukan di Mojokerto,
Kedungbrubus, Trinil,
Sangiran, Sambungmacan,
dan Ngandong.
Pithecanthropus mojokertensis
Jenis
Pithecanthropus
yang ditemukan
di Indonesia Pithecanthropus erectus
Pithecanthropus Mojokertensis
Pithecanthropus mojokertensis merupakan
manusia purba jenis Pithecanthropus tertua
yang ditemukan di Indonesia. Pithecanthropus
mojokertensis ditemukan oleh von
Koenigswald di Mojokerto tahun 1936 pada
lapisan pleistosen bawah ini hidup sekira 2,5–
1,25 juta tahun lalu.
Fosil Pithecanthropus mojokertensis yang
berhasil ditemukan berupa tengkorak anak-
anak, atap tengkorak, rahang atas, rahang
bawah, dan gigi lepas. Berdasarkan temuan
tersebut, diperkirakan ciri-ciri fisik
Pithecanthropus mojokertensis yaitu tulang
pipi kuat, berbadan tegap, tonjolan kening
tebal, otot-otot tengkuk kukuh, muka
menonjol ke depan, dan volume otak 650–
1.000 cc.
Pithecanthropus erectus atau Homo erectus
Pada saat ini nama ilmiah Pithecanthropus erectus adalah Homo erectus. Para ahli
paleoantropologi memperkirakan Homo erectus berasal dari Afrika. Homo erectus
bermigrasi selama masa pleistosen sekira 2 juta tahun lalu.
Ciri fisik Pithecanthropus erectus atau Homo erectus yaitu badan tegap, hidung
lebar, dagu tidak ada, alat pengunyah kuat, berat badan 80–100 kg, tinggi badan
160–180 cm, terdapat tonjolan kening pada dahi, tulang tengkorak berbentuk
lonjong, volume otak 750–1.000 cc, dan muka didominasi oleh bagian rahang yang
menonjol.
Homo sapiens
Homo wajakensis
Jenis Homo
sapiens
Homo soloensis
yang ditemukan
di Indonesia
Homo floresiensis
• Homo sapiens artinya manusia cerdas. Tingkat kecerdasan Homo sapiens salah
satunya disebabkan volume otaknya yang jauh lebih besar daripada jenis manusia
purba sebelumnya.
• Homo sapiens diperkirakan memiliki ciri-ciri fisik antara lain tengkorak besar,
volume otak diperkirakan 1.650 cc, muka datar dan lebar, akar hidung lebar,
bagian mulut menonjol sedikit, dahi agak miring, di atas rongga mata ada busur
kening yang nyata, langit-langit mulut besar dan dalam, rahang bawah masif, gigi
besar-besar, serta tinggi badan sekira 173 cm.
Homo wajakensis
Homo wajakensis (manusia dari
Wajak) ditemukan di lembah
Sungai Brantas, Wajak,
Tulungagung, Jawa Timur. Fosil
Homo wajakensis ditemukan pada
lapisan pleistosen atas oleh Eugene
Dubois pada 1889. Manusia purba
ini diperkirakan hidup pada 40–25
ribu tahun lalu.
Von Koenigswald mengategorikan
Homo wajakensis dalam jenis
Homo sapiens (manusia cerdas)
karena sudah mengenal upacara
penguburan.
Homo Soloensis
Fosil Homo soloensis
pertama kali ditemukan
oleh von Koenigswald
pada 1931–1934 di daerah
Ngandong, di tepi Sungai
Bengawan Solo. Selain itu,
fosil Homo soloensis
ditemukan di
Sambungmacan dan
Ngawi.
Manusia purba Homo
soloensis diperkirakan
hidup pada 900–200 ribu
tahun lalu.
Homo Floresiensis
Homo floresiensis ditemukan oleh para ilmuwan dari
Australia pada 2003 dalam ekskavasi di gua Liang Bua,
Flores. Manusia purba ini hidup di Kepulauan Flores
sekira 18.000 tahun lalu.
Menurut tim ilmuwan yang menemukan fosil
tersebut, Homo floresiensis merupakan keturunan
spesies Homo erectus yang hidup di Asia Tenggara
sekira 1 juta tahun lalu. Akibat proses seleksi alam,
tubuh mereka berevolusi menjadi bentuk lebih kecil.
Dalam jurnal ilmiah Nature, para ilmuwan
menjelaskan Homo floresiensis sebagai spesies baru
manusia. Sementara itu, menurut Teuku Jacob, Homo
floresiensis bukan merupakan spesies baru,
melainkan nenek moyang dari orang-orang Katai di
Flores yang menderita penyakit microcephalia, yaitu
bertengkorak kecil dan berotak kecil.
