Meganthropus berasal dari 2 (dua) kata, yakni Megas yang berarti "besar/raksasa"
dan Anthropus yang berarti "manusia".
Ciri- ciri :
Fosil dari manusia purba ini merupakan fosil manusia purba yang tertua yang pernah
ditemukan di Indonesia. Penemu fosil ini, Van Koenigswald yang menemukan fosil berupa
rahang atas yang giginya lepas dan rahang bawah.
Fosil Meganthropus Paleojavanicus ini dikatakan sebagai salah satu fosil manusia purba
paling primitif.
Sebelumnya, penelitian manusia purba di Indonesia ini dipelopori oleh Eugene Dubois
yang berasal dari Belanga, Ny. Selenka, Ter Haar, Oppenoorth serta Von Koenigswald.
Pithecanthropus Erectus
Pithecanthropus Mojokertensis
Pithecanthropus Soloensis
Ciri-ciri :
Eugene Dubois tidak berhasil mengambil fosil dari Pithecanthropus dengan jumlah yang
banyak melainkan hanya tempurung tengkorak, tulang paha atas dan 3 (tiga) giginya saja.
Beberapa contoh alat dari batu yang pernah digunakan oleh Pithecanthropus misalnya,
kapak genggam, kapak perimbas, kapak penetak, pahat, genggam, dan alat-alat serpih.
Alat ini banyak ditemukan di daerah Pacitan, Jawa Timur.
Kehidupan Pithecanthropus Erectus sangat bergantung pada sumber alam yang sudah
tersedia. Mereka juga berburu, mengumpulkan makanan serta hidupnya juga berpindah-
pindah untuk mengikuti pengembaran hewan-hewan buruannya atau untuk mencari
sumber makanan yang ada di tempat lain.
C. Homo
Terdapat 2 (dua) jenis fosil homo yang ditemukan di Indonesia, yakni Homo
Wajakensis dan Homo Soloensis.
Wajakensis ini sendiri diperkirakan menjadi nenek moyang dari Ras Australoid yang
merupakan penduduk asli Australia.
Kehidupan Homo Soloensis sudah lebih maju dengan adanya berbagai macam alat untuk
memenuhi kebutuhan dan mempertahankan hidup dari berbagai macam ancaman.
Ciri-ciri :
Hom Soloensis diperkirakan hidup sekitar 900.000 sampai 300.000 tahun yang lalu.
Menurut Von Koenigswald, makhluk ini lebih tinggi tingkatannya dibandingkan dengan
Pithecanthropus Erectus. Oleh sebagian para ahli, Homo Soloensis ini digolongkan
dengan Homo Neanderthalensis yang merupakan manusia purba jenis Homo Sapiens
dari Asia, Eropa, dan Afrika yang berasal dari lapisan Pleistosen Atas.
Hasil dari budaya manusia Homo Soloensis ialah kapak genggam/kapak perimbas, alat
serpih, alat-alat tulang, dan alat-alat zaman dahulu.
Homo sapiens dan Homo wajakensis kemudian mengalami perkembangan. Jenis dari
homo ini diberi nama Homo Sapiens. Homo Sapiens lebih sempurna dilihat dari cara
berpikirnya walaupun masih sangat sederhana.
Homo Sapiens berarti manusia yang cerdas, diperkirakan hidup 40.000 tahun yang
lalu setelah penelitian. Jenis inilah yang nantinya menjadi nenek moyang dari Bangsa
Indonesia.