Anda di halaman 1dari 19

Joshua Christian1 21216002

Cecilia Evitha S2 21216003


Krisna mulyanto3 21218004
Sherly Sephitasari4 21218008
Fakultas Teknik, Jurusan Arsitektur, Universitas Widya Kartika
Jl. Sutorejo Prima Utara II/1 Surabaya 60113

Abstrak
Bangunan Heritage merupakan bangunan yang memiliki tolok ukur nilai sejarah
dikaitkan dengan peristiwa – peristiwa perjuangan dan juga tolak ukur umur dari bangunan
tersebut sekurang – kurangnya berusia 50 tahun. Dengan seiring bangunan heritage semakin
lama semakin banyak yang statusnya berubah menjadi bangunan terbengkalai sehingga
bangunnan tidak terawat.
Revitalisasi ini bertujuan agar bangunan cagar budaya dapat terus bertahan dan dapat
dilestarikannya bangunan tersebut sebagai peninggalan sejarah. Dengan menjadikannya
sebagai tempat fasilitas publik berupa restoran dan museum untuk menarik kaum milenia
agar masyarakat dan khususnya kaum milenia bisa lebih mengapresiasi bangunan cagar
budaya tidak hanya sebagai bangunan museum atau restoran tapi juga diapresisasi bangunan
dan sejarahnya.
Arsitektur Kolonial merupakan salah satu dari berbagai macam gaya arsitektur yang
diterapkan di Indonesia, khususnya kota-kota yang pernah dijajah oleh belanda seperti
Surabaya, Jakarta, Yogyakrata, Semarang.
Keberadaan bangunan berarsitektur kolonial ini merupakan salah satu konsep
perencanaan kota colonial yang dibangun oleh Hindia Belanda dengan teknologi bangunan
tropis. Bangunan yang gaya Arsitektur Kolonial memiliki kekhasan pada fasade
bangunannya.
Kata Kunci : Heritage, Revitalisasi, Arsitektur Kolonial.
Pendahuluan
Surabaya ternyata kaya warisan budaya arsitektur, beberapa diantaranya adalah
bangunan kolonial Belanda. Sebagai warisan kebudayaan, bangunan kolonial Belanda ini
memiliki nilai tersendiri yang bisa dilihat dari bangunannya. Nilai-nilai ini terlihat dalam
sejarah yang berkaitan dengan orang-orang atau peristiwa bersejarah di gedung-gedung
tersebut, nilai estetika yang didapatkan dari kualitas visual dan pengalaman inderawi di
dalam gedung tersebut serta nilai sosial. Arsitektur Kolonial tersebut tidak hanya dijumpai
pada bangunan hunian saja tetapi juga pada model bangunan museum, kantor, stasiun.
Pada kesempatan ini warisan budaya yang kami ambil adalah bangunan bekas taman
siswa yang terletak di Jl. Genteng Kali No.10 Surabaya. Bangunan taman siswa ini merupakan
bangunan heritage yang sudah tidak terawat dan sekarang sudah di ambil ahli oleh pemkot untuk di
jadikan museum pendidikan .

Metode Penelitian

Pada tulisan ini akan dijelaskan tentang bangunan dari peninggalan belanda yang
telah di revitalisasi sebagai museum pendidikan dari sejarah, ciri-ciri, bentuk, tata ruang,
ornamen, dan fasilitas. Data yang di gunakan dari dokumentasi pribadi dan artikel-artikel
yang ada di google.
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Sejarah Taman Siswa “ Museum Pendidikan”

Taman Siswa adalah nama sekolah yang


didirikan oleh Ki Hadjar Dewantara pada tanggal 3
Juli tahun 1922 di Yogyakarta (Taman berarti tempat
bermain atau tempat belajar, dan Siswa berarti
murid).Pada waktu pertama kali didirikan, sekolah
Taman Siswa ini diberi nama "National Onderwijs
Institut Taman Siswa", yang merupakan realisasi
gagasan dia bersama-sama dengan teman di Sumber : wikipedia Taman_Siswa
paguyuban Sloso Kliwon. Sekolah Taman Siswa ini sekarang berpusat di balai Ibu
Pawiyatan (Majelis Luhur) di Jalan Taman Siswa, Yogyakarta, dan mempunyai 129
sekolah cabang di berbagai kota di seluruh Indonesia.
Prinsip dasar dalam sekolah/pendidikan Taman Siswa yang menjadi pedoman
bagi seorang guru dikenal sebagai Patrap Triloka. Konsep ini dikembangkan oleh
Suwardi setelah ia mempelajari sistem pendidikan progresif yang diperkenalkan
oleh Maria Montessori (Italia) dan Rabindranath Tagore (India/Benggala). Patrap
Triloka memiliki unsur-unsur (dalam bahasa Jawa)

