Anda di halaman 1dari 10

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Al-Qur’an adalah kitab suci umat Islam yang di turunkan langsung oleh
Allah SWT melalui Malaikat Jibril AS kepada Nabi Muhammad Saw. Misi Utama
Al-Qur’an adalah memberi hidayah dan tarbiyah (petunjuk dan pendidikan)
kepada umat manusia untuk menempuh/mendapatkan (jalan) yang haq
(kebenaran) dan terhindar dari jalan bathil (kesesatan) guna meraih kehidupan
yang bahagia lahir batin semenjak dari dunia sampai akhirat kelak.

Sesungguhnya konsepsi yang terkandung dalam misi kitab suci Al-Qur’an


tersebut tidaklah secara mudah dan gampang dapat di artikulasikan di tengah
masyarakat bahkan di tengah masyarakat muslim sekali pun, mengingat kitab suci
Al-Qur’an diturunkan dalam bahasa Arab (klasik), bahasa Arab (Al-Qur’an)
dengan kosa kata yang multi makna serta tingkat kesulitan lainnya yang tinggi.

Realitas kekinian menunjukkan, betapa masih banyak masyarakat muslim di


seluruh dunia yang bersikap apriori, anti pati dan skeptis untuk berinteraksi secara
totalitas dengan kitab sucinya, Al-Qur’an.

Keadaan mereka yang demikian pun memiliki tingkatan tertentu. Ada yang sama
sekali tidak mau peduli dengan keberadaan (eksistensi) Al-Qur’an. Ada juga yang
sekedar memuliakan saja, tapi secara praktis enggan berinteraksi dengannya. Di
dimensi lain terdapat juga orang-orang yang bersikap memuliakan Al-Qur’an dan
eksis membacanya setiap waktu, namun sebatas hanya membaca saja, tetapi tidak
mau tahu dengan makna dan maksud yang ada di balik teks-teks suci yang mereka
baca tersebut. Mungkin, tingkatan ini jauh lebih baik dari tingkatan yang tersebut
di atas. Terlebih lagi jika di pahami seperti maksud hadits Baginda Nabi, bahwa
dengan membaca (saja) kitab suci Al-Qur’an, akan mendapatkan pahala dan
kebaikan2 yang sangat banyak dan berlipat ganda.

1
Pada dimensi lain, terdapat orang-orang yang mengabaikan kitab suci Al-Qur’an
dengan termin tertentu, kadang temporer dan kadang juga permanen sampai
kematian menjemput, Yang kesemuanya sikap tersebut, seandainya terjadi
pembiaran demikian akan merugikan umat muslim baik sebagai personal maupun
umat secara kolektif.
Maka untuk memahami betapa urgensinya memahami kitab suci Al-Qur’an ini
sebagai sumber utama dan pertama pedoman hidup seorang muslim, kami
susunlah Rencana Tindak Lanjut (RTL) ini sebagai berikut:

B. Tujuan.
Adapun tujuan penyusunan Rencana Tindak Lanjut (RTL) dapat di jelaskan dalam
dua hal sebagai berikut:
1) Sebagai tugas kerja dalam mengimplementasikan aspek keterampilan selama
mengikuti Diklat Substantif Agama Islam Non PNS Angkatan V tahun 2019
M/1440 H. Yang di selenggarakan oleh Balai Diklat Keagamaan Aceh di
Banda Aceh, tanggal, 01-6 April-2019.
2) Untuk memberikan pemahaman kepada peserta kegiatan RTL mengenai
pentingnya memahami dengan baik dan benar serta mengaplikasikan dalam
kehidupan sehari hari kandungan (isi) kitab suci umat Islam yaitu Al-Qur’an
al-karim.

C. Manfaat.
Adapun manfaat atau target hasil yang ingin di capai dalam kegiatan ini adalah
sebagai berikut:
1) Menunjukkan dedikasi penulis, baik sebagai penyuluh Non PNS maupun
sebagai peserta Diklat guna meningkatkan kompetensi dan kapasitas dalam
rangka mengemban tugas profesi di tengah masyarakat.
2) Untuk meningkatkan kapasitas masyarakat, khususnya peserta kegiatan RTL
dalam bidang keagamaan khususnya pemahaman kitab suci Al-Qur’an. Dan
secara konsisten dapat mengartikulasikan/mengimplementasikannya dalam
kehidupan sehari-hari.

