Anda di halaman 1dari 5

Judul: Pesan Persaudaraan di Hari Fitri

KHUTBAH I

Jemaah shalat Idul Fitri Rahimakumullah,


Kaum muslimin dan muslimat yang dimuliakan Allah SWT...
Setelah sebulan lamanya kita berpuasa, maka sekarang tiba-lah masanya kita
tumpahkan rasa senang dan rasa haru. Kita ungkapkan sepenuh hati rasa gembira
dan rasa syahdu, sembari mengagungkan nama Allah Azza wa Jalla. "Allahu Akbar x 3
wa lillahil hamd".
Betapa beruntungnya kita, sebab Allah SWT telah menciptakan bulan Ramadan
khusus untuk kita, umatnya Nabi Muhammad SAW. Di dalamnya ada 1 malam, yakni
malam Lailatul Qadar, yang lebih utama daripada 1.000 bulan. Satu kali melakukan
ibadah fardhu, maka pahanya seperti mengerjakan 70 ibadah fardhu. Kita melakukan
ibadah sunnah-pun dicatat pahalanya seperti mengerjakan ibadah fardhu.
Dalam sebuah hadits dinyatakan:

Saudaraku, kaum muslimin dan muslimat! Wajar saja kalau kita punya rasa haru dan
syahdu. Kita yang bergelimang doa ini, oleh Allah SWT masih diberikan kesempatan
langka untuk menghirup dan bernafas di bulan yang suci. Sekalipun sepenuh hati kita
mengakui, bahwa kita belum bisa manfaatkan waktu siang dan malam bulan
Ramadhan secara maksimal.
Kita hanya mengharapkan semoga puasa kita, qiyamul lail kita, bacaan Al-Qur'an kita,
sedekah dan zakat kita, yang tak seberapa, dapat menebus dosa kita. Sebagai umat
yang beriman kita yakin dan percaya apa yang sudah diterangkan di dalam Al-Qur'an:

Bahwa Allah itu dekat dengan diri kita. Apa saja yang kita mohonkan kepada Allah,
maka pasti akan dikabulkan Allah SWT.
Oleh sebab itu, beruntunglah kita di pagi hari ini, datang berduyun-duyun dari tempat
tinggal kita, menuju masjid tempat yang suci ini untuk menjalankan salat Idul Fitri
secara berjamaah. Kita bermunajat untuk mengetuk bilik-bilik rahmat-Nya Allah SWT.
Pada hari ini, kita rayakan lebaran bersama-sama penuh suka cita dengan
mengumandangkan takbir: "Allahu Akbar x3 wa lillahil hamd".
Marilah Kita tanamkan bulat-bulat di dalam hati kita, bahwa ke depannya hidup kita
akan menjadi lebih baik. Amal ibadah kita akan semakin meningkat sebagai
manifestasi rasa syukur kita kepada Allah SWT.
Kaum muslimin dan muslimat yang berbahagia ....
Selain kita bertekad untuk memperbaiki hubungan kita dengan Allah Yang Maha
Pencipta, pada momen Idul Fitri kali ini, kita selayaknya juga memperbagus hubungan
saudara, pertalian kerabat, dan interaksi sosial bermasyarakat. Dalam ajaran Islam
telah diatur bahwa menjalin hubungan baik "Hablum minannas" sama pentingnya
dengan "Hablum minallah"
Sebagai manusia yang tak luput dari salah dan alpa, baik kesalahan kita disengaja
maupun tidak disengaja. Baik kepada keluarga, saudara, tetangga, maupun teman
dan kerabat. Marilah kita perbaiki dengan bermaaf-maafan. Allah SWT telah
berfirman dalam Surat An-Nuur ayat 22:

"...Hendaklah mereka memaafkan dan berlapang dada. Apakah kamu tidak suka
bahwa Allah mengampunimu? Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
Di samping itu ada juga satu hadits yang diriwayatkan dari Abu Hurairah ra:

Artinya Baginda Nabi Muhammad pernah ditanya. Wahai Rasulullah! Sesungguhnya


ada seorang perempuan yang rajin qiyamul lail di malam harinya, rajin puasa di siang
harinya, rajin mengerjakan kebaikan dan bersedekah, akan tetapi dirinya menyakiti
tetangganya dengan tutur katanya. Rasulullah menjawab: Tidak ada kebaikan
padanya dan dia termasuk penghuni neraka. Naudzubillah min dzalik!
Jemaah sholat Idul Fitri yang berbahagia...
Kita semua tahu Allah itu al-Tawwab (Maha Penerima Taubat). Kasih sayang-Nya
mengalahkan murka-Nya. Rahmat-Nya jauh lebih luas dari azab-Nya. Selama seorang
hamba memohon ampun kepadaNya, Allah akan mengampuninya. Namun, manusia
tidak seluas itu kasih sayangnya. Manusia tidak sedalam itu kewajarannya. Bisa
dibilang manusia adalah makhluk yang paling susah meminta maaf dan memaafkan.
Karena itu, Rasulullah mengajari umatnya untuk menahan diri. Jangan mudah
mengumbar kata; jangan gampang menyebar berita; jangan sering menghardik
sesamanya. Karena Rasulullah tahu, ruang maaf manusia terbatas, tidak seluas dan
sedalam Tuhannya. Mendapatkan maaf manusia jauh lebih berat dan susah. Belum
lagi jika kita tidak merasa bersalah, tapi orang lain memendam kesal kepada kita.
Mengetahui diri kita salah saja, kita masih enggan meminta maaf, apalagi tak merasa
bersalah sama sekali.
Hadits di atas adalah contoh nyata. Seorang wanita ahli ibadah, rajin shalat malam,
gemar berpuasa, banyak bersedekah dan beramal, tapi lidahnya selalu membawa
rasa sakit bagi tetangganya. Rasulullah mengatakan: "Tidak ada kebaikan padanya,
dia termasuk ahli neraka." Artinya, amal ibadah yang tidak berbanding lurus dengan
perilaku sosial yang baik, ibadahnya kekurangan makna.
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam juga bersabda (HR. Imam al-Bukhari dan Imam
Muslim):

Artinya "Allah tidak mengasihi orang yang tidak mengasihi manusia (lainnya)." (Imam
al-Bukhari, al-Adab al-Mufrad, 1989, h.48)
Dalam riwayat lain dikatakan,
"Orang yang tidak mengasihi, maka tidak akan dikasihi."
Ini menunjukkan bahwa kasih sayang sesama manusia tidak kalah pentingnya dengan
ibadah yang bersifat ritual, bahkan Allah, dalam hadits di atas, tidak akan mengasihi
orang yang tidak mengasihi sesamanya. Hal ini berarti bahwa Allah menghendaki
hamba-hambanya membangun dunia yang harmonis; menciptakan lingkungan yang
sehat dari kebencian; membiasakan kepedulian; membudayakan sayang-menyayangi;
mengembangkan "saling asah" dan "asuh", serta hal-hal positif lainnya.
Allahu akbar x3 walillahil hamd
Kaum muslimin dan muslimat rahimakumullah
Pada prinsipnya dengan merayakan Idul Fitri, kita bersama-sama diajarkan untuk
kembali kepada jati diri manusia. Kita ini makhluk yang sangat lemah, sehingga kita
membutuhkan Allah SWT untuk bersandar di mana saja dan kapan saja. Allahus-
shomad! Begitu Mulia-Nya Allah SWT memperlakukan kita, maka sewajarnya kita
patuh dan taat beribadah kepada Allah.
Sebagai makhluk sosial, kita juga sangat butuh kerjasama dan bantuan sesama
manusia, khususnya orang-orang terdekat kita. Hidup bermasyarakat adalah mutiara
terpendam, seperti yang disabdakan Rasulullah: "Annaasu Ma'adinun". Oleh sebab
itu janganlah kita sia-siakan hubungan di antara kita. Janganlah diperpanjang masalah
di antara orang-orang di sekitar kita! Sekarang kita mungkin beranggapan tidak
membutuhkan, tapi suatu saat dan kapan saja kita akan memerlukan bantuan.
Marilah kita lapangkan dada kita agar kita semua menjadi golongan orang-orang yang
kembali Fitri dan menjadi orang-orang yang hidupnya bahagia. Ja alanallahu wa
iyyakum minal aidzin wal faidzin. Semoga Allah menerima niat baik dan amalan kita,
serta Allah jadikan hari-hari kita selama setahun kedepan menjadi lebih baik.
Taqabbalallahu minna wa minkum. Fi kulli 'aamin wa antum bi khoir. Amiin, Amiin. Ya
Robbal alamin.
KHUTBAH II

Anda mungkin juga menyukai