 ing ngarsa sung tulada (ꦲꦶꦁꦔꦂꦱꦱꦸꦁꦠꦸꦭꦝ, "(yang) di depan memberi


teladan"),
 ing madya mangun karsa (ꦲꦶꦁꦩꦢꦾꦩꦔꦸꦤ꧀ꦏꦂꦱ, "(yang) di tengah
membangun kemauan/inisiatif")
 tut wuri handayani (ꦠꦸꦠ꧀ꦮꦸꦫꦶꦲꦤ꧀ꦢꦪꦤꦶ, "dari belakang mendukung").

Patrap Triloka dipakai sebagai panduan dan pedoman dalam dunia pendidikan di
Indonesia.

Setelah lama tidak difungsikan, bangunan tersebut


ditetapkan sebagai cagar budaya oleh pemerintah pusat dan
pengelolaannya diserahkan kepada Pemerintah Kota Surabaya.
Akhirnya Museum ini diresmikan oleh Walikota Surabaya, Tri
Rismaharini bertepatan dengan Hari Guru Nasional yang jatuh
pada tanggal 25 November 2019. Sumber : Surabaya Punya Cerita
B. Gaya Arsitektur

1.1. Elemen arsitektur


Pengaruh budaya barat terlihat pada pilar-pilar besar, mengingatkan kita pada
bentuk arsitektur kolonial. Pintu termasuk terletak tepat ditengah, diapit dengan
jendela-jendela besar pada kedua sisinya. Bangunan bergaya kolonial adalah manifestasi
dari nilai-nilai budaya yang ditampilkan bentuk atap, dinding, pintu, dan jendela serta
bentuk ornamen dengan kualitas tinggi sebagai elemen penghias gedung.

Elemen-elemen pendukung wajah bangunan menurut Krier (2001), antara


lain adalah sebagai berikut:

a) Atap
Atap Museum Pendidikan menggunakan
gaya Indisch Empire Era 1851-1880 merupakan
era bangunan kolonial Gaya Indisch Empire dan
juga Gaya Voor 1900. Gaya-gaya ini memiliki
ciri-ciri antara lain, bangunan memiliki halaman
yang luas, atap bentuk perisai, terkesan
Sumber : Dokumen Pribadi, 2020
monumental, cat dinding dari kapur putih,
Penyelesaian atap pada bagian atas yang berada di samping bangunan utama
menggunakan gevel dengan ornamentasi yang beragam.

b) Pintu

Rumah kolonial tipe Indische


Empire Style tahun 1850-an sampai
dengan tahun 1870-an mempunyai
karakter khas yang paling menonjol,
yaitu bentuk kolom besar gaya Yunani
pada serambi depan atau pendopo (dalam
Bagaian pintu masuk instilah omah Jowo), dan bentuk pintu
Sumber : Dokumen Pribadi, 2020
jendela lebar yang simetris.
Letak pintu utama berada di tengah-tengah dan jendela berada di
kanan kiri pintu, sehingga membentuk komposisi fasade yang simetris. Pada
tipe ini terdapat kesamaan konsep simetrisitas yang sejalan dengan mitos
Jawa. Komposisi yang sempurna yang
menggambarkan keseimbangan hidup adalah
komposisi yang simetris. Hal ini tertuang jelas pada
tatanan fasade rumah. Karakter fasade rumah
sederhana dengan jajaran kolom beton simetris
berikut juga dengan bentuk pintu dan jendela berjenis
kupu tarung yang simetris.
Analisis Elemen Transisi Ventilasi Ventilasi dibagi
menjadi 2 tipe, tipe lubang angin atau kisi-kisi dan bouvenlight.
Tipe 1 yaitu lubang angin berbentuk persegi dengan motif
geometris. Tipe 2 : bouvenlight polos tanpa ornamen, hanya
kayu jati dan kaca serta bouvenlight dengan teralis motif
geometris. Jendela pada museum ini menggunakan tipe 2 yaitu
Bouvenlight. Bouvenlicht menggunakan besi tempa, kayu jati.
Bagian dalam bangunan
Sumber : Dokumen Pribadi, 2020

