Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN KULIAH LAPANGAN ARSITEKTUR PARIWISATA

STRATEGI PROMOSI DAN ANALISIS BISNIS


CANDI PRAMBANAN

KELOMPOK 2 :

DYAH REMBULAN WIDYA S 16/394844/TK/44136

AFIFAH BINTANG U 16/399788/TK/44802

SITI AISYAH N.F 16/399822/TK/44836

Program Studi Arsitektur

Departemen Teknik Arsitektur dan Perencanaan

Universitas Gadjah Mada

2018

BAB 1
PENDAHULUAN

LATAR BELAKANG

Setiap persaingan bisnis membutuhkan sebuah strategi untuk memasuki pangsa pasar agar
mampu bertahan lebih baik dari pesaingnya. Proses pemasaran sebaiknya diawali sebelum barang
dan jasa yang ditawarkan diproduksi atau dikonsep. Keputusan pada pemasaran harus ada agar
dapat menentukan produk, pasar, harga dan promosi. Peromosi merupakan variabe yang digunakan
oleh perusahaan untuk mengadakan komunikasi dengan pasar. Komunikasi pemasaran merupakan
hal yang diperhatikan oleh perusahaan. Komunikasi pemasaran sendiri sangat penting dalam
kegiatan promosi suatu produk dkepada konsumennya. Kegiatan komunikasi pemasaran saat ini
digunakan sebagai suatu strategi utama oleh berbagai perusahaan/instansi baik negeri maupun
swasta dalam mencapai tujuan pemasarannya. Dalam laporan ini, produk yang akan dibahas adalah
salah satu candi terbesar yaitu Candi Prambanan, dan yang menjadi promotor nya adalah PT. Taman
Wisata Candi yang mengelola objek wisata Borobudur, Prambanan dan Ratu Boko.

PT. Taman Wisata Candi (TWC) lahir dari sebagai bentuk kepeduliahn pemerintah terhadap
upaya untuk melestarikan dan menjaga aset-aset peninggalan sejarah dan budaya. Wujud
kepedulian tersebut direpresentasikan melalui pengelolaan dan pelestarian kawasan bersejaraj,
khususnya candi dengan tetap mempertimbangkan dan menyeimbangkan aspek-aspek lingkungan,
sosial budaya dan masyarakat. Idealisme TWC sendiri adalah sebagai salah satu pengelola objek
wisata di Indonesia. Diwujudkan dalam berbagai upaya untuk menjadikan aset-aset budaya yang
dikelolanya tidak hanya sebagai peninggalan sejarah dan budaya semata, namun juga menjadikan
Taman Wisata Candi Borobudur, Prambanan dan Ratu Boko sebagai tujuan utama di Indonesia, baik
bagi wisatawan mancanegara maupun wisatawan nusantara. Upaya yang telah dilakukan TWC untuk
memenuhi target pendapatan yaitu dengan memberikan berbagai fasilitas yang menarik minat para
pengunjung lokal maupun domestik serta mengembangkan balkondes (balai perekonomian desa)
agar ketiga objek wisata tersebut dapat berdiri mandiri dan tidak bergantung dari investor saja.

TUJUAN

1. Mengetahui strategi pemasaran dan bisnis yang dilakukan PT. Taman Wisata Candi untuk
mencapai target wisatawan
2. Mengetahui strategi pemasaran dan bisnis yang dilakukan PT. Taman Wisata Candi untuk
mencapai target pendapatan
3. Mengetahui cara meningkatkan pendapatan ketiga objek wisata candi melalui penerapan
balkondes

