Masa Praaksara
Manusia Purba
Berdasarkan Berdasarkan
Geologi Arkeologi
Trinil
Flores
Sangiran
Wajak
• Sisa-sisa kehidupan
Pithecanthropus dapat
ditemukan di Mojokerto,
Beberapa jenis Pithecanthropus yang ditemukan
Kedungbrubus, Trinil,
di Indonesia yaitu Pithecanthropus mojokertensis
dan Pithecanthropus erectus. Sangiran,
Sambungmacan, dan
Ngandong.
Pithecanthropus mojokertensis
Pithecanthropus erectus
memiliki daerah persebaran
paling luas. Pada 1890 Eugene
Dubois berhasil menemukan
beberapa fosil Pithecanthropus
erectus di Kedungbrubus,
Trinil, dan Ngawi.
Pada saat ini nama ilmiah Pithecanthropus erectus adalah Homo erectus.
Para ahli paleoantropologi menduga bahwa Homo erectus berasal dari
Afrika. Homo erectus bermigrasi selama masa pleistosen sekira 2 juta tahun
lalu
Ciri fisik Pithecanthropus erectus atau Homo erectus yaitu badan tegap,
hidung lebar, dagu tidak ada, alat pengunyah kuat, berat badan 80–100 kg,
tinggi badan 160–180 cm, terdapat tonjolan kening pada dahi, tulang
tengkorak berbentuk lonjong, volume otak 750–1.000 cc, dan muka
didominasi oleh bagian rahang yang menonjol.
Homo sapiens
Homo sapiens artinya
manusia cerdas. Tingkat
kecerdasan Homo sapiens
salah satunya disebabkan
volume otaknya yang jauh
lebih besar daripada jenis
manusia purba sebelumnya.
Masa Perundagian
Manusia purba hidup secara berkelompok meskipun Masa Berburu
dalam jumlah relatif kecil sekira 10–15 orang. Mereka hidup dan
secara berpindah-pindah (nomaden), dan tinggal di gua- Mengumpulkan
gua karang sekitar sungai, danau, atau pantai. Makanan
Sebagian besar hasil kebudayaan peninggalan masa Masa berburu dan
berburu dan mengumpulkan makanan berupa alat-alat mengumpulkan
batu yang masih sederhana. Beberapa peralatan tersebut makanan
yaitu kapak perimbas, kapak genggam, kapak penetak, dan merupakan tahap
alat-alat serpih (flakes). awal kehidupan
manusia. Pada masa
ini manusia
menghabiskan 90%
waktu hidupnya
dengan berburu dan
mengumpulkan
makanan.
Diperkirakan telah muncul sistem masyarakat yang Masa Bercocok
dipimpin oleh seorang kepala suku. Pemilihan kepala suku
Tanam dan
biasanya dilakukan dengan menggunakan sistem primus
Beternak
interpares, yaitu orang yang utama atau paling
berpengaruh. Pada masa ini
Manusia berhasil membuat perlengkapan pertanian dan manusia sudah
perkakas rumah tangga yang memiliki permukaan halus menetap di suatu
dan tajam. Benda-benda tersebut yaitu beliung persegi, wilayah. Manusia
mata panah, kapak lonjong, gurdi dan pisau, perhiasan, memenuhi
serta gerabah. kebutuhan dari
Manusia mulai mengenal aktivitas ekonomi perdagangan hasil bercocok
dengan sistem barter. tanam. Pola
kehidupan bercocok
tanam
menunjukkan
manusia pada masa
ini sudah dapat
menguasai
lingkungan alam.
Masyarakat mulai membentuk kelompok lebih besar
dengan penguasaan terhadap sebuah wilayah.
Kelompok masyarakat tersebut dipimpin oleh Masa
seorang kepala suku terpandang yang bergelar datu Perundagian
atau datuk.
Masa perundagian
Muncul golongan undagi dalam masyarakat. Mereka
dapat membuat barang-barang logam yang indah merupakan masa
sebagai simbol status sosial. Barang-barang yang dengan tingkat
dihasilkan antara lain nekara, moko, kapak corong, kebudayaan
bejana perunggu, dan arca perunggu.
tertinggi pada masa
praaksara. Pada
masa perundagian
masyarakat sudah
mampu membuat
peralatan dari
perunggu dan
mengenal sistem
pembagian kerja
berdasarkan
kemampuan tiap-
tiap individu.
Penemuan Teknologi Nilai Kebudayaan
Sistem Kepercayaan
Sederhana Masa Praaksara
Pembuatan Tempat
Tinggal
Pengolahan Logam
Pada awalnya pembuatan api dilakukan dengan cara
membenturkan batu api dan menggosokkan kayu. Penemuan
Percikan api yang dihasilkan diarahkan pada
dedaunan kering kemudian diperbesar dengan Api
menambahkan kayu bakar.
