Anda di halaman 1dari 15

Sejarah Museum PP-IPTEK TMII Jakarta

Sejarah PP-IPTEK Pada tahun 1984 gagasan


pendirian science centre di Indonesia diprakasai
oleh Menristek, Prof. Dr. B.J. Habibie, dengan
dibentuknya Panitia Kerja dengan SK Menistek
No.15/M/Kp/IX/1984 untuk melakukan studi
banding, pengkajian konsepsi dasar pembangunan,
tema peragaan, system pengelolaan, serta bentuk
arsitekturnya.
Nama : Museum PP-IPTEK TMII Jakarta
Lokasi : Berada Di Dalam Komplek TMII Jakarta
Tanggal Dibangun : 20 April 1991
Tgl Peresmian pembangunan : Pada tanggal 20 April 1991, PP- IPTEK diresmikan oleh Presiden
Soeharto di gedung Terminal B Skylift-TMII seluas 1.000 m2.
Ruang-Ruang dan Sirkulasi Pada
Museum PP-IPTEK TMII Jakarta

Taman Kering terletak persis di Ruang Pamer Tengah, terletak Hall, Tempat yang berfungsi sebagai
bawah skylight Persis di tengah-tengah bangunan, ruang penerima tamu
cahaya yang masuk ke bagian ini tidak
terlalu superior.

Lorong atau jalur sirkulasi utama Ruang Pamer Pada Lantai 2 skylight utama .
Fasad Museum PP-IPTEK memiliki bentukan futuristik dengan
skylight yang berukuran besar dan mencolok sehingga
skylight museum PP-IPTEK memiliki bentuk yang cukup
mengagumkan.

Letak Museum PP-IPTEK ini berada


di sebelah kanan ujung dekat dengan pintu keluar
sebelah timur. Museum ini mendapatkan sinar
matahari yang cukup besar dengan peletakkannya di
lokasi ini, hal ini disebabkan karna bangunan tidak
terhalang lagi oleh bangunan- bangunan besar yang
ada di komplek TMII itu sendiri, dengan peletakkannya
yang berada di pojok sisi TMII.
Analisis Pencahayaan Alami
a. Bukaan Samping
Sistem pencahayaan dengan bukaan samping pada
Museum PP-IPTEK digunakan untuk menghemat penggunaan listrik
selain itu bukaan ini berguna memaksimalkan cahaya kedalam ruangan
yang tidak terjangkau oleh sumber cahaya lainnya agar lebih ramah
lingkungan.
Bukaan samping pada museum PP-IPTEK adalah berupa
jendela kaca besar yang terletak mengelilingi sisi bangunan yang
terletak di bagian sisi luar maupun sisi dalam museum.

Bukaan Samping pada museum PP-IPTEK ini menggunakan


material kaca yang diberi lapisan peredup guna mengurangi silau
akibat pantulan cahaya ke lapisan kaca dan juga agar mengurangi glare
yang terjadi, yang disebabkan oleh masuknya cahaya matahari yang
terlalu besar.
bukaan atas yang terdapat pada Museum PP-
IPTEK menggunakan sebuah elemen skylight
besar yang merupakan bukaan langsung yang tidak
memiliki perantara dengan fungsi penghalang
masuknya cahaya matahari langsung.

Dengan bukaan seperti itu, cahaya matahari dapat


langsung masuk kedalam ruangan. Bukaan atas
pada Museum PP-IPTEK menggunakan elemen
skylight dengan tipe custom Skylight. Skylight
ini berfungsi agar cahaya matahari bisa masuk
kedalam bangunan dan memaksimalkan
pencahayaan pada ruangan dan juga dapat
menghemat penggunaan listrik pada Museum PP-
IPTEK .

b. Bukaan Atas
Skylight Untuk Pencahayaan
Museum PP-IPTEK
Bentuk dari skylight itu sendiri mempengaruhi intensitas
cahaya yang ingin di masukkan ke dalam ruangan. Dengan
adanya kemiringan skylight , kemiringan itu bertujuan untuk bisa
menangkap lebih banyak cahaya dari cahaya matahari di pagi
hari.

Dan dengan bentuk seperti itu pula bertujuan untuk dapat


meminimalisir cahaya pada siang hari .

Pada skylight utama cahaya yang masuk tidak dapat menembus


lapisan fiber glass sepenuhnya .karna material tidak se transparant
material kaca. di bagian ini skylight hanya bersinar karna pantulan dari
cahaya luar, namun pengunjung yang ada di dalam skylight tidak dapat
menikmati pemandangan di luar skylight.
Gambar di samping menunjukkan cahaya-cahaya yang
ada di dalam ruangan yang di lihat dari denah, warna
hijau muda menunjukkan cahaya alami dari matahari yang
jatuh di area kolam, sedangkan warna kuning
menunjukkan transisi antara cahaya alami dan cahaya
buatan yang terjadi di sekitar sisi lorong, dan warna orange
menunjukkan cahaya buatan yang terdapat di dalam
ruangan.
penetrasi cahaya alami di lantai satu, yang
terbesar berada tepat di bawah skylight. Dengan
wana kuning menyala diikuti dengan warna-warna
yang lebih gelap di sekelilingnya.

Pada Lantai 2, hampir keseluruhan bagian terkena


pencahayaan alami karna letaknya yang lebih dekat
dengan skylight, dan juga tidak adanya penghalang di sisi
lantai yang berdekatan dengan skylight.
Dampak Terhadap Objek Pamer

Objek pamer yang ada di dalam area museum PP-IPTEK berupa


kumpulan alat peraga untuk anak-anak, oleh karna itu pencahayaan alami
tidak terlalu berpengaruh memberikan efek visual yang berbeda terhadap
objek pamer yang ada, karna objek yang dipamerkan bukanlah berupa
benda seni yang dapat dinikmati bentuknya dengan adanya permainan
pencahayaan.

Sumber cahaya alami yang masuk menerangi ruangan didapat


dari dua area, yaitu dari area skylight yang memberikan
asupan penerangan utama di bagian dalam bangunan, dan
glazing-galzing yang berada di sisi pinggir bangunan
memberikan asupan penerangan tambahan dari bagian luar.
Dampak Terhadap Pengunjung

Penerangan alami ini pun berdampak kepada pengunjung yang datang.


Dengan besarnya cahaya alami yang masuk, pengunjung akan merasakan intensitas
cahaya yang masuk kedalam ruangan sangat besar . Untuk segi penerangan,
cahaya alami yang masuk mampu memberikan penerangan secara merata kepada
pengunjung. Pantulan cahaya dari pencahayaan alami memudahkan pengunjung
melihat jelas objek pamer yang ada. Namun besarnya bukaan yang ada memberikan
banyak glare pada objek pamer sehingga terjadi sedikit ketidak nyamanan dalam
mencoba objek pamer yang terkena glare dari pantulan cahaya alami yang diberikan
skylight.
Hampir semua bagian ruangan di lantai 1- dan 2 yang bisa di datangi
pengunjung mendapatkan pencahayaan alami. Pengunjung yang berada di
museum PP-IPTEK akan merasakan ruangan yang bertambah luas dengan adanya
skylight tersebut. Namun dampak besarnya bukaan menimbulkan hawa panas dan
lembab yang sangat terasa oleh pengunjung, yang terdapat di area tempat jatuhnya
cahaya alami dari skylight.

Anda mungkin juga menyukai