JADWAL/RINCIAN KEGIATAN

TANGGAL WAKTU KEGIATAN

09.00-10.00 WIB Berangkat dari UGM

10.00-12.00 WIB Mengamati Candi Prambanan


sebagai tourism
generator

SABTU, 6 OKTOBER 2018 12.00-13.00 WIB ISHOMA


13.00-13.30 WIB Perjalananmenuju Tebing
Breksi

13.30-15.30 WIB Mengamati Tebing Breksi


sebagai salah satu produk
wisata manmade

15.30-16.30 WIB Kembali ke UGM

BAB 2

PEMBAHASAN PROFIL

PROFIL TWC

Perseroan Terbatas Taman Wisata Candi Borobudur, Prambanan dan Ratu Boko atau PT.
TWC Borobudur, Prambanan dan Ratu Boko (Persero) adalah salah satu Badan Usaha Milik Negara
(BUMN) yang bergerak di bidang pariwisata. Nama BUMN ini lebih sering disingkat menjadi PT.
Taman Wisata Candi (TWC) . Sesuai dengan namanya, BUMN ini mengelola pariwisata di tiga
kawasan destinasi wisata yaitu Candi Borobudur di Magelang, Jawa Tengah, Candi Prambanan dan
Komplek Ratu Boko di Sleman, Yogyakarta. BUMN ini merupakan salah satu BUMN yang komposisi
kepemilikan sahamnya 100% milik Pemerintah Republik Indonesia. Selain ketiga cagar budaya
tersebut, BUMN ini juga mengelola Hotel Manohara di Kawasan Strategis Nasional Borobudur dan
Sendratari Ramayana di Kawasan Candi Prambanan

Tujuan pendirian BUMN ini adalah mengelola pariwisata di lingkungan Candi Borobudur,
Candi Prambanan, dan Keraton Ratu Boko serta peninggalan sejarah dan purbakala lainnya.
Perusahaan ini mengupayakan ketiga destinasi wisata tersebut menjadi taman wisata yang bersifat
kultural, edukatif, dan rekreatif. Perusahaan juga berkewajiban mengoptimalkan pemanfaatan
sumberdaya yang dimiliki untuk menghasilkan barang dan/atau jasa yang bermutu tinggi dan
berdaya saing kuat. Sebagai badan usaha yang turut melaksanakan dan menunjang kebijakan dan
program pemerintah di bidang ekonomi dan pembangunan nasional, PT. TWC Candi Borobudur,
Prambanan dan Ratu Boko juga dituntut menghasilkan laba guna meningkatkan nilai perusahaan dan
devisa negara. Untuk mencapai tujuannya, perusahaan ini diberi kewenangan untuk merencanakan,
mengembangkan dan memanfaatkan jasa-jasa, prasarana, sarana dan fasilitas umum lainnya di
lingkungan Taman Wisata Candi untuk kegiatan pariwisata.

Sebagai badan usaha yang dipercaya untuk bergerak di bidang wisata candi dan situs bersejarah,
TWC memiliki visi dan misi sebagai berikut :

Visi Perusahaan

“Menjadi Perusahaan yang unggul dan bersih dalam pengelolaan dan pengembangan lingkungan
Cagar Budaya serta Pariwisata yang selaras dengan pelestarian Warisan Budaya Bangsa”

Misi Perusahaan

1. Mengelola lingkungan taman sekitar Candi Borobudur, Prambanan dan Ratu Boko dan Cagar
Budaya lain selaras dengan upaya pelestariannya;
2. Meningkatkan nilai Perusahaan secara berkelanjutan dengan mengembangkan industri
Pariwisata terkait atau pendukungnya;
3. Memberikan pelayanan wisata budaya yang berkualitas tinggi dengan mengkomunikasikan
nilai-nilai luhur Cagar Budaya, melalui pemutaran film pada ruang Audio Visual, Museum dan
Perpustakaan;
4. Pemberdayaan masyarakat lokal dalam pengembangan industri kerakyatan atau industri
rumahan (home industry) yang akan berdampak pada pertumbuhan perekonomian di sekitar
lingkungan Cagar Budaya.

PROFIL CANDI PRAMBANAN

Terletak di lingkungan Taman Wisata Prambanan, kurang lebih 17 km ke arah timur dari
Yogyakarta, tepatnya di Desa Prambanan Kecamatan Bokoharjo. Lokasinya hanya sekitar 100 m dari
jalan raya Yogya-Solo, sehingga tidak sulit untuk menemukannya. Sebagian dari kawasan wisata yang
yang terletak pada ketinggian 154 m di atas permukaan laut ini termasuk dalam wilayah Kabupaten
Sleman. sedangkan sebagian lagi masuk dalam wilayah Klaten.

