Anda di halaman 1dari 54

Asal- usul nenek

moyang dan
persebarannya
Masa Praaksara
 Dalam bahasa Inggris, masa praaksara disebut prehistory.
Pre: sebelum
History: sejarah
Jadi, prehistory berarti sebelum masa sejarah.
 Masa praaksara juga disebut masa ”nirleka”.
Nir: tidak ada
Leka: tulisan
Jadi, masa nirleka atau praaksara berarti masa pada saat manusia belum
mengenal tulisan.
Periodisasi
Periodisasi Masa Praaksara Masa Praaksara

Berdasarkan
Geologi Berdasarkan Arkeologi

Mengacu pada umur lapisan bumi.


Mengacu pada teknologi purba
hasil temuan penelitian arkeologi.

• Zaman Arkeozoikum/Azoikum (Zaman Tertua)


• Zaman Paleozoikum (Zaman Primer/Hidup Tua)
• Zaman Mesozoikum (Zaman Sekunder/Pertengahan) • Zaman Paleolitikum (Zaman Batu Tua)
• Zaman Neozoikum/Kenozoikum (Zaman Hidup Baru) • Zaman Mesolitikum (Zaman Batu Tengah)
- Tersier (Zaman Ketiga) • Zaman Neolitikum (Zaman Batu Baru)
- Kuartier (Zaman Keempat) • Zaman Megalitikum (Zaman Batu Besar)
• Zaman Logam (Zaman Perundagian)
• Zaman Arkeozoikum/Azoikum
(Zaman ini merupakan zaman tertua, kira-kira berlangsung selama 2.500 juta tahun. Pada saat itu, kulit bumi
masih panas, pada zaman ini belum ada kehidupan.
• Zaman Paleozoikum
Zaman ini kehidupan mulai muncul. Zaman primer atau zaman hidup tua ini berlangsung sekitar 340 juta tahun.
Pada saat itu, makhluk hidup yang muncul seperti mikroorganisme, ikan, amfibi, reptil, dan juga binatang-
binatang lain yang tidak bertulang punggung
• Zaman Mesozoikum
Zaman ini bisa juga disebut zaman sekunder atau pertengahan, kira-kira berlangsung selama 140 juta tahun.
Pada zaman pertengahan ini, jenis reptil mencapai tingkat yang terbesar, sehingga pada zaman ini sering disebut
juga dengan zaman reptil. Setelah berakhirnya zaman ini, maka muncul kehidupan yang lain, yaitu jenis burung
dan binatang menyusui. Namun, tingkat populasinya masih sangat rendah.
• Zaman Neozoikum/Kenozoikum
zaman yang ke 4 ini sering disebut juga zaman hidup baru. Zaman ini dapat dibedakan menjadi dua zaman
1) Tersier atau zaman ketiga
Zaman tersier berlangsung kira-kira selama 60 juta tahun. Zaman ini ditandai dengan
berkembangnya jenis binatang menyusui seperti kera.
2) Kuartier atau zaman keempat
Zaman kuartier ditandai dengan adanya kehidupan manusia, sehingga zaman ini
menjadi zaman terpenting, kemudian dibagi lagi menjadi dua zaman, yaitu zaman
Pleistocen dan Holocen.
a) Zaman Pleistocen atau Dilluvium berlangsung kira-kira selama 600.000 tahun. Pada
zaman ini ditandai dengan adanya manusia purba.
b) Zaman Holocen atau Alluvium berlangsung kira-kira selama 20.000 tahun yang lalu
dan terus berkembang sampai dewasa ini. Zaman ini ditandai dengan munculnya
manusia jenis Homo Sapiens yang memiliki ciri-ciri seperti manusia yang hidup pada
zaman modern sekarang.
a. paleolitikum Zaman Batu Tua
Zaman batu tua disebut juga paleolitikum atau masa berburu dan meramu. Pada
zaman ini, kehidupan manusia masih sangat tergantung pada alam dan berpindah-
pindah (nomaden). Makanan didapat dari sumber makanan yang ada di sekitar
