Anda di halaman 1dari 8

JENIS JENIS MANUSIA PURBA

DI INDONESIA

OLEH :
NAMA : RAHMAN SOLEH
NO. ABSEN : 23
KELAS : VII B

DINAS PENDIDIKAN KOTA BATU

SMP NEGERI 06 KOTA BATU


Maret 2017

Manusia
No Penjelasan Gambar
Purba
Fosil Meganthropus Paleojavanicus di nyatakan sebagai Fosil manusia
purba paling Primitif. Meganthropus Paleojavanicus sendiri di artiken
sebagai Manusia Raksasa Dari Jawa. Untuk jenis mausia purba ini
Pertama kali di temukan oleh Orang yang bernama Van Koenigswald
antara tahun 1936 sampai 1941 di daerah Sangiran, Sragen, Jawa Tengah.
Daerah Sangiran termasuk dalam fauna Jetis yang digolongkan dalam
lapisan Pleistosen Bawah. Fosil yang ditemukan adalah bagian rahang
bawah dan rahang atas kiri dengan gigi geraham Manusia purba jenis
Meganthropus Paleojavanicus memiliki ciri-ciri sebagai berikut ini.

Meganthro Ciri-Ciri Meganthropus Paleojavanicus :


pus
1 1. Memiliki tubuh yang kekar dan tegap
Paleojavani
cus 2. Rahang yang besar
3. Memiliki bentuk geraham seperti manusia tetapi tidak berdagu seperti
kera.
4. Memiliki tulang pipi yang tebal
5. Ada tonjolan di kening dan belakang kepalanya
6. Makanan pokok tumbuh-tumbuhan
7. Hidup pada 2 1 juta tahun yang lalu.

2 Pitecanthro pithecanthropus robustus ini merupakan fosil manusia purba yang


pus ditemukan pada tahun 1936. Penemu fosil ini adalah seorang pekerja yang
Robustus bekerja dibawah pinpinan para ahli purbakala Duyfjes yang bernama
Tjokrohandoyo, ia menemukan fosil tengkorak anak - anak di daerah
kepuh klagen tepatnya didaerah mojokerto yang ditemukan pada lapisan
bawah atau lapisan pucangan yang kemudian di beri nama fosil
Pithecanthropus mojoketensis atau di sebut juga pithecanthropus
robustus. Jenis pithecanthorups ini memiliki ciri - ciri diantaranya :
Memiliki badan yang tegap, tapi tidak seperti perawakan
meganthropus
Memiliki tinggi badan sekitar 165 180 cm
Memiliki tulang rahang dan gigi graham yang kuat
Bagian kening menonjol
Seperti jenis manusia purba meganthropus, pithecanthropus jenis ini
juga tidak memiliki dagu
Memiliki volume otak yang belum sempurna seperti pada jenis homo
yaitu sekitar 750 hingga 1.300 cc
Tulang bagian atap tengkorang berbentuk lonjong dan memiliki
struktur yang tebal
Serta memiliki alat pengunyah dan mulai memiliki otot tengkuk yang
kecil
Ciri-ciri pithecanthropus robustus lainnya yaitu fosil yang ditemukan oleh
weidenrich dsn van koenigswald pada tahun 1939 di trinil daerah lembah
bengawan solo yang ditemukan dari lapisan pleistosen bawah, memiliki
beberapa hasil budaya asli dari olahan manusia purba pithecantropus
yaitu diantaranya kapak perimbas, kapak penetak, kapak genggam, pahat
genggam, alat serpih, dan alat - alat tulang. Menurut sumber lain
menyatakan bahwa pithecanthropus obustus sebenarnya berasal dari kata
pitheciane yang artinya kera, anthropos artinya manusia dan robustus
yang memiliki arti kuat. Sehingga jika ditarik kesimpulannya maka
pithecanthropus robustus adalah manusia kera yang sangat kuat.
3 Pitecanthro
pus Erectus

Salah satu jenis dari manusia purba itu adalah pithecanthropus erectus.
Nama ini berasal dari bahasa Latin yang berarti manusia kera yang
berjalan tegak.

Fosil mereka pertama kali ditemukan oleh Eugene Dubois pada tahun 1890
di sekitar desa Trinil, wilayah Ngawi, Jawa Timur di sekitar Lembah Sungai
Bengawan Solo. Manusia purba Pithecanthropus Erectus memiliki
kedudukan diantara manusia dan kera, dengan kata lain mereka mirip
seperti kera tetapi dapat berjalan seperti manusia.
Manusia purba pithecanthropus erectus hidup pada masa Pleistosen Awal,
Pleistosen Tengah, dan Pleistosen Akhir. Pada masa masa itu, daerah
tempat tinggal mereka diperkirakan masih berupa padang rumput dengan
pepohonan yang tidak terlalu padat.

Dalam aktivitas sehari harinya, mereka sudah mampu membuat alat


alat sederhana dari bahan batu batuan, seperti kapak penetak (chopping
tool), kapak perimbas (chopper), dan alat penyerpih yang terbuat dari
tulang hewan (flake).

Manusia purba jenis ini sangat bergantung dengan ketersediaan sumber


daya alam. Pithecanthropus Erectus memenuhi kehidupan sehari harinya
dengan cara mengambil bahan bahan yang telah disediakan oleh alam,
seperti berburu dan mengumpulkan makanan. Karena pola hidup ini lah
mereka selalu berpindah pindah dari suatu tempat ke tempat lain
(nomaden). Apablia suatu daerah sudah tidak lagi mampu mencukupi
kebutuhan hidupnya, maka mereka akan pindah ke tempat lain yang
memiliki sumber daya alam yang melimpah.