Candi Prambanan merupakan candi Hindu yang terbesar di Indonesia. Sampai saat ini belum
dapat dipastikan kapan candi ini dibangun dan atas perintah siapa, namun kuat dugaan bahwa Candi
Prambanan dibangun sekitar pertengahan abad ke-9 oleh raja dari Wangsa Sanjaya, yaitu Raja
Balitung Maha Sambu. Dugaan tersebut didasarkan pada isi Prasasti Syiwagrha yang ditemukan di
sekitar Prambanan dan saat ini tersimpan di Museum Nasional di Jakarta. Prasasti berangka tahun
778 Saka (856 M) ini ditulis pada masa pemerintahan Rakai Pikatan.

Denah asli Candi Prambanan berbentuk persegi panjang, terdiri atas tiga pelataran, yaitu
Jaba (pelataran luar), Tengahan (pelataran tengah) dan Njeron (pelataran dalam). Halaman luar
merupakan areal terbuka yang mengelilingi pelataran luar. Pelataran luar berbentuk bujur dengan
luas 390 m2. Pelataran ini dahulu dikelilingi oleh pagar batu yang kini sudah tinggal reruntuhan.
Pelataran luar saat ini hanya merupakan pelataran kosong. Belum diketahui apakah semula terdapat
bangunan atau hiasan lain di pelataran ini.

Pelataran kedua, yaitu pelataran tengah yang berbentuk persegi panjang seluas 222 m2.
Pelataran tengah dahulu juga dikelilingi pagar batu yang saat ini juga sudah runtuh. Pelataran ini
terdiri atas empat teras berundak, makin ke dalam makin tinggi. Pelataran dalam, merupakan
pelataran yang paling tinggi letaknya dan yang dianggap sebagai tempat yang paling suci. Pelataran
ini berdenah persegi empat seluas 110 m2, dengan tinggi sekitar 1,5 m dari permukaan teras teratas
pelataran tengah. Pelataran ini dikelilingi oleh turap dan pagar batu.
Denah Candi Prambanan. Sumber: Google Images

Di pelataran dalam terdapat 2 barisan candi yang membujur arah utara selatan. Di barisan
barat terdapat 3 buah candi yang menghadap ke timur. Candi yang letaknya paling utara adalah
Candi Wisnu, di tengah adalah Candi Syiwa, dan di selatan adalah Candi Brahma. Di barisan timur
juga terdapat 3 buah candi yang menghadap ke barat. Ketiga candi ini disebut candi wahana
(wahana = kendaraan), karena masing-masing candi diberi nama sesuai dengan binatang yang
merupakan tunggangan dewa yang candinya terletak di hadapannya.

Layout Candi Prambanan. Sumber : Google Image

Berdasarkan gambar diatas dapat dilihat bahwa jalur pengunjung saat ini berbeda dengan
yang dahulu. Jalur pengunjung saat ini mengarah ke arah barat langsung menuju ke arah candi Siwa.
Sedangkan jalur yang terdahulu mengarah ke arah sebaliknya yaitu timur. Pintu keluar dari area
candi prambanan berada di utara

BAB 3

LAPORAN HASIL KUNJUNGAN

Kunjungan terbagi menjadi dua sesi. Sesi pertama adalah sambutan dan pengantar (kuliah
singkat) dari Direktur Utama PT. Taman Wisata Candi. Sesi kedua adalah kunjungan lapangan ke
Candi Prambanan

1. Sambutan dan Pengantar (kuliah singkat)


Hari,tanggal : Sabtu 6 Oktober 2018

Lokasi : Candi Prambanan

Narasumber : Direktur Utama TWC, Edy Setijono

Kunjungan diawali dengan mengikuti kuliah singkat yang diberikan oleh direktur utama PT.
Taman Wisata Candi , Pak Edy Setijono (Pak Tio) mengenai strategi bisnis yang diterapkan di salah
satu badan usaha ini. Strategi-strategi tersebut dilakukan agar publik mengetahui lebih dalam
tentang Candi Prambanan. Ada dua macam strategi yang dilakukan, yaitu internal dan eksternal.
Strategi internal hanya melibatkan publik di dalam PT TWC Prambanan. Strategi tersebut
diantaranya adalah menambah dan memelihara fasilitas-fasilitas, memberikan layanan dan menjadi
tuan rumah dalam beberapa acara. Sedangkan strategi eksternal adalah segala strategi pemasaran
yang melibatkan publik luas, misalnya perusahaan-perusahaan lain, media sebagai penghubung
antara PT TWC dan khalayak umum, dan juga para pengunjung.