tempat tinggal. Tempat tinggal manusia pada masa tersebut biasanya dekat dengan
sumber air yang berpohon banyak dan berelief datar. Alat-alat yang digunakan masih
sangat sederhana bentuknya dan terbuat dari batu atau tulang.
b. mesolitikum Zaman Batu Tengah
Zaman batu tengah disebut juga mesolitikum atau masa berburu dan meramu tingkat
lanjutan. Pada zaman ini, manusia hidup di gua-gua dan masih berpindah-pindah.
Makanan didapat dengan cara berburu hewan-hewan liar dan buah-buahan dari
pepohonan yang ada di hutan. Manusia masih menggunakan alat-alat terbatas yang
terbuat dari batu dan tulang dengan bentuk yang lebih baik. Sumber daya alam masih
mampu memenuhi kebutuhan hidup manusia.
c. Neolitikum Zaman Batu Baru
Zaman batu baru disebut juga neolitikum atau masa bercocok tanam. Pada zaman ini,
manusia mulai mengenal bercocok tanam dengan cara berladang dan mereka tinggal
sekaligus menetap di dekat ladang-ladang yang mereka buat, mereka membabat hutan
dengan sistem ladang berpindah. Setelah berkali-kali panen dan kesuburan ladang
berkurang, mereka akan berpindah dan membuka ladang baru di tanah yang masih
subur. Pada masa ini, manusia mulai memelihara hewan ternak dan hidup dalam
kelompok-kelompok besar serta mulai mengenal kepemimpinan secara terbatas.
Peralatan yang digunakan masih terbuat dari batu yang diasah hingga halus dan
berbentuk lebih baik.
d.Megalitikum Zaman Batu Besar
Kebudayaan pada zaman praaksara megalitikum diperkirakan berkembang dari zaman
neolitikum sampai zaman perunggu. Manusia sudah dapat membuat dan
meningkatkan kebudayaan menghasilkan bangunan-bangunan dari batu besar. Mereka
telah membuat berbagai macam bangunan batu untuk kepentingan upacara
keagamaan dan mengubur jenazah. Manusia pendukung pada zaman praaksara ini
didominasi oleh Homo Sapiens.
Zaman Logam
Zaman logam disebut juga masa perunggu dan besi atau masa perundagian. Pada
zaman ini, manusia telah menetap dan mulai mengenal pembagian kerja berdasarkan
keahlian tertentu. Oleh karena itu, kehidupan masyarakat pada zaman ini telah
mengenal adanya pembagian status berdasarkan jumlah kekayaan yang dimiliki.
Manusia pada zaman ini juga telah mengenal peralatan yang terbuat dari logam
tertentu yang mudah didapat seperti perunggu dan besi.
Zaman logam dibagi menjadi 3 zaman yaitu zaman tembaga, zaman perunggu, dan
zaman besi, namun zaman tembaga tidak terjadi di Indonesia.
1. Zaman Tembaga
Zaman tembaga merupakan awal manusia mengenal logam. Tembaga digunakan
sebagai bahan dasar untuk membuat peralatan. Indonesia diperkirakan tidak
terpengaruh dengan zaman tembaga karena sampai sekarang belum ada ditemukan
peninggalan sejarah dari zaman tembaga di Indonesia.
2. Zaman Perunggu
Pada zaman ini, manusia membuat alat dengan bahan dasar perunggu.
3. Zaman Besi
Manusia telah mampu membuat peralatan yang lebih sempurna dengan bahan besi
yaitu dengan meleburkan bijih besi dan menuangkannya ke dalam cetakan. Hasil
peninggalan zaman praaksara zaman besi yang ditemukan di Indonesia yaitu mata
kapak, mata sabit, mata pisau, mata pedang, cangkul, dan sebagainya.
Manusia Purba