B. Hasil Budaya Masa Praaksara
Pada masa praaksara manusia belum mengenal tulisan. Meskipun demikian, manusia
telah mengembangkan kehidupan secara sederhana. Pada masa ini manusia masih
menggantungkan kehidupan pada alam sekitar. Dalam perkembangannya, kehidupan
manusia pada masa praaksara mengalami peningkatan.
Dibagi menjadi
Kepercayaan
Animisme Dinamisme Totemisme manusia purba
mulai muncul sejak
masa berburu dan
mengumpulkan
makanan tingkat
Kepercayaan Kepercayaan lanjut. Pada zaman
Kepercayaan
bahwa roh bahwa benda- megalitikum
terhadap
nenek moyang benda tertentu muncul
binatang-
akan selalu seperti batu dan kepercayaan yang
binatang
mengawasi dan pohon besar mendorong
tertentu sebagai
melindungi mempunyai masyarakat
lambang nenek
mereka. kekuatan gaib melakukan
moyang.
pemujaan terhadap
roh leluhur.
Penguburan sekunder atau penguburan tidak
langsung Penguburan
Jenazah
Dalam sistem penguburan ini, mayat hanya dikubur sekali
dalam tanah atau dalam sebuah wadah seperti kendi Selain melakukan
berbagai ritual atau
Penguburan primer atau pemujaan terhadap
penguburan langsung roh nenek moyang,
masyarakat
mengenal sistem
Dalam sistem ini mayat dikubur penguburan bagi
langsung dalam tanah tanpa orang meninggal.
upacara penguburan. Setelah Sistem penguburan
mayat menjadi kerangka, pada masa ini yaitu
kuburnya digali dan kerangka penguburan primer
diambil untuk dibersihkan dan sekunder.
kemudian diletakkan dalam
wadah berupa tempayan atau
sarkofagus dan dikubur kembali
disertai upacara penguburan.
• Benda-benda pemujaan berkaitan dengan kepercayaan Benda-
masyarakat terkait roh nenek moyang, kekuatan benda-benda
gaib, dan kekuatan alam. Benda
• Benda-benda pemujaan mulai muncul pada zaman Pemujaan
megalitikum. Oleh karena itu, benda-benda pemujaan pada
masa ini berukuran besar. Benda-benda tersebut yaitu Seiring
menhir, dolmen, sarkofagus, punden berundak, dan kubur munculnya
batu. kepercayaan,
masyarakat
pada masa
praaksara
membuat
benda-benda
yang digunakan
untuk ritual
pemujaan
terhadap roh
nenek moyang.
Asal- usul nenek
moyang dan
persebarannya
Teori Yunnan
Teori ini menyatakan bahwa asal-usul nenek moyang kita
berasal dari Yunnan, China. Teori ini didukung oleh
pendapat Moh Ali, R.H Geldern dan J.H.C. Kern yang
mengatakan bangsa Indonesia berasal dari daerah Mongol
yang terdesak oleh bangsa-bangsa yang lebih kuat
sehingga melakukan migrasi menuju ke selatan.
’
Teori ini berdasarkan adanya kesamaan artefak dan bahasa
melayu yang berkembang di nusantara serumpun dengan
bahasa Champa yang ada di negara Kamboja dengan kata
lain kemiripan bahasa melayu dengan bahasa Kamboja
menandakan adanya pertalian dengan daratan Yunnan.
Serta artefak kapak tua yang di temukan di Indonesia
mempunyai kemiripan dengan kapak tua yang ditemukan di
daerah Asia tengah.
Menurut teori ini datangnya orang Yunnan
ke wilayah nusantara terdiri dari tiga
gelombang yaitu : perpindahan orang
negrito, perpindahan orang Proto Melayu,
dan perpindahan orang Melayu Deutro.
Orang Negrito, dipercaya sebagai
penduduk paling awal di wilayah
nusantara yaitu sejak 1000 SM, hal ini
berdasarkan dari penemuan arkeologi
di gua Cha Kelantan negara Malaysia.
Proto melayu, perpindahan terjadi
antara tahun 1.500 SM, mempunyai
perdaban yang lebih maju dari orang
negrito karena sudah mampu bercocok
tanam.
Melayu deutro, diperkirakan terjadi
pada tahun 500 SM, mereka hidup di
daerah pantai serta mahir dalam
berlayar.
Teori Nusantara
C. Suku Negroid
Di Indonesia sudah tidak terdapat lagi
sisa-sisa kehidupan suku negroid. Akan
tetapi, masih ada di pedalaman
Malayasia dan Filipina keturunan suku
negroid. Suku yang masuk suku negroid
misalnya suku Semang di Semenanjung
Malaysia dan suku Negrito di Filipina.
Suku Bangsa Melayu yang terdapat di
Indonesia dalam proses menetapnya
dibedakan menjadi dua yaitu :
TERIMA KASIH