Menurut Pak Tio, Taman Wisata Candi sendiri tidak cukup populer di kalangan BUMN. Hal ini
terjadi sekitar tahun 2015 sebelum beliau menjabat sebagai direktur utama PT. Taman Wisata Candi.
Setelah menjabat sebagai diektur utama, Pak Tio merubah strategi komunikasi yang digunakan
dalam badan usaha ini. Beliau berusaha untuk merubah sistem yang sudah ada dengan memberikan
kebebasan pada karyawannya untuk memakai baju bebas di hari rabu. Hal ini bertujuan agar mereka
tidak terkekang dengan kebiasaan yang sudah ada dan bisa memiliki kinerja yang lebih baik lagi.
Selain permasalahan internal yang berusaha beliau rubah, PT.TWC sendiri diharapkan mampu
memberikan kinerja terbaiknya agar Taman Wisata Candi bisa memberikan manfaat secara langsung
bagi pengunjung, baik dari segi historis dan edukatif nya.

Permasalahan utama yang dihadapi oleh PT.TWC saat itu adalah mengembangkan taman
wisata candi agar dikenal luas oleh wisatawan lokal dan mancanegara. Seiring berjalannya waktu, PT.
TWC seolah sudah menjawab permasalahan tersebut. Terbukti dengan jumlah pengunjung taman
wisata candi yang terus meningkat setiap tahunnya. Tetapi dibalik angka tersebut, terdapat sebuah
permasalahan yang ternyata juga cukup besar namun tidak terlihat. Dari 20 desa di kawasan Candi
Borobudur, 18 diantaranya adalah desa miskin. Desa nya sendiri tidak terawat, penduduk desa tidak
memiliki ketrampilan dan karakter kebersamaannya menjadi pudar. Padahal Borobudur sendiri pada
zaman dulu adalah kawasan yang makmur.

Hal ini kemudian membuat Pak Tio sadar bahwa strategi yang digunakan kurang efektif.
Strategi tersebut hanya berfokus untuk mengembangkan objek wisata saja namun mengabaikan
kondisi sekitarnya. Padahal untuk merancang sebuah kawasan harus secara utuh, mengingat
kawasan yang dirancang adalah sebuah objek wisata dengan ribuan pengunjung setiap tahunnya.
Dari permasalahan inilah muncul inisiasi untuk membuat BALKONDES (Balai Perekonomian Desa).

Program ini diawali dengan pembuatan 20 protoype yang mengintegrasikan antara desa
dengan sumber daya manusia nya. BALKONDES ini sendiri dibalut dengan estetika sehingga bisa
menjadi penghasil komoditas utama. Program sinergi BUMN ini juga memberikan banyak
keuntungan karena lahan yang dipakai adalah lahan milik desa sendiri. Diolah secara bersama
kemudian pendapatan yang didapat juga untuk desa tersebut. Program BALKONDES ini membuat
desa wisata tersebut menjadi lebih mandiri dan menumbuhkan kembali karakter kebersamaan desa.

Diawali dengan pembuatan homestay pada desa wisata. Adanya rencana pembangunan
New Yogyakarta International Airport (NYIA) pada saat itu membuat pembangunan homestay
menjadi hal yang tepat. Adanya NYIA secara tidak langsung menjadi pintu masuk baru bagi
pengunjung dan secara pasti akan mengalami lonjakan pengunjung. Homestay yang dibangun
tentunya harus memiliki standarisasi baru, seperti adanya perbedaan tipe homestay (single, couple,
family) agar pengunjung memiliki beberapa pilihan.

