Bismillah
Assalamu’alaikum Warahmatullah Wabarakatuh
Pertama di atas segalanya, marilah kita bermunajat syukur kepada Allah SWT
karena berkat nikmat-Nya lah kita bisa bersua dan berkumpul di ruangan yang
insya Allah penuh barokah ini.
Shalawat berhias salam tiada lupa kita sampaikan kepada Nabi Muhammad
SAW. Semoga dengan seringnya bershalawat kita akan mendapatkan
pertolongan beliau di Hari Kiamat nanti.
Sebagai makhluk sosial, kita tentu tidak bisa berdiri sendiri, mengurusi sesuatu
seorang diri, serta hidup sendiri.
Dari beragam kepentingan tersebut, alhasil kita tidak bisa terlepas dari
silaturahmi. Silaturahmi adalah menguatkan kembali tali persaudaraan dan tali
persaudaraan baik terhadap sesama umat muslim, sesama umat beragama,
hingga hal-hal spesifik seperti persahabatan dan persaudaraan.
Maka bertakwalah kepada Allah dan perbaikilah perhubungan di antara sesamamu; dan
taatlah kepada Allah dan Rasul-Nya jika kamu adalah orang-orang yang beriman.
Dari ayat tadi, kita bisa petik makna bahwasannya silaturahmi memiliki peranan
penting terutama dalam meningkatkan kualitas iman dan takwa kepada Allah
SWT.
Artinya, kita dalam hidup tidaklah cukup hanya sekadar sholat, puasa, atau naik
haji saja, karena pada dasarnya hubungan antar sesama manusia itu juga
menjadi wujud dari ketakwaan.
Ibu di rumah barangkali merasa stres dan lelah atas menumpuknya pekerjaan
rumah, piring kotor, pakaian kusut dan belum disetrika, hingga debu-debu yang
menempel di kaca.
Bapak sebagai kepala rumah tangga juga merasa pusing atas tantangan hidup
yang kian sulit. Meningkatnya harga sembako dan BBM serasa memaksanya
untuk meningkatkan jumlah penghasilan.
Dan tidak mau kalah, anak-anak pula demikian. Semakin menumpuk tugas
sekolah dan beban belajar, semakin mudah bosan dan cemaslah mereka.
Dari ragam kasus tersebut, silaturahmi laksana obat yang mujarab. Dengan
berkumpul bersama keluarga dan sanak-saudara, masalah kehidupan yang
menumpuk sejenak bisa dikesampingkan.
Terlebih lagi bila ditambah dengan canda tawa dan kisah-kisah yang seru, maka
perlahan rasa cemas dan stres akan beban hidup akan segera sirna.
Selain daripada ragam manfaat tadi, Nabi Muhammad SAW pula mengajarkan
kepada kita untuk senantiasa menjaga hubungan silaturahmi, karena barang
siapa memutuskan tali silaturahmi, ia akan dijauhkan dari surga.
Tidak akan masuk surga orang yang memutuskan silaturahmi. (Hadis Riwayat
Muttafaqun ‘alaih)
Dalam suasana yang berbahagia ini, marilah kita perkuat tali persaudaraan antar
sesama dan tinggalkanlah permusuhan.
Manusia adalah insan yang pasti punya salah. Maka dari itu, mari kita maafkan
kesalahan orang-orang yang pernah menyakiti kita, baik itu sengaja maupun
tidak disengaja.
Sejatinya bersilaturahmi tidak hanya terbatas pada saat lebaran alias hari raya
Idul fitri maupun Idul Adha semata, karena bersilaturahmi bahkan bisa kita
lakukan setiap hari baik di kala sempat maupun sempit.
Demikianlah pidato yang bisa saya sampaikan pada kesempatan ini. Mohon
maaf atas segala khilaf dan salah. Saya akhiri’