Lokasi Penemuan Manusia Purba di Indonesia

Trinil
Flores
Sangiran
Wajak

Wilayah Indonesia diperkirakan menjadi tempat hunian manusia purba. Beberapa daerah di Indonesia
yang menjadi tempat hunian manusia purba antara lain Sangiran, Trinil, Wajak, dan Flores.
Jenis-Jenis Manusia Purba di Indonesia
Manusia purba yang ditemukan di Indonesia terdiri atas beberapa jenis. Jenis-jenis manusia
purba tersebut yaitu :
 Meganthropus;
 Pithecanthropus; dan
 Homo sapiens.
Meganthropus
Fosil Meganthropus pertama kali
ditemukan oleh von Koenigswald pada
1941 di Desa Sangiran sekitar lembah
Sungai Bengawan Solo. Meganthropus
merupakan jenis manusia purba paling
tua.

 Fosil yang ditemukan berupa fragmen rahang bawah sebelah kanan,


rahang atas sebelah kiri, dan gigi lepas.
 Dari hasil penemuan fosil tersebut, diperkirakan bahwa manusia jenis
ini memiliki ukuran sangat besar atau raksasa. Oleh karena itu, fosil ini
dinamakan Meganthropus palaeojavanicus.
 Meganthropus palaeojavanicus diperkirakan hidup pada 1–2 juta tahun
lalu. Fragmen fosil Meganthropus yang ditemukan masih sangat sedikit.
Pithecanthropus
• Pithecanthropus merupakan
jenis manusia purba yang
paling banyak ditemukan di
Indonesia.
• Sisa-sisa kehidupan
Pithecanthropus dapat
ditemukan di Mojokerto,
Beberapa jenis Pithecanthropus yang ditemukan di Kedungbrubus, Trinil,
Indonesia yaitu Pithecanthropus mojokertensis dan Sangiran, Sambungmacan,
Pithecanthropus erectus.
dan Ngandong.
Pithecanthropus mojokertensis
– Pithecanthropus mojokertensis merupakan manusia purba jenis
Pithecanthropus tertua yang ditemukan di Indonesia. Pithecanthropus
mojokertensis ditemukan oleh von Koenigswald di Mojokerto tahun
1936 pada lapisan pleistosen bawah ini hidup sekira 2,5–1,25 juta
tahun lalu.
– Fosil Pithecanthropus mojokertensis yang berhasil ditemukan berupa
tengkorak anak-anak, atap tengkorak, rahang atas, rahang bawah, dan
gigi lepas. Berdasarkan temuan tersebut, ciri-ciri fisik Pithecanthropus
mojokertensis diperkirakan yaitu tulang pipi kuat, berbadan tegap,
tonjolan kening tebal, otot-otot tengkuk kukuh, muka menonjol ke
depan, dan volume otak 650–1.000 cc.
Pithecanthropus erectus atau Homo erectus
Pithecanthropus erectus memiliki
daerah persebaran paling luas.
Pada 1890 Eugene Dubois berhasil
menemukan beberapa fosil
Pithecanthropus erectus di
Kedungbrubus, Trinil, dan Ngawi.

– Pada saat ini nama ilmiah Pithecanthropus erectus adalah Homo erectus. Para ahli paleoantropologi
menduga bahwa Homo erectus berasal dari Afrika. Homo erectus bermigrasi selama masa pleistosen sekira
2 juta tahun lalu
– Ciri fisik Pithecanthropus erectus atau Homo erectus yaitu badan tegap, hidung lebar, dagu tidak ada, alat
pengunyah kuat, berat badan 80–100 kg, tinggi badan 160–180 cm, terdapat tonjolan kening pada dahi,
tulang tengkorak berbentuk lonjong, volume otak 750–1.000 cc, dan muka didominasi oleh bagian rahang
yang menonjol.
Homo sapiens
Homo sapiens artinya manusia
cerdas. Tingkat kecerdasan Homo
sapiens salah satunya disebabkan
volume otaknya yang jauh lebih besar
daripada jenis manusia purba
sebelumnya.

• Homo sapiens diperkirakan memiliki ciri-ciri fisik antara lain tengkorak besar,
volume otak diperkirakan 1.650 cc, muka datar dan lebar, akar hidung lebar,
bagian mulut menonjol sedikit, dahi agak miring, di atas rongga mata ada
busur kening yang nyata, langit-langit mulut besar dan dalam, rahang bawah
masif, gigi besar-besar, serta tinggi badan sekira 173 cm.
• Jenis-jenis Homo sapiens yang ditemukan di Indonesia yaitu Homo wajakensis,
Homo soloensis, dan Homo floresiensis.
Homo wajakensis
– Homo wajakensis (manusia dari Wajak) ditemukan di
lembah Sungai Brantas, Wajak, Tulungagung, Jawa Timur.
Fosil Homo wajakensis ditemukan pada lapisan pleistosen
atas oleh Eugene Dubois pada 1889. Manusia purba ini
diperkirakan hidup pada 40–25 ribu tahun lalu.
– Von Koenigswald mengategorikan Homo wajakensis dalam
jenis Homo sapiens (manusia cerdas) karena sudah
mengenal upacara penguburan.
Homo soloensis

