Anda di halaman 1dari 3

Manusia Purba di Indonesia: Jenis dan Ciri-cirinya Kompas.

com - 30/01/2020, 17:00 WIB


Bagikan: Komentar 2 Manusia purba Homo erectus Lihat Foto Manusia purba Homo
erectus(NATIONAL GEOGRAPHIC/MARK THIESSEN) Cari soal sekolah lainnya Penulis
Nibras Nada Nailufar | Editor Nibras Nada Nailufar KOMPAS.com - Nenek moyang kita, punya
penampilan fisik yang berbeda dari kita. Kamu mungkin pernah melihatnya di film atau di
museum. Kita biasa menyebutnya sebagai manusia purba. Manusia purba diperkirakan hidup di
Kala Pleistosen. Pleistosen adalah era yang berlangsung 2.580.000 hingga 11.700 tahun yang
lalu. Era pleistosen dibagi lagi menjadi tiga yakni Pleistosen awal (lapisan bawah), Pleistosen
tengah, dan Pleistosen akhir (lapisan atas). Para peneliti menemukan berbagai fosil manusia yang
hidup di masing-masing periode itu. Ada beberapa jenis manusia purba yang ditemukan di
Indonesia: Meganthropus paleojavanicus Pithecanthropus mojokertensis Pithecanthropus erectus
Pithecanthropus soloensis Homo soloensis Homo wajakensis Homo floresiensis Baca juga: Nabi
Adam dan Manusia Purba, Mana yang Duluan? Quraish Shihab Menjawab Manusia-manusia
purba yang ditemukan di Indonesia kerap disebut sebagai Java man atau Manusia Jawa. Berikut
penjelasannya: Meganthropus Dikutip dari Manusia Purba di Indonesia (2019), Meganthropus
pertama ditemukan oleh peneliti kelahiran Jerman-Belanda, Gustav Heinrich Ralph von
Koeningswald di Sangiran pada 1941. Fosil itu dinamai "mega" karena ukurannya besar, paling
besar dibanding fosil-fosil yang ditemukan sebelumnya. Meganthtopus temuan von
Koeningswald berasal dari masa Pleistosen awal (lapisan bawah). Meganthropus atau kerap
disebut Manusia Sangiran, adalah manusia purba tertua yang ditemukan di Indonesia.
Rekonstruksi tengkorak Meganthropus Lihat Foto Rekonstruksi tengkorak
Meganthropus(Scattered Skeletons in Our Closet (2011)) Rahang dan giginya besar. Kira-kira
hampir sama ukurannya dengan rahang gorila. Baca juga: Jenis Manusia Purba yang Ditemukan
di Bumiayu Sama dengan di Sangiran Kemudian pada 1952, peneliti Marks juga menemukan
fosil rahang bawah Meganthropus di Sangiran dari Pleistosen tengah. Berdasarkan umur lapisan
tanah tempat penemuan, diperkirakan fosil yang ditemukan itu berumur 1-2 juta tahun.
Meganthropus diperkirakan hidup dengan mengumpulkan makanan (food gathering). Makanan
utamanya tumbuh-tumbuhan. Sebab, mereka belum mengenal api. Berikut ciri-ciri
Meganthropus: Berbadan tegap dengan tonjolan tajam di belakang kepala Bertulang pipi tebal,
dengan tonjolan kening yang mencolok Tidak berdagu Otot kunyah, gigi, dan rahang besar dan
kuat Baca juga: Museum Purbakala Sangiran, Tempat Belajar Evolusi Manusia Dalam genus
manusia, spesies ini dinamai Meganthropus paleojavanicus, yang berarti manusia besar tertua
yang berasal dari Jawa. Namun banyak juga ahli yang kemudian mengklasifikasikannya sebagai
Homo erectus paleojavanicus. Pithecanthropus Fosil pertama Pithecanthropus ditemukan oleh
Tjokrohandojo atau Andojo yang bekerja di bawah von Koeningswald. Andojo menemukan fosil
tengkorak anak-anak di Kepuhklagen, sebelah utara Mojokerto, Jawa Timur. Andojo awalnya
mengira tengkorak itu milik orangutan. Sehingga dinamai Pithecanthropus atau manusia kera.