2
BAB II

PELAKSANAAN

A. Peserta
Dalam kegiatan ini yang menjadi peserta adalah anggota Majlis Ta’lim
“Zumratul Jannah=Rombongan Surga” Gampoeng Mon Geudong, Kecamatan;
Banda Sakti, Kota Lhokseumawe. Dengan komposisi peserta terdiri dari
mayoritas kaum Ibu dan plus remaja putri. (foto dan daftar hadir terlampir).

B. Waktu dan Tempat Kegiatan.

Kegiatan Ta’limul Qur’an (belajar Al-Qur’an) dalam Rencana Tindak Lanjut


(RTL) ini di laksanakan pada:

Hari /tgl : Sabtu/Malam Minggu, 20-April-2019.

Pukul : 20,30 s/d 10.00 Wib.

Tempat : Aula Lantai Dasar Gedung Prof.TM. Hasby Asy-Shiddieqy, Mon


Geudong, Kecamatan Banda Sakti, Kota Lhokseumawe.(ruang belajar rutin
Majlis Ta’lim Zumratul Jannah=Rombongan Surga, setiap Sabtu/malam Minggu).

C. Pelaksanaan Kegiatan.
Kegiatan Ta’limul Qur’an (belajar Al-Qur’an) dalam
Rencana Tindak Lanjut (RTL) ini adalah kegiatan yang di khususkan untuk materi
tersebut sebagai bagian dari kegiatan rutin Majlis Ta’lim Zumratul
Jannah=Rombongan Surga, yang diadakan secara rutin setiap hari Sabtu/malam
Minggu.
Kegiatan ini adalah kajian tematik kitab suci Al-Qur’an pada surah Al-Isra’ {17}:
9. Dengan pemateri, Ustadz Abd Rachman Ibrahim, Penyuluh Non PNS Kemenag
Kota Lhokseumawe.

3
D. Implementasi Materi.

Allah Swt berfirman sebagai berikut:

   


   
  
   
 

Sesungguhnya Al Quran ini memberikan petunjuk kepada (jalan) yang lebih


Lurus dan memberi kabar gembira kepada orang-orang Mu'min yang mengerjakan
amal saleh bahwa bagi mereka ada pahala yang besar, (QS, Al-Isra’{17}: 9).

Ahli tafsir terkenal Ibnu Katsir, dalam Tafsinya menjelaskan, bahwa ada dua inti
pesan yang perlu di garis bawahi dari ayat di atas:

1) Allah SWT sendiri yang menyatakan bahwa Al-Qur’an adalah berfungsi


sebagai petunjuk (hudan) kepada (jalan) yang lebih lurus (jalan
kebenaran), bagi seluruh umat manusia.
2) Dan Allah SWT sendiri pula yang menyatakan bahwa kedatangan Al-
Qur’an membawa informasi (berita) gembira bagi orang-orang yang
beramal saleh (berbuat kebaikan) karena kepada mereka sudah di siapkan
pahala atau balasan kebaikan yang banyak dari hasil usaha mereka sendiri
selama hidup di dunia.

Merespons dua inti pesan dari ayat di atas, secara kasatmata kita dapat
melihat terjadinya kontradiksi (Penyimpangan) di tengah masyarakat terutama
masyarakat muslim sendiri, dalam hal memaknai Al-Qur’an sebagai sumber
pertama dan utama petunjuk dan berita gembira bagi orang-orang yang beriman.

Realitas kekinian menunjukkan masih banyak umat muslim di seluruh dunia yang
mengabaikan kitab suci agama mereka, yaitu Al-Qur’an. Kondisi ini tidak bisa
dianggap sepele atau persoalan remeh. karena di samping merugikan umat muslim

4
baik secara personal maupun kolektif, tetapi juga mengabaikan eksistensi Agama
Islam dan Allah SWT, sang pengatur alam semesta ini.