Beberapa peneliti
Pada masa bercocok tanam manusia menggunakan
api untuk membuka hutan. Mereka menebang memperkirakan
pohon-pohon berukuran besar lalu membakarnya penemuan api
(slash and burn) agar lahan menjadi bersih dan terjadi pada periode
mudah ditanami. kehidupan manusia
purba jenis Homo
erectus. Mereka
menggunakan api
untuk mengolah
makanan,
menghangatkan
badan, menerangi
ruangan, dan
mengusir binatang
buas.
Kebudayaan Pacitan identik dengan alat-alat batu berupa Peralatan dari
kapak perimbas (chooper). Tempat penemuan tradisi Batu dan
kapak perimbas antara lain Pacitan, Jawa Timur; Lahat,
Sumatra Selatan; Awangbangkal, Kalimantan Selatan;
Tulang
Sukabumi, Jawa Barat; dan Gombong, Jawa Tengah.
Kebudayaan yang
mengembangkan
peralatan dari batu
dan tulang di
Indonesia terbagi
menjadi dua yaitu
budaya Pacitan dan
budaya Ngandong.
Kepercayaan
manusia purba
Animisme Dinamisme Totemisme mulai muncul
sejak masa
berburu dan
mengumpulkan
makanan
tingkat lanjut.
Kepercayaan Kepercayaan Kepercayaan Pada zaman
bahwa roh bahwa benda- terhadap megalitikum
nenek moyang benda tertentu binatang- muncul
kepercayaan
akan selalu seperti batu binatang yang
mengawasi dan pohon tertentu mendorong
dan besar sebagai masyarakat
melindungi mempunyai lambang nenek melakukan
pemujaan
mereka. kekuatan gaib moyang. terhadap roh
leluhur.
Penguburan primer atau penguburan langsung Penguburan
Jenazah
• Dalam sistem penguburan ini, mayat hanya dikubur sekali
dalam tanah atau dalam sebuah wadah seperti kendi gerabah Selain melakukan
atau peti batu.
berbagai ritual atau
Penguburan sekunder atau penguburan tidak pemujaan terhadap
langsung roh nenek moyang,
masyarakat
• Dalam sistem ini mayat dikubur langsung dalam tanah tanpa mengenal sistem
upacara penguburan. Setelah mayat menjadi kerangka, penguburan bagi
kuburnya digali dan kerangka diambil untuk dibersihkan orang meninggal.
kemudian diletakkan dalam wadah berupa tempayan atau
sarkofagus dan dikubur kembali disertai upacara penguburan. Sistem penguburan
pada masa ini yaitu
penguburan primer
dan sekunder.
Benda-benda pemujaan berkaitan dengan kepercayaan
masyarakat terkait roh nenek moyang, kekuatan benda- Benda-Benda
benda gaib, dan kekuatan alam.
Pemujaan
Benda-benda pemujaan mulai muncul pada zaman
megalitikum. Oleh karena itu, benda-benda pemujaan Seiring munculnya
pada masa ini berukuran besar. Benda-benda tersebut kepercayaan,
yaitu menhir, dolmen, sarkofagus, punden berundak, dan masyarakat pada
kubur batu. masa praaksara
membuat benda-
benda yang
digunakan untuk
ritual pemujaan
terhadap roh nenek
moyang.
Nilai kreativitas manusia pada masa praaksara dapat
dilihat dari kehidupan sehari-hari. Misalnya, saat manusia
membutuhkan alat untuk memotong dahan pohon atau
daging, manusia menciptakan alat semacam pisau yang Kreativitas
terbuat dari bahan batu. Kreativitas
Dengan mengenali kondisi alam dan belajar dari berkaitan dengan
pengalaman dalam memenuhi kebutuhan, manusia kemampuan
berhasil menciptakan teknologi meskipun dalam tingkat manusia pada masa
paling sederhana.
praaksara
menciptakan
teknologi sederhana
Ketergantungan terhadap alam membentuk pola pikir Menjaga
dan kebiasaan manusia pada masa praaksara. Manusia Lingkungan
pada masa praaksara cenderung aktif menjaga
Alam
lingkungan. Apabila alam rusak, konsekuensinya
mereka kesulitan mendapatkan makanan. Pemenuhan
Pada masa sekarang masih banyak contoh kehidupan kebutuhan
masyarakat yang menjunjung tinggi keselarasan makanan manusia
dengan alam. Contohnya, masyarakat suku Anak sangat bergantung
Dalam di pedalaman hutan Jambi dan suku Baduy di dengan alam. Oleh
Banten.
karena itu, mereka
cenderung turut
menjaga lingkungan
alam.
Kehidupan sosial yang harmonis ditunjukkan Hubungan
masyarakat dengan adanya pembagian tugas yang jelas Sosial yang
dalam kelompok.
Harmonis
Adanya upacara penguburan menunjukkan manusia
pada masa praaksara mempunyai hubungan yang sangat Masyarakat pada
erat satu dengan lainnya. Mereka memiliki kepercayaan masa praaksara
yang dianut bersama-sama. hidup secara
berkelompok di
gua-gua. Kondisi
tersebut mendorong
munculnya
hubungan sosial
dalam masyarakat.