– Fosil Homo soloensis pertama kali ditemukan oleh von Koenigswald pada
1931–1934 di daerah Ngandong, di tepi Sungai Bengawan Solo. Selain itu, fosil
Homo soloensis ditemukan di Sambungmacan dan Ngawi.
– Manusia purba Homo soloensis diperkirakan hidup pada 900–200 ribu tahun
lalu.
Homo floresiensis
– Homo floresiensis ditemukan oleh para ilmuwan dari Australia pada
2003 dalam ekskavasi di gua Liang Bua, Flores. Manusia purba ini
hidup di Kepulauan Flores sekira 18.000 tahun lalu.
– Menurut tim ilmuwan yang menemukan fosil tersebut, Homo
floresiensis merupakan keturunan spesies Homo erectus yang hidup di
Asia Tenggara sekira 1 juta tahun lalu. Akibat proses seleksi alam,
tubuh mereka berevolusi menjadi bentuk lebih kecil.
– Dalam jurnal ilmiah Nature, para ilmuwan menjelaskan Homo
floresiensis sebagai spesies baru manusia. Sementara itu, menurut
Teuku Jacob, Homo floresiensis bukan merupakan spesies baru,
melainkan nenek moyang dari orang-orang Katai di Flores yang
menderita penyakit microcephalia, yaitu bertengkorak kecil dan
berotak kecil.
Nenek Moyang Bangsa Indonesia
Ada empat teori yang menjelaskan Nenek moyang bangsa Indonesia juga
tentang asal-usul nenek moyang dapat dijelaskan dengan migrasi ras
Melanesia/ras Negroid dan
bangsa Indonesia yaitu:
Austronesia/ras Mongoloid. Bangsa-
Teori Yunan; bangsa yang bermigrasi ke wilayah
Teori Nusantara; kepulauan Nusantara yaitu:
Bangsa Melanesia;
Teori Out of Africa; dan
Bangsa Proto Melayu; dan
Teori Out of Taiwan
Bangsa Deutro Melayu.
Teori Yunan
Salah satu tokoh yang
mendukung teori ini
adalah Mohammad
Ali. Menurut
 Dasar dari teori Yunan adalah hasil temuan teknologi dan persamaan Mohammad Ali,
bahasa. Berdasarkan penemuan kapak tua di wilayah Nusantara, bentuk bangsa Indonesia
kapak tersebut memiliki kesamaan dengan temuan kapak di wilayah Asia berasal dari daerah
Tengah. Mongol. Teori ini juga
 Dari segi kebahasaan, bahasa Melayu yang berkembang di Nusantara disetujui oleh R.H.
Geldern dan J.H.C.
memiliki kesamaan dengan bahasa Champa yang berkembang di Kamboja.
Kern.
Persamaan ini memunculkan dugaan bahwa penduduk di Kamboja berasal
dari Daratan Yunan.
Teori Nusantara
Menurut teori
Nusantara, bangsa
Indonesia berasal
dari wilayah
– Teori ini menyatakan nenek moyang bangsa-bangsa di Nusantara Indonesia sendiri.
merupakan bangsa Melayu. Orang Melayu bukan berasal dari luar, orang Teori ini didukung
Melayu merupakan keturunan dari Homo soloensis dan Homo wajakensis. oleh Muhammad
– Dalam teori ini juga dijelaskan bahwa terdapat perbedaan bahasa antara Yamin, Gory’s Keraf,
bahasa Austronesia yang berkembang di Nusantara dengan bahasa Indo- dan J. Crawford.
Eropa yang berkembang di Asia Tengah.
Teori Out of Africa
Teori Out of Africa
dikemukakan oleh ahli
genetika asal Amerika
Serikat, Max Ingman.
Menurut
– Teori Out of Africa merupakan teori yang didasarkan pada penelitian penelitiannya, manusia
DNA. Penelitian Ingman juga menunjukkan tidak adanya gen manusia modern berasal dari
yang bercampur dengan gen spesies manusia purba. Afrika antara kurun
waktu 100–200 ribu
– Teori Out of Africa menjelaskan manusia Afrika bermigrasi sekira 50.000
tahun lalu.
hingga 70.000 tahun silam. Wilayah tujuan migrasi tersebut adalah Asia
Barat dan melewati dua jalur. Pertama, jalur yang mengarah ke Sungai Nil,
melintasi Semenanjung Sinai, dan ke utara. Kedua, jalur yang bermula
dari Afrika kemudian melewati Laut Merah.
Teori Out of Taiwan