BALKONDES memberikan kesan bahwa TWC ingin lepas dari konsep desa wisata yang sudah
ada. Desa wisata yang ada biasanya stand alone. Ketika sumber daya tidak memenuhi, hanya bisa
bergantung kepada investor. Permasalahan ini kemudian perlu diatasi dengan memanfaatkan
networking yang ada. Promosi dan penambahan fasilitas pada desa wisata menjadi sangat penting,
karena desa wisata yang stand alone akan mudah dikalahkan dan terlupakan.

2. Kunjungan ke Candi Prambanan

Menjelang siang, kami berangkat menuju Candi Prambanan. Dari hasil pengamatan kami di
lapangan Prambanan sendiri sudah memiliki branding sebagai salah satu taman wisata candi
terbesar di Indonesia. Bahkan PT. TWC sendiri sudah mempromosikan destinasi religi dan wisata
edukatif ini ke mancanegara, salah satunya yaitu Thailand. Branding tersebut kemudian diperkuat
dengan berbagai acara dan bisnis-bisnia yang dilaksanakan di kawasan Prambanan. Promosi ini
sendiri secara tidak langsung akan memberikan banyak keuntungan dengan meningkatnya jumlah
wisatawan asing.

Prambanan memiliki banyak cara untuk meningkatkan promosi yaitu dengan mengadakan
pementasan “Sendratari Ramayana”. Pementasan megah ini menjadi highlight bagi wisatawan yang
hadir. Cerita Ramayana berdasarkan epos Hindu diadaptasi dengan budaya Jawa membuat
Sendratari Ramayana menjadi tarian yang unik. Lebih dari 200 penari profesional dan musisi lokal
berpartisipasi dalam Sendratari Ramayana yang bertempat di panggung terbuka dengan Candi
Prambanan sebagai latar belakang. Sendratari Ramayana juga diceritakan di relief pada Candi Siwa.

Sendratari Ramayana bercerita tentang hubungan antar manusia, cerita tentang istri raja,
Raja, saudara Raja, dan pelayan Raja. Dewa-dewa, raksasa, kera, dan bidadari juga mengambil peran
dalam cerita yang diwarnai asmara dan pertarungan. Jadwal pertunjukan panggung terbuka mulai
pukul 19.30 hingga 21.30 tergantung cuaca. Harga tiket yang ditawarkan mulai dari Rp. 50.000-
400.00,-

Ketika musim hujan, pertunjukkan digelar di panggung tertutup Gedung Trimurti, sedangkan
ketika musim kemarau dilangsungkan di panggung terbuka. Keistimewaan panggung terbuka di
Candi Prambanan adalah pada ukuran yang besar yaitu 14m x 50m dan dibangun sebagai bangunan
yang menyatu dengan Candi Prambanan. Candi Hindu nan cantik itu menjadi background utama
panggung. Hal lain yang menakjubkan dari Sendratari Ramayana Prambanan adalah tata panggung
dan tata lampunya yang megah. Jika menyaksikan di panggung terbuka, maka akan trelihat
bagaimana indahnya Candi Prambanan di malam hari dalam guyuran lampu warna-warni. Warna
candi dan tata lampu panggung akan berubah-ubah sesuai dengan emosi dalam cerita.

Objek wisata yang baik perlu mempertimbangkan kualitas 3A (Atraksi, Amenitas dan
Aksesbilitas). Candi prambanan sebagai objek wisata sudah memiliki ketiga aspek tersebut. Atraksi
dan amenitas yang dimiliki candi prambanan dapt dikategorikan sebagai salah satu praktik bisnis
untuk meningkatkan penghasilan bagi candi prambanan sendiri. Salah satu pendapatan terbesar dari
candi prambanan adalah pengadaan biaya tiket masuk pengunjung.