Baca juga: Lebih Tua dari Sangiran, Fosil Manusia Purba Berusia 1,8 Juta Tahun Ditemukan di
Bumiayu Namun von Koeningswald mengenali fosil itu sebagai tengkorak manusia purba. Fosil
tersebut berasal dari Pleistosen awal (lapisan bawah) dan dinamai Pithecanthropus
mojokertensis. Jenis ini adalah Pithecanthropus yang tertua. Berdasarkan umur lapisan tanah,
yakni lapisan bawah dan tengah, diperkirakan Pithecanthropus hidup antara 30.000 sampai 2 juta
tahun lalu. Pithecanthropus hidup secara berkelompok. Mereka berburu, menangkap ikan, dan
mengumpulkan makanan (hunting and food gathering). Pithecanthropus sudah menggunakan alat
untuk mencari makan. Alatnya sangat sederhana, yakni batu atau kayu yang ditemukan.
Beberapa contoh alat dari batu yang digunakan Pithecanthropus yakni kapak genggam, kapak
perimbas, kapak penetak, pahat, genggam, dan alat-alat perih. Baca juga: Belum Ada Kulkas,
Manusia Purba Sudah Simpan Makanan Buat Besoknya Alat-alat ini banyak ditemukan di
Pacitan, Jawa Timur. Kendati sudah menggunakan alat, mereka belum mengolah atau memasak
makanan. Berikut ciri-ciri Pithecanthropus: Badan tegap, tapi tidak setegap Meganthropus Tinggi
badannya sekitar 165-180 sentimeter Tulang rahang dan geraham kuat, bagian kening menonjol
Hidung lebar dan tidak berdagu Volume otak belum sempurna, kapasitasnya hanya 750-1.300 cc
Tulang atap tengkorak tebal dan berbentuk lonjong Organ pengunyah dan otot tengkuk sudah
mengecil. Otot kunyah tidak sekuat Meganthropus Makanannya masih kasar/mentah dengan
sedikit pengolahan Makanannya bervariasi, tumbuhan dan daging hewan buruan Baca juga:
Manusia Purba 500.000 Tahun Lalu, Punya Tangan Setangkas Kita Ada beberapa jenis
Pithecanthropus di Indonesia yakni: Pithecanthropus mojokertensis Pithecanthropus erectus
Pithecanthropus soloensis Berikut penjelasannya: Gustav Heinrich Ralph von Koeningswald
meneliti fosil tengkorak anak-anak yang ditemukannya di Jawa pada tahun 1938. Lihat Foto
Gustav Heinrich Ralph von Koeningswald meneliti fosil tengkorak anak-anak yang
ditemukannya di Jawa pada tahun 1938.(Tropenmuseum) Pithecanthropus mojokertensis Anak
Mojokerto, fosil anak-anak yang ditemykan Andojo dan von Koeningswald, awalnya diragukan.
Berdasarkan taju puting dan sendi rahang bawahnya, diperkirakan fosil itu meninggal ketika
berusia 5-6 tahun. Penemuan yang kontroversial ini menimbulkan perdebatan soal klasifikasi
manusia purba. Baca juga: Siapa Leluhur Orang Asia Tenggara? Tes DNA Manusia Purba
Menjawabnya von Koeningswald pun mengubah nama spesies dari Pithecanthropus
mojokertensis menjadi Homo mojokertensis. Berikut ciri-ciri Pithecantropus mojokertensis:
Berbadan tegak Mukanya menonjol ke depan Kening tebal Tulang pipi kuat Pithecanthropus
erectus Pithecanthropus erectus ditemukan oleh Eugène Dubois pada 1890 di Trinil, lembah di
Bengawan Solo. Berdasarkan lapisan tanah tempat fosil ditemukan, diperkirakan
Pithecanthropus erectus hidup 1 juta-2 juta tahun yang lalu. Baca juga: Di Belantara Borneo,
Kami Menemukan Manusia Purba Fosil yang ditemukan saat itu berupa tulang rahang, bagian
atas tengkorak, geraham, dan tulang kaki. Setelah dikonstruksi, terlihat spesies seperti kera,
namun berdiri tegak sehingga dinamai Pithecanthropus erectus. Ciri-ciri Pithecanthropus erectus
yakni: Berbadan tegap dengan alat pengunyah yang kuat Tinggi badan berkisar 165-170
sentimeter dengan berat badan sekitar 100 kilogram Berjalan tegak Makanannya masih kasar
dengan sedikit pengolahan Pithecanthropus soloensis Fosil manusia purba ini ditemukan von
Koeningswald dan Openorth di Ngandong dan Sangiran, tepi Bengawan Solo antara 1931
sampai 1933. Baca juga: Manusia Purba Juga Mengenal Obat Sakit Gigi Fosil yang ditemukan
berupa tengkorak dan tulang kering. Dari lapisan tanah tempat fosil ditemukan, diperkirakan
manusia purba jenis ini bertahan hidup sampai akhir Pleistosen tengah. Rekonstruksi artistik
manusia purba Homo erectus atau Java man Lihat Foto Rekonstruksi artistik manusia purba
Homo erectus atau Java man (Photos.com/Thinkstock) Homo Manusia purba jenis homo
merupakan manusia purba yang paling muda dibanding manusia jenis lainnya. Jenis Homo
kadang disebut sebagai Homo erectus (manusia tegak) atau Homo sapiens (manusia cerdas).