c) Jendela

Museum Pendidikan Surbaya pada jendela terdapat luifel (teritisan)


yang merupakan khas dari bangunan rumah tinggal colonial era 1851-1880
pada bagian wajah bangunan. Bangunan yang menggunakan luifel (teritisan)
merupakan bangunan colonial rakyat milik pribumi.

Bagian depan- Jl. Genteng Kali


Sumber : dokumtasi pribadi

d) Kolom

Kolom pada Museum Pendidikan Surabaya ini menggunakan kolom


doric. Kolom doric Ini adalah bentuk yang paling
sederhana mempunyai beberapa pilar lainnya, ditandai dengan ukurannya
yang tidak terlalu tinggi, berkesan berat dengan permukaan polos, bentuk
mahkotanya curva polos memutar (puncak). Digunakan pada bagian depan
yang mengarah ke jalan raya hingga pada bagian dalam bangunan Museum
Pendidikan Surabaya tersebut

Bagian depan Bagian dalam bangunan Bagian Belakang


Jl. Genteng kali Taman Ekspresi

Sumber : Dokumentasi pribadi , 2020


e). Lantai

Pada Museum Pendidika mengalami


perubahan secara keseluruhan, baik dari
material, bentuk, dan warna pada lantai.
Material yang digunakan dengan material
Ruang kelas
Sumber : Dokumen Pribadi, 2020 keramik polos masih terdapat bangunan dengan
lantai yang masih asli di ruang kelas. Lantai yang masih asli menggunakan
ubin PC motif dan polos dengan ukuran 20x20 cm. Warna ubin yang
digunakan adalah abu-abu . Pada ubin bermotif bunga pada ruang –ruang
seperti Zona Pra Aksara, Zona Diorama Pra Aksara, Zona Kerajaan, Zona
Diorama Kerajaan, Ruang Seminar, Sedangkan yang bermotif pinggir awan
yaitu Zona Surabaya.

Zona Pra Aksara, Zona Diorama Pra Aksara, Zona Kerajaan, Zona Diorama Kerajaan, Ruang Zona Surabaya
Seminar, Sumber : Dokumen Pribadi, 2020
Sumber : Dokumen Pribadi, 2020

1.2 Tata ruang dan Koleksi


01. Resepsionis
02. Zona Pra Aksara
03. Zona Diorama Pra Aksara
04. Zona Kerajaan
05. Zona Diorama Kerajaan
06. Zona Kolonial
07. Ruang Seminar
08. Zona Surabaya
09. Zona Kemerdekaan
10. Kantor pengelola
Denah Museum
Sumber : Dokumen Pribadi, 2020
0.1 Resepsionis
Pada resepsionis pengunjung di harapkan untuk mengisi data pengunjung

Sumber : Dokumen Pribadi, 2020

0.2 Zona Pra Aksara

Riwayat pendidikan bias dibilang setua


umur peradaban manusisa itu sendiri, bahkan
sebelum masnusia menemukan aksara sebagai
medium komunikasi dan pengetahuan. Berbeda
dengan transfer pengetahuan pasca aksara yang
bersifat eksplisit. Di era ini pendidikannya
bersifat pengetahuan tacit, ahli-ahli melalui
Sumber : Dokumen Pribadi, 2020 verbal dan tulisan , pengetahuan di tularkan
melalu pengalaman langsung di alam, sensai
indrawi yang menubuh, dan “ingatan otot”