Atraksi wisata dapat diartikan segala sesuatu yang terdapat di daerah wisata yang dapat
menarik wisatawan untuk berkunjung ke suatu daerah. Sesuatu yang dapat menarik wisatawan itu
meliputi benda-benda tersedia di alam, hasil ciptaan manusia dan tata cara hidup masyarakat.
Atraksi yang ada di kawasan Prambanan meliputi Sendratari Ramayana, Prambanan Jazz dan konser-
konser musik yang biasa diselenggarakan saat malam tahun baru. Atraksi ini selain memberikan
hiburan bagi pengunjung secara tidak langsung juga sebagai salah satu bentuk promosi Prambanan
kepada khalayak ramai. Hal ini dimaksudakan agar para masyarakat tahu akan adanya keberadaan
candi dan diharapkan akan mau berkunjung ke candi. Strategi dalam periklanan dan pameran pun
dijadikan suatu acuan yang mampu menjalankan promosi objek wisata candi.

sendratari ramayana (kiri), prambanan jazz (kanan). Sumber : Google Images

Sedangkan amenitas atau fasilitas adalah segala sesuatu yang berfungsi sebagai pemenuh
kebutuhan bagi pengunjung. Amenitas yang ada pada kawasan prambanan antara lain prambanan
cafe, penyewaan sepeda, penyewaan mobil caddy, jasa fotografi, toilet umum dan mushola. Fasilitas
penunjang ini sebagian besar dikenakan biaya tambahan.

BAB 4

KESIMPULAN DAN SARAN

Keberlanjutan sebuah objek wisata bergantung kepada sumber daya manusia yang ada
disekitarnya. Oleh karena itu, kerja sama yang kooperatif dari pihak pemerintah serta pengelola
sangat dibutuhkan dalam menjaga keberlangsungan objek wisata yang ada. Terlebih lagi ketika objek
wisata tersebut merupakan objek wisata heritage. Seperti yang disebutkan diatas, menjaga kawasan
objek wisata tidak boleh hanya terlalu berfokus pada objek wisatanya saja, melainkan harus
mempertimbangkan kawasan sekitar objek wisata tersebut. Selain itu juga sebagai pihak pengelola,
perlu dipertimbangkan dampak adanya objek wisata tersebut kepada kehidupan penduduk sekitar.

Dalam bentuk promosinya, PT. Taman Wisata Candi melaksanakan promosi aktif dan pasif.
Kegiatan promosi aktif yang dijalankan oleh PT. Taman Wisata Candi yaitu travel dialog, java promo,
pemberitaan media massa, pelayanan informasi pariwisata dan penawaran paket wisata. Sedangkan
promosi pasif dijalankan melalui pemanfaatan media tool seperti amplop, kaos, alat tulis serta
hiasan batu ukir.

Kegiatan komunikasi pemasaran PT.Taman Wisata Candi mengacu pada kegiatan utama
yaitu promosi, publikasi dan periklanan. Kegiatan yang dijalankan PT. Taman Wisata Candi juga
mengikutsertakan event pariwisata dan pameran wisata sebagai bentuk publikasi. Dari segi
periklanan, PT. Taman Wisata Candi menggunakan media bertaraf lokal dan juga nasional untuk
mempromosikan candi prambanan.

Saran yang dapat kami berikan bagi pihak pengelola khususnya PT.Taman Wisata Candi
adalah dalam melakukan promosi taman wisata candi, sebaiknya tidak hanya mengandalkan
kemitraan dari pihak media dan asoisasi yang berkaitan dengan pariwisata saja, namun diharapkan
PT. Taman Wisata Candi juga mampu menjalin kemitraan dengan komunitas masyarakat umum
sehingga secara tidak langsung bisa mempromosikan objek wisata candi secara luas.

LAMPIRAN

HASIL DOKUMENTASI

SUMBER PENULISAN

Observasi langsung

Pemaparan langsung dari Direktur Utama PT. Taman Wisata Candi

Taman Wisata Candi. 2017. Tersedia pada http://borobudurpark.com/about/. Diakses pada 29


Oktober 2018.

Perpustakaan Nasional RI. 2014. Tersedia pada http://candi.perpusnas.go.id/temples/deskripsi-


yogyakarta-candi_prambanan_8. Diakses pada 29 Oktober 2018

Anda mungkin juga menyukai