Teori Out of Taiwan


dikemukakan oleh
Peter Bellwood dan
Robert Blust. Teori ini
didukung oleh Harry
 Menurut teori Out of Taiwan manusia di kepulauan Nusantara berasal dari Truman
Taiwan. Melalui pendekatan linguistik, didapatkan kesimpulan bahwa Simanjuntak.Teori Out
keseluruhan bahasa yang digunakan oleh suku-suku di kepulauan of Taiwan merupakan
Nusantara memiliki rumpun sama, yaitu rumpun Austronesia. pertentangan dari teori
 Dengan kata lain, akar dari keseluruhan cabang bahasa yang digunakan i Yunan.
oleh leluhur di Nusantara berasal dari rumpun Austronesia di Formosa
atau Taiwan.
 Bangsa Melanesia/Papua Melanosoide termasuk rumpun Veddoid-
Austroloid yang memiliki ciri-ciri fisik antara lain kulit kehitam-hitaman, Bangsa Melanesia
badan kekar, rambut keriting, mulut lebar, dan hidung mancung.
Kebudayaan bangsa Melanesia/Papua Melanosoide digolongkan dalam Bangsa Melanesia
budaya mesolitikum. berasal dari Teluk
 Keturunan bangsa Melanesia saat ini antara lain penduduk di pedalaman Tonkin. Fakta tentang
Malaya, penduduk Aeta di pedalaman Filipina, suku Sakai di Siak, serta asal bangsa ini
orang-orang Papua dan Kepulauan Melanesia. didasarkan pada
penelitian terhadap
benda-benda
peninggalan seperti
pebble dan kapak
pendek. Benda-benda
tersebut ditemukan di
Pegunungan Bacson di
daerah Hoabinh.
Bangsa Proto
 Bangsa Proto Melayu memiliki ciri fisik antara lain kulit sawo matang,
rambut lurus, badan tinggi ramping, serta bentuk mulut dan hidung sedang. Melayu
 Kebudayaan Proto Melayu termasuk kebudayaan batu muda (neolitikum).
Kebudayaan kapak persegi dibawa oleh bangsa Proto Melayu melalui jalur Bangsa Proto Melayu
barat, sedangkan kebudayaan kapak lonjong melalui jalur timur. mulai bermigrasi ke
 Keturunan bangsa Proto Melayu antara lain suku Toraja, Sasak, Dayak, Nias, wilayah Nusantara
sekira tahun 2000
Batak, dan Kubu.
sebelum Masehi.
Bangsa Proto Melayu
termasuk rumpun ras
Mongoloid dari daerah
Yunan.
 Bangsa Deutro Melayu memiliki ciri fisik yang tidak jauh berbeda dengan
Bangsa Deutro
mayoritas penduduk Indonesia saat ini. Proses migrasi bangsa Deutro Melayu
Melayu di kepulauan Nusantara dilakukan melewati jalur barat, yaitu
daerah Semenanjung Malaka, Sumatra, kemudian menyebar ke beberapa Bangsa Deutro Melayu
wilayah di Nusantara. bermigrasi ke wilayah
 Bangsa Deutro Melayu membawa kebudayaan logam.Keturunan bangsa Nusantara pada 500
Deutro Melayu di Indonesia antara lain suku Aceh, Minangkabau, Jawa, sebelum Masehi.
Bali, Bugis, dan Makassar. Bangsa Melayu Muda
merupakan hasil
percampuran antara
bangsa Proto Melayu
dan bangsa Arya.
Prof. Dr. H. Kern

ASIA
Nenek moyang bangsa
Indonesia berasal dari satu
rumpun yang sama yaitu
bahwa Austronesia (Asia).
Yang terbagi dalam 2
suku :
1. Proto Melayu (tua).
2. Deutro Melayu
(muda)
Prof. Dr. H. Kern
MengemukakanBukti : Kesamaan bahasa, alat
perang ,dan nama hewan

Bangsa Melayu dibedakan menjadi 2 suku


bangsa, yaitu :

a. Melayu Tua (Proto Melayu)


yang mewarisi kebudayaan Paleolithikum
(Bacson-Hoabinh). Suku bangsa Indonesia
yang termasuk anak ketrunan ini adalah
suku Dayak dan Toraja.

b. Melayu Muda(Deutero Melayu)


Yang mewarisi kebudayaan Perunggu
(Dongson). Suku bangsa Indonesia yang
termasuk keturunan ini adalah suku Jawa,
Melayu dan Bugis.
Van Heine Geldern
:
• menerangkan bahwa sejak tahun 500
sebelum masehi, mengalirlah
perpindahan penduduk dari Asia ke
pulau-pulau di sebelah selatan
daratan Asia termasukkepulauan
Indonesia disebut austronesia (Austro
artinya selatan, nesos artinya pulau)

• Bangsa Austronesia mendiami wilayah yang amat luas,


meliputi pulau-pulau yang membentang dari madagaskar
sampai ke pulau paskah dan Taiwan sampai selandia baru.

Sumber:
http://id.shvoong.com/exact-sciences/statistics/2098524-asal-usul-manusia-di-
indonesia/#ixzz1XzFubcBv
Van Heine Geldern

Adanya kesamaan
artefak-artefak yang
ditemukan di
Indonesia dan di
Asia
Mohammad Yamin

INDONESIA

• Bangsa Indonesia berasal dari Indonesia.