Pada sisi lain, sikap pengabaian tersebut, terjadi dalam berbagai versi, misalnya;
ada yang sama sekali tidak mau tahu dengan eksistensi Al-Qur’an, bersikap
apriori, cuek dan apatis. Ada juga yang sekedar membaca saja, bahkan rajin
membacanya, tapi enggan untuk memahami makna dan maksud di balik bacaan
tersebut, mungkin keadaan seperti ini jauh lebih baik dari yang di sebut di awal
ini. apalagi jika di pahami dari hadits baginda Nabi Saw, bahwa membaca (saja)
Al-Qur’an akan mendapatkan pahala atau kebaikan yang berlipat-lipat ganda.

Namun demikian sikap ini juga tidak dapat di pandang tepat, karena secara tidak
langsung juga menyimpang dari misi utama di turunkan Al-Qur’an yakni sebagai
petunjuk (hudan) bagi seluruh umat manusia. bagaimana mungkin seorang
muslim dapat mengikuti atau menjalankan petunjuk Al-Qur’an dalam
kehidupannya, sementara ia tidak berusaha mempelajari/memahami makna dan
maksud yang terkandung di balik teks-teks suci Al-Qur’an tersebut.

Sebenarnya sikap negatif sebagian umat muslim ini menjadi keprihatinan


mendalam baginda Nabi besar Muhammad Saw, sehingga kelak di akhirat nanti,
beliau akan mengadu kepada Allah SWT. seperti firman-Nya dalam ayat berikut:

    


  
 

30. berkatalah Rasul: "Ya Tuhanku, Sesungguhnya kaumku menjadikan Al Quran


itu sesuatu yang tidak diacuhkan (QS.Al-Furqan {25}: 30).

Menyingkapi keadaan ini, sebagai manusia yang di berikan sarana berpikir oleh
Allah SWT berupa akal, pikiran sekaligus kesadaran untuk menjadi seorang
muslim yang baik, berkualitas dan berintegritas (Insan Kamil). Kiranya kita perlu
merespons segera dengan aksi nyata (Cash Action) untuk mengatasi hal tersebut,
yang kita mulai dari diri kita sendiri. Di antaranya:

5
- Berinteraksi secara total dengan kitab suci Al-Qur’an, antara lain
dengan menyediakan waktu rutin setiap hari untuk membaca, mengkaji
dan dengan penuh kesadaran dan keikhlasan mengartikulasikannya
dalam kehidupan sehari-hari.
- Kemudian dengan penuh rasa tanggung jawab, mewariskan Al-Qur’an
kepada generasi kita, yaitu memastikan mereka belajar Al-Qur’an,
membaca, mengkaji, memahami isi kandungan Al-Qur’an. (karena
banyak pengalaman yang terjadi. Para orang tua hanya sekedar
menyuruh anaknya mengaji, atau mengantar ke tempat pengajian, atau
menitip mereka di pondok-pondok pengajian, akan tetapi secara pasti
tidak dapat menjamin apakah mereka berinteraksi dengan Al-Qur’an
atau tidak.
- Bersikap tegas dan konprontir kepada pihak-pihak manapun yang
melecehkan kitab suci Al-Qur’an. Serta membela kepentingan Al-
Qur’an dengan taruhan darah dan nyawa.
- Merasakan kelezatan dan hikmah besar dari berinteraksi dengan kitab
suci Al-Qur’an, baik yang bersifat lahiriah, seperti harta yang
berkecukupan, maupun batiniah, seperti hati yang damai, nyaman,
tenteram, masalah yang selalu ada solusinya. Dll.

Pada dimensi lain, Al-Quran menginformasikan, bahwa siapa saja yang


berinteraksi dengannya maka seseorang akan terbebas atau terhindar dari empat
perkara yang merugikan kehidupan manusia. Keempat perkara tersebut adalah: (1)
rasa takut, (2) rasa sedih, (3) sesat (kehilangan arah dalam hidup), (4) sengsara.
Seperti firman Allah SWT dalam ayat-ayat berikut ini:

Ayat pertama;

    ...


    
    

6
38...., Maka barang siapa yang mengikuti petunjuk-Ku, niscaya tidak ada
kekhawatiran atas mereka, dan tidak (pula) mereka bersedih hati".

Ayat kedua:

   


     
 

123... Maka jika datang kepadamu petunjuk daripada-Ku, lalu Barangsiapa yang
mengikut petunjuk-Ku, ia tidak akan sesat dan tidak akan celaka.

