Anda di halaman 1dari 3

 Pleistosen merupakan awal kehidupan manusia.

Oleh karena itu, mereka harus berjuang


mempertahankan diri di tengah kondisi alam yang tidak stabil. Untuk memenuhi kebutuhan,
mereka hidup dengan cara berburu dan meramu. Lambat laun, kehidupan manusia yang
hidup pada kala Pleistosen terus mengalami kemajuan. Evolusi pada manusia ini terjadi baik
pada bentuk tubuh maupun kecerdasan akal mereka.
 Zaman Pleistosen dapat dibagi menjadi tiga periode, yaitu Pleistosen Awal, Pleistosen
Tengah, dan Pleistosen Akhir.

A. Pleistosen Bawah
Pleistosen Awal atau Bawah juga dikenal sebagai Lapisan Jetis berusia 1,8 hingga 0,8 juta
tahun. Manusia purba di indonesia yang diperkirakan hidup pada kalam pleaistosen bawah
adalah Pithecanthropus mojokertensis, Meganthropus paleojavanicus dan Australopithecus
africanus

1. Pithecantrophus mojokertensis
 Pithecanthropus mojokertensis merupakan salah satu jenis manusia purba yang
ditemukan di Indonesia, tepatnya di Desa Perning, Kabupaten Mojokerto, Jawa
Timur., nama fosil ini memiliki arti "manusia tegak dari Mojokerto".
 Pithecanthropus mojokertensis merupakan manusia purba jenis
Pithecanthropus tertua yang ditemukan di Indonesia. Manusia purba ini
ditemukan oleh Ralph von Koenigswald pada 1936 di Perning, Mojokerto, Jawa
Timur.
 Temuan von Koenigswald berupa fosil tengkorak anak-anak, atap tengkorak,
rahang atas, rahang bawah, dan gigi lepas.
2. Meganthropus paleojavanicus
 Pemberian nama Meganthropus Paleojavanicus berasal dari kata 'mega' artinya
'besar' dan anthropus artinya manusia. Sedangkan kata 'paleo' berarti tua, dan
Javanicus berasal dari Jawa.
 Penemu fosil Meganthropus Paleojavanicus adalah G.H.R Von Koenigswald pada
1941 silam
 Fosil Meganthropus Paleojavanicus ditemukan di daerah Sangiran, Jawa Tengah.
Sekarang ini Sangiran menjadi situs arkeologi di pulau Jawa.
 Penemuan fosil tidak ditemukan dalam keadaan lengkap. Penemuan fosil yang
ditemukan yaitu bagian tengkorak, rahang bawah, dan gigi-gigi yang lepas.
3. Australopithecus africanus
 Fosil Australopithecus Africanus ditemukan oleh Raymond Dart pada 1924 di
Taung, Afrika Selatan.
 Penamaan Australopithecus Africanus berasal dari bahasa Latin, australo, yang
artinya selatan dan bahasa Yunani, pithecus, yang berarti kera. Sedangkan
africanus adalah bentuk Latin dari kata Afrika. Oleh karena itu, arti nama
Australopithecus Africanus adalah kera dari Afrika Selatan.
 Fosil yang ditemukan hanya berupa bagian tengkorak kepala, yang ukurannya
hampir sama dengan tengkorak simpanse. Penemuan Australopithecus
Africanus menjadi bukti pertama bahwa manusia berevolusi di Afrika.

B. Pleistosen Tengah
Pleistosen Tengah juga dikenal sebagai Lapisan Trinil berusia 800.000 hingga 120.000 tahun
lalu. Periode ini disebut masa peralihan dari Lapisan Jetis ke Lapisan Ngandong. Manusia
yang hidup pada zaman ini adalah Pithecanthropus erectus dan Pithecanthropus soloensis.

1. Phitecanthropus erectus
 Jika dilihat dari bahasa Yunani, Pithecantropus Erectus memiliki arti "manusia
kera yang berjalan tegak".
 Fosil Pithecanthropus erectus ditemukan di desa Trinil, Solo, Jawa Tengah pada
tahun 1891 oleh Eugene Dubois
 Penemuan dalam bentuk tulang meliputi bagian rahang atas, tulang kaki, dan
tengkorak
2. Pithecanthropus soloensis
 Pithecanthropus Soloensis diartikan sebagai manusia kera dari Solo. Nama
tersebut diambil dari lokasi penemuannya, yaitu di daerah Ngandong, dekat
Sungai Bengawan Solo.
 Pithecanthropus Soloensis pertama kali ditemukan oleh G.H.R. von Koenigswald,
Oppernorth, dan Ter Haar antara 1931 hingga 1933.
 Fosil-fosil yang ditemukan terdiri dari bagian atap tengkorak, tulang dahi,
fragmen tulang pendinding, dan tulang kering.

C. Pleistosen Atas
Pleistosen Akhir atau Atas juga dikenal sebagai Lapisan Ngandong, berusia 120.000 hingga
11.800 tahun lalu. Manusia yang hidup pada zaman ini adalah Homo soloensis dan Homo
Wajakensis.

1. Homo Soloensis
 Homo e. soloensis, Homo erectus soloensis, atau Homo soloensis adalah
hominid atau manusia purba yang diperkirakan hidup di daerah Sungai
Bengawan Solo
 Fosil-fosil Homo Soloensis ditemukan di Ngandong, tepi Bengawan Solo, dan
Sangiran serta Sambungmacan (Sragen) dari penggalian yang dilakukan oleh
Willem Frederik Florus Oppenoorth, Carel ter Haar, dan G. H. R. von Koenigswald
pada 1931 hingga 1933.
 Homo Soloensis adalah evolusi dari Pithecanthropus Mojokertensis
 berhasil menemukan 11 tengkorak manusia purba, 1 pecahan parietal, dan 5
buah tulang infra-tengkorak
2. Homo wajakensis
 Homo wajakensis yang artinya manusia dari Wajak. Ini karena fosilnya
ditemukan di Desa Wajak, Jawa Timur
 ditemukan pertama kali oleh B. D. van Rietschoten pada 1889 di Desa Wajak,
Tulungagung, Jawa Timur.
 Fosil yang ditemukan berupa tengkorak, fragmen rahang bawah, dan beberapa
ruas tulang leher.

Anda mungkin juga menyukai