• Dia melihat bahwa banyak penemuan artefak
maupun fosil tertua di Indonesia dalam jumlah
yang besar.
Max Muller
ASIA TENGGARA

• Bangsa Indonesia
berasal dari Asia
Tenggara
• Terbukti dari
persamaan suku
bangsa yang
mendiami.
William Smith
• Berdasarkan bahasa, nenek moyang bangsa
Indonesia adalah bangsa yang berbahasa Togon,
bangsa yang berbahasa Jerman dan bangsa yang
berbahasa Austria.

• Bangsa-bangsa yang berbahasa Austronesia


mendiami wilayah Indonesia, Melanesia, dan
Polinesia.

JERMAN AUSTRIA

INDONESIA
Drs. Moh. Ali
mengatakan bahwa bangsa Pendapat Moh Ali dipengaruhi pendapat
Indonesia berasal dari Yunan, Kern bahwa bangsa Indonesia berasal dari
Cina Selatan. daerah Mongol dan terdesak oleh bangsa-
YUNAN bangsa yang lebih kuat; mereka menyebar
ke arah selatan sampai ke wilayah Indonesia

Gelombang: I. 3000 SM – 1500 SM


II. 1500 SM – 500 SM
INDONESIA
Prof. Dr. Kroom

CINA TENGAH

INDONESIA

• Asal-usul bangsa Indonesia dari daerah Cina


Tengah, yang terdapat sumber-sumber sungai
• Mereka menyebar ke wilayah Indonesia
sekitar tahun 2000 SM – 1500 SM
Mayundar
Bangsa-bangsa yang berbahasa Austronesia berasal
dari India kemudian menyebar ke Indo-Cina terus ke
daerah Indonesia dan Pasifik.

INDIA

INDONESIA
Dr. Brandes
meneliti dengan perbandingan bahasa.
Bangsa yang bermukim di Kepulauan Indonesia
memiliki banyak persamaan dengan bangsa-
bangsa pada daerah-daerah yang membentang
dari sebelah utara Pulau Formosa, sebelah barat
daerah Madagaskar (Pulau dekat Afrika), sebelah
selatan yaitu tanah Jawa, Bali, sebelah timur
sampai ke tepi pantai barat Amerika (terdesak
oleh alam)
MADAGASKAR INDONESIA
Perkembangan Kehidupan Masyarakat Praaksara

Masa Berburu dan Mengumpulkan


Makanan

Masa Bercocok Tanam dan Beternak

Masa Perundagian
– Manusia purba hidup secara berkelompok meskipun dalam jumlah relatif Masa Berburu dan
kecil sekira 10–15 orang. Mereka hidup secara berpindah-pindah Mengumpulkan
(nomaden), dan tinggal di gua-gua karang sekitar sungai, danau, atau Makanan
pantai.
Masa berburu dan
– Sebagian besar hasil kebudayaan peninggalan masa berburu dan
mengumpulkan
mengumpulkan makanan berupa alat-alat batu yang masih sederhana. makanan merupakan
Beberapa peralatan tersebut yaitu kapak perimbas, kapak genggam, tahap awal kehidupan
kapak penetak, dan alat-alat serpih (flakes). manusia. Pada masa
ini manusia
menghabiskan 90%
waktu hidupnya
dengan berburu dan
mengumpulkan
makanan.
– Diperkirakan telah muncul sistem masyarakat yang dipimpin oleh seorang
Masa Bercocok
kepala suku. Pemilihan kepala suku biasanya dilakukan dengan
menggunakan sistem primus interpares, yaitu orang yang utama atau
Tanam dan Beternak
paling berpengaruh.
Pada masa ini manusia
– Manusia berhasil membuat perlengkapan pertanian dan perkakas rumah sudah menetap di
tangga yang memiliki permukaan halus dan tajam. Benda-benda tersebut suatu wilayah.
yaitu beliung persegi, mata panah, kapak lonjong, gurdi dan pisau, Manusia memenuhi
perhiasan, serta gerabah. kebutuhan dari hasil
– Manusia mulai mengenal aktivitas ekonomi perdagangan dengan sistem bercocok tanam. Pola
barter. kehidupan bercocok
tanam menunjukkan
manusia pada masa ini
sudah dapat
menguasai lingkungan
alam.
 Masyarakat mulai membentuk kelompok lebih besar dengan penguasaan Masa
terhadap sebuah wilayah. Kelompok masyarakat tersebut dipimpin oleh Perundagian
seorang kepala suku terpandang yang bergelar datu atau datuk.
Masa perundagian
 Muncul golongan undagi dalam masyarakat. Mereka dapat membuat merupakan masa
barang-barang logam yang indah sebagai simbol status sosial. Barang- dengan tingkat
barang yang dihasilkan antara lain nekara, moko, kapak corong, bejana kebudayaan tertinggi
perunggu, dan arca perunggu. pada masa praaksara.
Pada masa
perundagian
masyarakat sudah
mampu membuat
peralatan dari
perunggu dan
mengenal sistem
pembagian kerja
berdasarkan
kemampuan tiap-tiap
individu.
Hasil dan Nilai Kebudayaan Masa Praaksara