Dalam kehidupan sosial mereka, Pithecanthropus Erectus hidup


berkelompok dan telah mengenal sistem pembagian tugas kerja. Para
lelaki bertugas memburu binatang, sedangkan para wanita bertugas untuk
mengumpulkan makanan baik tumbuh tumbuhan maupun buah
buahan.

Ciri Ciri Pithecanthropus Erectus

Berdasarkan fosil fosil yang telah ditemukan, dapat diketahui bahwa


Pithecanthropus Erectus memiliki ciri ciri yang khas. Adapun ciri ciri
mereka adalah sebagai berikut ini:

a. Pithecanthropus Erectus memiliki tubuh yang tingginya kira-kira 165-


180 cm.
b. Memiliki badan yang tegap, tetapi tidak setegap tubuh Meganthropus.
c. Memiliki tonjolan yang tebal pada kening dan melintang di sepanjang
pelipis.
d. Memiliki otot kunyah yang tidak sekuat milik Meganthropus.
e. Memiliki volume otak sekitar 900 cc.
f. Memiliki hidung yang lebar dan tidak memiliki dagu.
g. Mengkonsumsi makanan makanan yang bervariasi, seperti tumbuhan
dan daging binatang.

4 Pithecanthr Pithecanthropus Soloensis atau biasa disebut dengan Manusia kera dari
opus Solo. Pithecanthropus soloensis merupakan jenis-jenis manusia purba
Soloensis
setelah meganthropus dimana jenis manusia purba dikelompokkan
menjadi meganthropus, pithecanthropus, dan homo, di ketiga kelompok
tersebut terdapat jenis-jenis termasuk pithecanthropus soloensis
merupakan kelompok dari pithecanthropis.
Pithecanthropus Soloensis yang bertahan hidup sampai akhir
Pleistosen Tengah adalah Pithecanthropus Soloensis, Fosil pertama
ditemukan di Ngandong, di tepi sungai Bengawan Solo pada sekitar tahun
1931-1934. Para peneliti Pithecanthropus Soloensis, antara lain von
Koenigswald, Oppennorth, dan Ter Haar. Hasil penemuan Pithecanthropus
di lapisan Pleistosen Tengah mempunyai arti penting karena menghasilkan
satu seri tengkorak berjumlah besar dalam waktu singkat pada satu
tempat. Hasil temua itu berupa bagian atap tengkorak, tulang dahi,
fragmen tulang pendinding, dan tulang kering. Dari temuan tersebut, jenis
kelamin, usia, bahkan kapasitas otaknya dapat diukur.

Phitecantropus Soleonsis memiliki bentuk tenggorak yang memanjang


atau lonjong dan tebal, pada rongga mata pun memiliki bentuk yang lebar
dan memanjang serta memiliki struktur tulang yang padat. Karena ciri-ciri
tubuh yang hampir sama, Phitecantropus Soleonsis sering disamakan
dengan Homo Sapiens.

5 Homo Fosil Homo sapiens di Indonesia ditemukan di Wajak, dekat Tulungagung,


Sapiens
Jawa Timur, oleh Von Rietschoten pada tahun 1889. Fosil ini merupakan
fosil pertama yang ditemukan di Indonesia, yang diberi nama Homo
Wajakensis atau manusia dari Wajak. Fosil ini kemudian diteliti ulang oleh
Eugene Dubois. Manusia purba ini memiliki tinggi badan 130-210 cm,
berat badan 30-150 kg, dan volume otak 1350-1450 cc. Homo
Wajakensis diperkirakan hidup antara 25.000 40.000 tahun yang
lalu. Homo Wajakensis memiliki persamaan dengan orang Australia purba
(Austroloid).
Sebuah tengkorak kecil dari seorang wanita, sebuah rahang bawah, dan
sebuah rahang atas dari manusia purba itu sangat mirip dengan manusia
purba ras Australoid purba yang ditemukan di Talgai dan Keilor yang
rupanya mendiami daerah Irian dan Australia. Di Asia Tenggara ditemukan
pula manusia purba jenis ini di antaranya di Serawak, Filipina, dan Cina
Selatan.
Berdasarkan penemuan-penemuan fosil tersebut, timbul pertanyaan yang
mendasar: apakah Homo sapiens (manusia modern, seperti kita)
merupakan kelanjutan dari manusia Pithecanthropus (manusia kera)?
Apakah keduanya masih dalam satu spesies yang sama? Pertanyaan-
pertanyaan tersebut belum bisa dijawab oleh para ahli karena tidak
adanya mata rantai yang dapat menghubungkan benang merah antar
keduanya. Sedangkan agama monotheis (Islam, Kristen, Yahudi)
menyatakan bahwa manusia (homo sapiens) merupakan keturunan Nabi
Adam dan tidak ada sangkut pautnya dengan manusia purba manapun.
Ciri-ciri Homo Sapiens
- Tinggi tubuh 130-210 cm
- Otak lebih berkembang dari pada Meganthropus dan pithecanthropus.
- Otot kunyah, gigi, dan rahang sudah menyusut.
- Tonjolang kening sudah berkurang dan sudah berdagu.
- Mempunyai ciri-ciri ras Mongoloid dan Austramelanosoid.

Anda mungkin juga menyukai