Berdasarkan usia lapisan tanah tempat fosil ditemukan, diperkirakan jenis Homo hidup 25.000
sampai 40.000 tahun lalu. Ciri-ciri Homo yakni: Tinggi tubuh 130-210 sentimeter Otak lebih
berkembang dari Meganthropus dan Pithecanthropus Otot kunyah, gigi, dan rahang sudah
menyusut Tonjolan kening sudah berkurang dan sudah berdagu Tampilannya seperti orang dari
ras Mongloid dan Austramelanosoid Baca juga: Bukan Cuma Kita, Manusia Purba Juga Suka
Bawa Kotak Makan. Apa Isinya? Ada tiga jenis Homo yang pernah ditemukan di Indonesia
yakni Homo soloensis, Homo wajakensis, dan Homo floresiensis. Berikut penjelasannya: Homo
soloensis Fosil ini ditemukan von Koeningswald dan Weidenrich pada 1931-1934 di lembah
Bengawan Solo. Temuannya berupa tengkorak. Dari volume otaknya, diperkirakan manusia jenis
ini bukan lagi Pithecanthropus. Homo wajakensis Homo wajakensis adalah fosil manusia purba
yang pertama ditemukan di Indonesia. Fosilnya pertama ditemukan oleh insinyur pertambangan
Belanda, BD van Rietschoten. Van Rietschoten menemukannya pada 1888-1889 di daerah
Wajak, dekat Tulungagung, Jawa Timur pada 1889. Baca juga: 60 Persen Fosil Manusia Purba
Dunia Ditemukan di Indonesia Setahun kemudian, Eugène Dubois menemukan fosil kedua di
lokasi yang sama. Manusia jenis ini sudah mampu membuat alat-alat dari batu dan tulang.
Mereka juga sudah bisa memasak makanannya. Rekonstruksi wajah spesies manusia purba
Homo floresiensis Lihat Foto Rekonstruksi wajah spesies manusia purba Homo
floresiensis(Cicero Moraes) Homo floresiensis Dikutip dari Encyclopaedia Britannica (2015),
pada tahun 2004, kerangka manusia purba berjenis kelamin wanita dan beberapa kerangka
lainnya ditemukan di Gua Liang Bua, Flores. Homo floresiensis merupakan keturunan Homo
erectus, manusia tegak yang merupakan nenek moyang manusia modern. Manusia purba jenis ini
terbilang pendek, dengan tinggi diperkirakan sekitar 100 sentimeter. Tangannya panjang.
Kapasitas kepalanya 380 cc, seperti simpanse. Tulangnya rapuh, dengan wajah datar, tidak
menonjol. Baca juga: Hobbit Manusia Flores Bukan Kerabat Manusia Jawa, Lantas Apa?
Manusia purba ini mirip hobbit, ras manusia karangan JRR Tolkien dalam film Lord of the Ring
dan The Hobbit. Para ilmuwan menduga Homo floresiensis cebol karena pengaruh lingkungan.
Posisi mereka yang terkurung di Pulau Flores selama ribuan tahun membuat keturunan mereka
makin lama makin kecil.

Anda mungkin juga menyukai