Penemuan Teknologi Nilai Kebudayaan


Sistem Kepercayaan
Sederhana Masa Praaksara

Jenis Kepercayaan Kreativitas


Penemuan Api

Peralatan Batu dan Penguburan Jenazah Menjaga


Tulang Lingkungan Alam

Benda-Benda Hubungan Sosial


Teknik Pembuatan Alat- Pemujaan yang Harmonis
Alat Batu

Pembuatan Tempat Tinggal

Pengolahan Logam
 Pada awalnya pembuatan api dilakukan dengan cara membenturkan batu
api dan menggosokkan kayu. Percikan api yang dihasilkan diarahkan pada
dedaunan kering kemudian diperbesar dengan menambahkan kayu bakar.
Penemuan Api
 Pada masa bercocok tanam manusia menggunakan api untuk membuka Beberapa peneliti
hutan. Mereka menebang pohon-pohon berukuran besar lalu memperkirakan
membakarnya (slash and burn) agar lahan menjadi bersih dan mudah penemuan api terjadi
ditanami. pada periode
kehidupan manusia
purba jenis Homo
erectus. Mereka
menggunakan api
untuk mengolah
makanan,
menghangatkan
badan, menerangi
ruangan, dan mengusir
binatang buas.
– Kebudayaan Pacitan identik dengan alat-alat batu berupa kapak perimbas Peralatan dari Batu dan
(chooper). Tempat penemuan tradisi kapak perimbas antara lain Pacitan, Jawa Tulang
Timur; Lahat, Sumatra Selatan; Awangbangkal, Kalimantan Selatan; Sukabumi,
Jawa Barat; dan Gombong, Jawa Tengah.
Kebudayaan yang
mengembangkan
peralatan dari batu
dan tulang di
Indonesia terbagi
menjadi dua yaitu
budaya Pacitan dan
budaya Ngandong.