0.3. Zona Diaroma Pra Aksara

0.4. Zona Kerajaan

Memasuki zona kedua di Museum ini,


pengunjung akan dibawa masuk kedalam masa
pendidikan bangsa Indonesia ketika berada
dizaman kerajaan, dimana pada masa itu agama
Hindu-Budha merupakan agama bagi
masyarakat Nusantara. Agama Hindu Budha pun
mempengaruhiu system pendidikan di
Sumber : Dokumen Pribadi, 2020
Nusantara, sampai masuknya agama islam yang
akhirnya juga mempengaruhi sistem pendidikan
di Nusantara.
Di area ini pengunjung akan melihat
beberapa buku pendidikan yang
menggunakan huruf sansekerta sampai bahsa
arab jawa, ada juga buku yang terbuat dari
daun lontar dengan tulisan arabnya. Pada
zona ini pengunjung akan dibuatr nyaman
dengan suasana museum yang tenang dan
nyaman sehingga pengunjung dapat membaca
Sumber : Dokumen Pribadi, 2020
narasi-narasi yang ada di zona kerajaan ini. Untuk arsitektur di zona kerajaan
tersebut, pengunjung akan disajikan keramik bermotif yang merupakan
keramik asli dari bangunan bersejarah tersebut. Keramik bemotif dengan
warna dominan coklat dan oranye merupakan ornament khas dari bangunan
museum ini. Hal lain yang dapat kita lihat yaitu jendela yang di tambahi oleh
dinding berwarna hijau yang semakin menambah kesan modern di zona ini.

0.5. Zona Diaroma Kerajaan

Memasuki zona selanjunya yang


merupakan zona diorama kerajaan pengunjung
akan melihat buku-buku penidikan dengan
Bahasa arab yang dipamerkan di dalam etalase
kaca di tengah ruangan tersebut. Selain hanya
dapat membaca yang
melihat buku yang
dipmerkan di zona
terebut, pengunjung juga dapat beristirahat sejenak
dengan kursi kayu tinggi dengan alas terbuat dari rotan
yang merupakan ciri khas dari kursi zaman dahulu. Selain

itu untuk sisi aritektur poada zona ini. Kita dapat melihat
jendela besar yang merupakan ciri bangunan colonial yang
direnovasi dengan menambahkan kaca pada bagian dalam
tanpa merubah jendela aslinya. Selain itu kita juga dapat
melihat pada bagian ats terlihat mesin pemadam
kebakaran dengan tabung dikespos karena tidak ingin
merusak plafon asli
Sumber : Dokumen Pribadi, 2020

0.6 Zona Kolonial

Pada Zona Kolonial di dalam Museum


Pendidikan Surabaya pengunjung aka dibawa
kembali kemasa pendidikan di jaman penjajahan
, dimana di area ini memamerkan masa
pendidikan Bangsa Indonesia di Zaman dahulu,
Dimana di zaman itu Negara Indonesia masih disebut sebagai Hindia Belanda. Area/
Zona di tengah musesum tersebut merupakan area yang paling luas dari area
museum yang lain. Dapat dilihat bahwa alat peraga yang dipamerkan kepda
pengunjung di area ini berupa peninggalan pendidikan di zaman kolonial, sperti;
meja kursi zaman dahulu, sepeda yang dipakai para guru di zaman kolonial serta,
sepeda motor yang dipakai orang tua murid untuk mengantar anaknya kesekolah di
zaman pendidikan kolonial. Sedangkan berdasarkan arsitekturnya tetap merupakan
bangunan asli dari zaman penjajahan belnada, hanya saja ada penambahan sedikit
diarea ini yang di buat untuk memepernyaman pengunjung saat mengunjungi
museum. Kita juga dapat melihat di zona kolonial dalam museum pendidikan ini
memiliki keramik yang sudah didesain ulang dengan lebih modern. Selain itu di zona
ini dirancang sedemikian mungin, baik secara pencahayan dan kenyamanan bagi
pengunjung. Tetap terlihat modern meskipun bangunan tersebut merupakan
bangunan lama.

Sumber : Dokumen Pribadi, 2020

0.7. RUANG SEMINAR

Ruang seminar diisi dengan 2 meja


bundra kecil yang dikelilingi 4 kursi. Ruang ini
dapat digunakan sebagai tempat beristirahat
sejenak setelah mengelilingi museum atau dapat
pula digunakan sebagai tempat rapat/berdiskusi.
Karena faktor pengunjung banyak pula dari
kalangan pelajar, menjadikan tempat ini sering
Zona Seminar digunakan guru-guru atau siswa-siswa untuk
Sumber : Dokumen Pribadi, 2020
berdiskusi sejenak.