Dengan demikian dapat di simpulkan bahwa dengan berinteraksi secara totalitas


dengan Al-Qur’an (mengikuti petunjuk Al-Qur’an), sebagai sumber utama dan
pertama petunjuk (Hidayah Allah). Maka dengan mudah kita akan dapat
mengikuti dan menjalankan roda kehidupan serta akan terbebas atau terhindar dari
empat perkara tersebut yang merugikan kehidupan manusia. Untuk kemudian kita
akan menjadi orang-orang yang beruntung dan mendapatkan pahala atau balasan
kebaikan yang berlipat ganda dari Allah SWT. Amin Ya Rabb.

7
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Kegiatan Rencana Tindak Lanjut (RTL) dengan tema: Ta’limul Qur’an


(Belajar Al-Qur’an) kajian tematik QS, Al-Isra’{17}:9) telah berlangsung dengan
lancar dan sukses. Kegiatan sebagai bentuk implementasi materi Diklat Teknis
Substantif Peningkatan Kompetensi Penyuluh Agama Islam Non PNS angkatan V
tahun 2019 yang di laksanakan pada tanggal- 01 s/d 06-April-2019.

Para peserta mengapresiasi kegiatan ini dengan sangat positif, agar di waktu yang
akan datang, kegiatan seperti ini perlu di jadikan kalender rutin untuk mengkaji
materi tersebut secara lebih luas dan berkesinambungan.

Materi kajian Ta’limul Qur’an (Belajar Al-Qur’an) kajian tematik QS. Al-Isra’
{17}:9) di pandang sebagai materi yang memiliki urgensi dan signifikansi tinggi
di zaman milenial ini. mengingat semakin banyak umat Islam yang terbuai dengan
kehidupan hedonisme, materialisme dan konsumerisme, sehingga mengabaikan
Al-Qur’an sebagai satu-satu panduan yang seharusnya menjadi kompas dalam
mengharungi samudera kehidupan.

B. Saran.
Umat Islam yang masih terlena dengan kehidupan hedonisme,
materialisme dan konsumerisme sehingga melupakan panduan hidup yang
sesungguhnya yang di tawarkan Al-Qur’an. agar segera tersadar untuk sesegera
mungkin kembali berinteraksi dengan kitab suci Al-Qur’an, guna meniti jalan
hidup yang benar dan lurus sebagaimana konsep Al-Qur’an untuk kemudian
meraih hidup bahagia dalam ridha Allah SWT.

8
DAFTAR HADIR
PESERTA KEGIATAN RENCANA TINDAK LANJUT (RTL).

No Nama Alamat Tanda Tangan.

01. Husniah Idris Lr. III-MG 01. ................

02. Siti Aisyah Lr. III-MG 02.............

03. Utari Asmaul Husna Lr. III-MG 03..................

04. Hamidah (Made) Lr. III-MG 04.............

05. Yusnidar (K. Yus) Lr. II-MG 05..................

06. Maryati Yunus Lr. II-MG 06.............

07. Suri Mulyani Lr. III-MG 07.................

08. Susi Susanti Lr. IV-MG 08...............

09. Harnita Diana Lr. III-MG 09...................

10. Halimah BP Lr. III-MG 10...............

11. Epi Lestari Lr. III-MG 11...................

12. Fatimah-Umah Lr. III-MG 12...............

13. Cut Meutia Lr. II- MG 13.................

14. Julianti Lr. III-MG 14..................

15. Titin Andika Lr. III-MG 15................

16. Indrawati Lr. III-MG 16..................

17. Wiwie Lr. III-MG 17..............

18. Dewi Agus Lr. III-MG 18...................


19. Ibu Upik Lestari Lr. II-MG 19...............

20. Maimunah Sari Lr. IV-MG 20....................

21. Yusnidar WR Lr. III-MG 21...............

22. Kak Adek Perhub Lr. II-MG 22...................

23. Ruhamah Lr. II-KTB 23...............

24. Cecek Jufri. Lr. III-MG 24...................

25. Cut. Lianda Lr. III-MG 25.....................

Anda mungkin juga menyukai