Kebudayaan Ngandong identik dengan peralatan yang terbuat dari tulang,


tanduk, dan duri ikan. Oleh karena itu, kebudayaan Ngandong disebut
kebudayaan tulang.
– Teknik pemangkasan dilakukan dengan cara memangkas batu
menggunakan martil batu untuk memperoleh bentuk permukaan yang Teknik Pembuatan Alat-
tajam dan bagian pegangan. Alat Batu
– Teknik levallois adalah teknik pembuatan alat serpih batu yang
Teknik pembuatan
menghasilkan dataran pukul berfaset atau berbidang-bidang. Di Indonesia
penggunaan teknik levallois ditemukan pada peninggalan alat-alat serpih alat-alat batu yang
dari kebudayaan Pacitan. digunakan pada
– Teknik upam adalah teknik mengasah batu untuk mendapatkan alat-alat masa praaksara
berbentuk halus. Alat yang digunakan untuk mengasah biasanya berasal yaitu teknik
dari jenis batuan andesit. pemangkasan,
teknik levallois,
dan teknik upam.
– Kjokkenmoddinger berasal dari bahasa
Denmark, yang berarti sampah-
Pembuatan Tempat
sampah dapur. Kjokkenmoddinger
merupakan timbunan atau tumpukan Tinggal
fosil kulit kerang dan siput yang
Tempat tinggal mulai
menggunung. Berbagai peninggalan
manusia purba ditemukan di sekitar
dikenal manusia purba
kjokkenmoddinger seperti kapak setelah hidup secara
genggam dari zaman paleolitikum. menetap. Tempat
tinggal manusia pada
masa praaksara
berkaitan erat dengan
Abris sous roche adalah gua yang
menyerupai ceruk pada batu penemuan
karang. Gua-gua ini pernah Kjokkenmoddinger dan
dijadikan tempat tinggal Abris Sous Roche.
manusia purba karena berfungsi
sebagai tempat perlindungan
dari cuaca dan binatang buas.
– Masyarakat pada masa praaksara mengenal dua teknik pengolahan logam
Pengolahan
perunggu, yaitu teknik a cire perdue dan bivalve.
Logam
– Teknik a cire perdue disebut teknik cetak lilin karena model dari tanah liat
yang akan dicetak dilapisi lilin. Teknik a cire perdue digunakan untuk Teknik pengolahan
membuat benda-benda perunggu yang memiliki bentuk dan hiasan rumit. logam yang
– Teknik bivalve disebut juga teknik setangkup karena menggunakan dua berkembang di
keping cetakan yang terbuat dari batu. Cetakan ini dapat dipakai berkali-kali Indonesia berasal dari
sesuai kebutuhan. kebudayaan Dongson
yang dibawa oleh
bangsa Deutro Melayu.
Sebagian besar
peralatan logam
terbuat dari perunggu
berupa campuran
antara timah dan
tembaga.
Sistem Kepercayaan Jenis-Jenis
Kepercayaan
 Kepercayaan
Animisme Dinamisme Totemisme manusia purba
mulai muncul sejak
masa berburu dan
mengumpulkan
makanan tingkat
Kepercayaan bahwa lanjut. Pada zaman
Kepercayaan bahwa Kepercayaan terhadap
benda-benda tertentu
roh nenek moyang binatang-binatang megalitikum muncul
seperti batu dan
akan selalu tertentu sebagai kepercayaan yang
pohon besar
mengawasi dan lambang nenek mendorong
mempunyai kekuatan
melindungi mereka. moyang.
gaib masyarakat
melakukan
pemujaan terhadap
roh leluhur.
Penguburan
Penguburan primer atau penguburan langsung
Jenazah
• Dalam sistem penguburan ini, mayat hanya dikubur sekali dalam tanah atau dalam sebuah
wadah seperti kendi gerabah atau peti batu. Selain melakukan
berbagai ritual atau
pemujaan terhadap
Penguburan sekunder atau penguburan tidak langsung
roh nenek moyang,
masyarakat mengenal
• Dalam sistem ini mayat dikubur langsung dalam tanah tanpa upacara penguburan. Setelah
mayat menjadi kerangka, kuburnya digali dan kerangka diambil untuk dibersihkan kemudian
sistem penguburan
diletakkan dalam wadah berupa tempayan atau sarkofagus dan dikubur kembali disertai bagi orang meninggal.
upacara penguburan.
Sistem penguburan
pada masa ini yaitu
penguburan primer
dan sekunder.
– Benda-benda pemujaan berkaitan dengan kepercayaan masyarakat Benda-Benda
terkait roh nenek moyang, kekuatan benda-benda gaib, dan kekuatan
alam.
Pemujaan
– Benda-benda pemujaan mulai muncul pada zaman megalitikum. Oleh
Seiring munculnya
karena itu, benda-benda pemujaan pada masa ini berukuran besar.
kepercayaan,
Benda-benda tersebut yaitu menhir, dolmen, sarkofagus, punden
berundak, dan kubur batu. masyarakat pada
masa praaksara
membuat benda-
benda yang
digunakan untuk
ritual pemujaan
terhadap roh
nenek moyang.
– Nilai kreativitas manusia pada masa praaksara dapat dilihat dari kehidupan
sehari-hari. Misalnya, saat manusia membutuhkan alat untuk memotong Kreativitas
dahan pohon atau daging, manusia menciptakan alat semacam pisau yang
terbuat dari bahan batu.
Kreativitas berkaitan
– Dengan mengenali kondisi alam dan belajar dari pengalaman dalam
dengan kemampuan
memenuhi kebutuhan, manusia berhasil menciptakan teknologi meskipun
manusia pada masa
dalam tingkat paling sederhana.
praaksara menciptakan
teknologi sederhana
– Ketergantungan terhadap alam membentuk pola pikir dan kebiasaan manusia
pada masa praaksara. Manusia pada masa praaksara cenderung aktif menjaga
Menjaga
lingkungan. Apabila alam rusak, konsekuensinya mereka kesulitan Lingkungan Alam
mendapatkan makanan.
Pemenuhan
– Pada masa sekarang masih banyak contoh kehidupan masyarakat yang
kebutuhan makanan
menjunjung tinggi keselarasan dengan alam. Contohnya, masyarakat suku
Anak Dalam di pedalaman hutan Jambi dan suku Baduy di Banten. manusia sangat
bergantung dengan
alam. Oleh karena itu,
mereka cenderung
turut menjaga
lingkungan alam.
– Kehidupan sosial yang harmonis ditunjukkan masyarakat dengan
adanya pembagian tugas yang jelas dalam kelompok. Hubungan Sosial
– Adanya upacara penguburan menunjukkan manusia pada masa yang Harmonis
praaksara mempunyai hubungan yang sangat erat satu dengan
lainnya. Mereka memiliki kepercayaan yang dianut bersama- Masyarakat pada masa
sama. praaksara hidup secara
berkelompok di gua-
gua. Kondisi tersebut
mendorong munculnya
hubungan sosial dalam
masyarakat.

Anda mungkin juga menyukai