Selain nyaman dengan ukuran ruang yang luas, view ruang ini
sangatlah indah dan maksimal karena terdapat bukaan pintu dan jendela kaca
luas yang menghadap langsung ke taman dan sungai. Penataan ruang ini pun
sangat efektif karena berada di tengah-tengah museum, dengan akses mudah
ke seluruh zona.
Koleksi Zona Seminar

Koleksi yang terdapat pada ruang seminar antara lain:


 Buku Hanacaraka

Sumber : Dokumen Pribadi, 2020

 Buku Bahasa Indonesia dengan kalimat “Ini Ibu Budi”

Sumber : Dokumen Pribadi, 2020

0.8. ZONA SURABAYA

Zona ini menjadi zona terakhir dalam


perkembangan pendidikan, sekaligus zona
penutup di museum pendidikan. Letaknya di
sebelah zona kemerdekaan dan memiliki akses
ke ruang seminar. Zona ini menyajikan beberapa
piala yang menjadi bukti prestasi pendidikan
Zona Surabaya siswa-siswi Surabaya di Sekolah Taman Siswa.
Sumber : Dokumen Pribadi, 2020
Ada pula alat-alat Sekolah Kejuruan, sebagai salah satu sekolah yang pernah
didirikan oleh VOC. Di zona ini ditampilkan pula kondisi sekolah-sekolah di
Surabaya yang turut menjadi perkembangan pendidikan pasca kemerdekaan.
Zona ini menjelaskan bagaimana pendidikan di Surabaya saat ini, setelah
melewati semua perkembangan pendidikan yang pernah terjadi.

Koleksi Zona Surabaya

Koleksi yang terdapat pada zona Surabaya antara lain:


 Alat-alat sekolah kejuruan

Pertama kali Sekolah Kejuruan


didirikan oleh VOC pada tahun 1853 di
Surabaya, yaitu Ambachts School Van
Soerabai a yang berkembang hingga
sekarang menjadi banyak jurusan. SMKN
8 merupakan bagian dari perkembangan
Sekolah Kejuruan di Surabaya. Benda-benda seperti mangkuk sop
keramik, teko dan tempat dupa ini pernah digunakan SMKN 8
Surabaya untuk mendukung kegiatan sekolah.

 Piala

Piala siswa-siswi
Sekolah Taman Siswa pada
masa pasca kemerdekaan

Sumber : Dokumen Pribadi, 2020

0.9 ZONA KEMERDEKAAN

Zona kemerdekaan terletak di antara


zona diorama kerajaan dan zona Surabaya.
Penataan ruangnya sangatlah rapi karena
mengikuti perkembangan pendidikan dari zona
sebelumnya yaitu zona kolonial yang terletak
di samping ruang seminar. Zona ini
menceritakan bagaimana perkembangan
pendidikan setelah lepas dari tangan penjajah.
Zona Kemerdekaan Dimana saat itu nasib pendidikan di Indonesia
Sumber : Dokumen Pribadi, 2020
masih sangatlah susah karena kondisi sosial politik yang masih tidak stabil.
Ditambah banyaknya pertikaian ideologi yang terjadi di antara bangsa
sendiri.
Dengan tuntutan agar bangsa dapat mandiri di tengah kondisi
infrastruktur fisik yang sangat minim dan instrumen ekonomik yang belum
terbentuk. Di zona ini banyak sekali disajikan koleksi-koleksi barang yang
pernah menjadi sarana pendidikan dalam masa tersebut.

Koleksi Zona Kemerdekaan

Koleksi yang terdapat pada zona kemerdekaan antara lain:


 Proyektor

Sumber : Dokumen Pribadi, 2020

 Mesin Ketik

Sumber : Dokumen Pribadi, 2020

 Peralatan Laboratorium IPA

Sumber : Dokumen Pribadi, 2020


Sarana percobaan dan penelitian IPA untuk memperoleh
pemahaman yang mendalam sekaligus membuktikan konsep IPA
yang telah dipelajari di kelas.
 Topi Guru

Sumber : Dokumen Pribadi, 2020

 Tas Guru dan Map Kulit

Sumber : Dokumen Pribadi, 2020

 Tas Sekolah Merk Presiden

Sumber : Dokumen Pribadi, 2020

 Sempoa (Alat hitung tempo dulu)

