Disusun Oleh :
Kelompok 5
XI IPS 4
• Aidine Afiga (1)
• Ananda Salasa P. (5)
• Laili Wirda (14)
• Mutiara Putri W (18)
• Rahma Dhona (27)
• Shalma Dinda (31)
A. Kasus Pelanggaran Hukum
Kasus Pembunuhan Ade Sara
B. Kronologis
Pembunuhan Ade Sara adalah salah satu kasus pembunuhan yang menarik perhatian
di Indonesia. Kasus ini dimulai dari ditemukannya jasad seorang wanita pada Jalan Tol
Bintara KM 49, Bekasi Timur pada 5 Maret 2014. Jasad tersebut kemudian diidentifikasi
sebagai Ade Sara Angelina Suroto, yang telah hilang sejak 3 Maret 2014. Belakangan
diketahui bahwa Ade Sara dibunuh oleh kedua temannya bernama Ahmad Imam Al-Hafitd
dan Assyifa Ramadhani yang merupakan temannya.
Kasus tewasnya Ade Sara Angelina Suroto menjadi sorotan lantaran tewas secara
mengenaskan di tangan Hafiz, mantan pacarnya. Hafiz membunuh tidak sendiri, ia dibantu
pacar barunya, Assyifa. Atas nama dendam dan cemburu, dua sejoli tersebut pun membuat
skenario jahat untuk menghabisi nyawa Ade Sara.
Pembunuhan tersebut didasarkan perasaan sakit hati, namun dengan motif yang
berbeda. Hafitd sakit hati karena korban tak mau komunikasi dengannya, sementara Assyifa
sakit hati dan cemburu karena kekasihnya masih menyimpan perasaan terhadap korban.
C. Sanksi Sanksi
Hak Asasi Manusia (HAM) adalah hak yang dipunyai seseorang yang melekat pada
seseorang tersebut semenjak di dalam kandungan sampai seseorang tersebut meninggal yang
tidak dapat diganggu gungat dan bersifat tetap. Seseorang mempunyai hak untuk
menjalankan kehidupannya dan apa yang dikehendaki sepenting tidak melanggar norma dan
tata nilai di dalam masyarakat. Intinya hak asasi manusia merupakan hak manusia untuk
hidup bahagia tanpa adanya rasa sakit fisik maupun rohani pada manusia.
Dari kasus diatas, pada awal penyelidikan polisi menetapkan bahwa kasus tersebut
adalah pembunuhan berencana. Tetapi setelah melakukan penyelidikan yang lebih mendalam
terhadap kedua pelaku polisi menetapkan bahwa kasus tersebut bukanlah pembunuhan
berencana, tetapi pembunuhan yang tidak sengaja. Karena para pelaku hanya berniat untuk
menculiknya dan menganiayaan.
Para pelaku di jerat dengan pasal 351 ayat 3, Pasal 338 dan Pasal 353 KUHP.
a. Pasal 351 ayat 3
Ayat 3 :
Jika perbuatan penganiayaan itu menjadikan mati orangnya, dia dihukum penjara selama –
lamanya tujuh tahun. Penganiyaan diartikan sebagai perbuatan yang dilakukan secara sengaja
untuk menimbulkan rasa sakit dan menimbulkan luka pada orang tersebut. Pada kasus Ade
Sara telah diketahui dari penyelidikan bahwa Hafidt dan Syiffa telah melakukan penganiyaan
terhadap Ade Sara sampai dia meninggal.
b. Pasal 338
Barang siapa dengan sengaja merampas nyawa orang lain, diancam karena pembunuhan
dengan pidana penjara paling lama lima belas tahun. Walaupun pada awalnya mereka hanya
meculik Ade Sara, tetapi dengan perbuatan yang mereka lakukan telah merampas nyawa Ade
Sara.
c. Pasal 353 KHUP
Ayat 1
Penganiayaan dengan rencana lebih dahulu, diancam dengan pidana penjara paling lama
empat tahun. Dari kasus yang dialami oleh Ade Sara, Hafidt dan Syiffa telah terjerat pasal
353 pasal 1 dimana mereka berdua telah merencankan penculikan dan penganiyaan terhadap
Ade Sara sebelumnya, seminggu sebelum kejadian mereka sudah mempunyai niat untuk
melakukan hal tersebut kepada Ade Sara.
Ayat 2
Jika perbuatan itu mengakibatka luka-luka berat, yang bersalah dikenakan pidana penjara
paling lama tujuh tahun. Sedangkan untuk pasal 353 ayat 2, sudah jelas. Dari otopsi yang
telah dilakukan oleh tim medis, bahwa korban telah dianiyaya oleh para pelaku dengan bukti
– bukti seperti luka – luka fisik yang ada di tubuh korban.
Ayat 3
Jika perbuatan itu mengkibatkan kematian yang bersalah diancam dengan pidana penjara
paling lama sembilan tahun.
Untuk pasal 353 ayat 3, dari kasus tersebut dijelaskan, bahwa para pelaku telah melanggar
pasal 353 ayat 1 dan 2 serta ayat 3. Dimana para pelaku ini telah membuat korban meninggal
karena penganiyaan yang telah mereka perbuat.Sehingga mereka terjerat oleh pasal 353
KUHP. Imam Al Hafitd dan Assyifa Ramadhani, dua pelaku pembunuhan keji Ade Sara
Angelina Suroto, akhirnya mendapat hukuman penjara seumur hidup
D. Dokumenter
SESI PERTANYAAN
SESI 1
—-Elizabeth Diana dan Suroto , orangtua korban Ade Sara, memaafkan kedua pelaku setelah
memakamkan jenazah putri semata wayang mereka. Pasangan suami istri ini memaafkan pelaku
sebelum pelaku dan keluarga pelaku meminta maaf.
Semisalkan ade sara diperkosa namun tidak dibunuh tetapi dianiaya apa hukumaannya lebih ringan
atau lebih berat?
—-pasal 480 RKHUP ayat 1/2 (hukumannya paling lama 12 tahun penjara)
—-pelaku ditangkap saat sedang melayat ade sara dirumah sakit ciptomangunkusumo
—-setimpal karena korban dilakukan semena mena sebelumndibunuh jadi apasalahnya melakukan
pelaku lebih semena menanya
—-tidak dikarenakan gerak gerik teman dan mantannya tidak mencurigakan dan korban masih
sering berkomunikasi dengan pelaku
SESI 2
1. Fauzan Ariq (10)
—- Gondangdia – Menteng (korban bertemu dengan kedua pelaku) – Tamini – Cawang – Pramuka
(diduga terjadi penganiayaan) – Kemayoran (korban sudah meninggal dalam keadaan telanjang) –
Utan Panjang – ITC Cempaka Mas -Salemba – Bintara (korban dibuang) – Pulau Gebang.
—- agar tidak meninggalkan jejak karena kalau menggunakan benda sajam karena meninggalkan
jejak sperti darah
—-para pelaku dijerat dengan pasal 351 ayat 3 pasal 338 dan pasal 353 KUHP.
—-Motif Hafitd menghabisi Ade Sara adalah karena kesal dengan Ade Sara yang tidak mau diajak
berkomunikasi setelah mereka putus. Sementara itu, motif Assyifa takut bila Hafitd kembali
dengan Ade Sara