BANTUL, YOGYAKARTA
Rahmat Afrianto
20306046
Jurusan Teknik Arsitektur
Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan
Universitas Gunadarma
ABSTRAKSI
Banyak seni dan budaya Indonesia yang perlu dilestarikan, salah satunya adalah
jenis-jenis dari banyaknya permainan tradisional. Salah satu jenis permainan tradisional
yang mempunyai ragam adalah layang-layang. Layang-layang merupakan salah satu tradisi
bangsa yang dapat dibuktikan dari penemuan lukisan batu berbentuk layang-layang oleh
para arkeolog di dalam Gua Muna di Sulawesi Selatan, Indonesia yang diperkirakan
berumur 3500 tahun.
Layang-layang merupakan karya seni yang dapat diterbangkan dan indah untuk
dipandang. Layang-layang juga mempunyai banyak jenis yang beragam dari tiap-tiap
daerah di seluruh Indonesia. Layang-layang dipergunakan sebagai sarana rekreasi, ritual,
olahraga, fotografi udara dan penelitian ilmiah. Perkembangan layang-layang di dunia
mengarah kepada bentuk dan motif yang artistik serta mengarah kepada pemanfaatan
layang-layang dibidang teknologi. Perkembangan layang-layang di Indonesia cenderung
mengarah kepada bentuk modern yang memungkinkan akan berdampak kepada hilangnya
ciri layang-layang tradisional Indonesia. Oleh karena itu daerah pantai yang kental akan
tradisi dan budaya Indonesia seperti Pantai Parangtritis dan Pantai Parangkusumo
sangatlah cocok untuk didirikan Museum Layang-layang koleksi dari seluruh nusantara
bahkan dunia.
Pantai parangtritis dan Parangkusumo juga merupakan pantai dengan hamparan
pasir yang luas dan mempunyai hembusan angin yang kencang. Maka dari itu Museum
Layang-layang yang akan didirikan nantinya tidak hanya sebagai galeri semata, melainkan
juga dapat sebagai tempat pameran kontemporer di pinggir pantai seperti festival layang-
layang dan juga workshop lukisan dan pembuatan layang-layang.
Tanpa mengesampingkan perkembangan dunia layang-layang modern, maka perlu
dilestarikan budaya layang-layang tradisional yang unik dari setiap wilayah di Indonesia
dengan didirikannya “Parangtritis Kite Museum” untuk melengkapi kawasan pariwisata di
Yogyakarta.
4.4.2. Maket