Sempoa digunakan untuk melakukan operasi aritmetika seperti


penjumlahan, pengurangan, perkalian, pembagian, dan akar kuadrat.
Digunakan berabad-abad sebelum dikenalnya system bilangan Hindu
Arab.
Sumber : Dokumen Pribadi, 2020

Koleksi alat tulis dari masa ke masa

 Alat tulis siswa

Sumber : Dokumen Pribadi, 2020

 Sabak

Sabak merupakan buku tulis kuno


yang digunakan untuk menulis sebelum
adanya buku tulis digunakan secara luas.
Sabak terbuat dari lempengan batu karbon
yang dicetak lempengan segi empat dan
ditulisi dengan menggunakan grip (mirip
pensil).

 Camera Polaroid

Sumber : Dokumen Pribadi, 2020

 Camera Canon AV1


Sumber : Dokumen Pribadi, 2020

 Ekstrakurikuler Fotografi

Kegiatan ekstrakurikuler siswa bagian dari


kegiatan sekolah salah satunya adalah
ekstrakurikuler fotografi yang pernah digunakan
pada tahun 1980-1990 an dengan foto Analog.

 Surat-surat

Sumber : Dokumen Pribadi, 2020

 Rapor

Sumber : Dokumen Pribadi, 2020

 Majalah Bobo dan Majalah Si Kuncung

Majalah Bobo merupakan majalah


populer anak-anak Indonesia yang terbit
pada tahun 1973-an. Maskot majalah
Bobo adalah seekor kelinci berwarna biru
bernama Bobo yang selalu menggunakan
kaos berwarna merah berhuruf B dan
celana biru, merupakan tokoh yang
diadopsi dari majalah aslinya.
Majalah Si Kuncung merupakan majalah yang sangat
menghibur dan mendidik bagi anak-anak era 70-an. Si Kuncung
mampu membawa anak-anak menjelajah dan berkenalan dengan
tokoh-tokoh cerita dari berbagai tempat di Indonesia. Nilai
kekeluargaan, persahabatan, kesederhanaan, dan patriotisme selalu
dapat dituturkan dengan menarik.

 Majalah Kawanku
Majalah kawanku merupakan salah satu majalah
remaja putri yang berusia antara 13 sampai 16 tahun.
Informasi yang diberikan biasanya mengenai masalah
fashion, psikologi, cerpen, film, music, dan selebritas.
Selain itu majalah ini juga sering memberikan bonus
dalam setiap edisinya, misalnya poster atau pin up.
Sumber : Dokumen Pribadi, 2020

 Majalah pembinaan pendidikan

Sumber : Dokumen Pribadi, 2020

 Buku-buku pendidikan

Sumber : Dokumen Pribadi, 2020

 Buku pelajaran SR

Sumber : Dokumen Pribadi, 2020

Buku pelajaran setara Sekolah Dasar pada masa periode 1950


hingga 1970-an.
 Buku pelajaran MULO

Sumber : Dokumen Pribadi, 2020

Buku sekolah yang setara SMP pada masa kependudukan


Belanda adalah Moor Uitgebreid Lager Onderwijs (MULO).

 Buku Sekolah SD

Sumber : Dokumen Pribadi, 2020

 Perlengkapan Belajar

 Seragam Sekolah SD, SMP, dan SMA

Sumber : Dokumen Pribadi, 2020


C. Fasilitas Museum
Fasilitas pendukung yang ada di Museum Pendidikan Surabaya yaitu
a. Lahan Parkir

b. Toilet

Sumber : Dokumen Pribadi, 2020

c. Ruang Menyusui

Sumber : Dokumen Pribadi, 2020

d. Musholla
D. Tanggapan/komentar/masukan terhadap museum yg dikunjungi

Menurut kami bangunan pada Sumber


Museum: Dokumen Pendidikan
Pribadi, 2020 Surabaya ini sudah cukup
baik hanya perlu menambahkan beberapa koleksi yang ada pada ruang-ruang yang
belum di gunakan agar pengunjung yang akan datang tidak merasa sia –sia karna
banyak ruangan yang masih kosong

Anda mungkin juga menyukai