Di indonesia penelitian tentang manusia purba sudah lama dilakukan, yaitu sejak abad ke-18
M. Penelitian manusia purba di Indonesia dipelapori oleh Eugene Dubois, beliau adalah
seorang dokter dari Belanda.
Penelitian tersebut dilakukan untuk mengetahui jenis-jenis manusia purba yang ada di
Indonesia. Hal itu dibuktikan dengan penemuan-penemuan fosil yang ditemukan di daerah
Solo, Pacitan, Ngandong, Mojokerto, Sangiran, dan masih banyak lagi.
Setelah melakukan banyak penelitian mengenai manusia purba yang berada diberbagai
daerah di Indonesia. Para Ahli kemudian membagi manusia purba di Indonesia menjadi tiga
jenis. Yaitu, Meganthropus (Manusia besar), Pithecanthropus (Manusia kera yang berjalan
tegak), dan Homo (Manusia yang berpikir).
Para ilmuwan sejarah di seluruh belahan dunia, sebagian besar menganut teori evolusi kera.
Atau yang lebih dikenal dengan teori Australopithecus yang sudah punah sebagai ras nenek
moyang manusia.
Sebenarnya teori tersebut terjadi banyak perbedaan yang sangat signifikan. Serta jauh sekali,
tidak ada hubungannya antara manusia dan kera. Perbedaan tersebut tidak bisa dijelaskan
oleh penganut teori Australopithecus, dengan peristiwa yang hilang atau lebih dikenal dengan
sebutan missing link.
Manusi purba Meganthropus Palaejavanicus adalah manusia purba yang paling besar dan
tertua di Indonesia. Manusia purba ini ditemukan oleh seorang arkeolog dari Belanda yang
bernama Van Koenigswald. Ia merupakan orang yang pertama kali menemukan fosil di
daerah Sangiran pada tahun 1936.
Meganthropus Palaeojavani memiliki arti manusia besar tua yang berasal dari Jawa. Ini
unsur-unsur namanya yang terdiri dari kata megan berarti besar, anthropus = manusia, paleo
= tua, dan javanicus = berasal dari Jawa.
Diperkirakan Meganthropus Palaeojavanicus hidup sejak 1 juta sampai 2 juta tahun yang lalu.
Hal tersebut dibuktikan dari fosil yang ditemukan tekniknya dengan peluruhan karbon. Maka
dari itu, usia dari fosil tersebut dapat diketahui.
ARTROPANT
Rasa sakit di sendi akan hilang sekali dan untuk selamanya
PELAJARI LEBIH→
Berikut ini adalah ciri-ciri manusia purba jenis Meganthropus Palaeojavanicus :
Manusia purba ini diperkirakan hidup di Indonesia sejak satu sampai dua juta tahun yang
lalu. Pithecanthropus Erectus ditemukan oleh seorang dokter dari Belanda yaitu Eugene
Dubois.
Pada awalnya dia mengadakan penelitian di Sumatera Barat, tetapi tidak menemukan fosil
disana. Kemudia dia berpindah ke pulau Jawa, ia pujn berhasil menemukan fosil
Pithecanthrophus Erectus di desa Trinil, Kabupaten Ngawi, Jawa Timur pada tahun 1891.
Fosil yang ditemukan pada saat itu adalah berupa tulang rahang atas, tulang kaki, dan
tengkorak. Fosil tersebut ditemukan pada masa kala Pleistosen tengah.
Pithecanthrophus Erectus hidup dengan cara berburu hewan-hewan. Kemudian mereka
mengumpulkan makanan dan hidup secara nomaden atau berpindah-pindah tempat. Untuk
mencari sumber bahan makanan dari satu tempat ke tempat lain.
Berikut ini adalah ciri-ciri manusia purba Pithecanthrophus Erectus :
Pada tahun 1889 Fosil dari Manusia Purba Homo Wajakensisi telah ditemukan di Wilayah
Wajak. Lebih lengkapnya di dekat Campur Darat, Tulungagung, Jawa Timur dan ditemukan
oleh Eugene Dubois.
Hasil dari penemuan tersebut, berupa tulang paha, rahang atas dan bawah, tulang kering.
Dan fragmen tengkorak yang mempunyai volume sekitar 1.600 cc. Dalam penelitian
diperkirakan manusia purba jenis ini sudah dapat membuat peralatan yang terbuat dari batu
dan tulang. Serta sudah mengerti caranya untuk memasak.Dibawah ini adalah ciri-ciri
manusia purba Homo Wajakensis, sebagai berikut :Memiliki muka datar dan lebar
Pithecanthropus Soloensisi merupakan salah satu jenis manusia purba yang ditemukan di
Indonesia. Fosil-fosil manusia purba ini dapat ditemukan di wilayah sekitar Jawa Tengah dan
Jawa Timur.
Pithecanthropus Soloensis ditemukan oleh sejarawan, yaitu Oppenort, Ter Harr, dan G.H.R.
Koenigswald di wilayah Ngandong, Jawa Tengah.
Pithecantropus Soloensis adalah salah satu manusia purba khas Indonesia. Yang memiliki
beberapa ciri khusus yang tidak dimiliki oleh semua manusia purba pada umumnya. Berikut
ini ciri dari pithecantropus soloensis.
Homo Floresiensis biasanya disebut disebut dengan manusia kerdil. Manusia purba ini
diperkirakan hidup sekitar 12.000 tahun yang lalu. Pada saat ditemukan oleh tim gabungan
dari Pusilitbang Arkeolog Nasional, Indonesia dan Unikversity of New England, Australia
pada tahun 2003.
Kerangka dari manusia purba ini belum membatu atau belum menjadi fosil. Selain kerangka
Homo Floresiensis, juga ditemukan kerangka homo sapiens dan berbagai hewan mamalia
lainnya. Seperti Gajah Stegodo, Biawak, dan Tikus besar. Dan alat-alat batu seperti pisau,
tulang yang terbakar, arang, beliung dan mata panah.
Seorang Ahli yang menemukan kerangka ini menyatakan dugaannya bahwa Homo
Floresiensis ini hidup berdampingan. Atau hidup bersama dengan jenis spesies manusia
purba Homo Sapiens, dan manusia modern lainnya. Berikut ini ciri-ciri manusia purba Homo
Floresiensis :
REFERENSI : https://www.gurupendidikan.co.id/manusia-purba/